Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN FISIKA

PENGUKURAN

SMAN 1 CIKARANG PUSAT

Anggota Kelompok :

 Fathimah Zulfah
 Niken Dwi R
 Agsre Diajeng G.R.N

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah Ta’ala yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini guna memenuhi tugas untuk mata pelajaran
Fisika. Tak lupa kami ucapkan terima kasih pada ibu guru yang telah
membimbing kami untuk membuat laporan ini agar menjadi baik.

Laporan ini kami buat berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan
dan juga berisi materi yang telah kami temukan di buku dan internet.
Laporan ini membahas mengenai “Pengukuran” secara lengkap, in syaa
Allah.

Semoga laporan kami dapat diterima dengan baik dan bermanfaat untuk
kita semua. Kami mohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Cikarang, 15 Agustus 2019,

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................2

DAFTAR ISI........................................ ...............................................................3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................4

1.1 Latar Belakang............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah................................................................ ....................4

1.3 Tujuan........................................................................................................5

1.4 Manfaat......................................................................................................5

BAB II DASAR TEORI......................................................................................6

2.1 Pengukuran................................................................................................6

2.2 Alat Ukur....................................................................................................6

BAB III METODE KERJA....................................................................................10

3.1 Alat dan Bahan.........................................................................................10

3.2 Langkah Kerja...........................................................................................10

3.3 Lembar Kerja............................................................................................11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................12

4.1 Hasil..........................................................................................................12

4.2 Pertanyaan...............................................................................................13

BAB V PENUTUP.............................................................................................15

5.1 Kesimpulan...............................................................................................15

5.2 Saran.........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................16

3
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu fisika banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
penggunaan ilmu fisika yang sering ditemui yaitu berkaitan dengan pengukuran.
Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal dengan salah satunya
menjandi pembanding atau alat ukur yang besarnya harusnya distandarkan.
Tujuan pengukuran yaitu untuk mengetahui kualitas atau kuantitas suatu
besaran (Giancoli, 2013).
Memahami suatu pengukuran dan besarnya terhadap benda perlu dilakukan
hal yang spesifik. Besaran suatu benda dapat diketahui dengan menggunakan
alat ukur yang sesuai dengan benda yang akan diukur. Jenis alat ukur yang
digunakan dalam pengukuran berpengaruh terhadap keakuratan atau tingkat
ketelitian suatu perhitungan. Ukuran benda dapat ditentukan dari skala yang
terdapat pada alat ukur yang digunakan.
Paham mengenai pengukuran merupakan suatu hal yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu untuk memahami mengenai
pengukuran karena pengukuran dibutuhkan dalam banyak hal. Praktikum
“Pengukuran Dasar” kali ini akan mengenalkan beberapa alat ukur dan cara
pengukuran terhadap suatu benda dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah untuk praktikum “Pengukuran Dasar” diantaranya:
1. Bagaimana cara menggunakan suatu alat ukur dengan baik?
2. Bagaimana prinsip penggunaan alat ukur dan cara menghitungnya?

4
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum “Pengukuran Dasar” adalah sebagai berikut:
1. Mampu menggunakan suatu alat ukur.
2. Mampu dan memahami prinsip penggunaan alat ukur dan cara
menghitungnya.

1.4 Manfaat
Manfaat melakukan praktikum pengukuran dasar diantaranya dapat
memahami penggunaan alat ukur. Alat ukur yang diperlukan sehari-hari misalnya
penggaris untuk mengukur panjang benda, sehingga kita dapat mengetahui
bagaimana cara menentukan hasilnya. Pengukuran juga sering ditemui di
kehidupan, dalam pembuatan meja misalnya, dapat menentukan panjang, lebar,
dan tingginya.

5
BAB 2. DASAR TEORI

2.1 Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain
yang telah ditetapkan sebagai standar pengukuran. Alat bantu dalam proses
pengukuran disebut alat ukur. Alat ukur dalam kehidupan sehari-hari sangat
banyak, misalnya alat ukur panjang (mistas, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup), alat ukur massa, alat ukur waktu, dan alat ukur suhu, dll (Sasmito, 2010).

2.2 Alat Ukur


Melakukan pengukuran dalam suatu besaran fisika, sangat dibuthkan
dengan namanya alat ukur, dengan adanya alat ukur dapat membantu kita
mendapatkan data hasil pengukuran. Faktor lain selain alat ukur untuk
mendapatkan hasil yang akurat perlu adanya faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi proses pengukuran, antara lain benda yang diukur, proses dalam
pengukuran, kondisi suatu lingkungan dan orang yang melakukan pengukuran.
Alat-alat pengukuran tersebut antara lain (Mikrajuddin, 2016).

2.2.1 Penggaris
Penggaris adalah alat ukur panjang yang paling sederhana dan memiliki 2
skala ukuran yaitu skala utama dan skala terkecil. Skala utama pada penggaris
adalah sentimeter (cm) dan satuan skala terkecil adalah milimeter (mm). Nilai
skala terkecil mistar yaitu 1 mm. Penggaris memiliki ketelitian sebesar 0,5 mm
atau 0,05 cm (Ihsan, 2006).

6
Gambar 2.1 Mistar

2.2.2 Jangka Sorong


Jangka sorong adalah alat ukur untuk menghitung panjang, lebar, tinggi,
diameter luar dan dalam, serta kedalaman lubang suatu benda. Jangka sorong
dapat mengukur hingga ketilitian 0,1 mm. Skala utama terletak di batang di
batang jangka sorong, sedangkan pada rahang sorong diberi skala sebanyak 10
bagian dengan panjang 9 mm maka disebut skala nonius.

Gambar 2.2 Jangka Sorong

2.2.3 Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
panjang, tebal maupun diameter luar benda yang berukuran kecil, contohnya
kawat. Mikrometer sekrup mempunyai ketelitian 0,01 mm sehingga cocok untuk
mengukur ketebalan kertas.

7
Gambar 2.3 Mikrometer sekrup

2.2.4 Neraca O’hauss


Neraca o’hauss adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu massa
benda. Penentuan massa benda hanya dilakukan dengan menggeser sejumlah
ahak timbangan yang telah berada pada lengan neraca, massa benda yang
ditimbang sama dengan massa anakan timbangan yang digeser pada lengan.

Gambar 2.4 Neraca O’hauss

8
2.2.5 Neraca digital
Neraca digital merupakan alat yang digunakan untuk menimbang bahan di
laboratorium. Hasil perhitungan neraca digital lebih akurat, presisi, dan
akuntable (bisa menyimpan hasil dari setiap penimbangan).

Gambar 2.5 Neraca Digital

2.2.6 Gelas Ukur


Gelas ukur adalah peralatan laboratorium umum yang digunakan untuk
mengukur volume cairan atau suatu benda yang tidak beraturan bentuknya.
Setiap garis penanda pada gelas ukur mewakili jumlah cairan yang telah terukur.

Gambar 2.6 Gelas Ukur

9
BAB 3. METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum “Pengukuran Dasar”
antara lain:
1. Jangka Sorong, digunakan sebagai alat ukur panjang. Digunakan mengukur
panjang, lebar, tinggi, diameter luar dan dalam, dan kedalaman lubang suatu
benda.
2. Mikrometer sekrup, digunakan khusus untuk mengukur panjang, tebal,
ataupun diameter luar dari benda yang berukuran relatif kecil.
3. Neraca, digunakan untuk mengukur besaran massa.
4. Penggaris panjang, untuk mengukur besaran panjang
5. Kawat, digunakan sebagai bahan yang diukur (mistar, neraca, mikrometer
sekrup)
6. Kelereng, digunakan sebagai bahan yang diukur (jangka sorong, neraca, gelas
ukur).
7. Gelas ukur, digunakan untuk menentukan volume.

3.2 Langkah Kerja


Langkah kerja praktikum “Pengukuran Dasar” antara lain:
1. Mengukur dimensi kawat
a. Ukurlah panjang, diameter dan massa kawat yang telah
disiapkan!
b. Pilihlah alat ukur panjang yang sesuai !
c. Lakukan pengukuran beberapa kali untuk memperoleh variasi
data
d. Lakukan langkah di atas untuk kawat yang berbeda
2. Mengukur kerapatan (massa jenis benda)
a. Ukurlah panjang, diameter, dan massa kelereng !
b. Lakukan pengukuran beberapa kali untuk memperoleh variasi
data

10
c. Ukurlah volume kelereng dengan cara mencelupkan benda ke
dalam gelas ukur yang telah diisi air dan baca perubahan volume
dalam gelas ukur!
d. Lakukan beberapa kali untuk memperoleh variasi data!

3.3 Lembar Kerja


Tabel :
 Kawat 1
Pengukuran ke- Panjang Massa Diameter
1.
2.
3.
 Kawat 2
Pengukuran ke- Panjang Massa Diameter
1.
2.
3.
 Kawat 3
Pengukuran ke- Panjang Massa Diameter
1.
2.
3.
 Kelereng 1
Pengukuran Panjang Massa Diameter Volume
ke-
1.
2.
3.
 Kelereng 2
Pengukuran Panjang Massa Diameter Volume
ke-
1.
2.
3.

11
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum pengukuran dasar antara lain sebagai
berikut:

 Kawat 1
Pengukuran ke- Panjang Massa Diameter
1. 14,2 cm 1,3 g 0,56 mm
2. 14,5 cm 1,3 g 0,63 mm
3. 14,6 cm 1,3 g 0,51 mm
 Kawat 2
Pengukuran ke- Panjang Massa Diameter
1. 19,3 cm 2g 0,72 mm
2. 19,1 cm 2g 0,69 mm
3. 19,4 cm 2g 0,71 mm
 Kawat 3
Pengukuran ke- Panjang Massa Diameter
1. 8,6 cm 1,5 g 0,89 mm
2. 8,5 cm 1,5 g 0,9 mm
3. 8,8 cm 1,5 g 0,87 mm
 Kelereng 1
Pengukuran Panjang Massa Diameter Volume
ke-
1. 0,75 cm 6g 0,75 cm 3 ml
2. 0,7 cm 6g 0,7 cm 3 ml
3. 0,75 cm 6g 0,75 cm 3 ml
 Kelereng 2
Pengukuran Panjang Massa Diameter Volume
ke-
1. 2,75 cm 21 g 2,75 cm 10,89 𝑐𝑚3

2. 2,9 cm 21 g 2,9 cm 10,89 𝑐𝑚3

12
3. 2,75 cm 21 g 2,75 cm 10,89 𝑐𝑚3

4.2 Pertanyaan
1. Berapa skala terkecil dari alat ukur jangka sorong dan mikrometer ?
2. Dalam menimbang, besaran apa yang secara langsung diukur dan
besaran apa yang ingin diukur ?
a. Besaran apa yang mempengaruhi pengukuran dalam menimbang
?
b. Apa perbedaan antara massa dan berat? Besaran mana yang
selalu konstan dan tidak bergantung pada tempat ?
3. Jelaskan cara pengukuran volume dengan gelas ukur !
4. Buatlah data pengamatan !
5. Hitunglah volume benda-benda pada percobaan 1 dan 2!
6. Hitunglah rapat jenis kelereng dengan metode pengukuran dimensi
(panjang dan diameter) dan metode gelas ukur!
7. Bandingkan dari kedua metode tersebut, manakah yang lebih baik?
8. Buatlah analisis dan beri kesimpulan dari percobaan ini !

Jawaban :

1. Skala terkecil jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Sedangkan
skala terkecil mikrometer sekrup adalah 0,01 mm.
2. Dalam menimbang besaran yang secara langsung diukur adalah berat.
Sedangkan yang ingin diukur adalah massa.
a. Besaran yang mempengaruhi pengukuran adalah berat.
b. Massa tidak terpengaruh oleh gravitasi, selalu tetap,
merupakan besaran pokok, dan satuannya Kilogram. Sedangkan
berat terpengaruh oleh gravitasi, berubah sesuai tempat,
merupakan besaran turunan, dan satuannya Newton.

3. Cara pengukuran menggunakan gelas ukur :

1) Letakkan gelas ukur di permukaan rata


2) Isilah gelas ukur tersebut kira-kira setengahnya. Amati dan baca skala
yang ditunjukkan, nyatakan pengukuran sebagai A.
3) Masukkan benda ke dalam gelas ukur. Amati dan baca skala yang
ditunjukkan, nyatakan pengukuran sebagai B.

13
4) Hitung volume benda tersebut dengan cara menentukan selisih
pengukuran kedua dengan pengukuran pertama, yaitu B-A.

4. Terdapat di bagian sebelumnya.

5. Volume benda

 Kelereng 1
4 4
𝜋𝑟 3 = 𝜋 × 0,3753 = 0,22 𝑐𝑚3
3 3
 Kelereng 2
4 4
𝜋𝑟 3 = 𝜋 × 1,3753 = 10,89 𝑐𝑚3
3 3

6. Menghitung rapat jenis kelereng 1

 Metode dimensi
𝑚 6𝑔
𝜌= = = 27.27 g/𝑐𝑚3
𝑣 0,22 𝑐𝑚3

 Metode gelas ukur


𝑚 6𝑔
𝜌= = = 2 g/ml
𝑣 3 𝑚𝑙

7. Untuk ketelitian, lebih baik menggunakan metode dimensi. Sedangkan


untuk kemudahan, lebih baik menggunakan metode gelas ukur.

8. Kesimpulan ada di bagian selanjutnya.

14
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pengukuran dasar kali ini diantaranya adalah:
 Setiap alat ukur memiliki fungsi masing-masing.
 Penggaris untuk mengukur panjang benda
 Jangka sorong untuk mengukur diameter benda kecil seperti
kelereng.
 Mikrometer sekrup untuk mengukur diameter benda yang lebih kecil
seperti kawat.
 Gelas ukur untuk mengukur volume benda tak beraturan.

 Saat melakukan pengukuran menggunakan alat, tidak mungkin


mendapatkan nilai yang pasti benar. Ada berbagai alasan untuk hal tersebut,
salah satunya adalah pengamat salah membaca skala pada alat ukur.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum pengukuran dasar yaitu, sebelum melakukan
percobaan praktikan harus memahami dan mengetahui hal yang akan dilakukan.
Mengetahui fungsi dari setiap alat ukur juga harus diperhatikan oleh setiap
praktikan. Praktikan juga harus memperhatikan intruksi dari asisten agar
praktikum berjalan dengan lancar dan sesuai.

15
DAFTAR PUSTAKA

Giancolli, Dauglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, Helly. 2006. Pengertian Pengukuran. UPI: FIP

Mikrajuddin, Abdullah. 2016. Fisika Dasar. Bandung: ITB

Sasmito, Teguh. 2010. Pengukuran, Besaran dan Satuan. Jakarta: Erlangga.

Sutarno. 2009. Fisikan Untuk Universitas. Bandung: Pustaka Media.

Tim Penyusun. 2017. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember: FMIPA


Universitas Jember

https://www.academia.edu/37559103/laporan_praktikum_fisika_dasar_pengukura
n_dasar_

16

Anda mungkin juga menyukai