Disusun Oleh:
Kelompok 7
Devi Aryani (206910360)
Sindi Helmalia Umar (206910616)
Uffatul Faizah (206910467)
Yowanda Lutfita sari (206910059)
3D
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA SD yang berjudul “Pengukuran
besaran,pokok dan satuannya.”
Shalawat beriring salam tak lupa pula kita hantarkan kepangkuan Nabi
Muhammad SAW Yang telah membawa risalah islam dan merubah peradaban
manusia dari jaman jahiliyah menuju ke peradaban yang islamiah.
penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
3.1 Kesimpulan......................................................................................................17
3.2 Saran................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
iii
PENDAHULUAN
Tanpa kita sadari, setiap hari kita menggunakan alat ukur sebagai alat
untukmempermudah pekerjaan maupun untuk mempermudah aktivitas kita. Alat
ukur yangdigunakan dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita temui adalah
alat ukur dari besaranpokok. Berbagai macam alat ukur dari besaran pokok inilah
yang mempermudah kita mengetahui berapa hasil dari pengukuran yang didapat.
dalam yang sering kita temui dan kita gunakan, dari 7 besaran pokok yang
ditetapkan dalam satuan internasional berupapanjang, suhu, massa, waktu, kuat
arus listrik, intensitas cahaya dan jumlah !at, untukdaerah di kabupaten situbondo
hanya " besaran pokok yang sering ditemui dalamkehidupan sehari-hari maupun
panjang, suhu, massa, waktu dan kuat arus listrik
iv
3. Bagaimana menentukan Kecepatan?
4. Bagaimana menentukan Percepatan ?
5. Apa itu hukum I,II,III Newton ?
6. Apa itu pengertian usaha?
7. Apa itu Pengertian Pesawat Mahasiswa?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui apa itu besaran pokok dan satuannya
2. Untuk Mengetahui apa itu pengukuran dan ketidakpastian
3. Untuk Mengetahui bagaimana menentukan Kecepatab
4. Untuk Mengetahui bagaimana menentukan percepatan
5. Untuk Mengetahui apa itu hukum I,II,III, Newton
6. Untuk Mengetahui Apa itu Pengertian usaha
7. Untuk Memgetahui apa itu pengertian Pesawat Mahasiswa
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
ketikanparsian pengkuran panjang, lebat dan tinggi masing-masing 0,5 mm,
berapakah ketidakpastian volume yang dihasilkan? Dan yang lebih sulit lagi, jika
ketidakpastian pengukuran panjang, lebat, dan tinggi menghasilkan ketidakpastian
yang berbeda, berapakah ketidakpastian volume yang kita hitung? Misalnya
pengukuran panjang dan lebar memiliki ketidakpastian 0,5 mm (diukur dengan
mistar), sedangkan tinggi memiliki ketidakpastian 0,05 mm (dikur dengan jangka
sorong). Berapakah ketidakpastian volume?
Jika suatu besaran diperoleh dari hasil operasi besaran lain maka kita
dapat menulis besaran tersebut sebagai fungsi besaran-besaran penyusunnya,atau
f (x, y, z)
(1.19)
di mana f adalah besaran baru, dan z, y, z adalah besaran-besaran penyusun
besaran f. Sebagai contoh volum dapat ditulis senagai f (x, y, z) = xyz di mana f
adalah volum, x adalah panjang, y adalah lebar, dan z adalah tinggi. Jika
pengukuran x, y, dan z menghasilkan ketidakpastian Δx, Δy, dan Δz maka
berapakah Δf?
Untuk menacari Δf kita gunakan aturan diferensial berikut ini
dimana
vii
ketidakpastian f sebagai
Yang menjadi acuan dari kecepatan adalah perubahan posisi benda dari
titik A ke titik B dan seberapa cepat perpindahan tersebut dinyatakan dalam
besaran vektor. Besaran vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nilai
maupun arah. Maksudnya penentuan nilai pada besaran tersebut bedasarkan oleh
arah. Dalam besaran vektor nilai dan arah menjadi dua informasi yang tidak dapat
dipisahkan dan saling melengkapi satu sama lain
viii
pada vektor mengikuti arah suatu benda bergerak atau berpindah dari satu tempat
ke tempat yang lainnya.
Rumus-Rumus Kecepatan
Secara umum
Keterangan:
v = kecepatan (m/s)
s = jarak (m)
t = waktu (s)
Kecepatan Rata-Rata
Keterangan:
v rata-rata = kecepatan rata-rata (m/s)
∆s = perubahan jarak (m)
∆t = selang waktu (s)
Kecepatan Sesaat
Keterangan:
v sesaat = kecepatan sesaat (m/s)
∆s = perubahan jarak (m)
∆t = selang waktu (s)
ix
2.4. Menentukan percepatan
Rumus-Rumus Percepatan
Secara Umum
Keterangan:
a = percepatan (m/s2)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
Percepatan Rata-Rata
Percepatan Sesaat
Keterangan:
a sesaat = percepatan sesaat (m/s2)
∆v = perubahan kecepatan (m)
∆t = interval waktu (s)
x
-Perbedaan Kecepatan dan Percepatan
Perbedaan dari kecepatan kecepatan terletak pada pengertian dan fungsi dari
keduanya.
Perbedaan dari sisi fungsi adalah dimana fungsi dari kecepatan adalah
menentukan seberapa cepat suatu benda melaju pada jarak tertentu, dan diukur
dengan berdasarkan besaran vektor.
Sedangkan percepatan berfungsi untuk merubah kecepatan pada suatu objek atau
benda yang sedang bergerak.
a. Hukum Newton 1
Bentuk dari momen inersia beragam seperti momen inersia linear, momen
inersia massa, momen inersia polar atau kutub. Besaran tegangan-tegangan pada
bahan seperti tegangan lengung dan tegangan puntir, menghitungnya berdasarkan
momen inersia.
Contoh Hukum Newton 1 adalah saat naik mobil yang bergerak cepat lalu
direm, maka penumpang otomatis terdorong ke depan. Contoh lain yaitu ketika
mobil berjalan pelan lalu digas mendadak maka penumpang di dalamnya
terdorong ke arah belakang. Kemudian, sebuah koin yang ditaruh di atas kain lalu
xi
kain itu ditarik cepat dan koin tetap berada di tempatnya, juga menerapkan
Hukum Newton 1.
b. Hukum Newton 2
Rumus Hukum Newton 2: F = m.a, dengan "F" adalah gaya (N), "m" adalah
massa benda (kg), dan "a" adalah percepatan (m/s2).
Contoh Hukum Newton 2 yaitu terlihat pada waktu melempar batu secara vertikal
ke atas. Awalnya batu melaju konstan ke atas, lalu melambat dan berhenti akibat
adanya gaya gravitasi. Batu tersebut selanjutnya turun ke Bumi dengan kecepatan
dari massa batu ditambah gaya gravitasi yang mempercepatnya.
c. Hukum Newton 3
xii
gaya akibat. Gaya aksi reaksi bekerja saling berlawanan dan bekerja pada benda
yang berbeda-beda
Contoh penerapan Hukum Newton 3 bisa dilihat saat memukul paku memakai
palu. Palu adalah gaya aksi dan gaya dari paku merupakan gaya reaksi dari
pemukulan melalui palu.
Usaha dalam fisika adalah besarnya energi atau gaya yang diberikan untuk
memindahkan atau menggerakkan suatu benda atau objek.
-Rumus Usaha
Gaya dan jarak adalah besaran vektor. Sesuai dengan aturan yang berlaku, apabila
perkalian dot antar vektor maka akan dihasilkan besaran skalar. Maka dari itu,
usaha adalah besaran skalar.
xiii
Selain menggunakan rumus usaha yang ada di atas, sebenarnya lo juga bisa
mendapatkan besaran usaha dengan menggunakan besaran perubahan energi. Bisa
perubahan energi potensial ataupun energi kinetik.
Keterangan:
W = Usaha
m = massa
g = nilai gravitasi
h = ketinggian
Keterangan:
W = Usaha
m = massa
v = kecepatan
Selain menggunakan rumus-rumus usaha yang ada di atas. Kerap kali bakal
nemuin kasus di mana ada benda yang dikenai gaya namun ada sudut di antara
gaya dan jarak. Kalau nemuin kasus kayak yang tadi gue bilang, lobisa pake
rumus-rumus yang ada di bawah ini.
xiv
Usaha pada Bidang Datar
Walaupun benda berada bidang datar, namun kadang gaya yang diberikan tidak
selalu lurus, itu artinya akan ada sudut yang terbentuk di anatara gaya. Kalian bisa
pakai rumus ini kalau menemukan kasus tersebut
Keterangan:
W = Usaha
F = Gaya
s = jarak
Apabila benda berada pada bidang miring, maka sudah jelas akan ada sudut yang
terbentuk di antara gaya. Maka lo bisa banget pakai rumus yang ada di bawah ini.
Keterangan:
W = Usaha
m = massa
g = nilai gravitasi
s = jarak
Sebuah meja ditarik dengan tali dengan arah 60 derajat dan membutuhkan gaya 60
Newton. Tentukan usaha yang diperlukan untuk menarik kardus tersebut jika
kardus bergerak sejauh 10 meter!
Pembahasan:
W = 60.10.cos60
W = 60.10.0.5
xv
W = 300 Joule
Jadi, usaha yang diperlukan untuk menarik kardus tersebut adalah sebesar 300
Joule.
Dua barista memindahkan sebuah benda sejauh 10 meter. Jika orang pertama
mendorong benda tersebut dengan gaya 200 Newton dan orang ke dua dengan
gaya 400 Newton. Berapa usahanya?
Pembahasan:
W1 = 200.10 = 2000
W2 = 400.10 = 4000
Pembahasan:
Arah gaya gravitasi atau gaya berat (w) adalah vertikal ke bawah, arah
perpindahan (s) benda juga vertikal ke bawah sehingga gaya gravitasi searah
dengan perpindahan benda.
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi pada benda tersebut adalah sebesar
160 Joule.
xvi
Sebuah benda bermassa 20 kg bergerak dengan kecepatan 40 m/s. Dengan
mengabaikan gaya gesek yang ada pada benda. Tentukan perubahan energi kinetik
jika kecepatan benda menjadi 60 m/s!
Pembahasan:
W = 0,5.20.400
W = 4000 Joule
Jadi, perubahan energi kinetik yang terjadi adalah sebesar 4000 Joule.
pesawat sederhana adalah alat bantu yang dapat memudahkan pekerjaan manusia,
dan susunannya sederhana.
Pesawat sederhana terdiri atas beberapa jenis. Mengutip buku Mengenal Alam
Sekitar (Depdiknas 2009), macam-macam enis pesawat sederhana terdiri dari tuas,
katrol, bidang miring, serta roda dan poros.
1. Tuas
Pertama, tuas dengan titik tumpu di antara titik kuasa dan titik beban. Tuas ini
disebut juga denga tuas jenis I. Contohnya yaitu juangkat-jungkit, pembuka
tutup botol, dan pencabut paku.
xvii
Kedua, tuas dengan titik beban di antara titik tumpu dan titk kuasa. Ini disebut
dengan tuas jenis II. Contohnya adalah pemecah kemiri dan kereta roda satu.
Ketiga, tuas dengan titik kuasa di antara titik tumpu dan titik beban. Ini disebut
pula tuas jenis III. Contoh alatnya yaitu pinset, sekop dan penjepit roti.
2. Katrol
Selain itu, terdapat tiga jenis katrol yang selama ini kerap digunakan untuk
memudahkan urusan mengangkat barang.
Pertama, katrol tetap yang tidak akan berubah tempat saat digunakan. Alat
diletakkan pada suatu tempat dan diam sewaktu digunakan. Contohnya yaitu
pada katrol sumur timba.
Kedua, katrol bergerak yang akan berpindah tempat saat digunakan. Alat jenis
ini dibuat dengan cara mengaitkan salah satu ujung tali di suatu tempat, lalu
beban dikaitkan pada katrol.Katrol itu lalu diletakkan pada tali. Ketika semua
terpasang, ujung tali ditarik untuk mengangkat benda. Katrol yang ditempeli
beban akan ikut bergerak atau berpindah tempat. Contoh alat jenis katrol
bergerak bisa dilihat pada kereta gantung.
Ketiga, katrol majemuk yang menjadi gabungan dari katrol tetap dan katrol
bergerak. Jumlah katrolnya lebih dari satu. Contoh katrol majemuk bisa dilihat
pada alat derek mobil.
3. Bidang miring
Bidang miring merupakan jenis pesawat sederhana yang berupa papan datar yang
dipasang secara miring untuk memudahkan pekerjaan memindahkan benda ke
tempat lebih tinggi.
xviii
Prinsip bidang miring terlihat pada pembuatan jalan di pegunungan yang
berkelok-kelok. Jalan berkelok-kelok mempunyai lintasan lebih panjang, tapi gaya
yang diperlukan untuk sampai bagian atas lebih kecil daripada saat jalan dibangun
dengan trek lurus.Beberapa alat yang memanfaatkan prindip bidang miring yaitu
pisau, gunting, dan sekrup.
Roda berporos adalah roda yang dihubungan dengan poros. Saat roda berputar,
maka poros ikut memutar. Poros tersebut dapat dihubungkan dengan peralatan.
Contoh penggunaannya adalah selot pintu rumah. Agar pintu dapat dibuka, maka
pegangannya mesti diputar sehingga memutar selot. Pada selot pintu, gagang selot
bertindak sebagai roda. Prinsip roda dan poros dapat dilihat pula pada engkol
sepeda dan setir mobil. Penggunaan roda memudahkan manusia dalam
pekerjaannya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
xix
sehari-hari merupakan alat ukur daribesaran pokok berupa panjang, massa, suhu,
waktu dan kuat arus.
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ni Ketut Lasmi. (2013). Erlangga Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta
https://www.zenius.net/blog/rumus-usaha-dalam-fisika
https://cerdika.com/pesawat-sederhana/?amp
https://amp.tirto.id/pengertian-hukum-newton-1-2-3-bunyi-rumus-dan-
xx
xxi