Disusun Oleh:
Ariyanti 2286212
M. Tamimi 2285034
PURWAKARTA
2023
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA, dengan judul “BESARAN DAN SATUAN”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Kelompok 1
i
Daftar Isi
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Besaran........................................................................................................................ 3-4
2.2 Satuan ......................................................................................................................... 5-6
2.3 Dimensi ...................................................................................................................... 6-7
2.4 Alat Ukur..................................................................................................................... 7-23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tanpa kita sadari, setiap hari kita menggunakan alat ukur sebagai alat untuk
mempermudah pekerjaan maupun untuk mempermudah aktivitas kita. Alat ukur
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita temui adalah alat ukur dari
besaran pokok.
Berbagai macam alat ukur dari besaran pokok inilah yang mempermudah kita
mengetahui berapa hasil dari pengukuran yang didapat. Namun yang sering kita temui
dan kita gunakan, dari 7 besaran pokok yang ditetapkan dalam satuan internasional
berupa panjang, suhu, massa, waktu, kuat arus listirik, intensitas cahaya dan
jumlah zat, untuk daerah di kabupaten purwakarta hanya 5 besaran pokok yang
sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari meliputi panjang, suhu, massa, waktu dan
kuat arus listrik.
3
7. Apa saja alat ukur?
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Besaran
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki
nilai besaran (besar) dan satuan. Nah berdasarkan satuannya, besaran terdiri dari
besaran pokok dan besaran turunan.
a. Besaran Pokok
Besaran pokok merupakan besaran yang menjadi dasar untuk menentukan besaran
yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah terlebih dahulu
berdasarkan kesepakatan para ilmuan. Besaran pokok sifatnya bebas, artinya tidak
bergantung pada besaran pokok yang lain. Berikut, disajikan besaran pokok yang
telah disepakati oleh para ilmuwan.
b. Besaran Turunan
Besaran turunan merupakan turunan dari besaran pokok. Satuan besaran turunan
disebut satuan turunan dan diperoleh dengan menggabungkan beberapa satuan
besaran pokok. Contohnya, luas = panjang x lebar.Panjang merupakan besaran
pokok panjangdengan satuan meter, lebar juga termasukdalam besaran pokok
panjang dengan satuanmeter. Jadi, satuan luas adalah m2 (meter persegi)
yang diturunkan dari hasil perkaliansatuan besaran pokok panjang, yaitu m x m.
5
Jika ditinjau dari arah dan nilainya, besaran dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Besaran Skalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai (besar), tidak memiliki
arah. Contoh besaran skalar adalah volume, massa, waktu, jarak,panjang, dan
suhu.
b. Besaran Vektor
Besaran vektor adalah besaranyang memiliki nilai (besar) dan arah.
Contoh besaran vektor adalah perpindahan, kecepatan, gaya,berat, kuat arus dan
percepatan.
2.2 Satuan
6
a. Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara
internasional atau disebut dengan satuan internasional (SI). Contoh: meter,
kilogram, dan detik. Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
Sistem CGS (Centimeter Gram Second)
7
e. Satuan Waktu
Satuan Satuan Internasional untuk waktu adalah sekon (detik).Satu sekon
didevinisikan sebagai waktu yangdibutuhkan oleh atom cesium untuk bergetar
sebayak 9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua tingkatenergi di tingkat
energi dasarnya (CGPM ke-13, 1967).
2.3 Dimensi
Kita dapat mencari dimensi suatu besaran lain dengan cara mengerjakan seperti pada
perhitungan biasa. Untuk penulisan perkalian dimensi,biasa ditulis dengan tanda
pangkat negatif.
Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung
pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat
ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur
sesuai dengan besarannya, yaitu:
8
Mistar adalah alat ukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau
1mm. Pada pembacaan skala, kedudukan mata pengamat harus tegak
lurus dengan skala mistar yang di baca.
Fungsi penggaris ini adalah digunakan untuk mengukur benda-benda
yang berbidang datar dan juga berdimensi kecil misalnya gambar atau
ubin.
Jangka Sorong
Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang yang
kurang dari 1 mm. Skalaterkecil atau tingkat ketelitian pengukurannya sampai
dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.Umumnya, jangka sorong digunakan untuk
mengukur panjang suatu benda, diameter bola, tebal uang logam,dan diameter
bagian dalam tabung.
9
Secara standar, jangka sorong terdiri dari enam bagian penting, yaitu:
1. Sekrup pengunci
Bagian pertama adalah pengunci yang mempunyai fungsi untuk
menahan bagian-bagian yang bergerak saat berlangsungnya proses
pengukuran misal rahang dan Depth probe.
2. Rahang luar
Terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Rahang luar memiliki
fungsi untuk mengukur diameter dalamatau sisi bagian dalam sebuah
benda misalnya diameter hasil pengeboran atau diameter sebuah
lubang.
3. Rahang dalam terdiri dari rahang geser dan rahang tetap. Rahang
dalam memiliki fungsi untuk mengukur dimensi luar atausisi bagian
luar sebuah benda misal tebal, lebar sebuah benda kerja, atau
diameter luar sebuah kaleng.
4. Depth probe atau pengukur kedalaman
Bagian ini umumnya terletak bagian ujung jangka sorong. Depth
probe memiliki fungsi untuk mengukur kedalaman sebuah benda.
5. Skala Utama (dalam cm dan inchi)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk
menyatakan ukuran utama dalam bentuk centimeter (cm) yang
disebut juga metric scale, dan dalam bentuk satuan inchi untuk
menyatakan ukuran utama dalam bentuk inci yang disebut juga
imperial scale.
6. Skala nonius (vernier)
Skala nonius dalam bentuk milimeter berfungsi sebagai skala
pengukuran fraksi dalam bentuk mm. Skalanonius dinamakan juga
skala Vernier, untuk menghormati nama penemunya Piere Vernier,
ahli teknik berkebangsaan Prancis. Panjang 10 skala nonius adalah
9 mm. Jadi, 1 bagian skala nonius (jarak antara duagaris skala nonius
yang berdekatan) sama dengan 0,9 mm. Untuk ukuran inci, garis
skalanya ada pada bagianatasnya.
10
1. Langkah pertama, kendurkan baut pengunci dan geser bagian rahang
geser, pastikan rahang geser bekerjadengan baik. Jangan lupa
untuk memeriksa atau cek ketika rahang tertutup harus menunjukkan
angka nol.
2. Bersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda
yang menempel yang bisamenyebabkan ketidaktepatan hasil pengukuran.
3. Selanjutnya, tutup geser rahang hingga mengapit benda yang diukur.
Ketahui hasilnya dengan membacaskalanya utama dan skala noniusnya.
4. Jika kita ingin mengukur diameter bagian dalam sebuah benda (misalnya
diameter cincin), maka pengukuran menggunakan rahang atas. Rapatkan
rahang atas lalu tempatkan benda (misal cincin) yang akan diukur
diameternya. Tarik rahang geser hingga kedua rahang menempel dan
menekan bagian dalam benda. Pastikan bahwa dinding bagian dalam
benda tegak lurus dengan skala, dalam artian benda jangan sampai miring.
Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang dengan tingkat ketelitian
yaitu o,1 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup digunakan untuk
mengukur diameter benda bundar dan plat yang sangat tipis.
11
3. Spindle, poros yang dapat digerakan ke kanan dan kekiri sesuai
ketebalan benda yang diukur.
4. Lock, pengunci untuk mengunci pergerakan spindle, sehingga
pembacaan hasil pengukuran bisa lebih akurat.
5. Sleeve, poros yang memiliki skala utama untuk membaca hasil
pengukuran.
6. Thimble, poros pemutar yang memiliki skala nonius untuk
menentukan nilai decimal dengan ketelitian 0,01 mm.
7. Rachet, komponen untuk menggerakan spindle agar menjepit benda
yang akan diukur.
Mikroskop
Mikroskop merupakan alat bantu penglihatan untuk mengamati objek
berukuran renik sehingga objek kelihatan lebih besar dan jelas.
Bagian-bagian Mikroskop
1. Tubus/tabung mikroskop, berupa tabung kosong yang dapat dinaik-
turunkan untuk mengatur fokus.
2. Lensa objektif, terletak di bagian bawah tabung mikroskop. Berfungsi
untuk menghasilkan bayangan benda yang sedang diamati. Lensa ini
tersedia dalam berbagai ukuran pembesaran, biasanya 5x, 10x, dan
12,5x.
3. Lensa okuler, terletak di bagian atas tabung mikroskop. Fungsinya
menghasilkan bayangan benda yang sedang diamati.
12
Lensa ini tersedia dalam berbagai ukuran pembesaran, biasanya 5x,
10x, dan 12,5x.3. Lensa okuler, terletak di bagian atas tabung
mikroskop. Fungsinya untuk memperbesar bayangan yang dibentuk
oleh lensa objektif. Lensa ini tersedia dalam berbagai ukuran
pembesaran, biasanya 4x, 10x, 40x, dan 100x.
4. Revolver, adalah alat yang dapat berputar untuk memilih ukuran
lensa objektif yang akan digunakan.
5. Makrometer (tombol pengatur kasar), adalah tombol pengatur fokus
bayangan dengan menaik-turunkan tabung mikroskop dengan cepat.
6. Mikrometer (tombol pengatur halus), adalah tombol pengatur fokus
bayangan dengan menaik-turunkan tabung mikroskop dengan jarak
pergeseran yang lebih rapat dibandingkan makrometer.
7. Lengan mikroskop, merupakan bagian yang dipegang ketika
mikroskop akan dipindahkan.
8. Meja preparat, tempat meletakkan preparat yang akan diamati.
9. Penjepit objek, yaitu penjepit preparat agar kedudukannya tidak
bergeser ketika sedang diamati.
10. Diafragma, berupa lubang yang berfungsi untuk mengatur banyak
sedikitnya cahaya yangdibutuhkan dalam pengamatan.
11. Kondensor (pemusat cahaya), terdiri dari seperangkat lensa yang
berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya.
12. Cermin, berfungsi untuk mengarahkan cahaya agar dapat masuk
diafragma dan kondensor.Biasanya tersedia dua cermin (permukaan
datar dan cekung). Kedua cermin dapat dipakai bergantiansesuai
dengan kondisi cahaya ruangan.
13. Kaki mikroskop, merupakan bagian paling bawah yang berfungsi
untuk mengokohkankedudukan mikroskop.
13
3. Pasang lensa okuler dengan lensa yang memiliki ukuran perbesaran
sedang.
4. Putar revolver untuk memilih lensa objektif dengan perbesaran paling
kecil.
5. Putar makrometer untuk menjauhkan lensa objektif dengan meja
mikroskop.
6. Aturlah diafragma agar lensa mendapatkan cahaya yang cukup.
7. Aturlah cermin yang sesuai dengan kondisi cahaya ruangan. Cermin
datar digunakan jika kondisi ruangan cukup terang, sedangkan cermin
cekung digunakan saat kondisi ruangan kurang cahaya (redup).
8. Siapkan preparat yang akan diamati, letakkan pada gelas benda di atas
lubang meja mikroskop, kemudian kokohkan dengan penjepit objek.
9. Putar makrometer perlahan-lahan sehingga lensa objektif berada pada
posisi terdekat dengan meja mikroskop.
10. Amati preparat melalui lensa okuler sambil memutar makrometer
untuk menemukan bayangan. Untuk mengatur fokus, gunakan
mikrometer sehingga diperoleh bayangan yang jelas.
11. Jika letak preparat belum tepat, gelas benda dapat digeser dengan
lengan yang berhubungan dengan penjepit. Jika tidak tersedia, preparat
dapat digeser secara langsung.
12. Gunakan perbesaran lensa objektif yang lebih kuat untuk mengamati
preparat dengan lebih jelas.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca.
Berikut merupakan jenis-jenis neraca yang digunakan, antara lain ialah sebagai
berikut.
Timbangan analitik
Timbangan analitik adalah sebuah timbangan yang digunakan untuk mengukur
masa suatu benda, sama seperti timbangan pada umumnya. Namun timbangan
analitik memiliki kemampuan yang lebih spesifik dan dikhususkan untuk
menimbang benda dengan berat yang sangat ringan yaitu 0,1 mg. Timbangan
14
analitik merupakan timbangan yang diperuntukan untuk orang yang bekerja di
laboratorium dan timbangan analitik juga digunakan oleh peneliti atau analis.
Timbangan analitik biasa digunakan untuk membuat komposisi sebuah zat
baru dari beberapa zat yang telah ditentukan.
Bagian-Bagian pada Timbangan Analitik
15
menunjukan angka nol, maka setting menjadi nol kembali dengan
melihat buku panduan.
3. Bersiap menimbang. Jika anda menggunakan timbangan analitik
dengan pelindung, buka terlebih dahulu pintu pelindung sebelum
menempatkan material pada piringan.
4. Tempatkan material pada piringan timbangan analitik secara hati-hati,
tempatkan material sedikit demi sedikit. Ingat, timbangan analitik anda
memiliki batas maksimal. Jangan menempatkan material
melebihi batas atas kapasitas timbangan analitik, karena hal ini dapat
merusak timbangan analitik anda.
5. Setelah menempatkan material pada piringan timbangan analitik,
tunggu beberapa saat hingga angka menjadi stabil. Amati dan catat
berapa massa material yang baru saja kita timbang.
6. Setelah selesai menimbang, ada baiknya ada mengeluarkan zat atau
material keluar dari piringan timbangan analitik, agar timbangan selalu
dalam keadaan kosong jika tidak digunakan.
7. Bersihkan timbangan analtik menggunakan kuas kecil sebelum anda
meninggalkannya.
8. Jika anda menggunakan timbangan analitik dengan penutup, maka
tutup pintu pelindung sebelum meninggalkan timbangan analitik.
Neraca Ohaus
Neraca ohaus digunakan untuk menimbang massa suatu benda
dalam praktik laboratorium. Neraca ini sering digunakan dalam
pengukuran laboratorium karena memiliki tingkat ketelitian yang tinggi
yaitumencapai 0,01 gram.
Neraca ohaus ada tiga macam, yaitu
1. Neraca 2 (dua) lengan,
2. Neraca 3 (tiga) lengan, dan
3. Neraca 4 (empat)lengan.
16
pada neraca memiliki skala dengan beban geser (anting) sebagai
kilogram standar. Lengan pertama (depan) memuat angka satuan dan
sepersepuluhan yaitu 0 – 10 gram. Lengan kedua (tengah) memuat angka
ratusan yaitu 0 – 500 gram. Dan lengan ketiga (belakang) memuat angka
puluhan yaitu 0 – 100 gram dengan skala terkecil 0,1 gram.
17
Adapun langkah-langkah menggunakan neraca ohaus tiga lengan adalah
sebagai berikut.
1. Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser pemberat
(anting) pada lengan depan, tengah, dan belakang ke sisi kiri dan dan
putar tombol kalibrasi sampai garis kesetimbangan mengarah pada
angkanol.
2. Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang.
3. Letakkan benda yang akan diukur massanya di tempat yang tersedia
pada neraca (tempat beban).
4. Geser ketiga pemberat diurutkan dari pemberat yang paling besar ke
yang terkecil yaitu dimulai dari lengan yang menunjukkan skala
ratusan, puluhan, dan satuan sehingga tercapai keadaan setimbang.
5. Bacalah massa benda dengan menjumlahkan nilai yang ditunjukkan
oleh skala ratusan, puluhan, dan satuan atau sepersepuluhan.
18
Stopwatch Analog
19
2. Kemudian pada saat yang sama pegas kedua tertekan sehingga tercipta
kombinasi kerja secara mekanik. Jarum akan berhenti dan
menunjukkan waktu yang telah dilalui sejak penekanan pegas pertama.
3. Dan pada saat kalibrasi penekan pegas akan membuat pegas kedua
terkalibrasi sehingga pegas pertama kembali tertekan seperti semula.
Dan jarum kembali ke posisi nol.
Stopwatch Digital
Berikut ini adalah bagian-bagian dan fungsi dari stopwatch digital yaitu:
1. Layar/monitor sebagai media penampilan pembacaan atau hasil
pengukuran secara elektrik berupaangka-angka.
2. Kemudian tombol start/stop untuk memulai pengukuran (tombol
start) dan untuk mengakhiri pengukuran (tombol stop).
20
3. Lalu tombol kalibrasi sebagai tombol untuk mengkalibrasi ke angka
nol.
4. Dan pada stopwatch digital ada juga stopwatch yang terdapat tombol
untuk mereplay hasil pengukuran yang telah dilakukan.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan
angka dan nilai yang memiliki satuan. Dari pengertian tersebut, jadi
besaran dan satuan mempunyai keterkaitan. Sedangkan satuan diartikan
sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran.
Selain mempunyai keterkaitan dengan satuan, besaran juga
mempunyai keterkaitan dengan dimensi. Karena dimensi diartikan cara
untuk menyusun suatu besaran yang susunannya berdasarkan besaran
pokok dengan menggunakan lamban/huruf tertentu yang ditempatkan
dalam kurung siku. Angka penting merupakan semua angka hasil
pengukuran.
3.2 Saran
Penulis sadar bahwa hasil yang didapat dalam makalah ini masih
jauh dari sempurna, maka penulis selanjutnya agar dapat melakukan
penelitian dengan permasalahan yang lebih mendalam.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://sitinurisnaniyah.blogspot.com/2017/10/makalah-besaran-dan-
satuan-fisika-dasar.html
https://www.academia.edu/40638858/Makalah_besaran_dan_satuan
https://123dok.com/document/zlnv14oq-contoh-makalah-fisika-besaran-
dan-satuan.html
http://ayulorenza010200.blogspot.com/2017/10/makalah-fisika-besaran-
satuan-dan_23.html
23