FISIKA DASAR
Oleh :
TIM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2015
PERCOBAAN I
PENGUKURAN PANJANG
Rahang
Skala
geser
Benda Skala Utama
Nonius
Skala nonius memikiki panjang 9 mm dan di bagi 10 skala sehingga selisihnya 0,1 mm.atau 0,01
cm. Maka ketidak pastiannya adalah
x = 1/2 x 0,1 mm = 0,05 mm = 0,005 cm
cara menentukan nilai x (panjang benda) yaitu:
1. perhatikan angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada nonius. Pada
gambar 2. angka tersebut 5 cm
4. Cara kerja
a) Mengukur panjang batang (papan) kayu
ukur panjang batang kayu denagn mistar sentimeter
lakukan pengukuran denagn posisi mata sebagai berikut, seperti terlihat pada gambar
berikut.
1 2 3
e. hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran x , kesalahan pengukuran (x) dan perentase
x
error perhitungan ( x100%) pada tiap-tiap data pengukuran. Gunakan persamaan
x
berikut:
n = banyaknya pengulangan
1. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari pemuaian berbagai logam
Menentukan koefisien muai linier logam besi, alumunium, dan tembaga
2. PRINSIP DASAR
Sebagian besar zat akan memuai bila dipanaskan dan Mengecil bila didinginkan.
Banyaknya pemuaian atau menjadi kecil bervariasi tergantung pada jenis material.
( )
4. PROSEDUR PERCOBAAN
Ukur panjang batang logam dan catat suhu ruang
Masukkan batang logam yang akan diukur ke dalam peralatan muai logam linier serta
pasang thermometer.
Panaskan batang hingga tercapai kesetimbangan termal dengan menghubungkan
peralatan muai linier dengan sumber tegangan.
Catat perubahan (L) untuk setiap penurunan suhu 20C.
Lakukan hal yang sama (langkah 1 s/d 4 untuk batang logam yang lain
6. EVALUASI PERCOBAAN
Buat grafik yang menunjukkan hubungan antara L dan T!
Tentukan koefisien muai linier masing masing logam dengan mengukur / menghitung
gradient dari kurva masing masing logam (metode kuadran terkecil)
Bandingkan harga hasil percobaan dengan daftar pada buku referensi, dari hal ini
tentukan jenis logam tersebut !
Adakah cara pengukuran lain untuk menentukan perubahan panjang L? Jelaskan!
Buat kesimpulan hasil percobaan yang telah dilakukan
1. TUJUAN PERCOBAAN
Mampu memahami sistem kerja kalorimeter.
Membuktikan bahwa kalorimeter mempunyai kapasitas panas.
2. PRINSIP DASAR
Gambar 1. Kalorimeter
Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu tempat ke
tempat lain disebut kalor. Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada
suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimetri. Sedangkan alat yang digunakan untuk
= +
c (Tp Tc ) = m2 c ( Tc Td ) + C ( Tc Td )
keterangan:
m1 = massa air panas Td = suhu air dingin
m2 = massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas
Tc = suhu air campuran
Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut termodinamika.
Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor,
kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan
keadaan.
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu proses
termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang
dipindahkan ke sistem.
Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan tidak spontan.
Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangakan reaksi tidak
spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari kristal sempurna murni
pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak menunjukkan
Q = m . c . T
Keterangan :
Q = jumlah kalor (Joule)
m = massa zat (gram)
t = perubahan suhu (takhir tawal)
c = kalor jenis
4. PROSEDUR PERCOBAAN
Siapkan bejana kaca yang berisi air 75 ml, bejana kaca kalorimeter, neraca Ohauss,
lampu spiritus, kaki tiga dan kasa 1 set.
Isi bejana kaca dengan air 25 ml kemudian panaskan di kaki tiga.
5. DATA
No M1 M2 M3 m1 m2 T1 T2 TA
1
2
3
4
5
6. EVALUASI
Berikan pembahasan tentang azas Black sehingga mendapatkan rumus yang
dipergunakan pada percobaan ini.
Apa syarat bagi sebuah kalorimeter ideal?
Apa yang dimaksud dengan harga air kalorimeter.
Apa yang dimaksud dengan keadaan kesetimbangan termal.
PERCOBAAN IV
HUKUM OHM
1. TUJUAN PERCOBAAN
2. PRINSIP DASAR
Kuat arus lsitrik yang mengalir dalam suatu penghantar ( hambatan ) besarnya sebanding
dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-ujung penghantar tersebut. Pernyataan tersebut
dapat dituliskan :
vI
Jika kesebandingan tersebut dijadikan persamaan, dapat dituliskan :
v
I
R
Atau v I R ( hukum Ohm )
Dimana I = Kuat arus yang mengalir dalam penghantar ( Ampere )
R = Tahanan atau hambatan ( Ohm )
PCB
Pasanglah rangkaian listriknya seperti gambar diatas dan beritahukan kepada Assisten
lebih dahulu untuk diperiksa sebelum rangkaian tersebut dihubungkan dengan sumber
tegangan.
Setelah diperiksa, aturlah saklar dalam posisi terhubung ( ON )
Atur potensio pada catu daya sehingga Amperemeter menunjukkan pada Angka tertentu (
I1), catatlah penujukkan pada Amperemeter dan Volmeter serta besarnya resistor yang
digunakan
Ulangi langkah 2-3 dengan mengganti resistor.
Dengan mengubah nilai Arus menjadi (I2) lakukan langkah 2-4.
Hambatan tetap.
Pasanglah rangkaian listriknya seperti gambar diatas dan beritahukan kepada Assisten
lebih dahulu untuk diperiksa sebelum rangkaian tersebut dihubungkan dengan sumber
tegangan.
Setelah diperiksa, aturlah saklar dalam posisi terhubung ( ON )
Atur ujung Voltmeter pada hambatan dengan nilai tertentu ( R1) dan catatlah besarnya
arus dan tegangan.
Pada resistor yang sama Anda ulangi untuk Voltase yang berbeda-beda.
Ulangi langkah 2-4 dengan mengganti resistor (R2).
Ulangi hingga 5 variasi Hambatan.
5. DATA PERCOBAAN
Hambatan Tetap
No R1=... R2=... R3=... R4=... R5=...
I V I V I V I V I V
1
2
3
4
5
6. EVALUASI
Buatlah grafik hubungan antara kuat arus ( sebagai absis ) dan tegangan ( sebagai ordinat
) dari data yang telah anda peroleh.
Tentukan besarnya hambatan berdasarkan grafik yang telah Anda buat.
Tentukan niali hambatan berdasarkan hukum Ohm.
Bandingkan nilai hambatan hasil perhitungan dari grafik, berdasarkan Hukum Ohm dan
pengukuran langsung. Lakukan pembahasan dan Ambil kesimpulan.
PERCOBAAN V
REFLEKSI BENDA PADA CERMIN SUDUT (INDEKS BIAS)
2. PRINSIP DASAR
Dua buah cermin datar yang digabung dengan cara tertentu dapat memperbanyak jumlah
bayangan sebuah benda. Jumlah bayangan yang terjadi bergantung pada besar sudut yang
dibentuk oleh kedua cermin itu. dua buah cermin segi empat diletakkan saling berhadapan
dengan salah satu sisi segi empat tersebut berhimpit hingga membentuk sudut 900, kemudian
letakkanlah sebuah benda P (pensil misalnya) diantara kedua cermin tersebut maka akan
terbentuk tiga buah bayangan. Penggambaran tersebut menggunakan prinsip dasar hokum
snellius. Snellius menyatakan bahwa : 1) Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak
pada bidang datar 2) Sudut datang sama dengan sudut pantul
Dua cermin datar A dan B yang dipertemukan kedua ujungnya membentuk sudut 90satu sama lain dapat
memantulkan cahaya dari benda P hingga membentuk tiga buah bayangan A, B, dan A= B
Bila sudut antara dua cermin datar 90 menghasilkan 3 bayangan dari suatu benda yang
diletakkan di antara kedua cermin tersebut dan sudut 60 menghasilkan 5 bayangan, kesimpulan
sememtara menyatakan jika sudut kedua cermin diubah-ubah (0<<900) jumlah bayangan benda
juga akan berubah-ubah sesuai dengan persamaan empiris
N=360/ -1
dengan
n : Jumlah bayangan
: sudut antara kedua cermin
4. PROSEDUR PERCOBAAN
Persiapkan alat dan bahan percobaan
Susunlah alat dan bahan percobaan seperti pada gambar 1.1 dengan sudut awal 900
5. TABEL PERCOBAAN
No Sudut Jumlah Bayangan
1. 150
2. 300
3. 450
4. 600
5. 750
6. 900
7. 1050
8. 1200
9. 1350
10. 1500
6. EVALUASI
Gambar jumlah bayangan yang terbentuk untuk setiap sudut berdasarkan hukum
snellius
Tentukan jumlah bayangan yang terbentuk berdasarkan teori
Bandingan bayangan yang terbentuk secara teori dengan praktek
Gambarlah grafik hubungan antara sudut vs jumlah bayangan
1. TUJUAN PERCOBAAN
Memahami penggunaan Hukum Snellius tantang pembiasan
Memahami dan mengamati sifat-sifat pembiasan pada prisma
Menentukan indeks bias pada prisma
Menentukan besarnya sudut deviasi
2. PRINSIP DASAR
Prisma optik adalah benda yang dapat ditembus cahaya, Bila salah satu sudut prisma
didatangkan suatu sinar maka berkas cahaya yang datang akan dibiaskan mendekati normal dan
kemudian keluar lagi dan dibiaskan oleh udara menjadi normal.
Sudut yang dibentuk antara perpanjangan sinar datang terhadap sinar bias disebut sudut deviasi
(D) dengan rumus :
( )
( )
Jika pengukuran ini dipergunakan sudut A yang kecil, maka harga Dm juga kecil sehingga
persamaan (2) dapat ditulis menjadi :
4. PROSEDUR PERCOBAAN :
Ambil kertas grafik kemudian buatlah dua buah garis lurus yang saling tegak lurus di
tengah-tengah prisma seperti pada gambar di bawah ini.
0
25
Letakkan prisma sedemikian rupa diatas kertas grafik sehingga sudut pembiasanya
terletak diatas (seperti gambar brikut) :
0
25
Arahkan sumber cahaya sesuai dengan garis yang dibuat terhadap garis yang tegak lurus
tersebut
Bautlah titik-titik dengan menggunakan tusuk jarum pada titik A, B dan C. selanjutnya
lepaskan prisma dan gambarlah perpanjangan sinar datang serta hubungkan titik A-B dan
titik B-C menggunakan bantuan penggaris
B
0
25 C
1. TUJUAN PERCOBAAN :
Memahami rangkaian Jembatan Wheatstone.
Menentukan besar hambatan listrik dengan menggunakan metode Jembata Wheatstone.
Membuktikan kebenaran rumus hubungan seri dan paralel.
Menentukan hambatan jenis suatu kawat penghantar.
2. PERINSIP DASAR :
Metode percobaan dengan menggunakan rangkaian Jembatan Wheaston merupakan
salah satu cara untuk menentukan hambatan suatu resistor yang belum diketahui. Pada dasarnya
prisnsip rangkaian Jembatan Wheatstone mengacu pada Hukum Kirchoff pertama yang
menyatakan pada setiap titik percabangan jumlah aljabar arus adalah nol :
Dari rumus 1. adalah arus yang menuju atau meninggalkan titik percabangan. Hal ini berarti
jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah arus yang keluar.
Dengan menerapkan Hukum Kirchoff pada rumus 1, Maka secara sederhana Percobaan
Jembatan Wheatstone adalah membandingkan hambatan yang sudah diketahui nilainya dengan
hambatan yang belum diketahui.
R2 RX
G
Rb
R1
D
E
S
Gambar 1. Rangkaian Percobaan Jembata Wheatstone
Dimana
S : Skalar Penghubung
E : Sumber tegangan arus
G : Galvanometer
Rb : Hambatan rheostat
R1 dan R2 : Hambatan yang sudah diketahui nilaianya
Rx : Hambatan yang akan ditentukan nilainya
Dalam hal ini nilai pada R1, R2 dan Rb dapat diatur sehingga arus yang melalui galvanometer
sama dengan nol. Apabila keadaan setimbang ini tercapai, diperoleh hubungan:
Eksperimen lain dari Hukum Kirchoff II, dengan memerhatikan arus dan tegangan serta
konvensi tanda yang benar :
4. PROSEDUR PERCOBAAN
a) Mengukur Besar Hambatan Seri dan Paralel
Susun rangkaian seperti Gambar 1!
Gunakan sebuah resistor yang nilai hambatanya diketahui dan kecil sebagai Rx.
Atur nilai Rb pada 100 , kemudian atur kontak geser K sehingga galvanometer
menunjukan angka nol!
Catat panjang L1 dan L2!
Ulangi percobaan dengan mengubah nilai Rb pada 200 , sampai
Ganti Rx dengan Ry dengan nilai lebih besar dan lakukan langkah nomor 2 dan 3.
Ulangi untuk Rx dan Ry yang dihubungkan secara seri dan paralel!.
b) Menentukan Hambatan Jenis Kawat Penghantar
Dari Gambar 1, ganti Rx dengan kawat penghantar!
Catat panjang dan diameter kawat penghantar.
Lakukan cara kerja A.2 dan A.3 atur nilai Rb pada kemudian ulangi untuk
nilai Rb = , dan .
Ulangi langkah di atas untuk panjang kawat yang berbeda-beda (sekurang-
kurangnya 5 panjang kawat).
5. DATA PERCOBAAN
Metode Jembatan Wheatstone; Menentuka nilai hambatan
Rata-Rata Rx
Persentase Kesalahan ...............................
Rata-Rata Ry
Persentase Kesalahan ...............................
6. EVALUASI
a. Jelaskan cara lain untuk mengukur hambatan!
b. Buktiakan Persamaan (5) dan (7) !