Anda di halaman 1dari 12

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu fisika banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
penggunaan ilmu fisika yang sering ditemui yaitu berkaitan dengan pengukuran.
Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal dengan salah satunya
menjandi pembanding atau alat ukur yang besarnya harusnya distandarkan.
Tujuan pengukuran yaitu untuk mengetahui kualitas atau kuantitas suatu besaran
(Giancoli, 2013).
Memahami suatu pengukuran dan besarnya terhadap benda perlu dilakukan
hal yang spesifik. Besaran suatu benda dapat diketahui dengan menggunakan alat
ukur yang sesuai dengan benda yang akan diukur. Jenis alat ukur yang digunakan
dalam pengukuran berpengaruh terhadap keakuratan atau tingkat ketelitian suatu
perhitungan. Ukuran benda dapat ditentukan dari skala yang terdapat pada alat
ukur yang digunakan.
Paham mengenai pengukuran merupakan suatu hal yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu untuk memahami mengenai
pengukuran karena pengukuran dibutuhkan dalam banyak hal. Praktikum
“Pengukuran Dasar” kali ini akan mengenalkan beberapa alat ukur dan cara
pengukuran terhadap suatu benda dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah untuk praktikum “Pengukuran Dasar” diantaranya:
1. Bagaimana cara menggunakan suatu alat ukur dengan baik?
2. Bagaimana prinsip penggunaan alat ukur?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum “Pengukuran Dasar” adalah sebagai berikut:
1. Mampu menggunakan suatu alat ukur.
2. Mampu dan memahami prinsip penggunaan alat ukur.
1.4 Manfaat
Manfaat melakukan praktikum pengukuran dasar diantaranya dapat
memahami penggunaan alat ukur. Alat ukur yang diperlukan sehari-hari misalnya
penggaris untuk mengukur panjang benda, sehingga kita dapat mengetahui
bagaimana cara menentukan hasilnya. Pengukuran juga sering ditemui di
kehidupan, dalam pembuatan meja misalnya, dapat menentukan panjang, lebar,
dan tingginya.
BAB 2. DASAR TEORI

2.1 Pengukuran
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang
telah ditetapkan sebagai standar pengukuran. Alat bantu dalam proses pengukuran
disebut alat ukur. Alat ukur dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak, misalnya
alat ukur panjang (mistas, jangka sorong, dan mikrometer sekrup), alat ukur
massa, alat ukur waktu, dan alat ukur suhu, dll (Sasmito, 2010).

2.2 Alat Ukur


Melakukan pengukuran dalam suatu besaran fisika, sangat dibuthkan dengan
namanya alat ukur, dengan adanya alat ukur dapat membantu kita mendapatkan
data hasil pengukuran. Faktor lain selain alat ukur untuk mendapatkan hasil yang
akurat perlu adanya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi proses
pengukuran, antara lain benda yang diukur, proses dalam pengukuran, kondisi
suatu lingkungan dan orang yang melakukan pengukuran. Alat-alat pengukuran
tersebut antara lain (Mikrajuddin, 2016).

2.2.1 Penggaris
Penggaris adalah alat ukur panjang yang paling sederhana dan memiliki 2
skala ukuran yaitu skala utama dan skala terkecil. Skala utama pada penggaris
adalah sentimeter (cm) dan satuan skala terkecil adalah milimeter (mm). Nilai
skala terkecil mistar yaitu 1 mm. Penggaris memiliki ketelitian sebesar 0,5 mm
atau 0,05 cm (Ihsan, 2006).
Gambar 2.1 Mistar

2.2.2 Jangka Sorong


Jangka sorong adalah alat ukur untuk menghitung panjang, lebar, tinggi,
diameter luar dan dalam, serta kedalaman lubang suatu benda. Jangka sorong
dapat mengukur hingga ketilitian 0,1 mm. Skala utama terletak di batang di
batang jangka sorong, sedangkan pada rahang sorong diberi skala sebanyak 10
bagian dengan panjang 9 mm maka disebut skala nonius.

Gambar 2.2 Jangka Sorong

2.2.3 Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
panjang, tebal maupun diameter luar benda yang berukuran kecil, contohnya
kawat. Mikrometer sekrup mempunyai ketelitian 0,01 mm sehingga cocok untuk
mengukur ketebalan kertas.
Gambar 2.3 Mikrometer sekrup
2.2.4 Neraca O’hauss
Neraca o’hauss adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu massa
benda. Penentuan massa benda hanya dilakukan dengan menggeser sejumlah ahak
timbangan yang telah berada pada lengan neraca, massa benda yang ditimbang
sama dengan massa anakan timbangan yang digeser pada lengan.

Gambar 2.4 Neraca O’hauss

2.2.5 Neraca digital


Neraca digital merupakan alat yang digunakan untuk menimbang bahan di
laboratorium. Hasil perhitungan neraca digital lebih akurat, presisi, dan akuntable
(bisa menyimpan hasil dari setiap penimbangan).

Gambar 2.5 Neraca Digital


2.2.6 Gelas Ukur
Neraca digital merupakan alat yang digunakan untuk menimbang bahan di
laboratorium. Hasil perhitungan neraca digital lebih akurat, presisi, dan akuntable
(bisa menyimpan hasil dari setiap penimbangan).

Gambar 2.6 Gelas Ukur


BAB 3. METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum “Pengukuran Dasar” antara
lain:
1. Jangka Sorong, digunakan sebagai alat ukur panjang. Digunakan mengukur
panjang, lebar, tinggi, diameter luar dan dalam, dan kedalaman lubang suatu
benda.
2. Mikrometer sekrup, digunakan khusus untuk mengukur panjang, tebal,
ataupun diameter luar dari benda yang berukuran relatif kecil.
3. Neraca, digunakan untuk mengukur besaran massa.
4. Penggaris panjang, untuk mengukur besaran panjang
5. Kawat, digunakan sebagai bahan yang diukur (mistar, neraca, mikrometer
sekrup)
6. Kelereng, digunakan sebagai bahan yang diukur (jangka sorong, neraca, gelas
ukur).
7. Gelas ukur, digunakan untuk menentukan volume.

3.2 Langkah Kerja


Langkah kerja praktikum “Pengukuran Dasar” antara lain:
1. Mengukur dimensi kawat
a. Ukurlah panjang, diameter dan massa kawat yang telah disiapkan!
b. Pilihlah alat ukur panjang yang sesuai !
c. Lakukan pengukuran beberapa kali untuk memperoleh variasi data
d. Lakukan langkah di atas untuk kawat yang berbeda
2. Mengukur kerapatan (massa jenis benda)
a. Ukurlah panjang, diameter, dan massa kelereng !
b. Lakukan pengukuran beberapa kali untuk memperoleh variasi data
c. Ukurlah volume kelereng dengan cara mencelupkan benda ke
dalam gelas ukur yang telah diisi air dan baca perubahan volume
dalam gelas ukur!
d. Lakukan beberapa kali untuk memperoleh variasi data!

3.3 Analisis Data


Adapun analisis data yang digunakan untuk menganalisa data hasil
praktikum, antara lain:
Tabel :
 Kawat 1
Pengukuran ke- Panjang Massa Diameter
1.
2.
3.
 Kawat 2
Pengukuran ke- Panjang Massa Diameter
1.
2.
3.
 Kawat 3
Pengukuran ke- Panjang Massa Diameter
1.
2.
3.
 Kelereng 1
Pengukuran Panjang Massa Diameter Volume
ke-
1.
2.
3.
 Kelereng 2
Pengukuran Panjang Massa Diameter Volume
ke-
1.
2.
3.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum pengukuran dasar antara lain sebagai
berikut:

 Kawat 1
Pengukuran ke- Panjang Massa Diameter
1.
2.
3.
 Kawat 2
Pengukuran ke- Panjang Massa Diameter
1.
2.
3.
 Kawat 3
Pengukuran ke- Panjang Massa Diameter
1.
2.
3.
 Kelereng 1
Pengukuran Panjang Massa Diameter Volume
ke-
1.
2.
3.
 Kelereng 2
Pengukuran Panjang Massa Diameter Volume
ke-
1.
2.
3.

4.2 Pertanyaan
1. Berapa skala terkecil dari alat ukur jangka sorong dan mikrometer ?
2. Dalam menimbang, besaran apa yang secara langsung diukur dan
besaran apa yang ingin diukur ?
a. Besaran apa yang mempengaruhi pengukuran dalam menimbang ?
b. Apa perbedaan antara massa dan berat? Besaran mana yang selalu
konstan dan tidak bergantung pada tempat ?
3. Jelaskan cara pengukuran volume dengan gelas ukur !
4. Buatlah data pengamatan !
5. Hitunglah volume benda-benda pada percobaan 1 dan 2!
6. Hitunglah rapat jenis kelereng dengan metode pengukuran dimensi
(panjang dan diameter) dan metode gelas ukur!
7. Bandingkan dari kedua metode tersebut, manakah yang lebih baik?
8. Buatlah analisis dan beri kesimpulan dari percobaan ini !

Jawaban :

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pengukuran dasar kali ini diantaranya adalah:
1.
2.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum pengukuran dasar yaitu, sebelum melakukan
percobaan praktikan harus memahami dan mengetahui hal yang akan dilakukan.
Mengetahui fungsi dari setiap alat ukur juga harus diperhatikan oleh setiap
praktikan. Praktikan juga harus memperhatikan intruksi dari asisten agar
praktikum berjalan dengan lancar dan sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Giancolli, Dauglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Ihsan, Helly. 2006. Pengertian Pengukuran. UPI: FIP

Mikrajuddin, Abdullah. 2016. Fisika Dasar. Bandung: ITB

Sasmito, Teguh. 2010. Pengukuran, Besaran dan Satuan. Jakarta: Erlangga.

Sutarno. 2009. Fisikan Untuk Universitas. Bandung: Pustaka Media.

Tim Penyusun. 2017. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember: FMIPA


Universitas Jember

https://www.academia.edu/37559103/laporan_praktikum_fisika_dasar_pengukura
n_dasar_

Anda mungkin juga menyukai