Anda di halaman 1dari 17

TUGAS AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR I
“Pemuaian Panjang”

Tanggal Penugasan : 27 Oktober 2023


Tanggal Pengumpulan : 1 November 2023
Waktu Praktikum : 15.30-17.10 WIB

Nama : Achmad Wiardy

NIM 11230163000022

Kelas : Tadris Fisika 1B

Nama Anggota :

1. Nabila Trijanuary Putri (11230163000042)

LABORATORIUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2023
PEMUAIAN PANJANG

A. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi koefesien muai panjang beberapa jenis logam
2. Mengidentifikasi manfaat pemuaian pada suatu benda
3. Menganalisis konsep pemuaian panjang
4. Membandingkan koefesien muai panjang dari suatu bahan

B. Dasar Teori

Pemuaian zat padat adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh
perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh penerimaan kalor.
Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang, luas, dan volume. Pemuaian
panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor, pada
pemuaian panjang nilai lebar dan tebal yang sangat kecil jika dibandingkan dengan muai
panjang tersebut, sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada atau bisa diabaikan. Pemuaian
panjang suatu benda dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan yang digunakan. (Joseph,
1978).

Suhu adalah suatu atribut sistem yang menentukan apakah sistem tersebut akan
berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem-sistem yang lain. Kebanyakan benda
memuai bila dipanaskan dan menyusut apabila didinginkan. Tetapi besarnya pemuaian dan
penyusutan bervariasi, tergantung pada materialnya (Giancoli, 1997).

Perubahan ukuran tiap bagian suatu benda untuk suatu perubahan temperatur
tertentu sebanding dengan ukuran mula-mula bagian benda itu. Walaupun kebanyakan bahan
memuai bila dipanaskan, air antara 0 dan 4℃ merupakan pengecualian yang penting. Pada
temperatur diatas 4℃ air danau menjadi lebih rapat bila menjadi dingin dan tenggelam ke
dasar. Akan tetapi, pada temperatur dibawah 4℃ air menjadi kurang rapat saat mendingin,
sehingga air tetap dipermukaan. (Tippler, 1998).

Jika temperatur benda padat dinaikkan maka benda padat tersebutakan memuai. Dapat
diamati dari sebuah batang logam yang memiliki panjang [L] dan pada temperatur [T]
tertentu. Jika temperatur atau suhunya berubah maka perubahan panjang akan sebanding
dengan perubahan suhu dan panjang awal. Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

ΔL = α . L0 . ΔT

dimana ΔL adalah perubahan panjang, L0 adalah panjang awal, α adalah koefisien pemuaian
panjang, dan ΔT adalah perubahan pada suhunya (Tippler, 1998).

koefisien α tersebut mempunyai satuan "per derajat" atau "per kelvin" dan

bergantung pada material (bahan), dimana α = Kita melihat bahwa α merupakan

peningkatan fraksi pada panjang per perubahan satuan pada suhu. Meskipun α sedikit
berubah-ubah bersama suhu, untuk sebagian besar keperluan praktis, a dapat diangap sebagai
konstan untuk suatu material partikular. (Haliday. Dasar-dasar Fisika:738-739).

 Tabel beberapa koefisien muai panjang

No Jenis Bahan Koefesien Muai/℃


1 Alumunium 0,000026
2 Besi 0,000011
3 Baja 0,000012
4 Emas 0,000014
5 Kaca 0,000009
6 Kuningan 0,000018
7 Tembaga 0,000017
8 Platina 0,000009
9 Timah 0,00003
10 Seng 0,000029
11 Pyrex 0,000003
12 Perak 0,00002

Tujuan sebuah batang dengan panjang awal pada suhu awal. Sat suhu berubah
sejumlah ΔT, panjang berubah sejumlah ΔL. Percobaan menunjukkan bahwa ΔT sejumlah
suhu tidak terlalu besar (misalnya lebih kecil dari 100°C), ΔL akan berbanding lurus dengan
ΔT. Jika dua batang dari bahan yang sama mengalami perubahan yang sama, tetapi yang satu
lebih panjang dua kali dari pada yang lainnya, maka perubahan panjangnya dua kali daripada
yang lainnya, maka perubahan panjangnya juga akan dua kali lipat. Dengan demikian ΔL
juga harus berbanding dengan Lo. Dengan konstanta perbandingan α (yang berbeda untuk
bahan yang berlainan). (Sears dan Zemansky: 462).

C. Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan Jumlah Gambar


1 Mistar 1 Buah

2 Spiritus 1 Buah

3 Musschenbroek 1 Unit

4 Termometer 3 Buah
5 Wadah pembakaran 1 Buah

6 Korek api 1 Buah

7 Busur 1 Buah

8 Logam besi (Besi, 3 Buah


Kuningan,
Alumunium)

9 Gunting 1 Buah

D. Langkah Kerja

No Langkah Percobaan Gambar


1 Mengukur panjang awal dan suhu awal
masing masing logam
2 Pasang logam pada alat
Musschenbroek

3 Kencangkan baut sampai menunjukan


derajat 0

4 Nyalakan api menggunakan kain yang


sudah diberi spiritus

5 Amati perubahan sudut tertinggi; suhu


tertinggi yang terjadi pada masing
masing logam

E. Data Percobaan
Tabel 1 : Jenis Batang : Besi
No. L0 ∆L LT T0 ∆T Tt θ α
1. 29,8 cm 0,138 29,938 32℃ 6℃ 38℃ 0,2 0,000771812
cm cm
2. 29,8 cm 0,138 29,938 32℃ 6℃ 38℃ 0,2 0,000771812
cm cm
3. 29,8 cm 0,138 29,938 32℃ 6℃ 38℃ 0,2 0,000771812
cm cm

Tabel 2 : Jenis Batang : Kuningan


No. L0 ∆L LT T0 ∆T Tt θ Α
1. 29,8 cm 0,552 30,352 32℃ 5℃ 37℃ 0,4 0,0037047
cm cm
2. 29,8 cm 0,552 30,352 32℃ 5℃ 37℃ 0,4 0,0037047
cm cm
3. 29,8 cm 0,552 30,352 32℃ 5℃ 37℃ 0,4 0,0037047
cm cm

Tabel 2 : Jenis Batang : Alumunium


No. L0 ∆L LT T0 ∆T Tt θ α
1. 29,9 cm 0,897 30,797 32℃ 6℃ 38℃ 0,5 0,005
cm cm
2. 29,9 cm 0,897 30,797 32℃ 6℃ 38℃ 0,5 0,005
cm cm
3. 29,9 cm 0,897 30,797 32℃ 6℃ 38℃ 0,5 0,005
cm cm

F. Pengolahan Data

 Rumus koefesien muai panjang: α =

 Rumus Perubahan Panjang: = x – (xʹ × Cosθ)


 Rumus Panjang Akhir: Lt L0 +
 Rumus Perubahan Panjang: ΔL = α . L0 . ΔT
 Rumus Perubahan Suhu:
Keterangan:
α = Koefesien muai panjang
= Perubahan panjang
= Perubahan suhu
L0 = Panjang pada suhu awal
Lt = Panjang pada suhu T
Tt = Suhu Akhir
T0 = Suhu Awal
X = 6,9 cm (panjang logam penunjuk)

Percobaan Jenis Logam : Besi


No Perubahan Panjang Panjang Akhir Perubahan Suhu Koefisisen Muai
= x – (xʹ×Cosθ) Lt L0 + Panjang koefesien muai
panjang: α =

1 = 6,9 – Lt 29,8 + 8℃- α =


0,138
(6,9×Cos 0,2) 32℃
= 6,9 – Lt = 29,938 cm α =

(6,9×0,98)
α = 0,000771812
6,9-(6,762)
0,138 cm
2 = 6,9 – Lt 29,8 + 8℃- α =
0,138
(6,9×Cos 0,2) 32℃
= 6,9 – Lt = 29,938 cm α =

(6,9×0,98)
α = 0,000771812
6,9-(6,762)
0,138 cm
3 = 6,9 – Lt 29,8 + 8℃- α =
0,138
(6,9×Cos 0,2) 32℃
= 6,9 – Lt = 29,938 cm α =

(6,9×0,98)
α = 0,000771812
6,9-(6,762)
0,138 cm

Percobaan Jenis Logam : Kuningan


No Perubahan Panjang Panjang Akhir Perubahan Suhu Koefisisen Muai
= x – (xʹ×Cosθ) Lt L0 + Panjang koefesien muai
panjang: α =
1 = 6,9 – Lt 29,8 + 7℃- α =
0,552
(6,9×Cos 0,4) 32℃
= 6,9 – Lt = 30,352 cm α =

(6,9×0,92)
α = 0,0037047
6,9-(6,348)
0,552 cm
2 = 6,9 – Lt 29,8 + 7℃- α =
0,552
(6,9×Cos 0,4) 32℃
= 6,9 – Lt = 30,352 cm α =

(6,9×0,92)
α = 0,0037047
6,9-(6,348)
0,552 cm
3 = 6,9 – Lt 29,8 + ℃- α =
0,552
(6,9×Cos 0,4) 32℃
= 6,9 – Lt = 30,352 cm α =

(6,9×0,92)
α = 0,0037047
6,9-(6,348)
0,552 cm

Percobaan Jenis Logam : Alumunium


No Perubahan Panjang Panjang Akhir Perubahan Suhu Koefisisen Muai
= x – (xʹ×Cosθ) Lt L0 + Panjang koefesien muai
panjang: α =

1 = 6,9 – Lt 29,9 + 8℃- α =


0,897
(6,9×Cos 0,5) 32℃
= 6,9 – Lt = 30,797 cm α =

(6,9×0,87)
α = 0,005
6,9-(6,003)
0,897 cm
2 = 6,9 – Lt 29,9 + 8℃- α =
0,897
(6,9×Cos 0,5) 32℃
Lt = 30,797 cm α =
= 6,9 –
(6,9×0,87)
α = 0,005
6,9-(6,003)
0,897 cm
3 = 6,9 – Lt 29,9 + 8℃- α =
0,897
(6,9×Cos 0,5) 32℃
= 6,9 – Lt = 30,797 cm α =

(6,9×0,87)
α = 0,005
6,9-(6,003)
0,897 cm

G. Pembahasan

Pemuaian panjang adalah perubahan ukuran suatu benda yang hanya memiliki
ukuran panjang saja. Pemuaian panjang terjadi karena adanya kenaikan suhu. Ketika suhu
suatu benda dinaikkan, molekul-molekul penyusun benda tersebut akan bergerak lebih
cepat. Pergerakan molekul-molekul yang lebih cepat ini akan menyebabkan benda
tersebut mengembang.
Koefisien muai panjang adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar
pertambahan panjang suatu benda jika suhunya dinaikkan sebesar 1°C. Koefisien muai
panjang setiap benda berbeda-beda. Pemuaian panjang adalah fenomena fisika yang
penting untuk dipahami. Pemahaman tentang pemuaian panjang dapat membantu kita
untuk memanfaatkannya dan menghindari masalah yang disebabkannya.
Pada pembahasan pemuaian pnjang in adalah menguji pengukuran bertambahnya
panjang yang diakibatkan oleh suhu, sehingga terjadilah perambahan panjang pada benda
yang diuji., seperti melakukan praktikum pemuaian panjang dalam uji coba besi,
kuningan, dan tembaga.
Pada pembahasan pemuaian panjang in adalah menguji pengukuran bertambahnya
panjang yang diakibatkan oleh suhu, sehingga terjadilah perambahan panjang pada benda
yang diuji., seperti melakukan praktikum pemuaian panjang dalam uji coba besi,
kuningan, dan alumunium.
Pada hasil uji coba pengukuran pemuaian panjang yaitu besi ternyata
didapatkanlah panjang awal (Lo) sebesar 29,8 cm dalam ukuran penggaris, dan
selanjutnya mengukur suhu awal (T.) dengan termometer yang sebesar 32°C. Ketika saat
dalam proses pemuaian ternyata alhasil dalam pemuaian panjang tembaga dan perubahan
suhu pun bertambah. Pada percobaan awal bertambah panjang sebesar 0,138 cm, artinya
jika ditambahkan dengan panjang awal (Lo) panjang tersebut menjadi 29,938 cm dan
suhunya (T) sebesar 38°C. Sehingga didapatkan pada pengolahan data nilai koefesien
muai besi terserbut sebesar α = 0,000771812.
Percobaan hasil uji coba pengukuran pemuaian panjang yaitu kuningan ternyata
didapatkanlah panjang awal (Lo) sebesar 29,8 cm dalam ukuran penggaris, dan
selanjutnya mengukur suhu awal (T.) dengan termometer yang sebesar 32°C. Ketika
saat dalam proses pemuaian ternyata alhasil dalam pemuaian panjang tembaga dan
perubahan suhu pun bertambah. Pada percobaan awal bertambah panjang sebesar 0,552
cm, artinya jika ditambahkan dengan panjang awal (Lo) panjang tersebut menjadi
30,352 cm dan suhunya (T) sebesar 37°C. Sehingga didapatkan pada pengolahan data
nilai koefesien muai besi terserbut sebesar α = 0,0037047.
Percobaan hasil uji coba pengukuran pemuaian panjang yaitu alumunium
ternyata didapatkanlah panjang awal (Lo) sebesar 29,9 cm dalam ukuran penggaris, dan
selanjutnya mengukur suhu awal (T.) dengan termometer yang sebesar 32°C. Ketika
saat dalam proses pemuaian ternyata alhasil dalam pemuaian panjang tembaga dan
perubahan suhu pun bertambah. Pada percobaan awal bertambah panjang sebesar 0,897
cm, artinya jika ditambahkan dengan panjang awal (Lo) panjang tersebut menjadi
30,797 cm dan suhunya (T) sebesar 38°C. Sehingga didapatkan pada pengolahan data
nilai koefesien muai besi terserbut sebesar α = 0,005.

H. Tugas Pasca Praktikum


Soal:
1. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi pemuaian panjang! Jelaskan!
2. Bandingkan nilai koefesien muai panjang berdasarkan literatur dan praktikum!
3. Sebutkan aplikasi pemuaian panjang dalam kehidupan sehari-hari!
4. Tuliskan kesimpulan dari praktikum pemuaian panjang menggunakan tiga jenis
logam. Sertakan jawaban dari hipotesis awal dan bandingkan dengan hasil
eksperimen yang didapat!

Jawab:
1. Faktor yang dapat mempengaruhi nilai pemuaian panjang adalah sebagai berikut:
 Panjang mula-mula

Panjang mula-mula adalah panjang benda pada suhu awal. Semakin panjang benda mula-
mula, semakin besar pemuaian panjang yang terjadi.

 Perubahan suhu

Perubahan suhu adalah selisih antara suhu akhir dan suhu awal. Semakin besar perubahan
suhu, semakin besar pemuaian panjang yang terjadi.

 Koefisien muai panjang

Koefisien muai panjang adalah nilai yang menunjukkan besarnya perubahan panjang
benda per satuan panjang per satuan perubahan suhu. Koefisien muai panjang setiap
benda berbeda-beda.

2. Berdasarkan literatur nilai koefisien muai panjang pada logam alumunium lebih besar
dibandingkan logam kuningan dan logam besi, pada literatur nilai koefisien logam
alumunium 0,000026, logam kuningan 0,000018 dan logam besi 0,000011. Sedangkan
berdasarkan hasil praktikum nilai koefisien logam alumunium sebesar 0,005, logam
kuningan 0,0037047, dan logam besi 0,000771812. Hal ini sesuai berdasarkan dasar
teori bahwa nilai koefisien aluminium lebih besar dibandingkan kuningan dan logam
besi.

3. Berikut adalah beberapa aplikasi pemuaian panjang dalam kehidupan sehari-hari:


 Rel kereta api
Rel kereta api dibuat dengan celah di antara setiap relnya. Celah ini diperlukan untuk
mengakomodasi pemuaian panjang rel saat suhu meningkat. Jika tidak ada celah, rel
kereta api akan saling menekan satu sama lain saat suhu meningkat, yang dapat
menyebabkan kereta api tergelincir.

 Kaca jendela

Kaca jendela dibuat dengan celah di antara setiap kacanya. Celah ini diperlukan untuk
mengakomodasi pemuaian panjang kaca saat suhu meningkat. Jika tidak ada celah, kaca
jendela dapat pecah saat suhu meningkat.

 Ban mobil

Ban mobil dibuat dengan ruang kosong di dalamnya. Ruang kosong ini diperlukan untuk
mengakomodasi pemuaian panjang ban saat suhu meningkat. Jika tidak ada ruang
kosong, ban mobil dapat meledak saat suhu meningkat.

 Termometer

Termometer menggunakan prinsip pemuaian panjang untuk mengukur suhu. Cairan


dalam termometer, seperti raksa atau alkohol, akan memuai saat suhu meningkat.
Pemuaian ini menyebabkan jarum termometer bergerak, yang menunjukkan suhu yang
terukur.

 Jalan raya

Jalan raya dibuat dengan celah di antara setiap ruasnya. Celah ini diperlukan untuk
mengakomodasi pemuaian panjang jalan saat suhu meningkat. Jika tidak ada celah, jalan
raya dapat retak atau pecah saat suhu meningkat.

 Jembatan
Jembatan dibuat dengan celah di antara setiap pilarnya. Celah ini diperlukan untuk
mengakomodasi pemuaian panjang jembatan saat suhu meningkat. Jika tidak ada celah,
jembatan dapat melengkung atau runtuh saat suhu meningkat.

 Rangka bangunan

Rangka bangunan dibuat dengan celah di antara setiap bagiannya. Celah ini diperlukan
untuk mengakomodasi pemuaian panjang rangka bangunan saat suhu meningkat. Jika
tidak ada celah, rangka bangunan dapat retak atau pecah saat suhu meningkat.

4. Berdasarkan hasil praktikum pemuaian panjang menggunakan logam besi, kuningan, dan
alumunium, dapat disimpulkan bahwa:
Logam yang memiliki koefisien muai panjang terbesar adalah alumunium, diikuti oleh
kuningan, dan besi. Pemuaian panjang logam besi, kuningan, dan alumunium sebanding
dengan kenaikan suhu. Hipotesis awal yang menyatakan bahwa logam alumunium
memiliki koefisien muai panjang terbesar, kuningan di tengah, dan besi terkecil, terbukti
benar.

I. Kesimpulan

Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai koefisien muai panjang yang besar menunjukkan bahwa benda tersebut akan
mengalami pemuaian panjang yang besar saat suhunya dinaikkan. Sebaliknya,
nilai koefisien muai panjang yang kecil menunjukkan bahwa benda tersebut akan
mengalami pemuaian panjang yang kecil saat suhunya dinaikkan.
2. Pemuaian memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
Pengukuran suhu, Pemuaian dapat digunakan untuk mengukur suhu. Misalnya,
termometer menggunakan pemuaian panjang cairan untuk menunjukkan suhu.
Pembuatan alat. Pemuaian dapat digunakan untuk membuat alat. Misalnya, rel
kereta api dibuat dengan celah di antara setiap relnya untuk mengakomodasi
pemuaian panjang rel saat suhu meningkat. Proses industri. Pemuaian dapat
digunakan dalam proses industri. Misalnya, pemuaian logam digunakan untuk
membuat pipa dan kawat.
3. Pada zat padat, pemuaian panjang terjadi karena adanya peningkatan jarak antar
atom atau molekul penyusun zat padat tersebut. Saat suhu zat padat dinaikkan,
energi kinetik atom atau molekul penyusun zat padat tersebut meningkat. Hal ini
menyebabkan atom atau molekul penyusun zat padat tersebut bergerak lebih cepat
dan berjarak lebih jauh satu sama lain.
4. Berdasarkan hasil praktikum nilai koefisien logam alumunium sebesar 0,005,
logam kuningan 0,0037047, dan logam besi 0,000771812. Hal ini sesuai
berdasarkan dasar teori bahwa nilai koefisien aluminium lebih besar dibandingkan
kuningan dan logam besi.

J. Komentar
a) Kritik
1. Praktikan harus teliti dan fokus dalam memperhatikan perubahan sudut yang terjadi
secara cepat.
2. Praktikan harus lebih mendalami hubungan antara pemuaian panjang, panjang mula-
mula, perubahan suhu, dan koefisien muai panjang untuk memastikan bahwa siswa
memahami konsep pemuaian panjang dengan benar.

b) Saran
1. Berhatilah-hatilah dalam hal perhitungan termasuk proses pengolahan data.
2. Pastikan pemasangan baut pada Musschenbroke menunjukan derajat 0 pada busur.
DAFTAR PUSTAKA

Ishaq , Mohammad , 2007 .Fisika Dasar Edisi Kedua. Yogyakarta : Graha Ilmu
Soedojo , Peter . 1998 . Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta : Andi.
Sears dan Zemansky. 1962. Fisika untuk Universitas 1 mekanika, panas, dan bunyi .
Yogyakarta : Yayasan Dana Buku Indonesia
Halliday dan resnick. 1994. Fisika Edisi ke 3 Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Halliday, dkk. 2010. Fisika Edisi ke 3 Jilid 1. Jakarta : Erlangga
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai