Anda di halaman 1dari 151

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT, hanya berkat
taufiq dan hidayah Allah SWT semata penulis dapat menyusun modul mata kuliah
Fisika Dasar ini. Salawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW. Modul ini adalah materi kuliah dari mata kuliah Fisika Dasar untuk
mahasiswa program studi Teknologi Informasi Fakultas Ilmu komputer Dan Teknologi
Informasi di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Modul mata kuliah ini sangat diperlukan bagi perkuliahan Fisika Dasar di
Perguruan Tinggi. Apalagi mata kuliah Fisika Dasar merupakan salah satu mata kuliah
kosentrasi di program studi Teknologi Informasi UMSU, maka penulis merasa
mempunyai tanggung jawab yang cukup besar dalam menanamkan dan memupuk
nilai serta merupakan dasar yang esensial.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga
aplikasi dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru
yaitu: Telematika. Akhir kata saya tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf
apabila ada kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka saya dengan senang
hati akan menerima semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun
untuk menjadikan modul ini menjadi lebih baik di masa mendatang.

Penulis

Indah Purnama Sari, S.T., M.Kom

2
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3
BAB I. IDENTITAS ........................................................................................................ 4
BAB II. PENDAHULUAN …………….......................................................................... 5
BAB III. PEMBELAJARAN .......................................................................................... 6
A. KEGIATAN PEMBELAJARAN KE 1 ........................................................................ 6
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN KE 2 ........................................................................ 17
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN KE 3 ……………………………………………… 22
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN KE 4 ……………………………………………… 37
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN KE 5 ……………………………………………… 52
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN KE 6 ……………………………………………… 59
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN KE 7 ……………………………………………… 70
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN KE 8 ……………………………………………… 88
I. KEGIATAN PEMBELAJARAN KE 9 .……………………………………………… 99
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN KE 10 ……………………………………………... 112
K. KEGIATAN PEMBELAJARAN KE 11 …………………………………………….. 116
L. KEGIATAN PEMBELAJARAN KE 12 ……………………………………………... 125
M. KEGIATAN PEMBELAJARAN KE 13 …………………………………………….. 134
N. KEGIATAN PEMBELAJARAN KE 14 ……………………………………………... 141
BAB IV. PENUTUP .......................................................................................................... 150
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 151

3
I. IDENTITAS

a. Nama mata kuliah


FISIKA DASAR

b. Kode mata kuliah

c. Jumlah sks
2 SKS

d. Nama dosen
Indah Purnama Sari, S.T., M.Kom

4
II. PENDAHULUAN

a. Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah ini mempelajari tentang bagaimana cara memahami dan
menguasai konsep fisika dasar, yang kemudian dapat menggunakan konsep tersebut
untuk menyelesaikan persoalan yang terkait bidang informatika dan elektro. Mata
kuliah Fisika Dasar ini diberikan di prodi Teknologi Informatika untuk membekali
seluruh mahasiswa dengan kompetensi umum lulusan Teknik Informatika. Materi mata
kuliah ini adalah besaran, vektor, gerak lurus, gerak dalam bidang datar. Penyajian
mata kuliah ini tidak membutuhkan latar belakang matematika yang kuat sehingga
diharapkan dapat dicerna dengan baik oleh seluruh mahasiswa dari berbagai jurusan.
Dalam penyajiannya akan dijelaskan tentang konsep-konsep dasar fisika dalam
bentuk sederhana diikuti dengan contoh-ontoh soal dan aplikasinya dalam berbagai
bidang, sehingga diharapkan dapat menyiapkan mahasiswa untuk mampu
menggunakan fisika dalam profesi dan kehidupan sehari- harinya.

b. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Mahasiswa mampu memahami dan menguasai konsep fisika, kemudian dapat
menggunakan konsep tersebut untuk menyelesaikan persoalan yang terkait dengan
bidang teknik elektro dan informatika.

c. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


1. Mahasiswa mampu Memahami konsep fisika dasar.
2. Mahasiswa mampu Menggunakan konsep fsika dasar untuk menyelesaikan
persoalan yang terkait dengan bidang informatika dan elektro.

5
III. PEMBELAJARAN

a. Kegiatan Pembelajaran ke 1
1) Pendahuluan

2) Tujuan Materi Pembelajaran


a) Agar mahasiswa memahami peran fisika dalam kehidupan sehari - hari
b) Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami pengertian besaran,
dimensi dan satuan
c) Agar mahasiswa mampu memahami jenis-jenis besaran
d) Mahasiswa juga diharapkan mampu menerapkan ilmu fisika ini dalam
kehidupan sehari - hari

3) Materi Pembelajaran
1.1 Besaran
Besaran fisika adalah sifat benda atau gejala alam yang dapat diukur.
Panjang, massa, lama waktu pertandingan bola, suhu udara, kekerasan
benda, kecepatan mobil, terang cahaya, energi yang tersimpan dalam bensin,
arus listrik yang mengalir dalam kabel, tegangan listrik PLN, daya listrik
lampu ruangan, dan mas sa jenis air adalah contoh sifat -sifat benda yang
dapat dikur. Maka semuanya merupakan besaran fisika. Jika didaftar, jumlah
besaran fisika yang ada saat ini sangat banyak. Namun, dari besaran yang
banyak tersebut, ternyata satu besaran dapat diperoleh dar i besaran -
besaran fisika yang lainya. Contohnya, besaran massa jenis dapat diperoleh
dari besaran massa dan volum. Massa jenis adalah hasil bagi massa dengan
volum. Besaran gaya dapat diperoleh dari besaran massa dan percepatan ,
di mana gaya adalah hasil perkalian massa dan percepatan . Besaran volum
dapat diperoleh dari pengukuran tiga besaran panjang (panjang, lebar, dan
tinggi). Karena adanya hubungan antar besaran -besaran tersebut, tentulah
ada sekelompok besaran fisika saja yang lebih mendasar dan semua
besaran fisika lainnya (yang sangat banyak tersebut) dapat diturunkan dari
besaran dalam kelompok tersebut. Kelompok besaran yang mendasar inilah
yang harus ditentukan. Kelompok besaran ini selanjutknya dinamakan
besaran pokok .
6
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta
memiliki nilai besaran (besar) dan satuan. Sementara, satuan digunakan
sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) adalah
satuan hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang berat
dan ukuran. Berdasarkan satuannya, besaran terdiri dari besaran pokok
dan besaran turunan.

a. Besaran Pokok
Merupakan besaran yang menjadi dasar untuk menetapkan besaran yang
lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan
terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok
sifatnya bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain.
Berikut, disajikan besaran pokok yang telah disepakati oleh para ilmuwan.

b. Besaran Turunan
Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran-
besaran pokok penyusunnya. Besaran turunan jumlahnya sangat banyak,
berikut beberapa contohnya.

7
Ini berarti :

1. Luas diturunkan dari besaran panjang, yaitu panjang dikali panjang.


2. Kecepatan diturunkan dari besaran panjang dan waktu, yaitu
panjang/jarak dibagi waktu.
3. Percepatan diturunkan dari besaran panjang dan waktu, yaitu
jarak/panjang dibagi dengan waktu pangkat dua.
4. Massa jenis diturunkan dari besaran massa dan panjang, yaitu massa
dibagi dengan panjang pangkat tiga (volume)
5. Gaya diturunkan dari besaran massa, panjang, dan waktu, yaitu
massa dikali (panjang dibagi waktu pangkat dua).
6. Tekanan diturunkan dari besaran massa, panjang, dan waktu, yaitu
massa dibagi dengan (massa dikali waktu pangkat dua).

1.2 Dimensi
Cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya
dinamakan dimensi. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh
besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan
tidak berdimensi. Cara penulisannya dinyatakan dengan lambang huruf
tertentu dan diberi tanda kurung persegi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
tabel berikut !

8
Untuk penulisan perkalian pada dimensi, biasa ditulis dengan tanda
pangkat positif dan untuk pembagian ditulis dengan tanda pangkat negatif.

Sekarang, coba kita tentukan dimensi besaran-besaran berikut :


Luas (L) = panjang × lebar = [L] × [L] = [L]²
Volume (V) = panjang × lebar × tinggi = [L] × [L] × [L] = [L]³

Analisis Dimensional
Suatu cara untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan, dengan
cara memerhatikan dimensi besaran tersebut.

9
Menunjukkan Kesetaraan Beberapa Besaran
Selain digunakan untuk mencari satuan, dimensi juga dapat digunakan
untuk menunjukkan kesetaraan beberapa besaran yang terlihat berbeda.

10
1.3 Satuan
Tampak bahwa satuan sangat penting dalam fisika. Hasil pengukuran
tanpa satuan hanya membingungkan orang. Hasil pengukuran yang
disertai satuan akan ditafsirkan sama oleh siapa pun dan di mana pun.
Jika kalian melakukan pengukuran besaran fisika, kalian wajib
menyertakan satuan yang sesuai . Ketika kaidah ilmiah belum di bangun,
masyarakat sebenarnya telah melakukan pengukuran. Namun satuan
pengukuran yang mereka gunakan umumnya tidak baku. Mereka
menggunakan satuan jengkal, hasta, depa, yang bisa berbeda antara satu
orang dengan orang lainnya. Panjang benda yang kalian ukur dengan
jengkal tentu memberikan nilai yang berbeda jika diukur dengan jengkal
guru. Untuk meja yang sama, mungkin kalian mendapatkan 10 jengkal,
sedangkan guru hanya mendapatkan 8 jengkal. Hasil pengukuran dengan
besaran tidak baku tidak da pat digunakan untuk komunikasi antar peneliti,

11
tidak dapat digunakan dalam penelitian ilmiah, dan tidak dapat digunakan
dalam pembangunan industri. Nilai pengukuran akan berguna jika
dilakukan dalam satuan baku. Satuan baku adalah satuan yang diterima
secara umum dan terdefinisi dengan pasti nilainya . Contoh satuan baku
untuk pengukuran panjang adalah meter, sentimeter, millimeter, kilometer,
kaki, inci, mil, dan sebagainya. Semua orang di dunia memiliki penafsiran
yang sama tentang panjang satu meter, satu millimeter, satu inci, satu kaki,
dan sebagainya. Apabila dilaporkan panjang benda adalah 1,4 meter
maka semua orang akan memiliki kesimpulan yang sama.
satuan panjang yang baku juga bermacam-macam. Ukuran ketinggian
jelajah peawat biasanya menggunakan satuan kaki. Ukuran layar TV atau
komputer biasanya menggunakan satuan inci. Ketinggian bangunan ada
yang menggunakan satuan meter ada yang menggunakan satuan kaki.
Satuan kaki, inci, dan meter adalah satuan panjang yang baku karena
berapa panjangnya telah terdefinisi dengan jelas. Namun tidak semua
orang akrab dengan bermacam -macam satuan baku tersebut. Kita di
Indonesia lebih mudah menggunakan satuan meter daripada kaki dan inci.
Negara lain mungkin lebih sering menggunakan satuan kaki atau inci.
Untuk menyeragamkan penggunaan satuan di seluruh dunia, pada
Konferensi Umum Berat dan Pengukuran ke -14 tahun 1971 ditetapkan
satuan internasional untuk tujuh besaran pokok. Satuan tersebut
selanjutny a dinamakan satuan SI (Le Systeme Internationale ). Cabang
fisika yang paling awal berkembang adalah mekanika. Di dalam mekanika,
besaran fisika yang digunakan hanyalah panjang, massa, dan waktu.
Satuan SI untuk ketiga besaran terebut adalah meter, kilogram, dan sekon.
Kelompok tiga satuan ini diberi nama khusus yaiu satuan MKS (M = meter,
K = kilogram, dan S = second). Satuan lain yang digunakan untuk tiga
besaran dalam mekanika adalah centimeter untuk panjang, gram untuk
massa, dan second untuk waktu. Ketiga satuan tersebut juga diberi nama
khusus yaitu satuan CGS (C = centimeter, G = gram, dan S = second).
Kaitan antara satuan MKS dan CGS sangat mudah, yaitu 1 meter = 100
centimeter dan 1 kilogram = 1.000 gram.

12
Penetapan Nilai Satuan SI
untuk Besaran Pokok setelah para ahli menetapkan satuan SI untuk
besaran - besaran pokok, yang harus dilakukan selanjutnya adalah
menentukan nilai untuk tiap satuan tersebut. Berapa nilai satu kilogram
tersebut ? Berapa panjangkah satu meter ? Berapa lamakah satu sekon ?
Penetapan ini pun ditentukan dalam Konferensi Umum Berat dan Ukuran
para ahli seluruh dunia. Khusus untuk satuan massa, panjang, dan waktu,
nilai satuan yang telah ditetapkan hingga saat ini sebagai berikut.

Satuan Panjang
Mula -mula satu meter didefinisikan berdasarkan keliling bumi. Ditetapkan
bahwa keliling garis bujur bumi yang me lalui kota Paris, Prancis
ditetapkan memiliki panjang 40 .000 .000 m. Jadi panjang satu meter sama
dengan 1/40 .000.000 keliling garis bujur bumi yang melalui kota Paris.
Definisi ini menjadi tidak memadai ketika perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menuntut pengukuran yang makin akurat.
Tidak mungkin pengukuran yang akurat diperoleh dari satuan standar
yang tidak akurat. Pada akhir abad ke -19, panjang satu meter
didefinisikan ulang. Panjang satu meter ditetapkan sama dengan jarak dua
goresan pada batang campuran logam platina dan iridium yang tersimpan
di International Bureau of Weight and Measures di kota Sevres, Prancis.
Logam tersebut disimpan pada kondisi yang dikontrol secara ketat untuk
menghindari perubahan dimensi akibat perubahan kondisi lingkungan
seperti suhu, kelembaban udara, tekanan udara, intensitas cahaya, reaksi

13
kimia, dan sebagainya . Setelah laju cahaya dapat diukur dengan sangat
teliti, pada Konferensi Umum Tentang Berat dan Pengukuran ke -17 tahun
1983, panjang satu meter didefinisikan ulang sebagai jarak tempuh
cahaya dalam ruang hampa selama 1/299 .792 .458 sekon. Ini berarti pula
bahwa selama satu sekon cahaya merambat dalam ruang hampa
sepanjang 299 .792 .458 meter.

Satuan Massa
Masa standar satu kilogram adalah massa silinder logam yang terbuat dari
campuran logam platina dan iridium. Massa standar ini disimpan dalam
kondisi yang dikontrol secara ketat di International Bureau of Weights and
Measures di kota Sevres, Prancis. Sejak awal penetapan hingga saat ini,
definisi massa standar tidak pernah berubah. Beberapa negara membuat
duplikat massa standar tersebut dan menyimpannya di lembaga
pengukuran masing - masing. Massa 1 kg standar yang disimpan di
National Institute of Standard and Technology (NIST), Amerika Serikat.

Satuan Waktu
Saat ini perangkat GPS menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.
Transportasi pesawat udara, kapal laut semuanya mengandalkan GPS
untuk mengetahui secara pasti di mana posisi pesawat atau kapal saat itu.
Bahkan sistem autopilot pesawat mengandalkan data GPS untuk
menentukan jalur yang akan ditempuh pesawat. Ketika memulai proses
takeoff maka jalur yang akan ditempuh pesawat disimpan dalam komputer
di dalam pesawat. Komputer yang nanti akan mengarahkan pesawat
mengikuti jalur tersebut. Komputer mengetahui bahwa pesawat telah
berada di jalur yang sudah diprogram berdasarkan data GPS yang
diterima dari satelit. Sistem autopilot dijalankan ketika pesawat sudah
berada pada posisi cruising (posisi lintasan tertinggi). Ketika saat takeoff
atau mendarat maka pilot yang harus mengambil alih kendali pesawat.

Awalan Satuan

14
Satuan SI juga memperkenalkan kita pada penggunaan awalan dalam
penulisan besaran fisis. Penggunaaan awalan tersebut merupakan
alternatif penggunaan bilangan pangkat sepuluh. Awalah -awalan yang
dibakukan tampak pada Tabel di bawah ini :

Konversi Satuan
Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 72 km/jam. Berapa jarak
tempuh mobil selama 40 sekon? Tentu kamu tidak bisa langsung
mengalikan 72 u40 = 2 880 km karena satua n waktu dalam kecepatan
tidak sama dengan satuan waktu perhitungan. Hasil tersebut salah!!
Satuan waktu dalam kecepatan adalah jam sedangkan satuan waktu yang
diberikan untuk menghitung jarak adalah sekon. Perhitungan baru dapat
dilakukan jika satuan waktu keduanya disamakan dulu. Bisa sama -sama
dalam jam atau sama -sama dalam sekon. Hal semacam ini sangat sering
dijumpai dalam menyelesaikan soal -soal fisika. Kita diberikan besaran -
besaran fisis dalam satuan yang bermacam - macam dan besaran -
besaran tersebut h arus digunakan secara bersamaan dalam perhitungan.
Oleh karena itu kemampuan mengkonversi besaran antar satuan yang
berbeda harus kalian miliki. Bagaimana teknik konversi tersebut ? Mari kita
bahas. Kita kembali ke persoalan mobil di atas. Untuk melakukan

15
perhitungan, kita harus samakan satuan waktu. Kita coba dua cara berikut
ini.
Satuan waktu diubah ke sekon. Kita dapat menulis 72 km/jam = 72 km /1
jam . Karena 1 jam = 3 600 s maka 72 km /1 jam = 72 km/3 600 s = 0,02
km/s . Dengan demikian, jarak tempuh mobi l selama 40 s adalah 0,02
km/s u40 s = 0,8 km . Satuan waktu diubah ke jam Karena 1 jam = 3 600
s maka 1 s = (1/3 600) jam . Dengan demikian, 40 s = 40 u (1/3 600) jam
= 0,0111 jam . Jarak tempuh mobil menjadi 72 km/jam u0,0111 jam = 0,8k

4) Tugas / Latihan
Buatlah kasus mengenai “Besaran Pokok dan Besaran Turunan”, berika
masing-masing contoh dalam setiap besaran. Untuk tugas grup akan
mengupload ke internet baik itu youtube atau aplikasi lainnya untuk di bahas
grup.

5) Evaluasi
1. Jelaskan pengertian besaran dan jenis-jenis besaran !
2. Jelaskan pengertian dimensi beserta kegunaanya !

6) Kunci Jawaban
1. Besaran adalah sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai
besaran (besar) dan satuan.
Jenis-jenis besaran : - Besaran Pokok : Merupakan besaran yang
menjadi dasar untuk menetapkan besaran yang
lain.
- Besaran Turunan : besaran yang satuannya
diturunkan dari besaran - besaran pokok
penyusunnya.
2. Dimensi adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran
Pokoknya.

Selain digunakan untuk mencari satuan, dimensi juga dapat digunakan


untuk menunjukkan kesetaraan beberapa besaran yang terlihat berbeda.

16
b. Kegiatan Pembelajaran ke 2
1) Vektor

2) Tujuan Materi Pembelajaran


a) Mahasiswa mampu memahami perbedaan besaran vektor dan skalar
serta memberikan contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari,
b) Mahasiswa mampu melakukan operasi penjumlahan dan perkalian
vektor serta memahami aplikasinya dalam menyelesaikan berbagai
persoalan fisika.

3) Materi Pembelajaran
2.1 Vektor
Besaran Skalar
Besaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh
bilangan dan satuan).
Contoh: waktu, suhu, volume, laju, energi
Catatan: skalar tidak tergantung sistem koordinat

Besaran Vektor
Besaran yang dicirikan oleh besar dan arah.
Contoh: kecepatan, percepatan, gaya
Catatan: vektortergantungsistemkoordinat

Beberapa besaran fisika seperti massa, waktu dan suhu sudah cukup jika
dinyatakan dengan suatu bilangan dan sebuah satuan untuk menyatakan
besarnya nilai besaran tersebut. Tetapi banyak besaran lain yang harus
menyertakan persoalan arah untuk mendeskripsikan secara lengkap makna
besaran tersebut. Sebagai misal kecepatan sebuah kereta api, untuk
mendeskripsikan gerak tersebut, kita belum cukup hanya mengatakan
seberapacepat kereta api berjalan, namun pada saat bersamaan kita harus
mengatakan ke arah mana kereta bergerak. Tanpa menyebutkan arah gerak
kereta, kita belum memperoleh informasi yang bermakna tentang gerak
tersebut.
Berdasarkan informasi di atas, besaran-besaran fisika jika ditinjau dari
17
pengaruh arah terhadap besaran tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
a. Besaran Skalar : besaran yang cukup dinyatakan besarnya saja
(tidak tergantung pada arah). Misalnya : massa, waktu, suhu dsb.
b. Besaran Vektor : besaran yang tergantung pada arah. Misalnya :
kecepatan, gaya, momentum dsb.

2.2 Penggambaran Vektor


Vektor digambarkan dengan suatu anak panah.

Panjang anak panah menunjukan besar vektor, sedangkan arah anak


panah menunjukan arah vektor. Kita bisa menggambarkan negatif dari
masing-masing vektor sebagaimana ditunjukan pada Gambar dibawah
ini :

18
2.3 Notasi Vektor
Kita akan mulai mendalami vektor dari sebuah besaran vektor yang paling
sederhana, yaitu perpindahan (dicplacment). Perpindahan didefinisikan
sebagai perubahan posisi dari suatu titik. Deskripsi berikut ini akan lebih
memperjelas pemahaman kita tentang vektor.
Sebuah benda bergerak dari titik A ke titik B melewati sebuah lintasan
lengkung (gambar 1.2a). Vektor perpindahan gerak tersebut ditunjukan
oleh garis terpendek (lurus) dari A ke B (gambar 1.2b) yang berikutnya kita
beri nama sebagai vektor perpindahan R (gambar 1.2c).

19
Notasi Geometris
Notasi geometris adalah sebuah metode untuk menganalisis vektor
dengan cara menampilkannya dalam bentuk gambar.

2.4 Penamaan sebuah vektor


Cara penulisan vektor dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai
berikut :
_ dengan huruf tebal R atau r
_ dengan tanda R atau r

Notasi Analitis
Notasi analitis digunakan untuk menganalisa vektor dengan cara
menguraikan vektor tersebut dalam komponen-komponen penyusunnya.
Sebuah vektor a dalam koordinat kartesian (dua sumbu : x dan y) dapat
dinyatakan dalam komponen-komponennya, yaitu komponan pada arah
sumbu x dan komponen pada arah sumbu y. Secara lebih jelas dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :

Vektor arah /vektor satuan: adalah vektor yang besarnya 1 dan arahnya
sesuai dengan yang didefinisikan. Misalnya dalam koordinat kartesian : i,

20
j, k yang masing masing menyatakan vektor dengan arah sejajar sumbu x,
sumbu y dan sumbu z Sehingga secara analitik vektor a dapat ditulis :

4) Tugas / Latihan
Diberikan tugas untuk membuat persentasi mengenai kasus “Besaran,
dimensi, satuan dan juga vector” Dikerjakan perkelompok.

5) Evaluasi
1. Jelaskan pengertian Besaran Skalar dan besaran vector dan berikan
masing-masing contohnya !
2. Jelaskan dua macam notasi dalam vektor !

6) Kunci Jawaban
1. Besaran skalar adalah Besaran yang cukup dinyatakan oleh
besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satuan).
Contoh : waktu, suhu, volume, laju, energi
Besaran vector adalah Besaran yang dicirikan oleh besar dan arah.
Contoh: kecepatan, percepatan, gaya.

2. Dua macam notasi dalam vector :


1. Notasi geometris adalah sebuah metode untuk menganalisis vektor
dengan cara menampilkannya dalam bentuk gambar.
2. Notasi analitis digunakan untuk menganalisa vektor dengan cara
menguraikan vektor tersebut dalam komponen-komponen
penyusunnya.

21
c. Kegiatan Pembelajaran ke 3
1) Operasi Vektor

2) Tujuan Materi Pembelajaran


a) Agar mahasiswa mampu memahami pengoperasian dalam vector, baik
itu operasi penjumlahan maupun perkalian.
b) Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami perbedaan operasi
vector dengan operasi skalar
c) Agar mahasiswa mampu memahami hukum-hukum yang terdapat
dalam operasi penjumlahan vektor

3) Materi Pembelajaran
Besaran vektor, sebagaimana besaran skalar dapat dioperasikan secara
matematis, baik operasi penjumlahan maupun perkalian. Namun demikian
operasi vektor memiliki beberapa perbedaan dengan operasi skalar karena
dalam operasi vektor kita tidak hanya memperhitungkan besar namun juga
sekaligus arahnya. Simaklah uraian di bawah ini untuk melihat perbedaan-
perbedaannya!

3.1 Operasi Penjumlahan Dan Operasi Pengurangan Vektor


Disediakan dua buah vektor A dan B sebagaimana ditunjukan pada
Gambar di bawah ini :

Kita akan menjumlahkan kedua vektor (A+B) sehingga akan menghasilkan


sebuah vektor baru (C) yang merupakan resultan vektor A dan B. Tanda
positif (+) dalam penjumlahan vektor mempunyai arti dilanjutkan. Jadi A + B
mempunyai arti vektor A dilanjutkan oleh vektor B. Secara geometris dapat
digambarkan sebagai berikut :

22
Opersai pengurangan dapat dijabarkan dari operasi penjumlahan dengan
menyatakan negatif dari suatu vektor :
B – A = B + (-A)

23
24
Berikut akan disajikan beberapa hukum dalam operasi penjumlahan vektor :

a. Hukum komutatif
Sebuah partikel mengalmi perpindahan A, dilanjutkan dengan perpindahan
B. Hasil akhirnya adalah perpindahan C. Seandainya partikel tersebut
terlebih dahulu mengalami perpindahan B, dilanjutkan dengan melakukan
perpindahan A, maka hasil akhirnyapun perpindahan C. Amati kenyataan
tersebut pada gambar di bawah ini :

Hukum komutatif dalam operasi penjumlahan vektor menyatakan bahwa:


A+B=B+A

Kenyataan ini menunjukan bahwa urutan suku dalam penjumlahan vektor


tidaklah berpengaruh.

b. Hukum Asosiatif
Hukum Asosiatif dalam operasi penjumlahan dapat dinyatakan sebagai
berikut :
(A + B) + C = A + (B + C) = R

Vektor A dan B sebagaimana yang sudah dicontohkan di atas, jika

25
dinyatakan secara analitis dapat ditunjukan dalam bentuk:

Maka opersasi penjumlahan/pengurangan vektor yang dinyatakan secara


analitik dapat dilakukan dengan cara menjumlah/mengurangi
komponenkomponen yang searah sebagai berikut :

3.2 Operasi Perkalian Vektor


Besaran vektor karena karakteristiknya yang khas yaitu memiliki arah
disamping juga memiliki besar membawa konsekuensi pada operasi
perkaliannya. Operasi perkalian biasa tidak dapat langsung diterapkan pada
vektor. Kita akan mendefinisikan dua macam perkalian vektor, yaitu perkalian
vektor dengan skalar dan perkalian vektor dengan vektor.

3.2.1 Perkalian Vektor Dengan Skalar


Jika sebuah vektor dikalikan dengan suatu skalar maka akan diperoleh
sebuah vektor baru. Jika A dan B adalah vektor dan k adalah sebuah skalar
maka :
B=kA

Besar vektor B adalah k kali besar vektor A, sedangkan arah vektor B sama
dengan arah vektor A bila k positip dan berlawanan bila k negatif. Dalam
fisika kita menjumpai operasi semacam ini misalnya :
F = qE ;

26
q adalah muatan listrik, dapat bermuatan positip atau negatif sehingga arah
F tergantung tanda muatan tersebut, sedangkan besar F adalah q kali besar
E. Contoh lain perkalian besaran vektor dengan skalar dalam fisika adalah :
F = ma, p = mv, dsb dimana m : skalar dan a,v : vektor.

3.2.2 Perkalian Vektor Dengan Vektor


Perkalian vektor dengan vektor dapat diklasifikasi menjadi dua macam, yaitu
perkalian vektor yang akan menghasilkan skalar dan perkalian vektor yang
akan menghasilkan vektor lain.

A. Perkalian titik (dot product)


Perkalian dot atau titik disebut juga perkalian skalar (scalar product). Hal itu
dikarenakan perkalian tersebut akan menghasilkan skalar meskipun kedua
pengalinya merupakan vektor. Perkalian skalar dari dua vektor A dan B
dinyatakan dengan A• B, karena notasi ini maka perkalian tersebut
dinamakan juga sebagai perkalian titik (dot product).
Kita akan mendefinisikan A• B dengan cara menggambarkan kedua vektor
dengan ekor-ekornya terletak pada titik yang sama. Setelah itu kita cari

27
komponen vektor yang sejajar di antara keduanya. A• B didefinisikan
sebagai besar vektor A yang dikalikan dengan komponen B yang sejajar
dengan A.

Bila C adalah hasil perkalian skalar antara A dan B maka :


C = A• B = Abcosq

Jika kita mengoperasikan perkalian tersebut dalam notasi vektor, maka kita
akan mendefinisikan beberapa keadaan sebagai berikut :

Sehingga jika vektor A dan B dinyatakan dalam komponen-komponennya,


maka perkalian skalar antara keduanya dapat dinyatakan sebagai berikut :
A●B AxBx AyBy AzBz

Penerapan operasi perkalian titik dalam Fisika misalnya adalah W = F . s,


F=B.A
Hasil dari perkalian ini, baik W maupun _ berupa skalar.

28
29
B. Perkalian silang (cross product)
Perkalian silang (cross product) disebut juga sebagai perkalian vektor
(vektor product), karena perkalian ini akan menghasilkan vektor lain.
Perkalian vektor antara A dan B dinyatakan dengan A x B.
Kita akan mendefinisikan A x B dengan cara menggambarkan kedua vektor
dengan ekor-ekornya terletak pada titik yang sama. Setelah itu kita cari
komponen vektor yang tegak lurus di antara keduanya. A x B didefinisikan
sebagai besar vektor A yang dikalikan dengan komponen B yang tegak
lurus dengan A.

Besarnya vektor baru C sebagai hasil perkalian silang antara A dan B


adalah :
C = AxB = Absinq

Jika kita mengoperasikan perkalian tersebut dalam notasi vektor, maka


dengan menggunakan aturan tangan kanan kita akan mendefinisikan
beberapa keadaan sebagai berikut :

Sehingga jika vektor A dan B dinyatakan dalam komponen-komponennya,

30
maka perkalian vektor antara keduanya dapat dinyatakan dalam bentuk
determinan sebagai berikut :

Hasil dari perkalian ini, baik 𝝉 maupun F merupakan besaran vektor.


Karena hasil yang diperoleh berupa vektor maka arah dari vektor tersebut
dapat dicari dengan aturan tangan kanan, yaitu dengan cara memutar
vektor pertama ke vektor kedua.
Sebagai contoh : jika kecepatan partikel (v) bergerak pada arah sumbu x
(+) dan medan magnet (B) memiliki arah ke sumbu y (+), maka gaya (F)
akan bergerak ke arah sumbu z (+). Selengkapnya dituliskan sebagai
berikut :

31
32
33
4) Tugas / Latihan
1. Serangga berturut-turut bergerak 8,0 cm ke arah timur, 5,0 cm ke arah
selatan, 3,0 cm ke arah barat dan 4,0 cm ke arah utara. a) Berapa jauhkah
dalam arah utara dan timur serangga itu telah bergerak dihitung dari titik
awal geraknya. B) Tentukan vektor perpindahan serangga secara
geometris maupun analitis.
2. Seorang anak menahan sebuah kereta yang beratnya 150 N di atas
permukaan miring 200. Agar kereta tidak menggelinding (turun) berapa
gaya tarik anak itu? (Ia menarik dalam arah yang sejajar permukaan
miring).
3. Ulangi soal no 4.2 diatas, hanya saja sekarang anak itu menarik kereta
dalam arah 300 dengan permukaan miring!
4. Dua buah gaya 80 N dan 100 N bekerja dengan sudut 600 antara
keduanya untuk menarik sebuah benda.
a) Carilah satu gaya yang dapat menggantikan kedua buah gaya tersebut
(besar dan arahnya),
b) Tentukan sebuah gaya yang dapat menghasilkan kesetimbangan
antara kedua gaya !
5. Diberikan vektor A = 4iˆ + 3 ˆj dan B = 5iˆ − 2 ˆj
tentukan
a) Besar masing-masing vektor
b) besar dan arah A-B
c) besarnya A . B
d) besar dan arah A x B
e) sudut antara kedua vektor!

5) Evaluasi
1.

34
2.

6) Kunci Jawaban
1.

2.

35
36
d. Kegiatan Pembelajaran ke 4
1) Kinematika

2) Tujuan Materi Pembelajaran


d) Agar mahasiswa mampu memahami tentang benda yang bergerak
konstan dan bergerak lurus berubah beraturan.
e) Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami tentang gerak,
kecepatan dan percepatan.
f) Agar mahasiswa mampu memahami tentang gerak lurus beraturan
(GLB)

3) Materi Pembelajaran
4.1 Pendahuluan
 Suatu benda dikatakan bergerak bila kedudukannya selalu berubah
terhadap suatu acuan
 Ilmu yang mempelajari gerak tanpa mempersoalkan penyebabnya disebut
Kinematika
 Untuk menghindari terjadinya kerumitan gerakan benda dapat didekati
dengan analogi gerak partikel (benda titik).

4.2 Parameter Gerak


Hampir setiap saat kita melihat benda-benda bergerak. Setiap saat kita juga
melakukan gerak. Di jalan raya kita dapat melihat banyak mobil yang sedang
bergerak, di pusat perbelanjaan, kita dapat melihat banyak orang bergerak
melakukan aktivitas masing-masing, di sungai dapat kita lihat gerakan aliran
air. Bahkan bumi tempat kita berpijak selalu dalam keadaan bergerak, yaitu
gerak rotasi dan revolusi. Pernahkan Anda memperhatikan anak yang
sedang bermain ayunan, jarum jam yang berputar, dan bus yang sedang
berjalan? Apakah benda-benda tersebut bergerak? Jadi, apa yang dimaksud
dengan gerak? Bila Anda melihat sebuah bus yang sedang berjalan,
sementara Anda sedang berada di luar bus, maka bus tersebut dapat kita
katakan bergerak. Demikian juga semua yang berada di dalam bus, baik
tempat duduk maupun orangnya dapat kita katakan bergerak. Hal ini

37
berkebalikan bila kita berada di dalam bus tersebut, kita akan mengatakan
bahwa bus tidak bergerak, sedangkan benda-benda yang ada di luar bus itu
kita katakan bergerak. Nah, gerak benda-benda di luar bus, seperti pohon,
tiang listrik, dan tiang telepon dinamakan gerak semu. Sedangkan yang
sebenarnya terjadi adalah bus yang kita tumpangi bergerak mendekati atau
menjauhi benda-benda tersebut. Kapan suatu benda dikatakan bergerak?
Benda dikatakan bergerak bila kedudukannya terhadap titik acuan setiap
saat selalu berubah, dan sebaliknya benda dikatakan diam bila
kedudukannya terhadap titik acuan selalu tetap.

4.3 Jarak Dan Perpindahan


Sebuah benda dikatakan bergerak jika kedudukan benda dalam selang
waktu tertentu berubah terhadap suatu titik acuan yang dianggap diam.
Berdasarkan definisi di atas titik acuan atau koordinat benda dikatakan “diam”
terhadap kedudukan benda tersebut jika koordinatnya selalu tetap meskipun
ada perubahan waktu.

Pengertian diam dan bergerak adalah relatif. Mungkin saja posisi suatu
benda diam terhadap suatu titik acuan, tetapi terhadap titik acuan lain benda
itu dikatakan bergerak. Hal ini disebabkan karena di alam semesta ini tidak
ada gerak dengan kerangka acuan yang mutlak diam. Contohnya seseorang
yang mengendarai sepeda motor. Kalau menggunakan titik acuan motor,
maka orang tersebut dapat dianggap diam terhadap motor, tetapi bila titik
acuannya adalah bumi maka orang itu bergerak terhadap bumi.

Pembahasan mengenai benda yang bergerak berhubungan erat dengan


besaran jarak dan perpindahan. Jarak dan perpindahan merupakan dua
besaran yang memiliki pengertian berbeda. Jarak adalah panjang lintasan
yang ditempuh suatu benda yang bergerak, sedangkan perpindahan adalah
perubahan kedudukan atau posisi suatu benda diukur dari posisi awal ke
posisi akhir benda atau dengan kata lain jarak hanya memperhitungkan
panjang lintasan yang ditempuh dengan tanpa memperhatikan arah,
sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi atau kedudukan suatu
benda dengan memperhatikan arah. Sehingga dalam fisika perpindahan
38
merupakan besaran vektor sedangkan jarak merupakan besaran skalar. Jadi
kedua besaran tersebut berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari kedua istilah
tersebut seringkali dipertukarkan artinya namun besaran jarak lah yang
sering dipergunakan. Sebagai contoh, Eka berangkat dari Bandung menuju
Sumedang maka jarak tempuh Eka adalah sama dengan jarak Bandung ke
Sumedang.

Sebuah benda dikatakan bergerak jika letak atau posisinya terhadap suatu
acuan tertentu berubah. Jadi, gerak melibatkan adanya perpindahan benda
dari suatu tempat ke tempat lain. Untuk melukiskan suatu gerak dibutuhkan
suatu sistem koordinat dengan titik pusat yang tetap. Perhatikan ilustrasi di
bawah.

Besaran x menyatakan posisi benda relatif terhadap titik tetap yang dipilih
sebagai titik acuan atau titik pusat koordinat. Pada titik pusat koordinat nilai
x=0. Untuk perjanjian, jika benda berada di sebelah kanan titik pusat
koordinat maka nilai x nya positif, sebaliknya jika benda berada di sebelah
kiri titik pusat koordinat nilai x nya negatif. Dalam sistem MKS atau Sistem
Internasional (SI) besaran x memiliki satuan meter. Jika posisi awal benda
dinyatakan dengan xawal dan posisi akhir benda xakhir, maka kita
definisikan :

39
Contoh 1 :

40
Apabila kita membicarakan perpindahan, kita perlu mengetahui arah
perpindahan tersebut. Misalnya perpindahan dari sebuah titik acuan menuju
arah Timur diambil sebagai harga positif maka perpindahan kearah Barat
haruslah berharga negatif. Jadi perpindahan dapat berharga positif atau
negatif bergantung pada titik acuannya.
Di dalam koordinat kartesian atau koordinat dengan sumbu-x dan sumbu-y,
perpindahan dapat dituliskan dalam arah sumbunya masing-masing.
Perpindahan ke arah sumbu positif mempunyai nilai positif sedangkan
perpindahan ke sumbu negatif mempunyai nilai negatif.

41
4.3.1 Perpindahan dalam Arah Sumbu-x Positif
Perpindahan dalam arah sumbu-x positif, arahnya selalu ke kanan.
Perhatikan Gambar dibawah ini. Donal mula-mula berada di titik P, lalu
bergerak lurus ke kanan dan berhenti di titik Q.

Gambar Perpindahan kearah sumbu-x positif disepakati bernilai positif

Titik P terletak pada 1 x = -4 dan titik Q terletak pada 2 x = 3. Perpindahan Donal


dari P ke Q sama dengan perpindahan dari P ke O sebesar 4 satuan ditambah
perpindahan dari O ke Q sebesar 3 satuan sehingga perpindahan Donal = 4
satuan + 3 satuan = 7 satuan. Sementara itu, jarak P ke Q sama dengan 7
satuan. Cara umum yang digunakan untuk menghitung perpindahan
adalah dengan mengurangkan kedudukan akhir dengan kedudukan awal.
Untuk contoh diatas perpindahannya sama dengan Δ x= x2-x1 = 3 – (-4) = 7
satuan.

4.3.2 Perpindahan Dalam Arah Sumbu-X Negatif


Perpindahan dalam arah sumbu-x negatif, arahnya selalu ke kiri. Perhatikan di
bawah ini. Mobil mula-mula berada di R, lalu bergerak ke kiri, dan berhenti di
titik S.

42
Gambar Perpindahan kearah sumbu-x negatif disepakati bernilai negatif

Titik R terletak pada x1 = 3 dan titik S terletak pada x2 = -4 . Perpindahan mobil


dari R ke S sama dengan perpindahan dari R ke O sebesar -3 satuan ditambah
perpindahan dari O ke Q7 sebesar -4 satuan sehingga perpindahan mobil = -3
satuan -4 satuan = -7 satuan. Sementara itu, jarak R ke S sama dengan 7
satuan. Cara umum yang digunakan untuk menghitung perpindahan
adalah dengan mengurangkan kedudukan akhir dengan kedudukan awal.
Untuk contoh diatas perpindahannya sama dengan Δ x = x2 - x1 = (-4) - 3 = -
7 satuan. Hal yang sama berlaku untuk perpindahan pada sumbu-y.
Perpindahan dalam arah sumbu-y positif akan bernilai positif dan perpindahan
dalam arah sumbu-y negatif mempunyai nilai negatif.
Dari uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa jarak antara dua buah titik selalu
bernilai positif sedangkan perpindahan dapat berharga positif maupun negatif.
Bagaimana perpindahan dan jarak untuk sebuah benda yang bergerak pada
sumbu-x dan sumbu-y? Perhatikan Gambar di bawah ini :

43
4.4 Kecepatan Dan Kelajuan
Dalam kehidupan sehari-hari, kata kecepatan dan kelajuan sering
disamaartikan. Kecepatan dan kelajuan merupakan dua pegertian yang
berbeda. Kecepatan (velocity) merupakan besaran vektor, yaitu besaran
yang memperhitungkan arah geraknya, sedangkan kelajuan (speed)
merupakan besaran skalar, yaitu besaran yang hanya memiliki besar tanpa
memperhatikan arah gerak benda.

Dengan kata lain, kelajuan suatu benda hanya ditentukan oleh jarak tempuh
benda dan selang waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tersebut
tanpa memperhatikan arah perpindahannya.

44
Kecepatan didefinisikan sebagai perubahan posisi per satuan waktu. Dalam
sistem MKS atau SI, satuan kecepatan adalah meter/detik atau m/s.
Bergantung pada besarnya interval waktu yang dipakai untuk mendifinisikan
kecepatan, kita mengenal kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat .

A. Kecepatan Rata-Rata Dan Kelajuan Rata-Rata

Kelajuan rata-rata diperoleh dari jarak yang ditempuh benda dibagi dengan
waktu tempuhnya. Secara matematis, kelajuan rata-rata dapat dituliskan
dalam persamaan :

45
B. Kecepatan Sesaat
Secara grafis kecepatan sesaat dapat didefinisikan sebagai gradien garis
singgung dari kurva posisi (x) vs waktu (t) pada nilai t yang diinginkan.
Kecepatan rata-rata apabila selang waktu mendekati nol (kecepatan pada
suatu saat tertentu).

Kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata menggambarkan jarak tempuh


dibagi waktu tempuh. Besaran ini tidak menunjukan kecepatan dan kelajuan
benda pada saat tertentu. Untuk mengetahui besar kecepatan dan kelajuan
benda pada saat tertentu, digunakan besaran kecepatan dan kelajuan
sesaat. Pada kendaraan bermotor besarnya kelajuan sesaat dapat

46
ditunjukan oleh speedometer. Kelajuan sesaat adalah kelajuan pada suatu
waktu tertentu atau kelajuan pada suatu titik dari
lintasannya.

4.5 Percepatan
Percepatan merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang
memperhitungkan arah geraknya. Percepatan menyatakan laju perubahan
kecepatan, atau menyatakan perubahan kecepatan per satuan waktu.
Percepatan sebuah benda ditentukan dengan membandingkan perubahan
kecepatan benda tersebut terhadap waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan perubahan kecepatan itu. Bila percepatan suatu benda searah
dengan kecepatannya, maka kecepatan benda tersebut akan semakin
besar, berarti gerak benda semakin cepat. Percepatan semacam
ini disebut percepatan positif. Sedangkan, bila percepatan suatu benda
berlawanan arah dengan kecepatannya, berakibat kecepatan benda
tersebut akan semakin kecil, gerak benda semakin lambat. Percepatan
semacam ini disebut percepatan negatif. Percepatan negatif lazim disebut
perlambatan, sedangkan percepatan positif lazim disebut percepatan.

47
A. Percepatan Rata-Rata
Perubahan kecepatan per satuan waktu.

B. Percepatan Sesaat

4.6 Gerak Lurus Beraturan (GLB)


Gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap.

Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak lurus yang memiliki


kecepatan yang tetap karena t i d a k a d a n y a p e r c e p a t a n p a d a

48
o b j e k ( a= 0 ) . K e c e p a t a n b e n d a a d a l a h j a r a k y a n g d i t e m p u h
(perpindahan) selama selang waktu tertentu.

V=s
t
Terdapat perbedaan istilah pada kecepatan, kelajuan, perpindahan
dan jarak tempuh. Jaraktempuh dan kelajuan merupakan besaran skalar,
sedangkan perpindahan dan kecepatan termasukbesaran vektor.

4) Tugas / Latihan
Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan kelajuan rata-rata.

Alat dan bahan:


· Meteran atau mistar
· Stopwatch
· Sebutir batu beratnya ± 50 gram.

Langkah kerja:
1. Ukurlah lebar kelasmu menggunakan meteran, mistar atau alat lain.
2. Berjalanlah menyusuri lebar kelas yang telah Anda ukur. Dengan
menggunakan stopwatch amati berapa waktu yang Anda butuhkan!
3. Ulangi langkah 2, tetapi sekarang Anda berlari atau berjalan cepat.
Mintalah salah seorang teman juga melakukan hal yang sama.
4. Catatlah data-data yang Anda peroleh ke dalam tabel!

Pertanyaan:
1. Berapakah kelajuan rata-rata saat Anda berjalan, berjalan cepat atau
berlari? Bandingkan kelajuan rata-rata Anda dengan kelajuan rata-rata
teman Anda!
2. Bila Anda berlari menempuh jarak 10 km dengan kelajuan rata-rata seperti
yang Anda peroleh dari tabel di atas, berapa waktu yang Anda butuhkan?
Apakah itu bisa tercapai? Berilah penjelasan!

49
5) Evaluasi
1. Seekor kura-kura dan seekor kelinci berlomba lari menempuh jarak 4
km. Kelinci berlari sejauh 0,5 km lalu berhenti dan tidur dulu selama
90 menit. Saat terbangun ia ingat akan lombanya dan berlalu dua kali
lebih cepat dari sebelumnya. Mencapai garis finish dalam waktu 1,75
jam ia memenangkan lomba tsb.
a. Hitung kecepatan rata-rata total selama lomba
b. Hitung kecepatan rata-rata sebelum tidur
2. Kecepatan sebuah partikel yang bergerak sepanjang sumbu x
berubah terhadap waktu menurut hubungan. V = (40 – 50t)2 m/s
Hitung percepatan rata-rata pada interval waktu antara t=0 dan t=2 s.
Hitung percepatan sesaat pada t=2 s.

6) Kunci Jawaban
1.

50
2.

51
e. Kegiatan Pembelajaran ke 5
1) Vektor

2) Tujuan Materi Pembelajaran


a) Agar mahasiswa mampu memahami tentang benda yang bergerak konstan
dan bergerak lurus berubah beraturan.
b) Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami tentang gerak satu dimensi
dengan percepatan konstan
c) Agar mahasiswa mampu memahami tentang gerak lurus berubah
beraturan (GLBB)
d) Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami tentang gerak jatuh bebas

3) Materi Pembelajaran
5.1 Gerak Lurus Berubah Beraturab (GLBB)
Gerak dengan 1 dimensi dengan percepatan konstan sering disebut sebagai
gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
Hubungan antara x, v, a, dan t untuk GLBB dapat diturunkan secara
pendekatan sebagai berikut. Dalam hal ini asesaat=arata-rata=konstan=a, maka :

52
Grafik posisi, kecepatan, dan percepatan terhadap waktu pada GLBB:

53
54
5.2 Gerak Jatuh Bebas
Gerak jatuh bebas adalah gerak benda yang dilepaskan dengan atau tanpa
kecepatan awal dari ketinggian tertentu di atas permukaan bumi, lantai, atau
bidang acuan tertentu, di mana benda mengalami percepatan ke bawah
akibat gaya gravitasi bumi, dan dalam perjalanannya benda diasumsikan
tidak mengalami gesekan dengan udara. Gerak ini tidak lain merupakan
GLBB dengan percepatan: a = g ≈ 9,8 m/s2 (Seringkali untuk memudahkan
perhitungan, g dibulatkan menjadi g ≈ 10 m/s2).

55
56
4) Tugas / Latihan
1.

2.

3.

5) Evaluasi
1.

2.

6) Kunci Jawaban
1.

57
2.

58
f. Kegiatan Pembelajaran ke 6
1) Gerak Dalam Bidang Datar

2) Tujuan Materi Pembelajaran


a) Agar mahasiswa mampu memahami tentang benda yang bergerak
Dalam bidang datar.
b) Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami tentang gerak peluru
c) Agar mahasiswa mampu memahami tentang gerak melingkar.

3) Materi Pembelajaran
6.1 Pendahuluan
 Gerak dalam bidang datar merupakan gerak dalam dua dimensi

 Contoh gerak pada bidang datar :

- Gerak peluru
- Gerak melingkar
- Gerak relatif

6.2 Vektor Posisi, Kecepatan Dan Percepatan


Andaikan partikel bergerak pada lintasan melengkung.

6.2.1 Vektor Posisi

6.2.2 Kecepatan
Perubahan posisi per satuan waktu.

A. Kecepatan Rata-Rata

59
B. Kecepatan Sesaat

6.2.3 Percepatan
Perubahan kecepatan per satuan waktu.

A. Percepatan Rata-Rata

60
B. Percepatan Sesaat

6.3 Gerak Peluru


Gerak Peluru adalah :
 Merupakan gerak pada bidang datar yang lintasannya berbentuk
parabola
 Percepatan pada gerak peluru adalah tetap.

61
62
6.4 Gerak Melingkar
Gerak melingkar adalah gerak dengan lintasan berbentuk lingkaran. Arah
kecepatan benda pada gerak ini selalu menyinggung lintasan lingkarannya.
Karena itu kecepatan pada gerak melingkar sering disebut juga sebagai
kecepatan tangensial.
Apabila laju atau besar kecepatan tangensialnya tetap, maka geraknya
disebut gerak melingkar beraturan (GMB).
Arah kecepatan tangensial jelas berubah-ubah selama benda menyusuri
lintasan gerak melingkarnya. Adanya perubahan arah vektor kecepatan
tangensial yang terjadi setiap saat di sepanjang lintasan benda menunjukkan
bahwa terdapat sebuah percepatan. Percepatan yang mengubah arah vektor
kecepatan pada gerak melingkar disebut percepatan centripetal. Percepatan
ini arahnya selalu menuju ke pusat lingkaran, dan besarnya memenuhi
hubungan.

63
di mana v laju tangensial dan R jari-jari lingkaran.

Apabila nilai kecepatan tangensial juga berubah-ubah, berarti terdapat


percepatan pada arah tangensial, yang disebut sebagai percepatan
tangensial.

Contoh :

64
6.4.1 Gerak Melingkar Beraturan
 Lintasan mempunyai arak yang tetap terhadap pusat
 Besar kecepatan tetap, arah selalu menyinggung arah lintasan (berubah)

65
6.4.2 Gerak Melingkar Berubah Beraturan
 Gerakmelingkardengankecepatanberubah,baikarahmaupunbesarnya
 Perubahanbesarkecepatan Percepatansinggung(tangensial)
 Perubahanarahkecepatan Percepatanradial

66
67
4) Tugas / Latihan
Buatlah paper mengenai perbedaan antara gerak peluru dan gerak melingkar
dan apa saja kelebihan beserta kelemahan masing-masing antara kedua
gerak tersebut. Tugas / Latihan ini dikerjakan perkelompok.

5) Evaluasi
1.

2.

68
6) Kunci Jawaban
1.

2.

69
g. Kegiatan Pembelajaran ke 7
1) Dinamika / Mekanika

2) Tujuan Materi Pembelajaran


a) Agar mahasiswa mampu memahami tentang Fisika Dinamika.
b) Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami tentang pengertian gaya
dan massa.
c) Agar mahasiswa mampu memahami tentang macam-macam gaya.

3) Materi Pembelajaran
7.1 Pendahuluan
Pada pokok bahasan ini kita mulai mempelajari keadaan gerak benda
dengan memandang penyebab geraknya, yaitu gaya. Pembahasan tentang
ini dikenal sebagai dinamika. Sebelum mempelajari tentang dinamika,
terlebih dahulu kita akan mempelajari besaran gaya sebagai besaran vektor,
khususnya dalam hal penjumlahan gaya. Selanjutnya kita akan mempelajari
hukum alam yang menjadi hukum dasar dari gerak benda. Hukum dasar ini
pertama kali dikemukakan oleh Sir Isaac Newton (1642 - 1727) dan dikenal
sebagai hukum-hukum Newton tentang gerak. Dinamika pada dasarnya
adalah pembahasan hukum-hukum Newton dan penerapannya.

7.2 Gaya
Gaya didefenisikan merupakan fluksi dorongan lurus. F = d/dt . ( m.v) F = v
(dm/dt) + m(dv/dt) Jika v konstan, maka diperoleh F = v (dm/dt )
Contoh : perpindahan batuan agregat pada crushing stone pada ban berjalan.
Sebuah corong berisi agregat dapat mendrop butiran agregat naik ke ban
berjalan , yang kemudian oleh ban berjalan dipindahkan butiran tersebut ke
tempat stock material. Agar ban berjalan ini bergerak sesuai menurut
semestinya, diperlukan gaya F yang besarnya sesuai dengan ketentuan
diatas.

Gaya merupakan dorongan ataupun tarikan yang dapat menyebabkan benda


bergerak, berubah arah, maupun perubahan bentuk benda. Gaya juga dapat
mengakibatkan benda yang mulanya bergerak menjadi diam. Untuk
70
mengukur nilai gaya yang terjadi pada suatu benda, kita dapat menggunakan
alat ukur neraca pegas (dinamometer).

Gaya dirumuskan sebagai berikut :

A. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang memiliki arah berlawanan dengan arah gerak
benda atau arah kecenderungan gerak benda. Gaya gesek terbagi menjadi
dua jenis, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Lho, apa bedanya?

71
Gaya gesek statis bekerja pada benda diam, sementara gaya gesek kinetis
bekerja pada benda bergerak.

B. Gaya Berat
Gaya Berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suatu benda.
Berat suatu benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada
benda tersebut.

C. Menggambar Gaya
Gaya dikategorikan sebagai besaran vektor karena memiliki besar dan juga
arah. Oleh karena itu, kita dapat menggambar gaya dengan menggunakan
diagram vektor yang beranak panah.
72
Untuk menggambar jumlah dua gaya dengan metode poligon, kita harus
mengerjakan tahap di bawah ini:
 Gambar salah satu gaya.
 Gambar gaya kedua yang titik tangkapnya berimpit dengan ujung vektor
pertama.
 Jumlah kedua gaya ialah anak panah yang menghubungkan titik tangkap
gaya pertama ke titik gaya kedua.

Untuk menggambar selisih dua gaya dengan metode poligon, kita harus
melakukan beberapa tahap di bawah ini:
 Gambar salah satu gaya.
 Gambar gaya kedua dengan arah yang berlawanan dengan gaya asalnya.
 Selisih kedua gaya ialah anak panah yang menghubungkan titik tangkap
gaya pertama ke ujung gaya kedua.

73
7.2.1 Gaya Sebagai Besaran Vektor
Gaya dapat dikatakan sebagai penyebab perubahan gerak. Gaya adalah
besaran vektor. Jika pada suatu benda bekerja lebih dari sebuah gaya, maka
gaya-gaya tersebut dapat dijumlahkan dengan cara penjumlahan vektor
sehingga menghasilkan sebuah resultan gaya. Dalam menjumlahkan
beberapa vektor gaya dapat dipergunakan metode penjumlahan vektor
seperti metode jajaran genjang atau metode uraian. Gambar di bawah ini
adalah representasi gambar dari sebuah gaya F. Pada gambar tersebut
panjang anak panah merepresentasikan besarnya gaya dan arah panah
mereprentasikan arah gaya.
Satuan gaya dalam sistem internasional (SI) adalah newton (N) dan dalam
satuan cgs adalah dyne, dimana 1 N = 105 dyne. Penurunan satuan gaya
secara dimensional akan kita pelajari pada pembahasan selanjutnya.
Pemberian nama satuan newton adalah sebagai penghargaan terhadap Sir
Isaac Newton, penemu hukum-hukum alam tentang gerak.

Gambar Representasi dari sebuah gaya

Contoh :

74
7.3 Gaya-Gaya Mekanika
Gaya-gaya mekanik, atau gaya-gaya kontak adalah gaya-gaya reaksi dari
suatu benda terhadap gaya luar. Gaya-gaya mekanik antara lain adalah gaya
normal, gaya gesek, dan gaya tegangan tali.

Gaya normal adalah gaya pada suatu bidang yang arahnya tegak lurus
bidang, dan merupakan reaksi dari gaya tekan. Gaya tekan adalah gaya luar
yang bekerja pada bidang pada arah tegak lurus bidang.
Jika kita meletakkan sebuah benda di atas meja maka berat benda (gaya
gravitasi bumi terhadap benda, ) menjadi gaya tekan terhadap permukaan
meja, dan sebagai reaksinya pada permukaan meja akan timbul gaya normal
bidang yang besarnya sama dengan berat benda dan arahnya tegak lurus
bidang ke atas (berlawanan dengan arah gaya tekan). Jika benda kita
letakkan pada suatu bidang miring maka yang menjadi gaya tekan adalah
komponen gaya berat yang arahnya bidang miring. Pada Gambar dibawah
ini, gaya normal bidangnya adalah seperti pada gambar, N - W y.

75
Gambar (a) dan (b) Gaya normal dan gaya gesek, pada bidang datar pada
bidang miring

Gaya gesek adalah gaya pada suatu bidang yang arahnya sejajar bidang
dan merupakan reaksi dari gaya luar yang arahnya sejajar bidang. Gaya
gesek arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. Terjadinya gaya
gesek disebabkan oleh keadaan permukaan yang pada umumnya kasar,
sehingga terjadi hambatan pada gerak benda. Jika kita letakkan sebuah
benda di atas meja, dan kemudian benda kita beri gaya yang arahnya sejajar
dengan bidang (Gambar a), maka menyebabkan reaksi gaya oleh
permukaan meja berupa gaya gesekan f. Jika benda dalam keadaan tetap
diam maka berlaku Hukum Newton I, . Jika benda bergerak maka berlaku
hukum Newton II.

Pada umumnya untuk gaya luar tidak terlalu besar didapatkan hubungan
linear antara gaya gesek dan gaya normal. Pada keadaaan tepat akan
bergerak atau bergerak besar gaya gesek dapat dinyatakan sebagai,

76
Gambar Gaya Tegangan Tali

Gaya tegangan tali (T) adalah reaksi terhadap gaya luar pada tali dan bekerja
sepanjang tali. Jika kita menarik seutas tali, atau kita gantungkan sebuah
beban pada seutas tali, maka pada ujung tali terjadi gaya reaksi, dan gaya
aksi-reaksi ini diteruskan pada setiap titik pada tali sehingga terjadi
tegangan tali. Pada Gambar diatas, gaya tegangan tali dapat dinyatakan
sebagai T = -w.

77
A. Gaya-Gaya Pada Tubuh Manusia
Setiap sel pada tubuh kita menderita gaya gravitasi. Gaya-gaya gravitasi
tersebut menghasilkan suatu resultan gaya yang arahnya ke bawah (ke
pusat bumi). Titik tangkap gaya resultan tersebut di dalam tubuh kita dikenal
sebagai titik berat.
Selain gravitasi, atau sering disebut gaya berat, tubuh kita juga menderita
gaya lain sebagai reaksi dari gaya berat, yaitu gaya normal bidang yang
bekerja pada kedua kaki kita dan arahnya ke atas. Dalam keadaan
setimbang, jumlah gaya aksi-reaksi ini sama dengan nol. Gambar dibawah
ini menunjukkan gaya-gaya total yang bekerja pada tubuh kita dengan w
menyatakan gaya berat, dan adalah gaya-gaya normal yang bekerja pada
kedua kaki kita. Dalam keadaan setimbang besarnya gaya-gaya dapat kita
tuliskan sebagai,

Gambar Gaya-Gaya Total Pada Tubuh Manusia

Keadaan setimbang juga dapat terjadi pada bagian-bagian tubuh lain


seperti tangan, badan, kaki, dan bagian lainnya, yaitu pada saat bagian

78
tubuh itu dalam keadaan diam atau bergerak beraturan. Jika keadaan
setimbang terjadi pada salah satu kaki misalnya, maka jumlah gaya-gaya
yang bekerja pada kaki tersebut jumlahnya sama dengan nol. Perhatikan
Gambar dibawah ini, menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada
salah satu kaki yang berada dalam keadaan setimbang.
Pada kaki tersebut bekerja dua buah gaya yang arahnya condong ke
bawah, yaitu gaya yang bekerja pada tulang kaki, dan sebuah gaya yang
arahnya condong ke atas, yang merupakan gaya normal bidang. Jumlah
gaya-gaya ini besarnya sama dengan nol, atau dapat kita tuliskan,

Gambar Gaya-Gaya Pada Kaki Manusia

Ada dua macam kesetimbangan gaya, yaitu kesetimbangan translasi dan


kesetimbangan rotasi. Kesetimbangan yang dibahas di atas adalah jenis
kesetimbangan translasi. Jenis kesetimbangan yang lain adalah

79
kesetimbangan rotasi. Jenis kesetimbangan ini akan kita jumpai pada saat
kita mempelajari momen gaya.

7.4 Sistem Satuan Mekanika


Satuan gaya didefenisikan sebagai sebuah gaya yang menimbulkan satu
satuan percepatan bila dikerjakan pada satu satuan massa. Dalam
bahasa SI satuan gaya adalah gaya yang akan mempercepat massa satu
kg. sebesar satu m/dt2 dan seperti telah kita lihat, satuan ini disebut
Newton (disingkat N). Gambar (a) Partikel sedang bergerak ke kanan
sepanjang sumbu x suatu sistem sumbu lembam. Padanya bekerja gaya
horizotal sebesar F. Selama gaya bekerja maka kecepatan benda tersebut
bertambah atau dengan kata lain punya percepatan a= dv/dt, menuju
kekanan.
Jika F konstan maka kecepatan akan bertambah secara konstan. Bila F
berubah maka perubahan kecepatan perdetik akan sebanding dengan
perubahan gaya itu. Gambar (b) Kecepatan benda juga kekanan, tetapi
arah gaya ke kiri. Dalam kondisi ini bendaakan bergerak lebih lambat (jika
gaya itu terus bekerja, arah gerak benda akhirnya membalik). Percepatan
sekarang mengarah ke kiri sama dengan arah gaya. Jadi besarnya
percepatan berbanding lurus dengan gaya dan arahnya juga sama, tak
peduli kemana arah kecepatan. Karena a berbanding lurus dengan F
maka perbandingan gaya dan perubahan kecepatan per detik adalah
suatu konstanta, yang disebut Massa m dari benda tersebut.

80
Dimana gaya – gaya adalah komponen – komponen dan gaya – gaya
eksternal yang bekerja pada benda. Kiranya perlu ditekankan bahwa
hukum ini disini digunakan utuk suatu partikel, karena bila gaya resultan
bekerja terhadap suatu benda yangbesar maka benda tersebut mungkin
akan berputar dan tidak semua partikelnya punya percepatan sama.

7.5 Massa Dan Berat


Untuk menentukan satuan yang digunakan maka dapat dirangkum dalam
tabel berikut:

81
Sifat SI Unit :
Dewasa ini umumnya Fisika telah menggunakan sistem SI Unit. SI unit
= Systeme Internationale d’Unites = Sistem satuan internasional, yaitu
suatu sistem satuan yang telah disepakati bersama sebagai hasil
rumusan oleh CGPM (Conference Generale des Poids et Measures)
yang ke 11 di Paris tahun 1960. Sifat SI mempunyai beberapa sifat
unggulan terhadap sistem satuan lainnya antara lain. :
1. SI tidak sukar dalam hal perhitungan , karena memakai sistem
desimal ganda dan anak ganda satuanya dapat dinyatakan
dengan 10n, dimana n bilangan bulat ( positif, nol, negatif).
2. SI berupa sistem mutlak, karena besaran dasar mekanikanya
didasarkan pada LMT ( panjang massa, waktu), bukan didasarkan
LFT (panjang, Gaya, Waktu).
3. SI merupakan sistem satuan yang yang praktis dan mudah
dikenal orang.
4. SI merupakan satuan yang koheren, hasil kali atau hasil bagi
antara besaran dasar mmenghasilkan besaran baru tanpa
menimbulkan faktor lain, kecuali faktor 1.
5. SI dibentuk atas 7 besaran dasar berdimensi dan 2 besaran
tambahan yang tidak berdimensi, yang ternyata dapat mencakup
semua bidang ilmu pengetahuan.

Secara lebih umum maka berat didefinisikan sebagai gaya gravitasi


reultan yang dilakukan oleh semua benda lainnya di jagat raya ini terhadap
benda itu. Di dekat permukaan bumi gaya tarik bumi jauh lebih besar dari
pada gaya setiap benda lain, sehingga dapat dianggap bahwa berat
disebabkan semata – mata oleh gaya gravitasi bumi. Hal tersebut dapat
dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

82
Dimana :
R = Jari – Jari bumi
G = Konstanta gravitasi
m = massa benda
mE = massa bumi

Dan jika bumi merupakan suatu sumbu lembam, maka bila sebuah benda
jatuh bebas maka gaya yang mempercepatnya adalah w (beratnya) dan
percepatan yang disebabkan gaya ini adalah gaya gravitasi g. Dari rumus
– rumus:

dimana :
w = berat benda
m = massa benda
g = percepatan gravitasi

Karena :

83
Maka percepatan gravitasi bumi adalah hasil pembagian massa bumi
dengan kwadrat jarak bumi dengan benda lain tersebut dikalikan
konstanta Gravitasi bumi. Rumus tersebut membuktikan bahwa
percepatan yang disebabkan oleh gaya berat adalah sama untuk semua
benda dan hampir konstan (G, ME konstan,. R hanya sedikit berbeda dari
titik di permukaan bumi). Nilai g yang dapat dipakai adalah 9,8 m.dt -2 atau
32 ft s-2.

Contoh Soal :
Sebuah balok yang massanya 10 kg diam diatas permukaan horisontal.
Berapa gaya horisontal konstan T diperlukan untuk memberikan
kecepatan 4 m s-1 dalam 2 sekon, dari keadaan diam, jika gaya
gesekan antara balok dan permukaan konstan dan sama dengan 5 N?
Andaikan semua gaya bekerja di pusat balok itu.

84
Penyelesaian :
Massa balok diketahui. Percepatan y-nya nol. Percepatan x-nya nol dapat
dihitung dari data kecepatan yang diperoleh dalam waktu yang diketahui.
Karena semua gaya konstan, percepatan x adalah konstan, dan
berdasarkan persamaan gerak dengan percepatan konstan, maka:

7.6 Cara Statik Mengukur Gaya


Hukum Newton tentang gravitasi adalah gaya untuk 2 partikel, berbunyi:
Setiap partikel materi di jagat raya melakukan tarikan terhadap setiap
partikel lainnya dengan suatu gaya yang berbanding langsung dengan
hasil kali massa partikel –partikel itu berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak yang memisahkannya. Atau jika dirumuskan menjadi:

85
Gaya – gaya partikel yang bekerja pada partikel – partikel tersebut
membentuk sepasang aksi reaksi yang walupun massanya berbeda, gaya
yang sama besar bekerja pada partikel tersebut. Jika hukum tersebut
diterapkan pada bumi dan benda kecil atau bumi dan bulan dengan bumi
sebagai pusatnya maka dianggap bahwa bumi merupakan bola homogen
dimana bila gaya gravitasi dilakukan pada atau olehnya, maka sama seperti
sandainya seluruh massa bola itu terkonsentrasi pada suatu titik di
pusatnya. Sehingga gaya yang dilakukan olehnya terhadap suatu benda
kecil bermassa m dan berjarak r dari bumi adalah:

86
4) Tugas / Latihan
Buatlah paper mengenai gaya dan massa dengan perkelompok. Dan di
persentasikan.

5) Evaluasi
1. Massa benda adalah m salah satu bola kecil dari neraca Cavendish
adalah 1 g, massa m’ salah satu bola besar ialah 500 g, dan jarak
antara pusat kedua bola ialah 5 cm. Tentukan besar gaya tarik kedua
benda tersebut :

2. Sebuah elevator bergerak dan bebannya 1600 lb. Hitunglah tegangan


tali (T) di dalam kabel penahan bila elevator itu, yang mula – mula
bergerak ke bawah dengan kecepatan 20 ft sek-1, kemuadian
diberhentikan dengan percepatan konstan setelah menempuh jarak 60
ft

6) Kunci Jawaban
1.

2.

87
h. Kegiatan Pembelajaran ke 8
1) Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak

2) Tujuan Materi Pembelajaran


a) Agar mahasiswa mampu memahami tentang Hukum-hukum newton I,II, III,
dan IV.
b) Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami tentang hubungan antara
hukum-hukum newton dengan gerak.

3) Materi Pembelajaran
8.1 Hukum Newton I
Berabad abad masalah gerak dan penyebabnya menjadi topik utama dalam
filsafat alami (nama lama untuk fisika). Baru kemudian dengan munculnya
Galileo dan Newton, diperoleh kemajuan yang nyata , Isac Newton dilahirkan
di Inggris dalam tahun kematian Galilio dan pendahulunya yang lain dengan
buah karyanya yang diungkapkan melalui hukum nya (pertama kali
dikemukakan dalam tahun 1686) dalam bukunya Philosophiae Naturalis
Principia Mathematica, yang dikenal sebagai Principia. Sebelum jaman
Galileo sebagian besar ahli filsafat berpendapat bahwa agar benda tetap
bergerak perlu ada pengaruh luar atau gaya. Menurut mereka keadaan alami
beda adalah keadaan diam. Mereka yakin bahwa agar sebuah benda
bergerak , misalnya sepanjang garis lurus dengan laju konstan, diperlukan
suatu pengaruh luar yang mendorongnya terus menerus, bila penggerak luar
ini tidak ada, benda akan berhenti dengan sendirinya.

Hukum Pertama Newton : Tiap benda tetap dalam keadaan diam atau
sedang bergerak lurus beraturan, terkecuali kalau ada sesuatu sebab dari
luar yang dinamakan gaya yang memaksa merobah keadaan diam tersebut.
Jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada suatu benda maka benda akan
diam atau bergerak lurus beraturan.

88
8.2 Hukum Newton II
Bunyi hukum newton II : Percepatan yang ditimbulkan oleh suatu gaya
besarnya sebanding dengan besarnya gaya tersebut, dan arahnya searah
dengan arah gaya.

Secara matematis hukum Newton II dinyatakan dalam persamaan:

89
Gaya menyebabkan timbulnya percepatan

dengan m adalah massa benda yang merupakan sifat inersial (lembam) dari
benda. Hukum Newton I dapat diturunkan dari Hukum Newton II, yaitu jika F
= 0 maka a = 0, artinya benda dalam keadaan tetap diam atau bergerak lurus
beraturan. Dalam keadaan ini benda dikatakan setimbang.

Sebuah benda bermassa m yang mendapat gaya sebesar F akan


memmperoleh percepatan sebanding dengan gaya tersebut dan berbanding
terbalik dengan massanya

Bila pada benda tersebut bekerja berbagai gaya, maka percepatannya dapat
ditentukan dari hukum Newton II :

90
8.3 Hukum Newton III
Bunyi Hukum Newton III :
Jika sebuah benda mengerjakan gaya pada benda lain maka benda kedua
juga akan melakukan gaya terhadap benda pertama. Dalam keadaan
setimbang gaya aksi-reaksi ini sama besar, hanya arahnya berlawanan.

Hukum Newton III dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan,

Gaya Aksi-Reaksi

91
Jika dua benda berinteraksi, gaya yang dilakukan oleh benda pertama pada
benda kedua sama dan berlawanan arah dengan gaya yang dilakukan oleh
benda kedua pada benda pertama.

8.4 Hukum Newton IV


Bunyi Hukum Newton IV :
Pada dua benda yang berjarak tertentu akan timbul gaya tarik-menarik (gaya
gravitasi) yang arahnya pada garis hubung kedua benda, dan besarnya
sebanding dengan massa kedua benda dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jaraknya.

Untuk dua benda yang massanya m1 dan m2 dan keduanya berjarak r,


menurut hukum Newton IV pada keduanya akan terjadi gaya gravitasi
sebesar :

92
4) Tugas / Latihan
Merieview 2 jurnal dengan mencari perbedaan antara hukum newton I,II,III
dan IV. Kemudian buat kesimpulan dari perbedaan tersebut dan jadikan
jurnal. Tugas perkelompok.

5) Evaluasi
1.

2.

93
6) Kunci Jawaban
1.

94
95
2.

96
97
98
i. Kegiatan Pembelajaran ke 9
1) Kerja Dan Energi

2) Tujuan Materi Pembelajaran


a) Agar mahasiswa mampu memahami tentang pengertian kerja dan energi
b) Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami tentang bentuk-bentuk
energi
c) Agar mahasiswa mampu memahami tentang teorema kerja dan energi

3) Materi Pembelajaran
9.1 Pendahuluan
Gaya merupakan besaran yang menentukan sistem gerak benda
berdasarkan Hukum Newton.
 Beberapa fenomena sistem gerak benda jika dianalisis menggunakan
konsep gaya menjadi lebih rumit, alternatifnya menggunakan konsep
energi.
 Hukum kekekalan energi banyak dimanfaatkan pada fenomena sistem
banyak partikel yang melibatkan gaya-gaya yang sulit dideskripsikan.
 Konsep kerja – energi merupakan penghubung antara mekanika
Newton dengan bagian ilmu fisika yang lain seperti gelombang, panas,
kelistrikan dan kemagnetan.

9.2 Defenisi Kerja (Usaha)


Kerja (W) yang dilakukan oleh sebuah gaya pada suatu benda merupakan
kemampuan gaya untuk memindahkan benda pada jarak tertentu. Gaya
yang melakukan kerja adalah komponen gaya yang searah dengan arah
gerak benda.

Dalam fisika, usaha merupakan proses perubahan Energi dan usaha ini
selalu dihubungkan dengan gaya (F) yang menyebabkan perpindahan (s)
suatu benda. Dengan kata lain, bila ada gaya yang menyebabkan
perpindahan suatu benda, maka dikatakan gaya tersebut melakukan usaha
terhadap benda.

99
9.3 Kerja Oleh Gaya Konstan
 W = F.d = Fd cos Θ
 Satuan kerja dalam SI adalah joule (J = N.m). Dalam sistem Amerika
Serikat, satuan kerja adalah foot-pound (ft.lb).
 Kerja merupakan besaran skalar. (Ingat perkalian titik dua buah
besaran vektor).

Pengertian usaha yang diterangkan di atas adalah usaha oleh gaya konstan,
artinya arah dan nilainya konstan. Besar (nilai) usaha yang dilakukan oleh
sebuah gaya (F) pada suatu benda yang mengakibatkan perpindahan
sebesar s, dapat dirumuskan kembali dengan kalimat, sebagai berikut :

Besar usaha oleh gaya konstan didefinisikan sebagai hasil besar komponen
gaya pada arah perpindahan dengan besarnya perpindahan yang dihasilkan.
Apabila usaha tersebut dirumuskan secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut :

100
Ket :

9.4 Kerja Oleh Gaya Tidak Konstan


 Untuk kerja yang dilakukan oleh gaya yang tidak tetap maka Pers (1)
dapat :

Secara matematis, kerja adalah hasil perkalian antara gaya tersebut dengan
perpindahan dimana gaya tersebut bekerja. Kerja dapat bernilai positif bila
tanda F & d sama, dan bernilai negatif bila tanda F & d memiliki tanda yang
berlawanan.

9.5 Satuan Dan Dimensi Usaha


Untuk mencari satuan dan dimensi usaha, dapat diturunkan dari rumus
diatas. Jika digunakan Satuan Sistem Internasional maka, gaya F dalam
2
newton (kg m/s ) dan perpindahan s dinyatakan dalam meter (m).
Satuan usaha = satuan gaya x satuan perpindahan

101
2
satuan usaha = kg m/s x m
2 2
= kg m /s
= joule

Satu Joule adalah besar usaha yang dilakukan oleh gaya satu newton untuk
memindahkan benda sejauh satu meter. Untuk mencari dimensinya :

9.6 Usaha Yang Dihasilkan Lebih Dari Satu Gaya


Bila kita melihat kejadian sehari-hari, dapat kita lihat bahwa sebuah benda akan
dikenai gaya lebih dari satu. Oleh karenanya, jika ditanya berapa usaha yang
dilakukan oleh gaya-gaya tersebut maka haruslah dihitung usaha oleh masing-
masing gaya-gaya tersebut, kemudian usaha dari masing-masing gaya tersebut
dijumlahkan.

Seandainya pada sebuah benda bekerja 3 buah gaya F , F dan F sehingga


1 2, 3

benda mengalami perpindahan sejauh s. gaya F .membentuk sudut α dengan


1 1

vektor s, F membentuk sudut α , dan F membentuk sudut α Berapakah usaha


2 2 3 3.

oleh ketiga gaya tersebut terhadap benda.

Gambar Usaha Oleh Beberapa Gaya

102
9.7 Pengertian Energi
Energi sering juga disebut dengan tenaga. Dalam kehidupan sehari-hari
energi dihubungkan dengan gerak, misal orang yang energik artinya orang
yang selalu bergerak tidak pernah diam. Energi dihubungkan juga dengan
kerja. Jadi Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
kerja.
Dalam Fisika energi dihubungkan dengan gerak, yaitu kemapuan untuk
melakukan kerja mekanik. Energi dialam adalah besaran yang kekal, dengan
sifat-sifat sebagai berikut :
1. Transformasi energi : energi dapat diubah menjadi energi bentuk lain,
tidak dapat hilang misal energi pembakaran berubah menjadi energi
penggerak mesin
2. Transfer energi : energi dapat dipindahkan dari suatu benda kebenda lain
atau dari sistem ke sistem lain, misal kita memasak air, energi dari api
pindah ke air menjadi energi panas, energi panas atau kalor dipindah
lagi keuap menjadi energi uap
3. Kerja : energi dapat dipindah ke sistem lain melalui gaya yang
menyebabkan pergeseran, yaitu kerja mekanik
4. Energi tidak dapat dibentuk dari nol dan tidak dapat dimusnahkan.

103
Sumber-sumber energi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
misalnya: energi minyak bumi, energi batubara, energi air terjun, energi nuklir
dan energi kimia.

 Energi dapat timbul dalam berbagai bentuk.
 Energi selalu berhubungan dengan usaha. Secara sederhana energi
dapat didefinisikan sebagai besaran yang menunjukkan kemampuan
melakukan kerja atau usaha. Melepaskan energi berarti melakukan
usaha dan melakukan usaha pada sesuatu berarti menambah energi
pada sesuatu itu.
 Oleh karena itu energi dan usaha sebenarnya adalah konsep yang sama
dan sebanding dengan satuan joule (satu joule didefinisikan sebagai
kemampuan untuk melepaskan satu Newton gaya sejauh satu meter).
Konsep energi dan usaha digunakan untuk mengetahui keadaan gerak
suatu benda akibat pengaruh luar (gaya).

9.8 Bentuk-Bentuk Energi


9.8.1 Energi Kinetik
 Kata "kinetik" berasal dari kata "kinetikos" yang artinya gerakan.
 Apabila kecepatan benda berubah, maka kerja yang dibutuhkan sama
dengan perubahan energi kinetik yang dikenal sebagai Teorema Kerja-
Energi

 Sebagai contoh : hitung kerja yang dibutuhkan untuk mempercepat


mobil bermassa 1000 kg dari 20m/s menjadi 30m/s
 Dengan teorema Kerja-Energi

104
 Dengan Konsep Gaya(misalkan waktu yang dibutuhkan adalah 1 detik)
v2 = v1 + at a =10 m/s2
S = v1t + ½ at2 = 25 m/s
F = ma = (1000 kg)(10 m/s2) = 10000 N
W = F.s = (10000) (25) = 2.5 x 105 J
 Dari kasus ini ternyata lebih mudah menyelesaikan dengan konsep
energi dibandingkan gaya.

9.8.2 Energi Potensial


 Suatu benda mempunyai energi kinetik tidak hanya karena gerakan tetapi
juga pada posisi dan konfigurasi bentuk benda yang dikenal dengan
energi potensial.

Gambar posisi benda mempunyai energy yaitu energy potensial

 Pada sistem bandul (Gambar 4) benda bergerak dari posisi y1 y2


maka kerja

 dapat diartikan sebagai perubahan energi potensial gravitasi.

105
A. Energi Potensial Gravitasi
Energi potensial adalah energi yang dimiliki akibat kedudukan benda
tersebut terhadap bidang acuannya. Sedangkan yang dimaksud dengan
bidang acuan adalah bidang yang diambil sebagai acuan tempat benda
mempunyai energi potensial sama dengan nol. Sebagai contoh dari energi
potensial, adalah energi pegas yang diregangkan, energi karet ketapel,
energi air terjun.

Energi Potensial gravitasi suatu benda yang bermassa m dan berada di


dalam medan gravitasi benda lain yang bermassa M (dalam kasus ini diambil
bumi yang bermassa M)

Apabila permukaan bumi sebagai bidang potensial nol dan ketinggian tidak
melebihi 1000 km (percepatan gravitasi tidak terlalu berbeda, dianggap
konstan), perumusan energi potensial, secara matematis dapat ditulis

106
Untuk lebih memahaminya, mari kita perhatikan sebuah buku yang berada di
atas sebuah meja, maka dapat dikatakan bahwa buku tersebut mempunyai
energi potensial gravitasi terhadap lantai. Jika buku tersebut mempunyai
energi potensial gravitasi berarti gaya gravitasi pada benda tersebut mampu
melakukan usaha dari tempat semula ke lantai. Dalam kasus ini, bidang
lantai dianggap sebagai bidang acuan.

B. Energi Potensial Pegas


Energi potensial pegas adalah energi potensial karena adanya tarikan atau
penekanan pegas atau kemampuan suatu benda yang dihubungkan dengan
pegas untuk berada pada suatu tempat karena panjang pegas berubah
sepanjang x.

107
9.9 Hubungan Usaha Dengan Energi Kinetik
Untuk melihat hubungan antara usaha oleh sistem gaya-gaya (Resultan gaya
total) dengan energi kinetik, perhatikan contoh di bawah ini.
Sebuah benda bermassa m berada di atas bidang datar tanpa gesekan.
Pada benda bekerja gaya F konstan sejajar bidang dan benda dapat
bergerak lurus berubah beraturan

Gambar benda yang bergerak GLBB

Pada suatu saat, kecepatan benda v1 dan setelah menempuh jarak s

kecepatannya menjadi v2 turunan hubungan antara Usaha yang dilakukan

resultan gaya yang menjadi pada benda dengan perubahan energi kinetiknya
adalah sebagai berikut : Resultan gaya yang bekerja pada benda (benda
tidak mengalami gaya friksi)

108
Dengan kata lain, usaha yang dilakukan oleh sistem gaya-gaya yang bekerja
pada benda sama dengan perubahan energi kinetik

109
4) Tugas / Latihan
1. Benda bermassa m = 2 kg terletak pada bidang miring kasar dengan
kemiringan 37°. Jika koefisien gesek kinetik 0,2 , koefisien gesek statis
maksimum 0,4 dan benda mula-mula diberik kecepatan awal vo = 20 m/s
2
sejajar bidang miring. Tentukan (g = 10 m/s )
a. Kecepatan benda pada saat mencapai titik B. jika vo ke arah bawah dan

jarak AB = 10 meter ?
b. Jarak yang ditempuh benda jika arah kecepatan awal ke atas ?

2. Sebuah kereta gerbong kereta api mempunyai energi kinetik sebesar


600000 J, jika massa gerbong tersebut 1000 kg. Hitunglah kecepatan
mobil tersebut ?

5) Evaluasi
1. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 30 m/s, jika massa mobil 750
kg, berapakah energi kinetik mobil tersebut?. Ketika mobil direm
berapakah energi kinetik mobil tersebut ?
2. Sebuah roket mmpunyai massa 200 000 kg ditembakkan dengan
kecepatan 1000 m/s. Berapakah energi potensial roket tersebut setelah
mencapai ketinggian 2 km dari permukaan bumi ?

110
6) Kunci Jawaban
1.

Ketika mobil tersebut direm maka energi kinetiknya adalah nol karena mobil
diam, tapi energi kinetik tersebut tidak hilang begitu saja tetapi berubah
menjadi energi kalor dan energi bunyi.

2.

111
j. Kegiatan Pembelajaran ke 10
1) Daya Dan Hukum Kekekalan Kerja dan Energi

2) Tujuan Materi Pembelajaran


a) Agar mahasiswa mampu memahami tentang pengertian daya
b) Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami tentang hukum
kekekalan kerja dan energi
c) Agar mahasiswa mampu memahami tentang teorema kerja dan energi

3) Materi Pembelajaran
10.1 Hukum Kekekalan Kerja Dan Energi
• Energi akhir benda E2 sama dengan jumlah energi mula-mula E2 dan kerja
yang terjadi
• Bila benda melakukan kerja, maka kerjanya negatip
• Bila kerja dilakukan terhadap benda, maka kerjanya positip

10.2 Teorema Kerja Dan Energi


Total usaha adalah usaha yang dilakukan oleh semua gaya yang bekerja
pada benda. Nilai total usaha bergantung pada suatu kuantitas akhir dan
awal. Total usaha yang bekerja pada suatu benda sama dengan perubahan
energi kinetik.

112
10.3 Daya
Daya didefinisikan sebagai besar usaha persatuan waktu. Jika usaha diberi
notasi W. waktu t dan daya P, maka secara matematis dapat ditulis :

Ingat bahwa kwh (kilowatthour atau kilowatt jam) bukan satuan daya tetapi
satuan energi.

Kalau kita perhatikan lampu pijar, maka energi listrik yang diberikan kepada
lampu lebih besar dari energi cahaya yang dihasilkan lampu. Perbandingan
antara daya keluaran (output) dengan daya masukan (input) dikali 100%,
disebut efisiensi.

113
4) Tugas / Latihan
Buatlah jurnal mengenai Daya Dan Hukum-hukum kerja dan energi,
kemudian persentasikan. Di kerjakan perkelompok dan dalam satu kelompok
terdiri dari 2 orang.

5) Evaluasi
1. Seorang mahasiswa menjatuhkan sebuah buku bermassa 2kg dari
ketinggian10m. Buku tersebut ditangkap oleht emannya yang berada
ditanah. Berapa kecepatannya pada saat ditangkap pada ketinggian
1,5m ?
2. Air terjun dengan ketinggian 50 meter, mengalirkan air sebanyak 300.000
kg tiap menit. Air terjun ini digunakan untuk memutar generator, dan
menghasilkan daya 650 kilowatt. Jika g = 10 m/s. Tentukan efisiensi
generator tersebut

6) Kunci Jawaban
1.

114
2.

115
k. Kegiatan Pembelajaran ke 11
1) Kesetimbangan

2) Tujuan Materi Pembelajaran


g) Agar mahasiswa mampu memahami tentang kesetimbangan benda
tegar
h) Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami tentang syarat-syarat
kesetimbangan
i) Agar mahasiswa mampu memahami tentang moment gaya
j) Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami tentang kesetimbangan
stabil, labil dan netral.

3) Materi Pembelajaran
11.1 Kesetimbangan Benda Tegar
 Kesetimbangan Mekanik
 Benda dikatakan berada dalam kesetimbangan mekanik apabila relatif
terhadap suatu kerangka acuan inersial (pengamat) :
1. apm = 0
2. α = 0
 Benda tidak harus diam terhadap pengamat, yang penting benda tidak
mempunyai percepatan.
 Jika benda benar-benar diam terhadap pengamat (vpm = 0 dan ω = 0),
dinamakan kesetimbangan statik.

11.2 Torsi
Tinjau gaya yang dibutuhkan untuk membuka pintu. Apakah lebih mudah
membuka pintu dengan mendorong/menarik jauh dari engsel atau dekat ke
Engsel ?

116
Benda Benda dikatakan berada dalam

kesetimbanganmekanikapabila
Torsi, tadalah kecenderungan dari sebuah gaya untuk merotasikan sebuah
benda terhadap sumbu tertentu.

117
11.3 Lengan Gaya
Lengan gaya, d,adalah jarak terdekat (tegak lurus) dari sumbu rotasi ke
garis searah perpanjangan gaya
–d = L sin ∅

11.4 Arah Torsi


 Torsi adalah besaran vektor
- Arahnya adalah tegaklurus terhadap bidang yang memuat lengan
dan gaya
- Arah dan tanda:
 Jika gaya cenderung memutar berlawanan jarum jam, torsi bertanda
positif
 Jika gaya cenderung memutar searah jarum jam, torsi bertanda negatif

118
11.5 Torsi Neto
 Torsi neto adalah jumlah semua torsi yang dihasilkan oleh semua
gaya.
- Ingat untuk menghitung arah kecenderungan rotasi
 Berlawanan arah dengan arah jarum jam torsi positif
 Searah dengan jarum jam torsi negatif

11.6 Torsi Dan Kesetimbangan


 Syarat Kesetimbangan 1
 Gaya eksternal neto = 0

 Ini adalah syarat perlu, tetapi tidak cukup, syarat untuk


memastikan bahwa benda dalam kesetimbangan mekanik
sempurna.
 Merupakan pernyataan kesetimbangan translasi.
 Syarat Kesetimbangan 2
 Torsi eksternal neto = 0

119
 Merupakan pernyataan kesetimbangan rotasi

11.7 Syarat Kesetimbangan

11.8 Masalah-Masalah Kesetimbangan

120
11.9 Sumbu Rotasi
 Sejauh ini kita telah memilih sumbu rotasi dengan pasti
 Jika benda dalam kesetimbangan, tidak menjadi masalah anda memilih
sumbu rotasi dimanapun untuk menghitung torsi neto
 Sumbu rotasi dipilih bebas

11.10 Pusat Gravitasi


 Gaya graviitasii yang bekerjja pada benda harus ditinjau juga
 Dalam mencari torsi yang dihasilkan oleh gaya gravitasi, semua berat
benda dapat ditinjau terkonsentrasi di satu titik.

A. Menghitung Pusat Gravitasi


1. Benda dibagi menjadi sejumlah banyak partikel berat (mg)
2. Setiap partikel memiliki koordinat masing-masing (x,y)
3. Torsi yang dihasilkan oleh tiap partikel terhadap sumbu rotasi adalah
sama dengan berat dikalikan dengan lengan gaya
4. Kita akan menempatkan gaya tunggal pada suatu titik, dimana besarnya
sama dengan berat benda, dan efek rotasinya sama untuk semua
partikel-pertikel kecil.

 Titik ini dinamakan pusat gravitasi dari benda

121
B. Koordinat Pusat Gravitasi
Koordinat pusat gravitasi dapat ditentukan melalui hasil penjumlahan dari
torsi yang bekerja pada masing-masing partikel yang dibuat sama dengan
torsi yang dihasilkan oleh berat benda.

 Pusat gravitasi dari benda yang homogen dan simetrik terletak pada sumbu
simetrinya
 Biasanya, pusat gravitasi dari sebuah benda adalah pusat geometri dari benda

122
4) Tugas / Latihan
Buatlah jurnal mengenai kesetimbangan dan persentasikan. Dibuat
perkelompok, satu kelompok terdiri dari 2 orang.

5) Evaluasi

123
6) Kunci Jawaban

124
l. Kegiatan Pembelajaran ke 12
1) Kesetimbangan (Pusat Massa Dan Titik Berat)

2) Tujuan Materi Pembelajaran


a) Agar mahasiswa mampu memahami tentang pusat massa dan titik berat
b) Mahasiswa juga diharapkan mampu menghitung pusat massa serta titik
berat

3) Materi Pembelajaran
12.1 Pusat Massa Dan Titik Berat
Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu
suatu titik tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Perbedaannya
adalah letak pusat massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan gravitasi,
sehingga letaknya tidak selalu berhimpit dengan letak titik beratnya.

125
Pusat massa batang bergerak secara kombinasi antara melingkar terhadap titik
pusat, serta bergerak lurus dengan kecepatan konstan ke kanan. Untuk
menimbulkan gerakan berputar seperti itu, kita membutuhkan gaya terhadap
pusat putaran. Namun setelah tumbukan tidak ada lagi gaya yang bekerja pada
batang, sehingga hal seperti ini tidak mungkin akan terjadi dan titik putar yang
dapat diambil hanyalah pusat massa.

Gaya normal poros terhadap batang yang menahan benda supaya bergerak
terhadap si poros ( gaya ini bekerja sebagai gaya sentripetal pada batang ).
Dapat disimpulkan bahwa pada peristiwa ini berputarnya batang terhadap titik
lain di batang selain pusat massanya tidak mungkin terjadi, dan satu-satunya
kondisi yang mungkin adalah batang berputar terhadap pusat massanya.

Konsep pusat massa berkaitan erat dengan titik berat alias pusat gravitasi yang
akan kita pelajari nanti. Karenanya sebelum belajar mengenai titik berat dkk,
sebaiknya kita ulas konsep pusat massa terlebih dahulu.

12.2 Rumus Pusat Massa


Pusat massa adalah sebuah titik dimana sifat daripada massa-massa dalam
sebuah system dapat digantikan oleh titik ini. Secara persamaan matematika
dapat dituliskan sebagai berikut :

126
Contoh soal :
Tentukan pusat massa yang dibatasi : y=cos 2x, x=π/3, sumbu y dan y=1.
Statis momen terhadap sumbu X,

127
12.3 Titik Berat
titik berat benda adalah letak titik potong garis diagonal masing-masing
bidang, atau dapat dikatakan sebagai titik tengah bidang benda. Jika benda
dua dimensi yang berupa bangunan terintegrasi, maka masing-masing
bangun harus dipisah menjadi bangun yang paling sederhana selanjutnya
ditentukan garis diagonalnya kemudian tentukan letak titik potong diagonal.

128
Selanjutnya dari titik potong diagonal dimaksud, diukur dari acuan sumbu-x
dari posisi yang paling kiri serta acuan sumbu-y dari garis yang paling bawah.
Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak
pada sumbu simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan
diagonalnya, dan untuk lingkaran terletak dipusat lingkaran. Titik berat
bidang homegen di perlihatkan pada tabel berikut :

Sifat - sifat :
1. Jika benda homogen mempunyai sumbu simetri atau bidang simetri,
maka titik beratnya terletak pada sumbu simetri atau bidang simetri
tersebut.
2. Letak titik berat benda padat bersifat tetap, tidak tergantung pada
posisi benda.

129
3. Kalau suatu benda homogen mempunyai dua bidang simetri ( bidang
sumbu ) maka titik beratnya terletak pada garis potong kedua bidang
tersebut.
4. Kalau suatu benda mempunyai tiga buah bidang simetri yang tidak
melalui satu garis, maka titik beratnya terletak pada titik potong ketiga
simetri tersebut.

12.4 Titik Berat Beberapa Benda


Garis lurus
yo = 1/2 AB
z = di tengah-tengah AB

Busur lingkaran
yo = AB/AB .
AB = tali busur
AB = busur AB
R = jari-jari lingkaran

Busur setengah lingkaran


yo = 2.R/p
R = jari-jari lingkaran

Juring lingkaran
yo = AB/AB.2/3.R
AB = tali busur
AB = busur AB
R = jari-jari lingkaran

Setengah lingkaran
yo = 4.R/3 p
R = jari-jari lingkaran

Selimut setengah bola


yo = 1/2 R
130
R = jari-jari lingkaran

Selimut limas
yo = 1/3 t
t = tinggi limas

Selimut kerucut
yo = 1/3 t
t = tinggi kerucut

Setengah bola
yo = 3/8 R
R = jari-jari bola

Limas
yo = 1/4 t
t = tinggi limas

Kerucut
yo = 1/4 t
t = tinggi kerucut

Cat. : Dalam menyelesaikan persoalan titik berat benda, terlebih dahulu


bendanya dibagi-bagi sesuai dengan bentuk benda khusus yang sudah
diketahui letak titik beratnya, kemudian baru diselesaikan dengan rumusan
yang ada.

4) Tugas / Latihan
Buatlah jurnal mengenai pusat massa dan titik berat. Dikerjakan
perkelompok, satu kelompok 2 orang dan dipersentasikan.

131
5) Evaluasi
1.

2. Dua silinder homogen disusun seporos dengan panjang dan massanya


masing-masing: l1 = 5 cm ; m1 = 6 kg ; l2 = 10 cm ; m2 = 4 kg.
Tentukan letak titik berat sistem silinder tersebut !

6) Kunci Jawaban
1.

132
2.

133
m. Kegiatan Pembelajaran ke 13
1) Momentum, Impuls dan Gerak Relatif

2) Tujuan Materi Pembelajaran


a) Agar mahasiswa mampu memahami tentang pengertian momentum
b) Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami tentang momentum,
impuls dan gerak relative
c) Agar mahasiswa mampu memahami tentang hubungan antara
momentum dengan impuls

3) Materi Pembelajaran
13.1 Momentum
 Momentum adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu
benda yang sedang bergerak. Makin sukar memberhentikannya, makin
besar momentumnya.
 Momentum didefenisikan sebagai hasil kali antara massa dengan
kecepatan benda.

13.2 Impuls
Impuls didefenisikan sebagai hasil kali antara gaya dengan selang waktu
gaya itu bekerja pada benda.

134
13.3 Hubungan Impuls Dan Momentum
Besar gaya yang bekerja pada benda selama terjadi tumbukan dapat
dilukiskan dengan grafik hubungan antara F dengan t, dengan asumsi bahwa
arah gaya adalah tetap.

Sebuah partikel bermassa m yang bergerak dengan kecepatan v memiliki


momentum linear p yang merupakan perkalian antara kecepatan partikel itu
dengan massanya

135
Menurut hukum Newton II resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
berbanding lurus dengan percepatan

Jika masing-masing diintegralkan maka diperoleh:

Kelestarian Momentum Linear

Jika gaya eksternal resultan yang bekerja pada sistem


sama dengan nol, maka vektor momentum total sistem
tetap konstan

136
13.4 Beberapa Penggunaan Prinsip Momentum
 Duabuah balok A dan B yang bermassa mA dan mB, yang
dihubungkan oleh sebuah pegas dan terletak diatas meja horisontal
tanpa gesekan. Pegas kita regangkan dengan menarik kedua balok
kesamping seperti pada gambar :

 Balok yang satu bermomentum positif ( A bergerak dalam arah +x)


dan balok yang lain bemomentum negative (B bergerak dalam arah –
x) dari hokum kekekalan momentum kita peroleh :

137
4) Tugas / Latihan
1.

5) Evaluasi
1.

2.

138
6) Kunci Jawaban
1.

2.

139
140
n. Kegiatan Pembelajaran ke 14
1) Hukum Kekekalan Momentum Dan Tumbukan

2) Tujuan Materi Pembelajaran


a) Agar mahasiswa mampu memahami tentang pengertian tumbukan
b) Mahasiswa juga diharapkan mampu memahami tentang hukum kekekalan
momentum
c) Agar mahasiswa mampu memahami tentang jenis-jenis tumbukan

3) Materi Pembelajaran
14.1 Hukum Kekekalan Momentum
 Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya
luar yang bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum
sama dengan momentum total sesudah tumbukan”.

 Sesuai dengan pernyataan hukum III Newton,kedua bola akan saling


menekan dengan gaya F yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan.

Faksi = -Freaksi
F1 = -F2

141
14.2 Tumbukan
14.2.1 Jenis-Jenis Tumbukan
 Setiap dua benda yang bertumbukan akan memiliki tingkat
kelentingan atau elastisitas. Tingkat elastisitas ini dinyatakan dengan
koefisien restitusi (e). Koefisien restitusi didefenisikan sebagai nilai
negatif dari perbandingan kecepatan relative sesudah tumbukan
dengan kecepatan relative sebelumnya.

 Berdasar nilai koefisien restitusi inilah, tumbukan dapa dibagi menjadi


tiga yaitu :
1. Tumbukan elastis sempurna
2. elastis sebagian
3. tidak elastis

142
1. Tumbukan Lenting Sempurna
Suatu tumbukan dikatakan lenting sempurnabila jumlahan tenaga
kinetik benda-benda yang bertumbukan baik sebelum dan sesudah
sumbukan sama.(Hukum kelestarian energi kinetic).

143
144
2. Tumbukan Lenting Sebagian
Setelah tumbukan ada sebagian energi mekanik yang berubah menjadi
energi panas, bunyi atau energi yang lain. Sehingga setelah tumbukan
ada energi yang dibebaskan. Hukum kelestarian energi mekanik tidak
berlaku.Padatumbukaninidicirikanhargaelastisitasnyaadalah0<e<1.

145
3. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Setelah tumbukan kedua benda melekat menjadi satu dan bergerak
dengan kecepatan yang sama setelah tumbukan kedua benda menyatu.
Harga e=0

146
4) Tugas / Latihan
1.

2.

5) Evaluasi
1.

147
2.

6) Kunci Jawaban
1.

148
2.

149
IV. PENUTUP

Modul mata kuliah ini disusun untuk memudahkan dosen program studi Fisika
Dasar dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih berkualitas dan dalam rangka
peningkatan kualitas lulusan Fakultas Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Agar peningkatan kualitas tersebut
dapat tercapai diperlukan penetapan standar capaian pembelajaran, standar isi,
standar proses, dan standar evaluasi pembelajaran. Keempat standar tersebut harus
dikembangkan dalam wujud modul. Semoga dengan adanya modul matakuliah ini
pembelajaran Fisika Dasar menjadi lebih berkualitas.

150
Daftar Pustaka

1. Jewett,Serway. 2009.Fisika untuk Sain dan Teknik. Salemba Teknik

2. Jewett,Serway. 2010.Fisika untuk Sain dan Teknik. Salemba Teknik

3. Sarojo, Aby Ganijanti. 2011. Gelombang optika. Salamba Teknika

4. Priyambodo, Tri Kuntoro Priyambodo.2009. Fisika Dasar Untuk Mahasiswa Ilmu


Komputer Dan Informatika.

5. Giancoli.C, Douglass, Fisika I, edisi 4, terjemahan : Cuk Imawan dkk, Erlangga,


Jakarta, 1997.

6. Halliday, Resnick, Fisika Jilid 1, terjemahan : Pantur Silaban, Erwin S., Erlangga,
Jakarta, 1992

7. Sears, Zemansky, Fisika untuk Universitas I, terjemahan : Soedarjana, Amir


Achmad, Binacipta, Bandung, 1994.

8. Tipler, Paul A., Fisika untuk Sains & Teknik, edisi 3, terjemahan : Lea Prasetio,
Rachmad W. Adi, Erlangga, Jakarta, 1998

151

Anda mungkin juga menyukai