PENGUKURAN
DISUSUN OLEH
Kelompok 6:
1. MUHAMMAD WAHYU FIRMANDA
2. NAAILAH NAKHWAH AALIYAH
3. NABILLAH APRILIA
4. NAZWA SABIRA
5. NURUL JANNAH
Kelas : X IPA 6
Guru Pembimbing: Bella Yulina Surida, S.Pd
KELOMPOK 6
1. MUHAMMAD WAHYU FIRMANDANA
2. NAAILAH NAKHWAH AALIYAH
3. NABILLAH APRILIA
4. NAZWA SABIRA
5. NURUL JANNAH
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan
rahmat dan karunianya, MAKALAH FISIKA ini dapat kami buat sebagai tugas kami.
Sebagai bahan pembelajaran kami dengan harapan dapat diterima dan dipahami
secara bersama.
Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan atau penguraian MAKALAH kami dengan harapan dapat di terima oleh ibu
guru dan dapat di jadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran kami.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
PENDAHULUAN........................................................................................................iii
BESARAN.....................................................................................................................1
1. Besaran pokok....................................................................................................1
2. Besaran turunan..................................................................................................2
SATUAN........................................................................................................................3
DIMENSI.......................................................................................................................4
ALAT UKUR.................................................................................................................5
1. Alat Ukur Panjang..............................................................................................5
a) Mistar (Penggaris/ruler).....................................................................................5
b) Jangka Sorong....................................................................................................5
c) Mikrometer Sekrup............................................................................................6
2. Alat ukur massa..................................................................................................6
a) Neraca Lengan....................................................................................................6
b) Neraca Pegas......................................................................................................7
3. Alat ukur waktu..................................................................................................7
a) Jam atau Arloji (Aanalog/Digital) .....................................................................7
b) Stopwatch...........................................................................................................7
c) Jam Matahari......................................................................................................8
d) Jam Pasir............................................................................................................8
4. Alat ukur suhu....................................................................................................8
a) Termometer Raksa.............................................................................................8
b) Termometer Alkohol..........................................................................................9
SISTEMATIKA PENGUKURAN.................................................................................9
Prinsip Pengukuran dalam Penelitian Ilmiah............................................................9
a. Akurasi........................................................................................................................9
b. Presisi.......................................................................................................................10
Ketidakpastian dalam Pengukuran..........................................................................10
A. Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal..............................................................10
B. Notasi Ilmiah...........................................................................................................10
C. Angka Penting.........................................................................................................11
1. Aturan Angka Penting..............................................................................11
2. Operasi Angka Penting.............................................................................11
PENUTUP....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14
BUKTI DISKUSI.........................................................................................................15
i
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kami kepada guru fisika. Karena begitu
pentingnya materi ini dan untuk menambah pematerian dan memperluas pemahaman,
maka dengan ini kami membuat makalah Fisika tentang Pengukuran, Besaran, Satuan,
Dimensi dan Awalan Sl.
B. Perumusan Masalah
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memperluas pemahaman, membantu, dan
mempermudah pembelajaran serta melengkapi pematerian yang akan dipelajari.
i
BESARAN
Tinggi, kelajuan, luas, dan panjang merupakan sesuatu yang dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka. Misalnya, tinggi pohon kelapa 15 m, kelajuan sepeda motor
60 km/jam, luas lapangan 100 m², dan panjang kain 10 m.
Segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka disebut besaran.
1. BESARAN POKOK
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak
dapat dijabarkan dari besaran lain. Besaran pokok adalah besaran yang menjadi dasar
untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan
telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran
pokok sifatnya bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain.
1
Nama Besaran Alat Ukur
Panjang Mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup
Massa Neraca
Waktu Stopwatch
Kuat arus listrik Amperemeter
Suhu Termometer
Intensitas cahaya -
Jumlah zat -
Besaran Pokok dan Alat Ukurnya
2. BESARAN TURUNAN
Besaran turunan adalah besaran yang disusun dari besaran pokok. Satuan besaran
turunan disebut satuan turunan dan diperoleh dengan menggabungkan beberapa
satuan besaran pokok. Misalnya, satuan turunan dari luas. Luas itu diperoleh dengan
mengalikan panjang dan lebar suatu bangun. Nah, panjang dan lebar itu satuan
pokoknya kan meter (m). Jadi, satuan turunan luas adalah:
2
Kelajuan Spidometer
Gaya Neraca pegas atau dinamometer
Berat Neraca pegas atau dinamometer
Tekanan Barometer atau manometer
Energi -
Besaran Turunan dan Alat Ukurnya
SATUAN
Dalam pengukuran suatu besaran diperoleh ukuran atau pembanding agar kita dapat
menuliskan/menyatakan nilainya (besarnya). Ukuran atau pembanding dalam
pengukuran besaran disebut satuan. Pengukuran menggunakan satuan jengkal, depa,
hasta, kaki, lengan, tumbak, bata, dan langkah, merupakan pengukuran menggunakan
satuan tidak baku. Satuan ini tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan
dalam suatu wilayah tertentu.
Pada tahun 1795 para ilmuwan Prancis menciptakan sistem satuan metrik sebagai
standar sistem satuan secara internasional. Sistem satuan metrik dikelompokkan
menjadi dua bagian, yaitu sistem MKS (meter, kilogram, sekon) dan sistem CGS
(sentimeter, gram, sekon). Berdasarkan sistem satuan metrik ini, pada tahun 1960
ditetapkan suatu perjanjian internasional tentang sistem satuan internasional
(international system of units), disingkat SI.
3
DIMENSI
Dalam fisika, dimensi mempunyai arti khusus, yaitu lambang atau simbol yang
digunakan untuk menyatakan suatu besaran dari besaran-besaran pokok. Ada 2 (dua)
macam dimensi, yaitu dimensi primer dan dimensi sekunder.
Dimensi primer adalah dimensi dari besaran-besaran pokok. Meliputi M (untuk satuan
massa), L (untuk satuan panjang), dan T (untuk satuan waktu).
Dimensi sekunder adalah dimensi dan semua besaran turunan yang dinyatakan dalam
dimensi primer. Berikut disajikan tabel dimensi dari besaran pokok.
4
juga dapat menyatakan benar tidaknya suatu persamaan yang ada hubungannya
dengan besaran.
ALAT UKUR
Membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah ditetapkan sebagai
standar pengukuran disebut mengukur. Adapun alat bantu yang digunakan dalam
pengukuran disebut alat ukur.
Panjang adalah jarak antara dua titik di dalam ruang. Menurut sistem Satuan
Internasional, besaran panjang dinyatakan dalam meter. Ada berbagai jenis alat ukur
panjang yang sering kita gunakan, misalnya mistar, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup. Alat-alat ukur tersebut memiliki batas ketelitian berbeda-beda. Batas
ketelitian adalah nilai terkecil yang masih dapat diukur oleh alat ukur.
a) Mistar (Penggaris/Ruler)
Mistar adalah alat ukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm. Pada saat
pembacaan skala, kedudukan mata pengamat harus tegak lurus dengan skala mistar
yang dibaca.
b) Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang, tebal, dan
kedalaman lubang. Diameter luar maupun diameter dalam suatu benda dengan batas
ketelitian 0.1 mm. Jangka sorong mempunyai dua rahang, yaitu rahang tetap dan
5
rahang sorong (rahang geser). Pada rahang tetap dilengkapi dengan skala utama,
sedangkan pada rahang sorong terdapat skala nonius atau skala vernier.
c) Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang cukup presisi.
Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hingga 0,01 mm. Penggunaan mikrometer
sekrup biasanya untuk mengukur diameter benda melingkar yang kecil seperti kawat
atau kabel, juga panjang dan ketebalan suatu benda.
1. Skala tetap (skala utama). Skala tetap terbagi dalam satuan milimeter (mm).
Skala ini terdapat pada laras dan terbagi menjadi dua skala, yaitu skala atas
dan skala bawah.
2. Skala putar (skala nonius). Skala putar terdapat pada besi penutup laras yang
dapat berputar dan dapat bergeser ke depan atau ke belakang. Skala ini terbagi
menjadi 50 skala atau bagian ruas yang sama. Satu putaran pada skala ini
menyebabkan skala utama bergeser 0,5 mm.
Massa suatu benda adalah banyak zat yang dikandung oleh benda tersebut. Menurut
Satuan Internasional, satuan massa adalah kilogram (kg). Menurut fisika, berat adalah
gaya yang dialami oleh suatu benda yang mempunyai massa karena adanya gaya tarik
bumi. Sesuai dengan pengertian ini, maka berat suatu benda di tempat-tempat yang
berlainan mungkin berbeda-beda bergantung besarnya gaya gravitasi di tempat
tersebut. Alat yang digunakan untuk mengukur besaran massa dinamakan dengan
timbangan atau neraca.
a) Neraca Lengan
6
lengan, dan neraca empat lengan. Hasil pengukuran didapatkan apabila sudah tercapai
keseimbangan antara massa beban yang diukur dengan massa kilogram standar
(neraca dua lengan) atau dengan penunjuk-penunjuk skalanya (neraca tiga dan empat
lengan).
b) Neraca Pegas
Satuan Internasional untuk waktu adalah sekon atau detik. Berikut adalah macam-
macam alat ukur waktu.
Jam tangan atau arloji adalah penunjuk waktu yang dipakai di pergelangan tangan
manusia dengan tampilan waktu yang terus bertambah. Kegunaan utama jam tangan
ialah untuk menunjukan waktu pada saat tertentu dan menghitung rentang waktu
antara dua kejadian pada waktu yang berbeda. Alat ukur ini menggunakan satuan jam,
menit, dan sekon atau detik.
b) Stopwatch
7
Kegunaan dari stopwatch, yaitu untuk mengukur lamanya waktu
yang diperlukan dalam suatu kejadian. Misalkan, untuk mengukur
waktu yang diperlukan oleh seorang atlet lari dalam menempuh
100 m atau waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak
harmonik.
c) Jam Matahari
Selain jam atau arloji dan stopwatch, masih ada alat ukur waktu lainnya seperti jam
matahari. Sesuai dengan namanya, jam matahari dapat mengukur berdasarkan
perjalanan bayangan matahari. Jam matahari tertua adalah obelisk (3500 SM) dan jam
bayangan (1500 SM) dari peradaban Mesir dan Babilonia. Penggunaan jam ini hanya
terbatas pada siang hari saja.
d) Jam Pasir
Jam ini terdiri dari dua tabung gelas yang terhubung dan
salah satunya diisi dengan pasir halus, Pasir mengalir dari
tabung bagian atas ke tabung bagian bawahnya melalui
celah sempit. Setelah tabung bagian bawah penuh, maka
jam pasir bisa dibalik. Jam pasir ini sering digunakan
untuk acuan waktu pelayanan makanan siap saji dan
acuan lamanya memasak.
Dari contoh kasus di atas dapat disimpulkan bahwa derajat panas dan dinginnya suatu
benda dinamakan dengan suhu atau temperatur. Alat yang digunakan untuk mengukur
suhu adalah termometer. Satuan standar untuk suhu adalah Kelvin. Satuan lain yang
8
sering digunakan di Indonesia adalah derajat Celsius, sedangkan di Amerika dan
Inggris pada umumnya menggunakan derajat Fahrenheit.
a) Termometer Raksa
Termometer raksa dengan skala Celsius adalah termometer
yang sering kita jumpai dalam keseharian. Alat ini terdiri
dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dan
cairan raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran,
pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika
suhu temperatur meningkat, raksa akan naik ke arah atas
pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala
yang telah ditentukan. Adapun cara kerja secara umum adalah sebagai berikut.
1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume raksa berada pada kondisi awal.
3. Volume raksa akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika suhu
menurun.
4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.
b) Termometer Alkohol
SISTEMATIKA
PENGUKURAN
Prinsip Pengukuran dalam Penelitian Ilmiah
9
a. Akurasi
b. Presisi
2. Kesalahan sistematik, disebabkan oleh alat ukur itu sendiri, kalibrasi alat ukur, atau
pengaruh lingkungan tempat dilakukannya pengukuran.
Keterangan:
10
∆x = ketidakpastian pengukuran = 1/2 skala terkecil alat ukur.
B. Notasi Ilmiah
Hal yang harus dipahami bahwa di dalam Fisika, besaran-besaran hasil pengukuran
tidak hanya berupa puluhan, ribuan, atau ratusan ribu, tetapi juga skala makro dan
mikro, contohnya saja massa Bumi atau massa elektron. Untuk menulis massa
elektron yang tidak terlihat oleh mata telanjang tentulah sangat sulit karena ukurannya
sangat kecil.
Oleh karena itu, dibentuklah suatu notasi yang disebut notasi ilmiah. Notasi ilmiah ini
bisa mempermudah kita dalam menentukan suatu nilai besaran yang terlalu besar atau
terlalu kecil. Penulisannya adalah sebagai berikut.
Keterangan:
C. Angka Penting
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, meliputi
angka pasti dan angka taksiran. Penulisan angka penting menunjukkan ketelitian suatu
hasil pengukuran.
1. Aturan angka penting
Dalam menulis angka penting, terdapat beberapa aturan yang perlu diperhatikan, yaitu
sebagai berikut.
Semua angka bukan nol merupakan angka penting, contohnya 2,34 memiliki
tiga angka penting, 65,765 memiliki lima angka penting.
Semua angka nol yang terletak di antara angka bukan nol merupakan angka
penting, contohnya 3,009 memiliki empat angka penting, 70,6 memiliki tiga
angka penting.
Angka nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol merupakan angka
penting, contohnya 3.000 memiliki empat angka penting, 1,230 memiliki
empat angka penting.
Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik di kiri maupun
di kanan koma bukan termasuk angka penting, contohnya 0,1 memiliki satu
angka penting, 0,005 memiliki 1 angka penting, 0,0567 memiliki tiga angka
penting.
11
Semua angka sebelum faktor pengali pada notasi ilmiah merupakan angka
penting.
Untuk pembulatan, jika angka terakhir lebih besar dari lima, bulatkan ke atas. Jika
angka terakhir lebih kecil dari lima, bulatkan ke bawah. Jika tepat lima, lihat angka
sebelumnya, misal angka sebelumnya ganjil bulatkan ke atas dan sebaliknya. Contoh:
Jika menggunakan aturan angka penting, hasil perkalian antara dua bilangan atau
lebih menghasilkan bilangan yang jumlah angka pentingnya sama dengan angka
penting paling sedikit. Contohnya sebagai berikut.
12
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Pengukuran, Besaran, Satuan dan Dimensi adalah materi dari ilmu Fisika yang sangat
penting untuk di pelajari. Dan dapat membantu dalam kehidupan manusia sehari-hari.
PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya
pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya
dengan makalah ini.
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik
saran yang membangun kepada kami demi sempurna nya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca khususnya pada
penulis.
13
DAFTAR PUSTAKA
Reva Yulietta, Dede Sahidin. 2018. FISIKA Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Depok: Arya Duta. 284 hal.
https://www.academia.edu/29923288
https://miswadinirwan.blogspot.com/2011/10/contoh-makalah-fisika.html
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/pengukuran-fisika-kelas-10
https://www.ruangguru.com/blog/besaran-satuan...
https://www.zenius.net/blog/materi-lengkap-besaran-dan-satuan-fisika
14
BUKTI DISKUSI
Bukti diskusi dari kelompok 6:
15