Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

PEMUAIAN PANJANG

Disusun Oleh:

Sindy Safitri NPM :062120034

Tanggal Percobaan : Minggu, 21 Maret 2021


Kelas : Kimia B1

Dosen Praktikum : Mohammad Farid Huzain, M.EngTech.


Asisten Praktikum : Nurma Angeliani Komalasari, S.Si.

LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Tujuan Percobaan

1. Menjelaskan pengaruh perubahan temperatur terhadap bahan terutama


logam
2. Mengukur besarnya koefisien pemuaian Panjang material

I.2. Dasar Teori

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda karena pengaruh


perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima
kalor. Menurut De Chaira 1978 mengatakan: Saat sebuah bahan mengalami
pemanasan, volumenya selalu meningkat dan setiap dimensi juga meningkat
bersamaan.

Pemuaian tiap – tiap benda tersebut akan berbeda, tergantung dari


suhu di sekitar dan juga koefisien muai atau juga daya muai dari benda
tersebut. Jenis-jenis pemuaian : Pemuaian zat padat, zat cair dan zat gas.
Pemuaian Zat Padat : Pemuaian panjang, luas dan volume.

Pemuaian panjang merupakan bertambahnya ukuran panjang suatu


benda, karena menerima kalor. Biasanya untuk benda 1 dimesi, yang mana
perubahan tebal dan lebarnya sangat sedikit jadi perubahan tersebut
dianggap tidak ada.

Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor


yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan
suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis
benda atau jenis bahan.

Secara matematis persamaan yang dipakai buat menentukan pertambahan


panjang benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah:
pertambahan panjang
Koefisien muai panjang=
panjang mula−mula x kenaikan suhu

Jika dalam bentuk lambang :

∆L
α=
L0 x ∆ T

Pertambahan Panjang merupakan Panjang akhir dikurangi Panjang mula-


mula :

( L−L0 )

L−L0
α=
L0 x ∆ T

Maka, Panjang benda setelah pemuaian dapat ditentukan, yakni :

L = L0 (1 + α.Δt)

ΔL = L0.α.Δt

Keterangan :

L = Panjang akhir (m)

Lo = Panjang mula-mula (m)

ΔL = Pertambahan panjang (m)

α = Koefisien muai panjang (/oC)

Δt = Kenaikan suhu (oC)

Faktor yang mempengaruhi pemuaian :

1. Panjang Benda : Semakin panjang ukuran suatu benda padat yang


dipanaskan, maka semakin besar pemuaiannya.

2. Besarnya perubahan suhu : Semakin besar perubahan suhu yang


dialami suatu benda antara sebelum dan sesudah dipanaskan, semakin
besar pula pemuaiannya.

3. Jenis zat padatnya.


BAB II

ALAT DAN BAHAN

II.1. Alat yang digunakan pada percobaan

1. Support Bass
2. Support Rod 25 cm
3. Support Rod 60 cm
4. Double Clamp
5. Collar for linier ekspantion
6. Metal tubes
7. Rotating shaft with pointer
8. Beaker glass
9. Thermometer
10. Measuring tape
11. Serbet
12. Gunting
13. Transparent tape

II.2. Bahan yang digunakan pada percobaan

1. Aluminium
2. Kuningan
BAB III
METODE PERCOBAAN

1. Rangkailah alat seperti pada gambar di atas


2. Tempatkan collar pada pipa
3. Jepitkan pipa dengan double clamp
4. Posisikan pipa pada kemiringan tertentu sehingga uap air bias keluar dari
pipa
5. Letakkan double clamp sehingga bersentuhan dengan collar
6. Tempatkan rotating shaft with pointer antara double clamp dan collar
7. Pilihlah posisi pipa lebih tinggi pointer itu sedekat mungkin terhadap
permukaan meja
8. Letakkan beaker glass di ujung pipa logam
9. Isi ¼ pemanas dengan air
10. Sambungkan selang dari pemanas ke pipa logam
11. Letakkan kertas dibawah pointer tape
12. Set pointer tegak lurus dan tandai pada ujungnya
13. Ukur panjang pointer dari sumbu ke ujungnya, jarak ini harus 10.5
cm (gambar 2a). Jika tidak maka perbaiki kembali.
14. Ukur dan catatlah temperatur ruangan T0 pada tabel.
15. Panaskan air pada pemanas.
16. Tunggu hingga uap air mengalir dan keluar dari pipa
17. Amati pergerakan pointer hingga berhenti bergerak.
18. Tandai posisi pointer yang baru, gunakan penggaris untuk
menentukan dimana titik menyentuh kertas.
19. Matikan pemanas dan tunggu hingga pipa dingin, kemudian ulangi
langkah di atas dengan jenis pipa yang lain (ambil pipa yang panas dengan
kain).
BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

IV.1. Data Pengamatan

a. Aluminium

Lo (cm) L1 (cm) ΔL (cm) T0 ( ̊C) T1 ( ̊C) ΔT ( ̊C) α (m/ ̊C)


60 60,452 0,452 27 30 3 2,511x10-3
60 60,481 0,481 28 31 3 2,672x10-3
60 60,508 0,508 27 30 3 2,822x10-3

b. Kuningan

Lo (cm) L1 (cm) ΔL (cm) T0 ( ̊C) T1 ( ̊C) ΔT ( ̊C) α (m/ ̊C)


60 60,292 0,292 27 30 3 1,622x10-3
60 60,321 0,321 27 30 3 1,783x10-3
60 60,319 0,319 28 31 3 1,772x10-3

IV.2. Perhitungan

A. Alumunium
1. Lo = 60 cm
L1 = 60,452 cm
ΔL = 60,452-60 = 0,452 cm
T0 = 27 ̊C
T1 = 30 ̊C
ΔT = 30 ̊C - 27 ̊C = 3 ̊C

∆L 0,452
α= = =0,002511=2,511 x 10−3 m/̊ C
L0 x ∆ T 60 x 3

2. Lo = 60 cm
L1 = 60,481 cm
ΔL = 60,481-60 = 0,481 cm
T0 = 28 ̊C
T1 = 31 ̊C
ΔT = 31 ̊C - 28 ̊C = 3 ̊C

∆L 0,481
α= = =0,002672=2,672 x 10−3 m/̊ C
L0 x ∆ T 60 x 3

3. Lo = 60 cm
L1 = 60,508 cm
ΔL = 60,508-60 = 0,508 cm
T0 = 27 ̊C
T1 = 30 ̊C
ΔT = 30 ̊C - 27 ̊C = 3 ̊C

∆L 0,508
α= = =0,002822=2,822 x 10−3 m/̊ C
L0 x ∆ T 60 x 3

2,511 x 10−3 +2,672 x 10−3+ 2,822 x 10−3


rata−rataα =
3
8,005 x 10−3 −3
¿ =2,6683 x 10
3
B. Kuningan
1. Lo = 60 cm
L1 = 60,292 cm
ΔL = 60,292-60 = 0,292 cm
T0 = 27 ̊C
T1 = 30 ̊C
ΔT = 30 ̊C - 27 ̊C = 3 ̊C

∆L 0,292
α= = =0,001622=1,622 x 10−3 m/̊ C
L0 x ∆ T 60 x 3

2. Lo = 60 cm
L1 = 60,321 cm
ΔL = 60,321-60 = 0,321 cm
T0 = 27 ̊C
T1 = 30 ̊C
ΔT = 30 ̊C - 27 ̊C = 3 ̊C

∆L 0,321
α= = =0,001783=1,783 x 10−3 m/̊ C
L0 x ∆ T 60 x 3
3. Lo = 60 cm
L1 = 60,319 cm
ΔL = 60,319-60 = 0,319 cm
T0 = 28 ̊C
T1 = 31 ̊C
ΔT = 31 ̊C - 28 ̊C = 3 ̊C

∆L 0,319
α= = =0,001772=1,772 x 10−3 m/̊ C
L0 x ∆ T 60 x 3

1,622 x 10−3 +1,783 x 10−3 +1,772 x 10−3


rata−rataα =
3
5,177 x 10−3 −3
¿ =1,7257 x 10
3
BAB V

PEMBAHASAN

Prinsip pada percobaan pemuaian panjang adalah ketika benda logam


dipanaskan, membuat jarak rata-rata antar atom pada logam tersebut
bertambah jauh, hal ini yang membuat benda bertambah panjang. Pertambahan
panjang logam berbanding lurus dengan suhu, jadi jika suhu dinaikkan,
semakin tinggi suhu maka pertambahan panjang logam juga akan semakin
besar.

Pada percobaan ini, perpindahan yang terjadi ketika air dipanaskan untuk
mengalirkan uap ke logam adalah jenis perpindahan konveksi karena terjadi
perpindahan partikel-partikel zat yang disebabkan oleh massa jenis. Ketika air di
bagian bawah memuai, massa jenisnya akan berkurang sehingga akan membuat
air dibagian bawah tersebut bergerak naik (ke atas), tempatnya digantikan oleh
air yang suhunya lebih rendah yang bergerak turun karena massa jenisnya lebih
besar. Kemudian perpindahan yang terjadi ketika uap dialirkan menggunakan
selang menuju logam adalah perpindahan jenis konduksi karena kalor hanya
merambat saja sedangkan zat logam (padat) sebagai penghantarnya.
Perpindahan kalor juga ikut berperan dalam percobaan ini (perpindahan kalor
tanpa melalui zat perantara).

Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan nilai koefisien muai panjang


(α) dengan perhitungan manual pada logam aluminium dan kuningan.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung koefisien muai panjang (α) adalah
persamaan:

∆L
α=
L0 x ∆ T

Dengan persamaan ini, didapatkan koefisien muai panjang logam


aluminium pada percobaan 1 sebesar 2,511x10 -3 m/ ̊C, percobaan 2 sebesar
2,672x10-3 m/ ̊C dan percobaan 3 sebesar 2,822x10-3 m/ ̊C dengan rata-rata
sebesar 2,6683x10-3 m/ ̊C. Kemudian didapatkan koefisien muai panjang logam
kuningan pada percobaan 1 sebesar 1,622x10 -3 m/ ̊C, percobaan 2 sebesar
1,783x10-3 m/ ̊C dan percobaan 3 sebesar 1,772x10-3 m/ ̊C dengan rata-rata
sebesar 1,7257x10-3 m/ ̊C. Dalam data ini terlihat bahwa koefisien muai panjang
aluminium lebih besar dari kuningan (ΔLA > ΔLK), karena koefisien muai panjang
berbanding lurus dengan pertambahan panjang logam.

Berdasarkan literatur, nilai koefisien muai panjang aluminium sebesar


2,6x10-5 m/ ̊C sedangkan hasil percobaan didapatkan koefisien muai panjang
aluminium sebesar 2,6683x10-3 m/ ̊C dan berdasarkan literatur, nilai koefisien
muai panjang kuningan sebesar 1,9x10 -5 m/ ̊C sedangkan hasil percobaan
didapatkan koefisien muai panjang aluminium sebesar 1,7257x10 -3 m/ ̊C.
setelah dibandingkan dengan literatur, dapat disimpulkan bahwa koefisien muai
panjang yang didapatkan dari hasil percobaan tidak sesuai dengan literatur.

Adapun faktor yang mempengaruhi pemuaian :

1. Panjang Benda : Semakin panjang ukuran suatu benda padat yang


dipanaskan, maka semakin besar pemuaiannya.

2. Besarnya perubahan suhu : Semakin besar perubahan suhu yang dialami


suatu benda antara sebelum dan sesudah dipanaskan, semakin besar pula
pemuaiannya.
3. Jenis zat padatnya.
BAB VI

KESIMPULAN

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena perubahan


suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda dikarenakan benda tersebut
menerima kalor. Berdasarkan literatur, nilai koefisien muai panjang aluminium
sebesar 2,6x10-5 m/ ̊C sedangkan hasil percobaan didapatkan koefisien muai
panjang aluminium sebesar 2,6683x10-3 m/ ̊C dan berdasarkan literatur, nilai
koefisien muai panjang kuningan sebesar 1,9x10 -5 m/ ̊C sedangkan hasil
percobaan didapatkan koefisien muai panjang aluminium sebesar 1,7257x10 -3
m/ ̊C. setelah dibandingkan dengan literatur, dapat disimpulkan bahwa koefisien
muai panjang yang didapatkan dari hasil percobaan tidak sesuai dengan
literatur. Ketidaksesuaian hasil percobaan disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti yang telah disebutkan dalam pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA

 Bueche, F J. 1999. Seri Buku Schaum Fisika. Jakarta : Erlangga.


 Fisika, Hajar. 2017. Laporan Praktikum Pemuaian Panjang.
https://www.hajarfisika.com/2017/09/laporan-praktikum-pemuaian-
panjang.html#:~:text=Makin%20besar%20koefisien%20panjang
%20suatu,semakin%20kecil%20pula%20pertambahan%20panjangnya.
(Diakses 26 Maret 2021, pukul 20.00 WIB).
 Giancoli, Douglas C. 1997. Fisika Jilid I. Jakarta : Erlangga.
 Joseph, W Kone. 1998. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga.
 Muhammad, Utut. 2017. Laporan Akhir Praktikum Fisika Dasar 1
“Pemuaian Panjang”.
https://www.slideshare.net/umammuhammad27/1-b-
11170163000059utut-muhammadlaporan-akhir-pp-pemuaian-panjang.
(Diakses 26 Maret 2021, pukul 19.30 WIB).
 Tippler, A Paul. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Jakarta :
Erlangga.
 Zears, Zemansky. 1998. Fisika untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
LAMPIRAN

Soal latihan

1. Tentukan sudut φ (derajat) untuk setiap defleksi pointers (cm) dengan


bantuan skala pada gambar 2b dan catatlah pada tabel
Jawab :

S (cm) φ (derajat)
1,10 6
1,30 7
2,80 15

2. Ketika pipa logam bertambah panjang dengan panjang ΔL, rotating pointer
bergerak dengan jarak ΔL/2. Pembentukan sudut adalah sebagai jarak
ΔL/2 = 2.π. φ/360 ̊
Hitunglah pemuaian linier ΔL untuk jenis logam yang berbeda dan catatlah
pada tabel
a. S = 1,10 cm
ΔL/2 = 2.π. φ/360 ̊
ΔL = 4.3,14. 6/360 ̊ = 0,2093 cm
b. S = 1,30 cm
ΔL/2 = 2.π. φ/360 ̊
ΔL = 4.3,14. 7/360 ̊ = 0,2442 cm
c. S = 2,80 cm
ΔL/2 = 2.π. φ/360 ̊
ΔL = 4.3,14. 15/360 ̊ = 0,5233 cm
3. Pemuaian linier batang dan pipa ditandai dengan koefisien muai α. Seperti
ditunjukkan oleh persamaan : ΔL = α Lo ΔT
Hitunglah koefisien muai α dan catat pada tabel
Jawab :
Koefisien muai α tidak dapat ditentukan karena tidak adanya data Panjang
mula-mula (L0) dan perubahan suhu (ΔT) pada soal.

Anda mungkin juga menyukai