PRAKTIK FISIKA I
DOSEN PEMBIMBING :
Bpk. ERVAN FERDIANSYAH
KELAS INSTRUMENTASI 1C
Latar Belakang
Fisika adalah ilmu yang mempelajari suatu fenomena dan gejala yang
ada di alam yang disajikan dengan persamaan-persamaan matematika.
Pengukuran sangat diperlukan agar gejala yang dipelajari dapat dituliskan secara
akurat. Dalam ilmu pengetahuan alam,tidak ada satupun data yang dapat
diterima dengan baik jika tidak disertai dengan sesuatu yang dapat disajikan
sebagai acuan atau standar. Jadi dalam pengukuran terdapat dua faktor utama
yaitu perbandingan dan acuan.
Dalam fisika, pengukuran itu sendiri adalah objek utama perhatian karena
suatu konsep tertentu seperti panjang, waktu atau suhu hanya dapat dipahami
dalam kaitannya dengan metode yang digunakan untuk mengukur. Mengukur
juga dapat dilakukan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu
fenomena atau permasalahan secara kuantitatik. Dan jika dikaitkan dengan
proses pengukuran atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran
menjadi jalan untuk mencari data-data numerik yang menunjukkan pola-pola
tertentu sebagai bentuk karakteristik dari permasalahan tersebut.
Kegiatan pengukuran adalah proses yang penting dalam pembelajaran
fisika dan merupakan hal yang paling mendasar. Seperti halnya ketidakpastian
dan ketelitian dalam mengukur yang juga harus sangat diperhatikan sebab
pengukuran dari suatu benda dibutuhkan suatu hasil data yang akurat dan
terpercaya.
Tujuan
1. Dapat mengetahui kegunaan alat-alat dasar pengukuran seperti jangka
sorong, mikrometer sekrup, mistar/penggaris, dan neraca ohaus.
2. Dapat menggunakan alat-alat dasar pengukuran seperti jangka sorong,
mikrometer sekrup, mistar/penggaris, dan neraca ohaus.
3. Dapat menyajikan hasil pengukuran dari alat-alat dasar pengukuran
seperti jangka sorong, mikrometer sekrup, mistar/penggaris, dan neraca
ohaus.
LANDASAN TEORI
Gambar 4. Mistar.
Langkah Kerja
Pengukuran massa, volume dan massa jenis balok besi :
Pengukuran massa :
1. Siapkan neraca ohaus dan balok besi yang akan diukur.
2. Neraca ohaus di nolkan
3. Tentukan ketidakpastian.
4. Balok besi diletakkan dipiringan beban
5. Skala neraca (dari besar ke kecil) digeser sampai seimbang.
6. Lakukan pengukuran sebanyak 6x
7. Catat hasil pengukuran.
Pengukuran volume :
1. Siapkan mistar dan balok besi.
2. Ukur panjang, lebar dan tinggi balok besi menggunakan mistar.
3. Catat hasil pengukuran dan hitung volume menggunakan metode
matematika.
Pengukuran massa jenis :
1. Hitung massa jenis balok besi menggunakan data yang sudah ada
pada pengukuran massa dan volume.
2. Catat data hasil perhitungan.
Pengukuran balok besi, bola besi, dan keping besi 1x menggunakan 3 alat :
Pengukuran lebar(tebal) balok besi :
a. Jangka sorong.
1. Siapkan jangka sorong dan balok besi.
2. Sekrup pemutar diputar.
3. Reganggakan capitan (mulut) jangka sorong.
4. Letakkan balok besi di capitan tersebut, kemudian jepit.
5. Kencangkan sekrup pemutar.
6. Ukur ketebalan balok besi dengan memperhatikan skala utama dan
skala nonius.
7. Catat hasil pengukuran.
b. Mikrometer sekrup.
1. Siapkan mikrometer sekrup dan balok besi.
2. Putar skala utama hingga terbuka, lalu letakkan balok besi di capitan.
3. Jepit balok besi, kemudian kunci sekrup.
4. Ukur ketebalan balok besi dengan memperhatikan skala utama dan
skala nonius.
5. Catat hasil pengukuran.
c. Mistar.
1. Siapkan mistar dan balok besi.
2. Letakkan angka nol pada mistar di ujung balok.
3. Lihat angka hasil pengukuran pada ujung balok yang lain.
4. Catat hasil pengukuran.
Ulangi langkah pengukuran a,b, dan c untuk mengukur ketebalan keping besi
dan diameter bola besi.
1. Pengukuran menggunakan alat ukur yang lebih teliti lebih baik daripada
alat ukur yang kurang teliti sehingga angka ketidakpastiannya menjadi
lebih kecil.
2. Kesalahan pengukuran dapat terjadi karena faktor manusia, seperti
kesalahan dalam sudut melihat hasil pengukuran dan kurangnya
konsentrasi pada saat pengukuran.
3. Kesalahan pengukuran juga dapat terjadi karena faktor alat, yaitu
ketidaksempurnaan alat ukur tersebut atau dengan kata lain setiap alat
ukur memiliki ketelitian yang terbatas.
4. Beberapa kali melakukan pengukuran terhadap suatu benda dapat
menyebabkan timbulnya ketidakpastian.
DAFTAR PUSTAKA
http://widyaerja.blogspot.com/2014/04/p-margin-bottom-0.html?m=1
https://www.hajarfisika.com/2017/09/laporan-praktikum-pengukuran-
fisika.html?m=1
www.google.com/search/jangka-sorong
www.google.com/search/mikrometer-sekrup
www.google.com/search/mistar
www.google.com/search/neraca-ohaus
www.google.com/search/keping-besi
www.google.com/search/bola-besi
www.google.com/search/balok-besi
https://carasiiumi.com/cara-menghitung-standar-deviasi/