Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

KOEFISIEN MUAI THERMAL

Nama :Zakia Azahra Putri


NPM : 22430076
Group : G4
Dosen/Asisten : Dwi R.A, S.ST

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2022
Koefisien Muai Termal, Zakia Azahra Putri, 22430076, Politeknik STTT Bandung

Email : zakiaazzahra618@gmail.com

ABSTRAK

Dalam pelajaran fisika dasar umumnya mahasiswa mendapatkan materi


koefisien Muai dan kompresibilitas tekanan. Peristiwa pemuaian termal menunjukkan
adanya pertambahan ukuran benda karena pengaruh dari perubahan suhu. Sifat
pemuaian ini disebut dengan koefisien muai. Koefisien muai menunjukkan seberapa
besar pertambahan ukuran benda tersebut. Pada eksperimen bab ini akan diteliti
hubungan antara bertambahnya suhu terhadap pertambahan panjang suatu bahan. Teori
ralat juga akan digunakan saat eksperimen dan praktikan diminta untuk melakukan
pengukuran tunggal atau berulang. Tujuan dari eksperimen ini adalah praktikan
mempunyai kemampuan menggunakan teori ralat dalam melakukan eksperimen serta
mengerti cara penulisan ilmiah dan dapat menggunakan percobaan koefisien muai
termal untuk menentukan konstanta muai termal suatu bahan.

Kata Kunci : Teori ralat, Pengukuran tunggal, Koefisien muai termal


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan
suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Dalam
kehidupan sehari-hari kita dapat melihat banyak sekali hal-hal yang terjadi
berkaitan dengan pemuaian dan pengerutan suatu benda. Misalnya pada suatu
hari yang panas, kawat-kawat listrik atau kawat telepon yang bergantung pada
tiangnya akan bergantung kendur,pada rel kereta api terjadi gesekan dimana
gesekan tersebut menyebabkan panas dan juga karena sinar matahari. Tetapi
sebaliknya pada hari yang dingin,rel kereta api dibangun dengan memberikan
sedikit ruang pemisah diantara sambungan-sambungan antar relnya sehingga rel
tersebut tidak akan melengkung ketika musim panas. Dan banyak hal lainnya
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita. Pemuaian panjang suatu benda
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai
panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri
dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.

1.2. Tujuan
1. Menentukan koefisien muai panjang suatu batang logam
2. Mampu menggunakan percobaan koefisien muai termal untuk menentukan
konstanta muai termal suatu bahan.
3. Untuk menentukan koefisien muai termal suatu zat menggunakan teori ralat
tunggal.
BAB II

DASAR TEORI

Pemuaian termal merupakan pemuaian zat padat, cair, ataupun gas akibat kenaikan suhu
atau temperatur zat itu.

Memuai >< menyusut

 Pada umumnya setiap zat akan memuai bila dipanaskan.


 Sifat-sifat suatu zat yang terkait dengan kenaikan dan penurunan suhu disebut
sifat termal zat.

Pemuaian zat padat adalah bertambahnya ukuran panjang, lebar, luas maupun volume
suatu benda karena menerima kalor, Pemuaian yang terjadi pada zat padat dibagi
menjadi tiga, yaitu pemuaian panjang, luas, dan volume.

2.1 Pemuaian Panjang

Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima
kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan
nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Pemuaian
panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda,
koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda
sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Secara matematis persamaan yang
digunakan untuk menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada suhu
tertentu adalah :
2.2 Pemuaian Luas

Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar,
sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang
mempunyai pemuaian luas adalah lempeng besi yang lebar sekali dan tipis. Seperti
halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas
awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas
itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien muai
luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang. Akan dibahas bagaimana
perumusan sehingga diperoleh bahwa koefisien muai luas sama dengan 2 kali
koefisien muai panjang. Untuk menentukan koefisien muai luas dapat dirumuskan
dengan persamaan berikut ini.

2.3 Pemuaian volume


Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan
tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan
udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu
untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai
panjang. Sebagaimana yang telah dijelskan diatas bahwa khusus gas koefisien muai
volumenya sama dengan 1/273. Untuk menentukan koefisien muai luas dapat
dirumuskan dengan persamaan berikut ini.
3
V =L
3 3 3
L =Lo ( 1+α ∆ T )
L3=Lo3 ( 1+3 α ∆ T +3 ( α ∆ T )2+ ( α ∆ T )3 )

V =V 0 ( 1+ 3 α ∆ T +3 ( α ∆ T )2 + ( α ∆T )3 )
∆V 2 3
=3 α ∆ T +3 ( α ∆ T ) + ( α ∆ T )
V0
∆V
=3 α ∆ T
V0
∆V
=γ ∆ T
V0
∆ V =V 0 γ ∆T

V =V 0 ( 1+ γ ∆ T )……Persamaan 2.3

Dengan : ∆ V = pertambahan volume


V 0=volume awal
γ =koefisien muai volume
∆ T = perubahan suhu

2.4 Pemuaian Muai

Koefisien muai panjang suatu benda adalah perbandingan antara pertambahan


panjang terhadap panjang awal benda. Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda
tersebut akan memuai kesegala arah, dengan kata lain ukuran panjangnya bertambah
karena menerima kalor. Alat untuk membandingkan muai panjang dari berbagai logam
adalah moschen broek. Ketika tiga batang logam yang berbeda jenis (tembaga,
almunium, dan besi) memiliki panjang yang sama dan mengalami kenaikan suhu yang
sama, tetapi pertambahan panjangnya akan berbeda setelah adanya perubahan suhu pada
setiap logam tersebut. Persamaan umum pemuaian suatu benda dapat ditulis dengan :

∆𝑳 = 𝜶 ∙ 𝑳 ∙ ∆𝑻 … (𝟏)

dimana α adalah koefisien muai panjang (per ºC). Sehingga :


dengan ∆L adalah pertambahan panjang benda (meter), L adalah panjang awal benda
(meter), dan ∆T adalah perubahan suhu benda (ºC). Berikut adalah beberapa koefisien
muai panjang.

Perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan suhu dan tekanan dapat
menentukan karakteristik suatu bahan. Suatu proses ekspansi termal dapat dirumuskan
sebagai berikut :

Δ𝐿

Lo = 𝛼∆𝑇 … (1)

𝐿 = 𝐿(1 + 𝛼∆𝑇)… (2)

Proses penyusutan dikarenakan tekanan dirumuskan sebagai berikut :

Δ𝐿

Lo = −𝜅∆𝑃 … (3)

𝐿 = 𝐿(1 − 𝜅∆𝑃) … (4)


BAB III

METODE EKSPERIMEN

Pada metode eksperimen akan dijabarkan bagaimana metode yang digunakan serta alat
dan bahan yang dipakai dalam eksperimen ini.

3.1. Alat dan Bahan


 Seperangkat alat koefisien muai panjang
 Batang uji
 Alat ukur suhu bahan
 Thermometer dan pemanas
 Alat tulis
3.2. Cara Kerja
 Menghitung panjang logam awal L0 dan suhu logam awal T0
 Menghitung diameter jarum dan juga Panjang jarum

 Memanaskan logam hingga suhu maksimum (dilihat suhu thermometer


100oC) dan logam mengalami pertambahan panjang
r
 Mengukur besar pertambahan panjang ∆ L= ∆L
R
 Mencatat pertambahan panjang ∆ L dan juga pertambahan suhu ∆ T saat
suhu maksimum, kemudian mengamati penurunan suhu dan penyusutan
panjang logam kembali
 Menggunakan persamaan () untuk menentukan koefisien muai panjang
dengan cara membuat plot grafik
 Melakukan percobaan pada logam lainnya
BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

Pendataan

1. Panjang awal logam = 60,4 cm

2. Jari-jari jarum = 1,29 cm

3. Panjang jarum R = 21 cm

4. Skala awal jarum = 0

5. Skala pertambahan jarum ( simpangan ) = 1,1 cm

6. Suhu awal = 29,1°C

7. Mendidih = 34,2°C

Pengolahan Data dan Perhitungan

r
∆ L= ∆L
R

1 , 29
∆ L= x 1 , 1 cm
21

∆ L=0 , 07 cm

NO T ∆T ∆L ∆ L −4
.10
Lo

1. 34,2°C 5,1°C 0,07 11,6

2. 29,1°C 0°C 0°C


KESIMPULAN

Telah dipelajari cara menggunakan ralat secara pengukuran tunggal untuk menghitung
koefisien muai logam alumunium dan kuningan. Hasil eksperimen dan literature
memperlihatkan sebagai berikut α adalah besar Mgradien aluminium =2,27 x 10−4=22 x
−5 −6
10 Dan α aluminium adalah besar Mgradien = 24 x 10 .Hasil eksperimen dan literature
menunjukkan hasil yang cukup jauh berbeda dikarenakan terdapat ketidaktepatan dalam
proses memperoleh data dan sedikit hambatan pada alat eksperimen yang digunakan.

Daftar Pustaka
Putra, V.G.V. dan Purnomosari E. 2015. Pengantar Eksperimen Fisika Untuk SMA/S1.
Bandung : CV. Mulia Jaya.

zinatadaram.blogspot.com/2017/08/laporam-praktikum-koefisien-muai-termal.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai