Anda di halaman 1dari 20

TUGAS FISIKA

PENGUKURAN

DISUSUN OLEH
Kelompok 6:
1. MUHAMMAD WAHYU FIRMANDA
2. NAAILAH NAKHWAH AALIYAH
3. NABILLAH APRILIA
4. NAZWA SABIRA
5. NURUL JANNAH
Kelas : X IPA 6
Guru Pembimbing: Bella Yulina Surida, S.Pd

SMA NEGERI 4 PALEMBANG


TAHUN PELAJARAN 2021-2022
PENGUKURAN
FISIKA

KELOMPOK 6
1. MUHAMMAD WAHYU FIRMANDANA
2. NAAILAH NAKHWAH AALIYAH
3. NABILLAH APRILIA
4. NAZWA SABIRA
5. NURUL JANNAH
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan
rahmat dan karunianya, MAKALAH FISIKA ini dapat kami buat sebagai tugas kami.
Sebagai bahan pembelajaran kami dengan harapan dapat diterima dan dipahami
secara bersama.

Dalam batas-batas tertentu MAKALAH ini memuat Tentang Pengukuran. Makalah


ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Fisika. Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan atau penguraian MAKALAH kami dengan harapan dapat di terima oleh ibu
guru dan dapat di jadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran kami.

Palembang, 04 Agustus 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
PENDAHULUAN........................................................................................................iii
BESARAN.....................................................................................................................1
1. Besaran pokok....................................................................................................1
2. Besaran turunan..................................................................................................2
SATUAN........................................................................................................................3
DIMENSI.......................................................................................................................4
ALAT UKUR.................................................................................................................5
1. Alat Ukur Panjang..............................................................................................5
a) Mistar (Penggaris/ruler).....................................................................................5
b) Jangka Sorong....................................................................................................5
c) Mikrometer Sekrup............................................................................................6
2. Alat ukur massa..................................................................................................6
a) Neraca Lengan....................................................................................................6
b) Neraca Pegas......................................................................................................7
3. Alat ukur waktu..................................................................................................7
a) Jam atau Arloji (Aanalog/Digital) .....................................................................7
b) Stopwatch...........................................................................................................7
c) Jam Matahari......................................................................................................8
d) Jam Pasir............................................................................................................8
4. Alat ukur suhu....................................................................................................8
a) Termometer Raksa.............................................................................................8
b) Termometer Alkohol..........................................................................................9
SISTEMATIKA PENGUKURAN.................................................................................9
 Prinsip Pengukuran dalam Penelitian Ilmiah............................................................9
a. Akurasi........................................................................................................................9
b. Presisi.......................................................................................................................10
 Ketidakpastian dalam Pengukuran..........................................................................10
A. Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal..............................................................10
B. Notasi Ilmiah...........................................................................................................10
C. Angka Penting.........................................................................................................11
1. Aturan Angka Penting..............................................................................11
2. Operasi Angka Penting.............................................................................11
PENUTUP....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14
BUKTI DISKUSI.........................................................................................................15

i
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kami kepada guru fisika. Karena begitu
pentingnya materi ini dan untuk menambah pematerian dan memperluas pemahaman,
maka dengan ini kami membuat makalah Fisika tentang Pengukuran, Besaran, Satuan,
Dimensi dan Awalan Sl.

B. Perumusan Masalah

1. Kita dapat mengetahui apa yang di maksud dengan Pengukuran,Besaran, Satuan,


Dimensi dan Awalan Sl.
2. Bagian-bagian dari Pengukuran,Besaran, Satuan, Dimensi dan Awalan Sl.

C. Tujuan Pembuatan Makalah

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memperluas pemahaman, membantu, dan
mempermudah pembelajaran serta melengkapi pematerian yang akan dipelajari.

i
BESARAN
Tinggi, kelajuan, luas, dan panjang merupakan sesuatu yang dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka. Misalnya, tinggi pohon kelapa 15 m, kelajuan sepeda motor
60 km/jam, luas lapangan 100 m², dan panjang kain 10 m.

Segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka disebut besaran.

Besaran dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan standar satuannya, yaitu besaran


pokok (base quantities) dan besaran turunan (derived quantities).

1. BESARAN POKOK

Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak
dapat dijabarkan dari besaran lain. Besaran pokok adalah besaran yang menjadi dasar
untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan
telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran
pokok sifatnya bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain.

1
Nama Besaran Alat Ukur
Panjang Mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup
Massa Neraca
Waktu Stopwatch
Kuat arus listrik Amperemeter
Suhu Termometer
Intensitas cahaya -
Jumlah zat -
Besaran Pokok dan Alat Ukurnya

Berikut cara mudah untuk menghafal besaran pokok

2. BESARAN TURUNAN

Besaran turunan adalah besaran yang disusun dari besaran pokok. Satuan besaran
turunan disebut satuan turunan dan diperoleh dengan menggabungkan beberapa
satuan besaran pokok. Misalnya, satuan turunan dari luas. Luas itu diperoleh dengan
mengalikan panjang dan lebar suatu bangun. Nah, panjang dan lebar itu satuan
pokoknya kan meter (m). Jadi, satuan turunan luas adalah:

• Luas = panjang x lebar = m x m = m

Nama Besaran Alat Ukur


Volume Gelas ukur
Massa jenis Hidrometer
Kecepatan Velocimeter

2
Kelajuan Spidometer
Gaya Neraca pegas atau dinamometer
Berat Neraca pegas atau dinamometer
Tekanan Barometer atau manometer
Energi -
Besaran Turunan dan Alat Ukurnya

SATUAN
Dalam pengukuran suatu besaran diperoleh ukuran atau pembanding agar kita dapat
menuliskan/menyatakan nilainya (besarnya). Ukuran atau pembanding dalam
pengukuran besaran disebut satuan. Pengukuran menggunakan satuan jengkal, depa,
hasta, kaki, lengan, tumbak, bata, dan langkah, merupakan pengukuran menggunakan
satuan tidak baku. Satuan ini tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan
dalam suatu wilayah tertentu.

Pada tahun 1795 para ilmuwan Prancis menciptakan sistem satuan metrik sebagai
standar sistem satuan secara internasional. Sistem satuan metrik dikelompokkan
menjadi dua bagian, yaitu sistem MKS (meter, kilogram, sekon) dan sistem CGS
(sentimeter, gram, sekon). Berdasarkan sistem satuan metrik ini, pada tahun 1960
ditetapkan suatu perjanjian internasional tentang sistem satuan internasional
(international system of units), disingkat SI.

Besaran Pokok Satuan MKS Satuan CGS


Massa Kilogram (kg) Gram (g)
Panjang Meter (m) Sentimeter (cm)
Waktu Sekon (s) Sekon (s)
Kuat arus Ampere (A) Statampere (statA)
Suhu Kelvin (K) Kelvin (K)
Intensitas cahaya Kandela (cd) Kandela (cd)
Jumlah zat Mole (mol) Mole (mol)
Besaran Pokok dan Satuannya

Besaran Turunan Satuan dalam SI


Volume m³
Massa jenis kg/m³
Kecepatan m/s
Kelajuan m/s
Gaya N, kg m/s²
Berat N
Tekanan Pa, N/m²
Energi J, kg m²/s²
Besaran Turunan dan Satuannya

3
DIMENSI
Dalam fisika, dimensi mempunyai arti khusus, yaitu lambang atau simbol yang
digunakan untuk menyatakan suatu besaran dari besaran-besaran pokok. Ada 2 (dua)
macam dimensi, yaitu dimensi primer dan dimensi sekunder.

Dimensi primer adalah dimensi dari besaran-besaran pokok. Meliputi M (untuk satuan
massa), L (untuk satuan panjang), dan T (untuk satuan waktu).

Dimensi sekunder adalah dimensi dan semua besaran turunan yang dinyatakan dalam
dimensi primer. Berikut disajikan tabel dimensi dari besaran pokok.

Rumus perhitungan dimensi adalah sebagai berikut:

Manfaat (kegunaan) dari dimensi, antara lain untuk mengungkapkan adanya


kesamaan atau kesetaraan antara dua besaran yang kelihatannya berbeda. Selain itu,

4
juga dapat menyatakan benar tidaknya suatu persamaan yang ada hubungannya
dengan besaran.

ALAT UKUR
Membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah ditetapkan sebagai
standar pengukuran disebut mengukur. Adapun alat bantu yang digunakan dalam
pengukuran disebut alat ukur.

1. ALAT UKUR PANJANG

Panjang adalah jarak antara dua titik di dalam ruang. Menurut sistem Satuan
Internasional, besaran panjang dinyatakan dalam meter. Ada berbagai jenis alat ukur
panjang yang sering kita gunakan, misalnya mistar, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup. Alat-alat ukur tersebut memiliki batas ketelitian berbeda-beda. Batas
ketelitian adalah nilai terkecil yang masih dapat diukur oleh alat ukur.

a) Mistar (Penggaris/Ruler)

Mistar adalah alat ukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm. Pada saat
pembacaan skala, kedudukan mata pengamat harus tegak lurus dengan skala mistar
yang dibaca.

b) Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang, tebal, dan
kedalaman lubang. Diameter luar maupun diameter dalam suatu benda dengan batas
ketelitian 0.1 mm. Jangka sorong mempunyai dua rahang, yaitu rahang tetap dan

5
rahang sorong (rahang geser). Pada rahang tetap dilengkapi dengan skala utama,
sedangkan pada rahang sorong terdapat skala nonius atau skala vernier.

c) Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang cukup presisi.
Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hingga 0,01 mm. Penggunaan mikrometer
sekrup biasanya untuk mengukur diameter benda melingkar yang kecil seperti kawat
atau kabel, juga panjang dan ketebalan suatu benda.

Pada mikrometer sekrup terdapat dua macam skala, yaitu:

1. Skala tetap (skala utama). Skala tetap terbagi dalam satuan milimeter (mm).
Skala ini terdapat pada laras dan terbagi menjadi dua skala, yaitu skala atas
dan skala bawah.

2. Skala putar (skala nonius). Skala putar terdapat pada besi penutup laras yang
dapat berputar dan dapat bergeser ke depan atau ke belakang. Skala ini terbagi
menjadi 50 skala atau bagian ruas yang sama. Satu putaran pada skala ini
menyebabkan skala utama bergeser 0,5 mm.

2. ALAT UKUR MASSA

Massa suatu benda adalah banyak zat yang dikandung oleh benda tersebut. Menurut
Satuan Internasional, satuan massa adalah kilogram (kg). Menurut fisika, berat adalah
gaya yang dialami oleh suatu benda yang mempunyai massa karena adanya gaya tarik
bumi. Sesuai dengan pengertian ini, maka berat suatu benda di tempat-tempat yang
berlainan mungkin berbeda-beda bergantung besarnya gaya gravitasi di tempat
tersebut. Alat yang digunakan untuk mengukur besaran massa dinamakan dengan
timbangan atau neraca.

a) Neraca Lengan

Neraca lengan bekerja berdasarkan prinsip keseimbangan


gaya gravitasi. Terdapat beberapa neraca lengan, yaitu
neraca sama lengan (neraca dua lengan), neraca tiga

6
lengan, dan neraca empat lengan. Hasil pengukuran didapatkan apabila sudah tercapai
keseimbangan antara massa beban yang diukur dengan massa kilogram standar
(neraca dua lengan) atau dengan penunjuk-penunjuk skalanya (neraca tiga dan empat
lengan).

b) Neraca Pegas

Neraca pegas bekerja berdasarkan hukum Hooke. Semakin


besar massa benda yang diukur (dalam artian semakin berat
benda tersebut) maka akan semakin bertambah panjang
pegasnya. Pertambahan panjang inilah yang menunjukkan
hasil pengukurannya.

3. ALAT UKUR WAKTU

Satuan Internasional untuk waktu adalah sekon atau detik. Berikut adalah macam-
macam alat ukur waktu.

a) Jam atau Arloji (Analog dan Digital)

Jam tangan atau arloji adalah penunjuk waktu yang dipakai di pergelangan tangan
manusia dengan tampilan waktu yang terus bertambah. Kegunaan utama jam tangan
ialah untuk menunjukan waktu pada saat tertentu dan menghitung rentang waktu
antara dua kejadian pada waktu yang berbeda. Alat ukur ini menggunakan satuan jam,
menit, dan sekon atau detik.

b) Stopwatch

7
Kegunaan dari stopwatch, yaitu untuk mengukur lamanya waktu
yang diperlukan dalam suatu kejadian. Misalkan, untuk mengukur
waktu yang diperlukan oleh seorang atlet lari dalam menempuh
100 m atau waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak
harmonik.

c) Jam Matahari

Selain jam atau arloji dan stopwatch, masih ada alat ukur waktu lainnya seperti jam
matahari. Sesuai dengan namanya, jam matahari dapat mengukur berdasarkan
perjalanan bayangan matahari. Jam matahari tertua adalah obelisk (3500 SM) dan jam
bayangan (1500 SM) dari peradaban Mesir dan Babilonia. Penggunaan jam ini hanya
terbatas pada siang hari saja.

d) Jam Pasir
Jam ini terdiri dari dua tabung gelas yang terhubung dan
salah satunya diisi dengan pasir halus, Pasir mengalir dari
tabung bagian atas ke tabung bagian bawahnya melalui
celah sempit. Setelah tabung bagian bawah penuh, maka
jam pasir bisa dibalik. Jam pasir ini sering digunakan
untuk acuan waktu pelayanan makanan siap saji dan
acuan lamanya memasak.

4. ALAT UKUR SUHU

Dari contoh kasus di atas dapat disimpulkan bahwa derajat panas dan dinginnya suatu
benda dinamakan dengan suhu atau temperatur. Alat yang digunakan untuk mengukur
suhu adalah termometer. Satuan standar untuk suhu adalah Kelvin. Satuan lain yang

8
sering digunakan di Indonesia adalah derajat Celsius, sedangkan di Amerika dan
Inggris pada umumnya menggunakan derajat Fahrenheit.

a) Termometer Raksa
Termometer raksa dengan skala Celsius adalah termometer
yang sering kita jumpai dalam keseharian. Alat ini terdiri
dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dan
cairan raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran,
pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika
suhu temperatur meningkat, raksa akan naik ke arah atas
pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala
yang telah ditentukan. Adapun cara kerja secara umum adalah sebagai berikut.

1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume raksa berada pada kondisi awal.

2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon raksa dengan perubahan


volume.

3. Volume raksa akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika suhu
menurun.

4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.

b) Termometer Alkohol

Termometer alkohol adalah termometer yang


menggunakan alkohol sebagai media pengukur.
Termometer ini dapat mengukur suhu yang sangat
dingin seperti suhu di daerah kutub, tetapi tidak dapat
mengukur suhu tinggi seperti suhu air mendidih.

SISTEMATIKA
PENGUKURAN
 Prinsip Pengukuran dalam Penelitian Ilmiah

9
a. Akurasi

Akurasi (ketepatan) menunjukkan tingkat kedekatan hasil pengukuran dengan nilai


yang sebenarnya, seperti terhadap nilai konstanta, nilai yang diperoleh dari suatu teori
yang sudah disepakati kebenarannya, dan hukum-hukum geometri. Semakin kecil
perbedaan antara nilai yang diperoleh dalam pengukuran, maka semakin tepat hasil
pengukurannya.

b. Presisi

Presisi (ketelitian) menunjukkan seberapa dekat perbedaan (penyimpangan) hasil


pengukuran suatu besaran pada saat dilakukan pengulangan pengukuran. Semakin
dekat perbedaan hasil pengukuran yang dilakukan berulang, maka semakin teliti
proses pengukurannya.

 Ketidakpastian dalam Pengukuran


Pada saat kita melakukan pengukuran menggunakan alat, tidaklah mungkin
mendapatkan nilai yang pasti benar (x), melainkan selalu terdapat ketidakpastian.
Penyebab ketidakpastian pada hasil pengukuran secara umum ada tiga hal, yaitu
kesalahan umum, kesalahan sistematik, dan kesalahan acak.

1. Kesalahan umum (kelalaian), biasanya disebabkan oleh keterbatasan pengukur,


seperti kurangnya keterampilan dalam menggunakan alat ukur atau kekeliruan dalam
membaca dan menera skala.

2. Kesalahan sistematik, disebabkan oleh alat ukur itu sendiri, kalibrasi alat ukur, atau
pengaruh lingkungan tempat dilakukannya pengukuran.

3. Kesalahan acak disebabkan oleh fluktuasi yang halus pada kondisi-kondisi


pengukuran, seperti fluktuasi tegangan listrik atau baterai, landasan yang bergetar.

A. Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal

Hasil pengukuran tunggal biasa ditulis sebagai berikut. 

Keterangan:

x = nilai besaran yang diukur;

x 0 = hasil pengukuran yang terbaca; dan

10
∆x = ketidakpastian pengukuran = 1/2 skala terkecil alat ukur.

B. Notasi Ilmiah

Hal yang harus dipahami bahwa di dalam Fisika, besaran-besaran hasil pengukuran
tidak hanya berupa puluhan, ribuan, atau ratusan ribu, tetapi juga skala makro dan
mikro, contohnya saja massa Bumi atau massa elektron. Untuk menulis massa
elektron yang tidak terlihat oleh mata telanjang tentulah sangat sulit karena ukurannya
sangat kecil. 

Oleh karena itu, dibentuklah suatu notasi yang disebut notasi ilmiah. Notasi ilmiah ini
bisa mempermudah kita dalam menentukan suatu nilai besaran yang terlalu besar atau
terlalu kecil. Penulisannya adalah sebagai berikut. 

Keterangan:

1a = bilangan satuan, besarnya antara 1-0 dan boleh berupa


desimal; dan

n = ordo atau pangkat.

C. Angka Penting

Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, meliputi
angka pasti dan angka taksiran. Penulisan angka penting menunjukkan ketelitian suatu
hasil pengukuran.
1. Aturan angka penting
Dalam menulis angka penting, terdapat beberapa aturan yang perlu diperhatikan, yaitu
sebagai berikut.
 Semua angka bukan nol merupakan angka penting, contohnya 2,34 memiliki
tiga angka penting, 65,765 memiliki lima angka penting.
 Semua angka nol yang terletak di antara angka bukan nol merupakan angka
penting, contohnya 3,009 memiliki empat angka penting, 70,6 memiliki tiga
angka penting.
 Angka nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol merupakan angka
penting, contohnya 3.000 memiliki empat angka penting, 1,230 memiliki
empat angka penting.
 Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik di kiri maupun
di kanan koma bukan termasuk angka penting, contohnya 0,1 memiliki satu
angka penting, 0,005 memiliki 1 angka penting, 0,0567 memiliki tiga angka
penting.

11
 Semua angka sebelum faktor pengali pada notasi ilmiah merupakan angka
penting.

2. Operasi angka penting


a. Operasi penjumlahan dan pengurangan
Tidak ada aturan khusus pada operasi penjumlahan dan pengurangan, hanya saja
pembulatan untuk bilangan desimal mengikuti angka taksiran paling sedikit.
Contohnya adalah sebagai berikut.

Untuk pembulatan, jika angka terakhir lebih besar dari lima, bulatkan ke atas. Jika
angka terakhir lebih kecil dari lima, bulatkan ke bawah. Jika tepat lima, lihat angka
sebelumnya, misal angka sebelumnya ganjil bulatkan ke atas dan sebaliknya. Contoh:

b. Operasi perkalian dan pembagian

Jika menggunakan aturan angka penting, hasil perkalian antara dua bilangan atau
lebih menghasilkan bilangan yang jumlah angka pentingnya sama dengan angka
penting paling sedikit. Contohnya sebagai berikut.

12
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Pengukuran, Besaran, Satuan dan Dimensi adalah materi dari ilmu Fisika yang sangat
penting untuk di pelajari. Dan dapat membantu dalam kehidupan manusia sehari-hari.

PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya
pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya
dengan makalah ini.

Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik
saran yang membangun kepada kami demi sempurna nya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca khususnya pada
penulis.

13
DAFTAR PUSTAKA
 Reva Yulietta, Dede Sahidin. 2018. FISIKA Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Depok: Arya Duta. 284 hal.

 https://www.academia.edu/29923288

 https://miswadinirwan.blogspot.com/2011/10/contoh-makalah-fisika.html

 https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/pengukuran-fisika-kelas-10

 https://www.ruangguru.com/blog/besaran-satuan...

 https://www.zenius.net/blog/materi-lengkap-besaran-dan-satuan-fisika

14
BUKTI DISKUSI
Bukti diskusi dari kelompok 6:

*Screenshot diskusi kelompok 6 di Google Meet

15

Anda mungkin juga menyukai