Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

VEKTOR DAN SKALAR


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Dasar 1
Dosen Pengampu: Leonardus Sandy Ade Putra, ST, MT

disusun oleh:

KELOMPOK 3

1. MUHAMMAD AKMAL SYARAFI : D1021231066


2. ROGANDA TUA HASIHOLAN : D1021201034
3. HERI WIJAYA : D1021201022
4. ISABILLA AYUDYA CHINTYA FITRIANI : D1021231006
5. SEKAR KINANTI : D1021231046
6. ARIEF SAPRILYADI ARKA ANUGRAH : D1021231036

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat yang telah diberikannya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan kami dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari dosen pengampu mata kuliah kami Bapak Leonardus Sandy Ade Putra, ST,
MT Pada tugas mata kuliah Fisika Dasar 1. Selain itu, kami juga berharap dengan
adanya makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi kita semua terutama kami
sebagai mahasiswa.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Leonardus Sandy Ade
Putra, ST, MT selaku dosen pengampu dari mata kuliah Fisika Dasar 1 yang telah
memberikan tugas makalah ini kepada kami, sehingga dapat menambah pengetahuan
dengan jurusan yang kami pelajari saat ini

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan membagi ilmunya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan mungkin masih
memiliki banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami menantikan sarannya
demi menyempurnaan makalah ini.

Pontianak, September 2023


Penulis

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN MENGENAI PERJUDIAN ONLINE....................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 Definisi Vektor dan Skalar..................................................................................3
2.1.1. Pengertian Vektor........................................................................................3
2.1.2. Pengertian Skalar.........................................................................................3
2.2 Vektor posisi dan vektor satuan..........................................................................3
2.3 Komponen vektor................................................................................................5
2.4 Menentukan metode penjumlahan pada vektor..................................................5
2.4.1. Metode geometris........................................................................................5
2.4.2. Metode Jajaran Genjang..............................................................................6
2.4.3. Metode Analitik (Dua Dimensi)..................................................................7
2.5 Menentukan Selisih Pada Vektor........................................................................7
2.6 Perkalian Vektor..................................................................................................8
2.7 Apa manfaat skalar dan vektor di kehidupan.....................................................8
2.8 Alasan Mengapa Kita Perlu Belajar Skalar dan Vektor......................................8
2.9 Contoh Penerapan Skalar dan Vektor Dalam Kehidupan Sehari-hari................9
2.10 Contoh soal.....................................................................................................9
BAB III PENUTUP.........................................................................................................11
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................11
3.2. Saran.................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN MENGENAI SKALAR dan VEKTOR

1.1. Latar Belakang

Besaran dalam fisika ada dua macam yakni besaran pokok dan besaran
turunan. besaran turunan tersebut nanti akan terdapat besaran yang berupa besaran
vekor dan besaran skalar. Besaran pokok biasanya termasuk besaran skalar.
Besaran Vektor adalah besaran dalam fisika yang memiliki besar dan arah Jadi
dalam mengungkapkan besaran ini tidak cukup hanya besarnya saja, tetapi perlu
menyebutkan arahnya kemana. Karena arah berbeda dengan besar yang sama akan
berbeda hasilnya jika terlebih dahulu masuk dalam perhitungan. Contoh besaran ini
adalah Gaya, kecepatan, torsi, perpindahan, momentum, percepatan, luasan, kuat medan

Besaran Skalar adalah besaran yang cukup dinyatakan dengan besarnya saja
tanpa mempedulikan arahnya. Contoh besaran ini adalah jarak, kelajuan, energi, usaha,
tekanan, massa. Melalui Fisika, manusia dapat menjelaskan berbagai gejala alam,
maupun dapat memperkirakan gejala alam yang akan terjadi. Manusia juga dapat
mendefinisikan gejala-gejala alam. Vektor dan skalar merupakan pengetahuan yang
sangat penting. Hal itulah yang melatarbelakangi saya untuk menyusun makalah ini,
yang berjudul Vektor dan Skalar.

1.2. Rumusan Masalah

1. Definisi skalar dan vektor .


2. Vektor posisi dan vektor satuan.
3. Komponen vektor.
4. Menetukan metode penjumlahan pada vektor.
5. Menetukan selisih pada vektor.
6. Perkalian vektor.
7. Apa manfaat skalar dan vektor di kehidupan.
8. Mengapa kita perlu memperlajari tentang skalar dan vektor.
9. Apa saja contoh penerapan vektor dan skalar dalam kehidupan
10. Contoh soal

1
1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar
mahasiswa dapat mengetahui mengenai :

1. Definisi skalar dan vektor .


2. Vektor posisi dan vektor satuan.
3. Komponen vektor.
4. Menentukan metode penjumlahan pada vektor.
5. Menentukan selisih pada vektor.
6. Perkalian vektor.
7. Apa manfaat skalar dan vektor di kehidupan.
8. Mengapa kita perlu memperlajari tentang skalar dan vektor.
9. Apa saja contoh penerapan vektor dan skalar dalam kehidupan
10. Contoh soal

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Vektor dan Skalar

2..1. Pengertian Vektor


Vektor didefinisikan secara lengkap apabila kita mengetahui bukan saja nilainya
(dengan satuan) tetapi juga arah kemana vektor itu beroperasi.Vektor juga dapat
diartikan sebagai bilangan yang memiliki nilai satuan dan memiliki arah. Contoh
Vektor:gaya, kecepatan, percepata.Vektor dapat direpresentasikan secara grafis, dengan
garis yang ditarik sedemikian sehingga:Panjang garis menandakan besar vektor.Arah
garis (ditunjukkan dengan mata panah) menandakan arah vektor.
2..2. Pengertian Skalar

Skalar dapat didefinisikan secara lengkap oleh bilangan tunggal dengan satuan
yang sesuai. Skalar juga dapat diartikan sebagai bilangan yang memiliki nilai satuan
tanpa arah. Contoh panjang, massa, waktu, suhu, massa jenis, volume, enegi potensial,
usaha, potensial listrik, energi listrik dan lain sebagainya.

Pada saat anda menghitung luas sebuah bidang bujur sangkar, maka anda hanya
menyebut angka (nilai) nya saja, Demikian pula, saat anda membeli dan menimbang
satu keranjang buah mangga, maka pada timbangan tertera angka yang menunjukkan
massa mangga tersebut.
Pada contoh tersebut diatas, besaran Luas bujur sangkar dan Massa mangga merupakan
besaran skalar, yaitu besaran yang hanya memilik besar (nilai) saja dan tidak memiliki
arah.

2.2 Vektor posisi dan vektor satuan

Jika kita ingin menyatakan letak atau posisi sebuah titik dalam suatu bidang datar, maka
kita membutuhkan suatu sistem koordinat (misalnya sumbu x dan sumbu y). Dengan
menggunakan sistem sumbu ini, kita dapat menentukan koordinat titik P dengan titik
acuan O (Gambar 2). Jika koordinat P adalah (3,4), maka jarak OP haruslah sama
dengan 5 cm dan posisi titik P terhadap titik acuan O dapat dinyatakan sebagai vektor
posisi yang dituliskan sebagai r (P) .

3
Gambar 2.1 Vektor

Sebuah vektor satuan adalah vektor tak berdimensi yang didefinisikan mempunyai besar
1 dan menunjuk ke suatu arah tertentu. Dalam sistem koordinat biasanya digunakan
lambang khusus i, j, dan k untuk menyatakan vektor satuan dalam arah sumbu x, y, dan
x positif berturut-turut (Gambar 3). Perhatikan bahwa i, j, dan k tidak harus terletak
pada titik asal koordinat. Seperti halnya vektor-vektor lain, vektor satuan dapat
ditranslasikan ke mana saja dalam ruang koordinat, asalkan arahnya terhadap sumbu
koordinat tidak berubah.

Gambar 2.2 Vektor-Vektor Satuan

Gambar 2.3. Vektor A dalam bentuk vektor-vektor satuan A.

4
Vektor Axi adalah hasil kali komponen Ax dengan vektor satuan i. Vektor ini adalah vektor
sejajar dengan sumbu x (Gambar 4). Sehingga vektor A dapat ditulis sebagai jumlahan tiga
vektor yang masing-masing sejajar terhadap sumbu koordinat : A = Axi + Ayj + Azk

2.3 Komponen vektor.

Komponen sebuah vektor adalah proyeksi vektor itu pada garis dalam ruang yang diperoleh
dengan menarik garis tegak lurus dari kepala vektor tersebut ke garis tadi. Gambar 5
menunjukkan vektor A yang berada pada bidanh xy. Vektor ini mempunyai komponen Ax dan
Ay. Secara umum komponen-komponen ini dapat bernilai positif atau negatif. Jika adalah sudut
Ay Ay AX
antara vektor A dengan sumbu x, maka : tan θ= ; sin θ= ;sin θ=
Ay A A

Gambar 2.4 Komponen Vektor A

Ax  A cos ; Ay  Asin
Tetapi jika kita telah mengetahui komponen Ax dan Ay, serta sudutθ , maka besar vektor A
dapat diperoleh dengan menggunakan teorema Pythagoras : A  √ A x + A y
2 2

2.4 Menentukan metode penjumlahan pada vektor

Penjulahan vektor (vector sum) dari dua buah vektor atau lebih, biasanya dapat dilakukan jika
vektor-vektor tersebut memiliki besaran yang sejenis. Berikut ini akan dijelaskan beberapa
metoda penjumlahan vektor.
2.4.1. Metode geometris
Penjumlahan vektor dengan metode ini, dilakukan dengan menyatakan vektor-vektor dalam
sebuah diagram. Panjang anak panah disesuaikan dengan besar vektor (artinya harus
menggunakan skala dalam pengambarannya), dan arah vektor ditunjukkan oleh arah ujungnya
(kepalanya). Sebagai contoh, perpindahan sebesar 40 meter dalam arah timur- laut, bila
digambarkan dalam skala 1 cm tiap 10 meter, dinyatakan dengan sebuah anak panah yang
panjangnya 4 cm dan membentuk sudut 45O dengan garis yang mengarah ke timur dan ujung
kepala anak panah terletak pada ujung kanan yang mengarah ke atas.

5
Sekarang jika terdapat dua buah vektor A dan B yang memiliki besar dan arah masing- masing
seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 6, maka vektor R merupakan vektor hasil penjumlahan
kedua vektor tersebut.

Gambar 2.5 Jumlah Vektor A dan B

Aturan yang harus diikuti dalam penjumalahan vektor secara geometris adalah sebagai berikut : Pada
diagram yang telah disesuaikan skalanya, mula-mula letakkan vektor A, kemudian gambarakan vektor B
dengan pangkalnya terletak pada ujung A dan akhirnya ditarik garis dari panggak A ke ujung B yang
menyatakan vektor hasil penjumlahan R. Vektor ini menyatakan pergeseran yang panjang dan arahnya
setara dengan pergeseran berturutan A dan B. Cara ini dapat diperluas dalan hal yang lebih umum,
untuk memperoleh jumlah beberapa pergeseran berturutan.

Gambar 2.6 (a) Hukum komutatif (b) Hukum asosiatif


Simbol “+” pada Gambar 7 memiliki arti yang sama sekali berbeda dengan arti penjumlahan
dalam ilmu hitung atau aljabar skalar biasa. Simbol ini menghendaki sekumpulan operasi
yang betul-betul berbeda. Berdasarkan Gambar 7, dapat dibuktikan dua buah sifat penting
dalam penjumlahan vektor, yaitu ;
Hukum Komutatif :
A+B=B+A

Hukum Asosiatif :
D + (E + F) = (D + E) + F

Kedua hukum ini menyatakan bahwa bagaimanapun urutan ataupun pengelompokkan


vektor dalam enjumlahan, hasilnya tidak akan berbeda. Dalam hal ini penjumlahan vektor
dan penjumlahan skalar memenuhi aturan yang sama.

2.4.2. Metode Jajaran Genjang


Penjumlahan dua buah vektor dengan menggunakan metoda jajaran genjang, dilakukan dengan
cara menggambarkan kedua vektor tersebut saling berhimpit pangkalnya sebagai dua sisi yang
berdekatan dari sebuah jajaran genjang. Maka jumlah vektor adalah vektor diagonal yang
pangkalnya sama dengan panngkal kedua vektor penyusunnya (Gambar 8). Nilai
penjumlahannya diperoleh sebagai berikut :
C √ A2 + B2 +2 AB COSθ

Dimana : A = besar vektor pertama yang akan dijumlahkan


B = besar vektor kedua yang akan dijumlahkan
C = besar vektor hasil penjumlahan
6
 = sudut terkecil antara vektor A dan B

Gambar 2.7 Metode Jajaran Genjang


2.4.3. Metode Analitik (Dua Dimensi)
Penjumlahan dua vektor dalam-dua dimensi, metoda geometris dan metoda jajaran genjang
cukup memadai. Tetapi untuk kasus penjumlahan tiga vektor ataupun penjumlahan vektor
dalam tiga dimensi seringkali kurang menguntungkan. Cara lain yang dapat digunakan untuk
menjumlahkan vektor adalah metoda analitik. Dengan metoda ini, vektor-vektor yang akan
dijumlahkan, masing-masing diuraikan dalam komponen-komponen vektor arahnya (lihat
kembali “Komponen Vektor”). Jika R merupakan besar vektor resultan, maka besarnya adalah :
R=√ R x + Rx
2 2

Dimana : R = besar vektor resultan


Rx = jumlah total vektor dalam arah sumbu x
Ry = jumlah total vektor dalam arah sumbu y

−1 Ry
Dengan arah : θ=tan
RX

Dimana  adalah sudut yang dibentuk antara sumbu x dengan vektor resultan.

2.5 Menentukan Selisih Pada Vektor

Operasi pengurangan vektor dapat dimasukkan ke dalam aljabar dengan mendefinisikan negatif
suatu vektor sebagai sebuah vektor lain yang besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan,
sehingga :
A – B = A + (- B)

Gambar 2.8 Selisih Vektor

7
2.6 Perkalian Vektor

Seperti halnya skalar, vektor dengan macam yang berlainan dapat dikalikan satu dengan yang
lainnya, sehingga menghasilkan besaran fisis baru dengan dimensi yang baru. Aturan perkalian
vektor tidaklah sama dengan perkalian skalar, karena vektor memiliki besar dan arah. Ada tiga
macam operasi perkalian dengan vektor, yaitu:

 Perkalian Vektor dengan Skalar


Perkalian antara vektor dan skalar adalah hasil kali suatu skalar k dengan sebuah vektor
A, sehingga dapat dituliskan kA dan didefinisikan sebagai sebuah vektor baru yang
besarnya adalah besar k dikalikan dengan besar A. Arah vektor yang baru ini sama
dengan arah vektor A jika k positif dan berlawanan arah dengan vektor A jika k negatif.
 Perkalian Titik (Dot Product)
Perkalian titik diantara dua vektor A dan B dapat ditulis A  B. Perkalian skalar dua
vektor dapat diandang sebagai perkalian antara besar salah satu vektor dengan
komponen vektor lain dalam arah vektor yang pertama tadi. Maka pada perkalian
vektor ini ada ketentuan, yaitu :
 Perkalian komponen vektor yang sejenis (searah) akan menghasilkan nilai 1,
seperti : i  i = j  j = k  k = 1
 Perkalian komponen vektor yang tidak sejenis (saling tegak liris) akan
menghasilkan nilai 0, seperti : i  j = j  k = k  i = 0
 Perkalian Silang (Cross Product)
Perkalian silang diantara dua vektor A dan B dapat ditulis A X B dan hasilnya adalah
sebuah vektor lain C. Arah dari C sebagai hasil perkalian vektor A dan B didefinisikan
tegak lurus pada bidang yang dibentuk oleh A dan B. Pada perkalian vektor ini ada
ketentuan sebagai berikut :
ixi=0 ixj=k j x i = -k
jxj=0 jxk=i k x j = -i
kxk=0 kxi=j i x k = -i

2.7 Apa manfaat skalar dan vektor di kehidupan.

Fungsi skalar adalah fungsi yang hasil atau keluarannya berupa besaran skalar. Outputnya satu
dimensi. Dengan kata lain, co-domain dari fungsi tersebut adalah himpunan bilangan real,
[matematika]R.[/matematika]

Sebaliknya, fungsi vektor adalah fungsi yang hasil atau keluarannya berupa besaran
vektor. Outputnya adalah dua dimensi, tiga dimensi, atau dimensi yang lebih tinggi. Dengan
kata lain, co-domain dari fungsi tersebut adalah[matematika]R^2,
R^3[/matematika]atau[matematika]R^n.[/matematika]

2.8 Alasan Mengapa Kita Perlu Belajar Skalar dan Vektor

Skalar sudah dikenal luas dan operasinya seperti penjumlahan aritmatika, pengurangan,
perkalian, dan pembagian telah didefinisikan dengan baik seperti yang kita ketahui sejak
sekolah dasar.

8
Skalar dapat digunakan untuk merepresentasikan besaran yang hanya memerlukan satu
bilangan dan mungkin juga dimensi atau satuan
Vektor dapat digunakan untuk menyatakan besaran yang memerlukan besar dan arah seperti:
Kecepatan, percepatan, gaya, momentum, dll.

2.9 Contoh Penerapan Skalar dan Vektor Dalam Kehidupan Sehari-hari

Apa saja contoh vektor dalam kehidupan sehari-hari?


Contohnya yaitu saat bermain jungkat-jungkit, saat seseorang yang terjun dari pesawat, arah
layang-layang, saat seorang pemanah menarik anak panah, dan juga kemudi pilot, serta contoh
lainnya.

2.10 Contoh soal

1. Sebuah mobil menempuh 20 km dengan arah 30O ke utara terhadap arah barat.
Dengan menganggap sumbu x menunjukkan arah timur dan sumbu y
menunjukkan arah utara, carilah komponen x dan y dari vektor perpindahan

mobil itu !

Pembahasan :
Jika vektor A merupakan vektor perpindahan mobil sejauh 20 km dengan arah 30O ke
utara terhadap arah barat. Kemudian vektor A diproyeksikan terhadap sumbu x dan y
seperti gambar disamping, sehingga diperoleh komponen vektor Ax berada pada sumbu x
negatif maka komponen vektor Ax bernilai negatif, dan komponen vektor Ay berada pada
sumbu y positif maka komponen vektor Ay bernilai positif.
A x   A cos  20 cos 30O  17,32 km
A y  Asin  20 sin 30O  10 km

2. Jika diketahui : A = 7i – 6j
B = -3i + 12j
Berapakah A + B dab A – B ?

Pembahasan :
Maka, A + B = (7i – 6j) + (-3i + 12j)
= (7 + (-3))i + ((-6) + 12)j
9
= 4i + 6j

Dan, A - B = (7i – 6j) - (-3i + 12j)


= (7 - (-3))i + ((-6) - 12)j
= 10i - 18j

3. Seorang tukang Pos pedesaan meninggalkan kantor pos dan berkendaraan


sejauh 22 km ke arah utara ke kota berikutnya. Ia kemudian meneruskan
dengan arah 60O ke selatan dari arah timur sepanjang 47 km ke kota lainnya.
Berapakah perindahannya dari kantor pos ?

Pembahasan :

Jika P1 adalah vektor perpindahkan pertama dari tukang pos dan P2 adalah vektor perpindahan
kedua dari tukang pos, maka komponen-komponen kedua vektor tersebut pada sumbu x
dan y adalah :
P1x = 0
P1y = 22 km

P2x = + P cos  = + (47 km) (cos 60O) = + 23,5 km


P2y = - P sin  = - (47 km) (sin 60O) = - 40,7 km
Perhatikan bahwa P2y negatif karena komponen vektor ini menunjuk sepanjang sumbu y
negatif. Vektor resultan P, mempunyai komponen-komponen :
Px = P1x + P2x = 0 km + 23,5 km = + 23,5 km
Py = P1y + P2y = 22 km + (-40,7 km) = - 18,7 km
Maka vektor resultannya :
P  P 2  P 2 (23,5 km)2  (18,7 km)2
xy

tan 
Py

Px
10
 30km
 18,7 km
      38,51O Tanda negatif berarti  = 38,51O
0,7957 23,5 berada di bawah sumbu x.
km

11
4. Vektor gaya dan perpindahan masing-masing memiliki persamaan F = (i + j + k) N
dan s = (3i + 4j + 6k) m. Tentukan usaha yang dilakukan oleh gaya itu!

F = (i + j + k)

s = (3i + 4j + 6k)

Ditanya: usaha (W)

Pembahasan:

Usaha adalah hasil perkalian titik antara gaya dengan perpindahan, maka:

W=F.s

W = (i + j + k) . (3i + 4j + 6k)

W = (1)(3) + (1)(4) + (1)(6)

W=3+4+6

W = 13

Jadi, usaha yang dilakukan oleh gaya itu adalah 13 joule

5. Diketahui vektor a = 2i – j + k dan vektor b = i + 2j – k. Tentukan besar sudut antara vektor a


dan vektor b.

Pembahasan :

cosθ = (a . b) / (|a| x |b|) |a| = √(2^2 + (-1)^2 + 1^2) = √6 |b| = √(1^2 + 2^2 + (-1)^2) = √6 a . b = (2)(1) + (-
1)(2) + (1)(-1) = -1

cosθ = (-1) / (√6 x √6) cosθ = -1/6

θ = arccos(-1/6) ≈ 100,5°

Jadi, besar sudut antara vektor a dan vektor b adalah sekitar 100,5°.

6. Diketahui vektor a = i – j + 2k dan vektor b = 3i + 2j – k. Tentukan nilai k agar vektor


a dan vektor b saling tegak lurus.

Pembahasan :
Untuk menyelesaikan soal ini, kita cukup menggunakan rumus perkalian dot.

A . b = 0 (I – j + 2k) . (3i + 2j – k) = 0 3 – 2 – k = 0 k = 1

Jadi, nilai k agar vektor a dan vektor b saling tegak lurus adalah 1.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Vektor adalah besaran dalam fisika yang memiliki besar dan arah. skalar adalah besaran yang
cukup dinyatakan dengan besarnya saja tanpa mempedulikan arahnya, Skalar adalah besaran
yang sepenuhnya dijelaskan oleh besarnya (atau nilai numerik) saja. Vektor adalah besaran
yang sepenuhnya dijelaskan oleh besarnya dan arah
perbedaan Vektor dan skalar, vektor yang memiliki besar dan arah contohnya Perpindahan,
sedangkan skalar, hanya memiliki nesar saja contohnya jarak.

3.2. Saran

Saya menyadari masih banyak terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing untuk kesempurnaan makalah
ini, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih

12

Anda mungkin juga menyukai