Anda di halaman 1dari 42

Pemuaian Termal Zat Padat

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari pemuian termal diterapkan pada


pemasangan kaca jendela yang diberi celah pada bingklainya, pemasangan rel
kereta api yang diberikan jarak, dan pemasangan kabel listrik yang dibuat
kendur dan lain-lain. Hal itu dilakukan bertujuan sebagai ruang untuk pemuaian.
Benda yang sulit untuk memuai berarti koefisiennya muainya kecil. Jadi,
koefisien muai menunjukkan seberapa besar pertambahan ukuran benda
tersebut.
Pemuaian termal adalah pemuaian pada zat padat, zat cair, ataupun gas
akibat adanya kenaikkan suhu atau temperatur pada zat tersebut. Pada umumnya
setiap zat akan memuai apabila dipanaskan. Sifat-sifat suatu zat yang terikat
akan memuai apabila dipanaskan. Sifat sifat suatu zat yang terikat akan memuai
denagn kenaikkan dan penurunan suatu suhu disebut sifat termal zat. Maka
terjadi pemuaian panjang (L). Maka koefisien muai panjang :a dan pemuaian
luas (A) maka koefisien muai panjang =2a dan pemuaian volume (V) maka
koefisien muai panjang :3a.
Oleh karena itu, pada pratikum ini kami akan membahas mengenai
percobaan “Pemuaian Termal Zat Padat” untuk mencari koefisien muaia
panjang dari benda padat (besi, tembaga, kuningan) karena kenaikkan suhu
benda dengan kalor dan hukum pertama termodinamika

1.2 Tujuan Percobaan


 Mengetahui kurva perubahan temperatur terhadap pemuaian panjang
batang logam
 Mengetahui jenis-jenis logam yang memiliki karakteristik yang berbeda-
beda terhadap pemanasan
 Pratikum mampu menghitung perubahan panjang dengan menggunakan
rumus koefisien muai panjang
 Pratikum mampu membedakan perhitungan perubahan ekspansi termal
secara teoritis dan secara aktual

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Kita sering melihat longgarnya tutup stoples logam yang rapat jika berisi
air panas. Baik logam tutupnya maupun gelasnya memuai saat air panas
menambah energi ke atom mereka. Dengan energi tambahan, atom dapat
bergerak sedikit lebih jauh dari satu sama lain dari biasanya, melawan gaya
interatomik seperti pegas yang menahan setiap atom padat bersama-sama.
Namun, karena atom dalam logam bergerak lebih jauh daripada atom yang ada
di gelas tutupnya mengembang lebih cepat dari gelas toples sehingga membuat
tutup toples longgar.
ekspansi termal bahan seperti itu dengan peningkatan suhu harus
diantisipasi dalam banyak situasi umum, ketika sebuah jembatan tunduk pada
besar perubahan suhu musiman, misalnya bagian jembatan adalah dipisahkan
oleh selot ekspansi sehingga bagian memiliki ruang untuk mengembang Panas
hari tanpa tekuk jembatan. Ketika rongga gigi diisi, bahan pengisinya harus
memiliki sifat ekspansi termal yang sama dengan gigi di sekitarnya.
ketika pesawat Concorde (gbr.18-9) dibangun desainnya harus
memungkinkan untuk ekspansi termal badan pesawat selama penerbangan
supersonik karena gesekan pemanasan oleh udara yang lewat sifat ekspansi
termal dari beberapa bahan padat disamakan gunakan. termometer dan termostat
mungkin didasarkan pada perbedaan ekspansi antara komponen strip bimetal
(gbr.18-10) jaga kaca cair yang Sudah dikenal termometer didasarkan pada
fakta bahwa cairan seperti merkuri dan alkohol memperluas ke tingkat yang
berbeda (lebih besar) dari wadah kaca mereka.

Alikasi Pemuaian Termal Pada Bidang Teknik Kimia


perhitungan pemuaian panjang Karena pemanasan ini sangat bermanfaat
untuk menghitung ekspansi pipa yang dipakai pada instalasi pengolahan bahan
kimia. biasanya dipakai untuk menentukan panjang pipa aliran steam atau aliran
bahan yang ditransportasikan ke storage tank. perhitungan ini digunakan untuk
mengantisipasi adanya pemuaian yang disebabkan naiknya temperatur dari
pemanasan suhu di lingkungan sekitar atau pemanasan akibat dari cairan fluida
yang dibawa oleh pipa itu sendiri. untuk mengakomodir permasalahan
pemuaian panjang ini maka para teknisi mengantisipasi tindakan, diantaranya:
 Memberikan insulasi pada pipa yang menjaga pipa dari ekspansi termal
disekitarnya
 memberikan shoe Pada sambungan pipa Sehingga jika terjadi Pemuaian
panjang pipa, shoe ini akan menjaga agar pipa dapat memuai dengan
panjang yang tertentu dan menjaga pipa tidak melengkung
 menghitung nilai stress pada bagian elbaw pipa untuk Mengantisipasi jika
pipa yang digunakan membawa bahan baku proses utama
Rumus Perhitungan Pemuaian Termal Zat Padat
jika suatu logam dengan panjang L Dipanaskan dengan perubahan
temperatur ∆T, maka perubahan panjang, ∆L=La ∆T
dengan a merupakan koefisien ekspansi linear dengan satuan per ℃ atau per ⁰K
tergantung material yang digunakan. Persamaan ini berlaku untuk setiap
dimensi linier, termasuk tepi,tebal,dan diameter. Koefisien ekspansi linear pada
beberapa padatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel koefisien ekspansi Termal

No Jenis Zat Koefisien muai panjang (/℃)


1 Aluminium 0,000026 26.10⁻⁶
2 Baja 0,000011 11.10⁻⁶
3 Besi 0,000012 12.10⁻⁶
4 Emas 0,000014 14.10⁻⁶
5 Kaca 0,000009 9.10⁻⁶
6 Kuningan 0,000018 18.10⁻⁶
7 Tembaga 0,000017 17.10⁻⁶
8 Platinum 0,000009 9.10⁻⁶
9 Timah 0,00003 3.10⁻⁵
10 Seng 0,000029 29.10⁻⁶
11 Pyrex 0,000003 3.10⁻⁶
12 Perak 0,00002 3.10⁻⁵

Setiap pada pembahasan pemuaian panjang, pertambahan luas zat padat dapat
dihitung dengan menggunakan rumus
∆A=ẞ×Ao×∆t
Dengan: ∆A=pertambahan luas
Ao=luas pelat mula-mula
∆t=perubahan suhu
ẞ=koefisien muai luas
Perlu diketahui, hubungan antara koefisien muai panjang a dan koefisien muai
luas ẞ adalah ẞ:2a
Zat padat yang berbentuk kubus, balok, atau bola apabila dipanaskan
volumenya juga akan memuai. Seperti pada pembahasan pemuaian panjang,
pertambahan volume zat padat dihitung dengan menggunakan rumus:
∆V=ƴ×Vo×Δt
Dengan: ΔV=pertambahan volume
Vo=volume zat padat mula-mula
Δt=perubahan suhu
ƴ=koefisien muai volume
Perlu diketahui, hubungan antara koefisien muai panjang a dan koefisien muai
volume ƴ adalah ƴ=3a
Satuan a adalah kebalikan derajat celcius (1/℃) atau kebalikan kelvin
(1/k). Peristiwa interfensi cahaya dapat diamati menggunakan percobaan
Thomas Young. Menjelaskan proses terjadinya interfensi. Yaitu gelombang-
gelombang cahaya masuk pada suatu halangan yang memiliki dua celah yaitu
celah s1 dan s2. Kedua celah ini berfungsi sebagai sumber cahaya koheren.
Cahaya yang berasal darri s1 dan s2 ini akan menghasilkan garis gelap terang
yang disebut dengan frinji (fringe).
Untuk menciptakan mode pendefenisian dan pengukuran temperature,
perhatikanlah sebuah benda A yang dibuat kotak secara termal dengan benda B.
Kedua benda tersebut di isolasi dari sekelilingnya. Energy dalam bentuk kalor
akan dipindahkan dari suatu benda ke benda yang temperaturnya lebih rendah.
BAB III
METODOOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Perlatan yang dibutuhkan pada pratikum ini:

No Alat Spesifikasi Jumlah


1 Batang besi Panjang 20cm 1 buah
2 Batang kuningan Panjang 20cm 1 buah
3 Batang aluminium Panjang 20cm 1 buah
4 Burner/Spiritus 1 set
5 Pengukur+amplifer 1 set
6 Termometer 1 set

Bahan yang dibutuhkan pada pratikum ini:

No Alat Spesifikasi Jumlah


1 Spiritus Standar 0.5 l
2 Kapas Standar 1 bungkus

3.2 Prosedur percobaan


1. Siapkan alat dan bahan sesuai dengan daftar yang ada
2. Masukkan 3 batang besi logam pada set peralatan percobaan yang
digunakan
3. Pastikan jarum pada posisi nol
4. Isi cairan spiritus Pada bagian alat pembakar spiritus
5. Nyalakan api pada lat pembakar spiritus
6. Tunggu proses pemuaian sesuai dengan waktu yang ada
7. Ukur temperatur batang logam dengan menggunakan termometer gun
8. Setelah pengamatan perubahan panjang terhadap pemanasan selesai,
matikan pembakar spiritus

3.3 Skema Kerja


LEMBAR PENUGASAN
Kelompok :3
Praktikum : Fisika Dasar
Modul Percobaan : Pemuaian Termal Zat Padat
Tanggal Praktikum : 8-11-2021
Dosen Pembimbing : Hibrah Lukman, MT
Analis/Asisten : Faldi Lulrahman, MT

No Nama Praktikan Buku Pokok

1 Muhammad Faldhi Pramanda 2112025


2 Lola Angrayni 2112019
3 Lusi Rahma Yanti 2112020
4
5
Adapun penugasan pada pratikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Buatlah kurva yang menunjukkan perubahan panjang terhadap waktu
dari ketiga logam yang diamati (Bentuk pemuaian dan penyusutan)
2. Buatlah kurva yang menunjukkan perubahan temperatur terhadap
waktu dari ketiga logam yang diamati ( untuk pemuaian dan
penyusutan)
3. Buatlah kurva yang menunjukkan perubahan panjang terhadap
perubahan temperatur dari masing-masing logam yang diamati ( untuk
pemuaian dan penyusutan)

LEMBAR DATA PENGAMATAN


Kelompok :3
Praktikum : Fisika Dasar
Modul Percobaan : Pemuaian Termal Zat Padat
Tanggal Praktikum : 8-11-2021
Dosen Pembimbing : Hibrah Lukman, MT
Analis/Asisten : Faldi Lulrahman, MT
Adapun pengamatan yang dilakukan pada pratikum kali ini adalah sebagai
berikut:

Pemanasan
a.
Waktu
Aluminium Besi Kuningan Koefisien
(menit)
3 Menit 125,8℃ 145,6℃ 154,5℃
6 Menit 96,4℃ 136,9℃ 78,2℃
9 Menit 113,0℃ 120,1℃ 132,2℃ Aluminium=
12 Menit 187,7℃ 161,7℃ 152,5℃ 0,00468
15 Menit 192,4℃ 158,4℃ 151,6℃ Besi=
18 Menit 149,3℃ 179,5℃ 173,5℃ 0,00287
21 Menit 132,2℃ 142,6℃ 184,4℃ Kuningan=
24 Menit 144,0℃ 149,4℃ 161,3℃ 0,005
27 Menit 186,3℃ 178,8℃ 153,2℃
30 Menit 178,5℃ 107,9℃ 63,1℃

b.

Waktu (menit) Aluminium Besi Kuningan


3 Menit 9 mm 4 mm 4 mm
6 Menit 9 mm 5 mm 9 mm
9 Menit 8 mm 8 mm 8 mm
12 Menit 7 mm 11 mm 9 mm
15 Menit 6 mm 9 mm 9 mm
18 Menit 12 mm 4 mm 6 mm
21 Menit 14 mm 5 mm 10 mm
24 Menit 13 mm 4 mm 10 mm
27 Menit 14 mm 6 mm 11 mm
30 Menit 11 mm 8 mm 9 mm

Pendinginan
a.

Waktu Aluminium Besi Kuningan Koefisien


(menit)
3 Menit 42,0℃ 48,4℃ 54,6℃ Aluminium=
6 Menit 35,9℃ 36,5℃ 37,7℃ 0,00123
9 Menit 34,4℃ 34,3℃ 33,6℃ Besi=
12 Menit 33,6℃ 33,6℃ 33,8℃ 0,03655
Kuningan=
0,02425

b.

Waktu (menit) Aluminium Besi Kuningan


3 Menit 1 mm 4 mm 3 mm
6 Menit 0 mm 3 mm 3 mm
9 Menit 0 mm 3 mm 2 mm
12 Menit 0 mm 3 mm 2 mm
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan pada pratikum kali ini adalah sebagai
berikut:
Tabel I : Pemanasan suhu batang, aluminium, besi, dan kuningan
A.

Waktu
Aluminium Besi Kuningan Koefisien
(menit)
3 Menit 125,8℃ 145,6℃ 154,5℃
6 Menit 96,4℃ 136,9℃ 78,2℃
9 Menit 113,0℃ 120,1℃ 132,2℃ Aluminium=
12 Menit 187,7℃ 161,7℃ 152,5℃ 0,00468
15 Menit 192,4℃ 158,4℃ 151,6℃ Besi=
18 Menit 149,3℃ 179,5℃ 173,5℃ 0,00287
21 Menit 132,2℃ 142,6℃ 184,4℃ Kuningan=
24 Menit 144,0℃ 149,4℃ 161,3℃ 0,005
27 Menit 186,3℃ 178,8℃ 153,2℃
30 Menit 178,5℃ 107,9℃ 63,1℃

Tabel II : (∆L) pada pemuaian batang, aluminium, besi, dan kuningan


B.

Waktu (menit) Aluminium Besi Kuningan


3 Menit 9 mm 4 mm 4 mm
6 Menit 9 mm 5 mm 9 mm
9 Menit 8 mm 8 mm 8 mm
12 Menit 7 mm 11 mm 9 mm
15 Menit 6 mm 9 mm 9 mm
18 Menit 12 mm 4 mm 6 mm
21 Menit 14 mm 5 mm 10 mm
24 Menit 13 mm 4 mm 10 mm
27 Menit 14 mm 6 mm 11 mm
30 Menit 11 mm 8 mm 9 mm

C. Tabel (Tº) pada pendinginan (perubahan temperatur)

Waktu Aluminium Besi Kuningan Koefisien


(menit)
3 Menit 42,0℃ 48,4℃ 54,6℃ Aluminium=
6 Menit 35,9℃ 36,5℃ 37,7℃ 0,00123
9 Menit 34,4℃ 34,3℃ 33,6℃ Besi=
12 Menit 33,6℃ 33,6℃ 33,8℃ 0,03655
Kuningan=
0,02425

D. Tabel (ΔL) pada pendinginan (penyusutan panjang)

Waktu (menit) Aluminium Besi Kuningan


3 Menit 1 mm 4 mm 3 mm
6 Menit 0 mm 3 mm 3 mm
9 Menit 0 mm 3 mm 2 mm
12 Menit 0 mm 3 mm 2 mm
4.2 Pembahasan
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda dikarenakan
pengaruh perubahan suhu atau karena benda tersebut menerima kalor.
pemuaian zat padat adalah proses pertambahan panjang, yang lebar dan volume
karena menerima kalor. percobaan ini salah satu bertujuan untuk mengetahui
koefisien muai panjang dan benda padat ( besi, tembaga dan Kuningan) jika
terjadi kenaikan suhu pemuaian yang terjadi pada setiap logam berbeda-beda,
ada perbedaan terjadi karena kenaikan suhu yang dialami, koefisien adalah
berbeda dan panjang awal yang berbeda pula. pada pemuaian panjang nilai
lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan nilai panjang benda tersebut,
sehingga lebar dan tinggi dianggap tidak ada.
pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda
karena menerima kalor. pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat
kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut, sehingga lebar dan
tebal dianggap tidak ada. contoh benda yang hanya memiliki pemuaian panjang
saja adalah kawat kecil yang panjang sekali. pemuaian Panjang suatu benda
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, ada koefisien muai
panjang dan besar perubahan suhu. koefisien muai panjang suatu benda sendiri
dipengaruhi oleh jenis benda.
pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena
menerima kalor, Alat pemanas atau power supply yang berfungsi si untuk
mengalirkan panas kepada logam. Adapun Termometer yang digunakan untuk
mengukur suhu Yang diberikan pada saat pemuaian. serta untuk bahan
digunakan logam yang berjumlah 3 Batang antara lain adalah besi, aluminium
dan Kuningan yang diamati dan diukur koefisien muai termalnya.
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahan logam kuningan
lebih cepat mengalami pemuaian daripada logam besi dan aluminium.
perubahan untuk setiap benda pasti berbeda-beda walaupun besar perubahan
suhu yang diberikan sama antara besi, aluminium dan Kuningan akan tetapi
pemuaian yang dialami pada aluminium tidak akan sama dengan besi dan
Kuningan. hal ini ini dilihat dari hasil koefisien muai yang dihasilkan.
didapatkan koefisien rata-rata Pada proses pemanasan aluminium sebesar
0,00468, Besi sebesar 0,00287, dan Kuningan sebesar 0,005 dari hasil tersebut
dapat dibandingkan dengan literatur koefisien aluminium sebesar 0,000026,
besi sebesar 0,000012, dan Kuningan sebesar 0,000018, dari hasil tersebut
Maka dapat dinyatakan hasil yang didapat belum maksimal, Sedangkan untuk
koefisien rata-rata pada proses pendinginan aluminium 0,00123, sebesar
0,03655, dan Kuningan sebesar 0,02425, Dari hasil tersebut dapat dibandingkan
dengan hasil koefisien literatur aluminium sebesar 0,000026, besi sebesar
0,000012, dan Kuningan 0,000018. dari hasil tersebut Maka dapat dinyatakan
hasil yang didapat belum maksimal.
kesalahan pada percobaan ini seringkali terjadi, kesalahan yang terjadi
pada saat kami melakukan percobaan diantaranya adalah kesalahan pada alat
yaitu power supply/ pemanas tidak berfungsi dengan baik dan mengharuskan
kami untuk menukar dengan baik Selain itu, kurang cermatnya dalam melihat
pertambahan panjang pada alat, lalu kurang teliti pada saat membaca
termometer hal tersebut tentunya mempengaruhi hasil percobaan kali ini.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari percobaan diatas telah dilakukan dan didapatkan nilai koefisien
logam besi sebesar 0,00287, logam aluminium 0,00468, dan logam
kuningan sebesar 0,005
2. Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa apabila zat padat
logam (besi, aluminium, kuningan) dipanaskan maka akan terjadi
pemuaian. Hal ini dikarenakan logam yang terkena panas sangat
berpengaruh karena suhu
3. Dari percobaan yang telah dilakukan proses pertambahan panjang pada
besi, aluminium, kuningan kita dapat mengetahui prosesnya.

5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan “Pemuaian Zat Termal Padat” berikutnya,
logam yang digunakan lebih terinovasi agar kita lebih banyak mengetahui
koefisien muai termal dari logam lain seperti perak, dan lain-lain

DAFTAR PUSAKA

Principles of physics, Halliday and Resnick, International


Student Version, John Willey and Sons, Inc, 2011

Physics for Scientisis and Engineers, Fifth Edition,


Extended Version, Paul A. Tripler, Gener mosla, 2013

Sears Zemansky. (2000). Fisika untuk Universitas jilid 1dan 2,


Jakarta : Erlangga

Giancoli, D.C. (2001). Fisika jilid 1. Jakarta : Erlangga

Abdullah, M. (2016). Fisika dasar 1. Bandung : ITB


INDUKSI ELEKTOMAGNETIK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Listrik dan magnet merupakan bidang yang tidak dapat dipisahkan.


dalam beberapa aspek, listrik dan magnet memiliki beberapa persamaan dan
juga perbedaan. Dalam listrik, dikenal adanya muatan positif dan muatan
negatif Di mana keduanya saling tarik-menarik Begitu juga dengan magnet
yang memiliki kutub positif dan juga kutub negatif. Prinsip kerja inilah yang
banyak digunakan dalam beberapa alat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
gejala yang ditimbulkan oleh magnet adalah induksi elektromagnetik. contoh
alat yang menggunakan prinsip elektromagnetik adalah trafo gimana fungsi
trafo adalah untuk menurunkan dan menaikkan tegangan.
Sebuah magnet yang diletakkan dekat dengan sebuah koil yang
disambungkan dengan galvanometer dengan keadaan diam maka pada
galvanometer terbaca tidak terdapat arus pada rangkaian tersebut. Akan tetapi
jika magnet yang diletakkan dekat sebuah koil tersebut digerakkan mendekati
dan menjauhi koil tersebut maka galvanometer akan terbaca arus pada
rangkaian. Oleh sebab itu dilakukan percobaan induksi elektromagnetik dengan
menggunakan hukum induksi Faraday.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui pengaruh medan magnet yang digerakkan pada kumparan
2. Mengetahui pengaruh jumlah lilitan kumparan dan arah medan magnet
terhadap gaya gerak listrik yang dihasilkan
3. Pratikum dapat menentukan kuat medan magnet dan fluks magnet dari
magnet yang digunakan, serta dapat menghitung gaya gerak listriknya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Faraday melakukan berbagai percobaan induksi Magnet dan
menghasilkan beberapa poin kesimpulan sebagai berikut:
 arus muncul hanya jika ada gerakan relatif Antara Loop dan
magnet ( yang satu harus bergerak relatif terhadap yang lain),
arus menghilang ketika gerakan relatif diantara mereka berhenti
 Gerak lebih cepat menghasilkan arus yang lebih besar
 jika menggerakkan kutub utara magnet ke arah Loop
menyebabkan. Katakanlah, arah jarum jam arus, kemudian
memindahkan kutub utara menyebabkan arus berlawanan arah
jarum jam. memindahkan menuju atau menjauh dari loop juga
menyebabkan arus, Tetapi dalam arah yang sebaliknya harus
yang dihasilkan dalam loop disebut arus induksi.
Kerja per unit muatan untuk menghasilkan arus itu ( untuk
memindahkan elektron konduksi yang membentuk arus) disebut ggl (
gaya gerak listrik) induksi, dan proses menghasilkan arus dan ggl
disebut induksi. medan magnet adalah ruang disekitar magnet atau
ruang yang masih memungkinkan adanya interaksi magnet.
hukum Faraday:
Gaya gerak listrik induksi pada rangkaian tertutup sama dengan
negatif laju perubahan fluks magnetik terhadap waktu di dalam
rangkaian.
Jika kita mengubah fluks magnet melalui kumparan N lilitan,
GGL induksi dan total GGL yang diinduksi dalam kumparan adalah
Jumlah dari GGL induksi individu. jika kumparan dililit rapat
( terbungkus rapat), sehingga fluks magnet yang sama B Melewati
semua lilitan, total GGL yang diinduksi dalam kumparan adalah:
Δo
E : ₋N( Δt )

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk


mengubah jumlah grup magnet yang melewati kumparan:
1. mengubah besaran B dari kuat medan magnet yang melewati
kumparan
2. mengubah Total luas penampang kumparan atau luas yang
terletak dalam medan magnet
3. mengubah sudut medan magnet dan bidang normal kumparan.

Aplikasi induksi magnet dalam kehidupan sehari-hari


Penerapan induksi magnet pada dinamo sepeda roda dinamo
berputar dan menghasilkan energi gerak dan menghasilkan energi
listrik/ cahaya. gerakan magnet yang berputar dengan cepat seiring
dengan berputarnya roda sepeda akan membentuk GGL induksi. Jadi
jika kita ingin membuat lampu sepeda semakin terang, maka kita bisa
mengayuh sepeda lebih cepat, dinamo sepeda ini bisa menghasilkan
6- 10 volt.
Penerapan induksi magnet pada generator
Generator adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik. prinsip kerjanya adalah peristiwa
induksi elektromagnetik. jika kumparan penghantar digerakkan di
dalam medan magnetik dan memotong medan magnetik, maka pada
kumparan terjadi GGL induksi. Hal ini dapat dilakukan dengan
memutar kawat di dalam medan magnet homogen.
Sifat dari magnet
Suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan
magnet. Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan
kutub selatan. gejala kemagnetan dan kelistrikan berkaitan sangat erat,
sifat kemagnetan tidak hanya ditimbulkan oleh bahan magnetik tetapi
juga harus listrik. pada tahun 1819, oesterd menemukanBahwa
disekitar arus listrik terdapat medan magnet berdasarkan sifat magnet
dibagi menjadi 3 yaitu:
1. ferro magnetik yaitu bahan yang sangat mudah dipengaruhi
medan magnetik karena mempunyai resultan medan magnet
yang besar, sehingga apabila bahan diberi medan magnet dari
luar maka elektron elektronnya akan mengusahakan dirinya
Untuk menimbulkan medan magnet atomik tiap-tiap atom atau
molekul searah dengan medan magnet luar.
2. paramagnetik yaitu bahan yang dapat dipengaruhi oleh medan
magnet luar, tetapi tidak semudah bahan ferromagnetik bahan
yang resultan medan magnet atomis nya tidak nol namun
resultan medan magnet dalam bahan nol.
3. Diagmetik yaitu bahan yang sulit dipengaruhi oleh medan
magnet luar. Bahkan Apabila diberi pengaruh medan magnet
dari luar, resultan Medan atomis nya akan membentuk arah yang
berlawanan arah medan magnet luar.

Rumus perhitungan induksi elektromagnetik


Jika suatu kumparan dilewati medan magnet, maka akan
menghasilkan perubahan fluks magnetik yang menimbulkan gaya
gerak listrik ( ggl).Besarnya ggL ini tunjukkan oleh galannometer
pada percobaan ini.Rumus untuk menentukan ggL pada ujung
kumparan dapat dihitung dengan:
Δo
E : ₋N( Δt )

Dengan:
E: Gaya gerak listrik (volt)
N: Jumlah lilitan kumparan
Δt: Waktu
Δo: Perubahan fluks magnet
Nilai volume ggl, jumlah lilitan kumparan dan waktu diketahui
sehingga kita bisa menemukan besarnya perubahan fluks magnet
(ΔΦ), dengan rumus:
Δt . Ɛ
ΔΦ= ₋ N

Setelah dapat dihitung fluks magnetnya, maka nilai kuat medan


magnet dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
Φ= BA cos ϴ
Jika ϴ=O⁰, artinya magnet bergerak tegak lurus dengan arah
penampang kumparan sejajar dengan garis normal medan magnet,
sehingga medan magnet (B) :
Φ
B= A cos ϴ

Dengan:
A: Luas penampang kumparan (m²)
B: Kuat medan magnet (Tesla)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Peralatan yang dibutuhkan pada pratikum ini:

No Alat Spesifikasi Jumlah


1 Kumparan 300 lilitan Standar 1 buah
2 Kumparan 600 lilitan Standar 1 buah
3 Galvanometer Standar 1 buah
4 Medan magnet (us) Standar 1 buah
5 Kabel jepit (+/-) Standar 1 buah

3.2 Prosedur Percobaan


1. Buka sekrup yang ada pada galvanometer dan hubungkan kabel
penjepit (positif,negatif)
2. Hubungkan kutub positif kabel dengan kutub positif kumparan,
dan kutub negatif kabel dengan kutub negatif kumparan
3. Masukkanlah kutub utara magnet dari bagian atas kumparan
(yang ada kabel penejpitnya)
4. Lakukanlah untuk tiga gerakan, yaitu diam, lambat, dan cepat.
5. Ambil posisi paling maksimal dari angka yang ditunjukkan pada
jarum
6. Amati arah simpang apakah kekiri atau kekanan
3.3 Skema Kerja
LEMBAR PENUGASAN
Kelompok :3
Praktikum : Fisika Dasar
Modul Percobaan : Induksi Elektromagnetik
Tanggal Praktikum : 15 November 2021
Dosen Pembimbing : Hibrah Lukman, MT
Analis/Asisten : Faldi Lulrahman, MT

No Nama Praktikan Buku Pokok


1 Muhammad Faldhi Pramanda 2112025
2 Lola Angrayni 2112019
3 Lusi Rahma Yanti 2112020
4
5
Adapun penugasan pada pratikum ini adalah sebagai berikut:
1. Hitung perubahan fluks magnetik (ΔΦ) yang terjadi dari
masing-masing percobaan
2. Hitung kuat medan magnet yang digunakan dan berapa rata-
ratanya
3. Buat kesimpulan dari hasil yang diperoleh

LEMBAR PENGAMATAN
Kelompok :3
Praktikum : Fisika Dasar
Modul Percobaan : Induksi Elektromagnetik
Tanggal Praktikum : 15 November 2021
Dosen Pembimbing : Hibrah Lukman, MT
Analis/Asisten : Faldi Lulrahman, MT
Adapun hasil pengamatan pada pratikum ini adalah sebagai berikut:
1.Pengamatan magnet (memasuki) kumparan 600 lilitan (ohm 100)
Kutub Gerakan Posisi jarum galvanometer Arah
Magnet Magnet simpangan
Utara Diam 50+10+10+10+10 Kiri=1
=18
5
Kanan=4
Lambat (2d) 20+20+20+ 40+20 Kiri=4
=24
5
Kanan=1
Cepat (1d) 100+50+100+100+180 Kiri=5
=126
5
Selatan Diam 100+150+150+130+100 Kanan=5
=126
5
Lambat (2d) 120+90+90+ 90+100 Kanan=5
=98
5
Cepat (1d) 160+170+170+180+180 Kanan=5
=172
5
2.Pengamatan magnet (memasuki) kumparan 600 lilitan (ohm 2400)
Kutub Gerakan Posisi jarum galvanometer Arah
Magnet Magnet simpangan
Utara Diam 40+ 40+40+ 40+ 40 Kiri=5
=40
5
Lambat (2d) 70+60+70+70+70 Kanan=5
=68
5
Cepat (1d) 40+ 40+40+ 40+ 40 Kiri=5
=40
5
Selatan Diam 40+60+ 60+60+60 Kanan=5
=56
5
Lambat (2d) 80+70+ 40+40+ 40 Kanan=2
=54
5
kiri=3
Cepat (1d) 50+50+50+60+70 Kanan=5
=56
5

1. Pengamatan magnet (menjauhi) kumparan 600 lilitan (ohm 100)


Kutub Gerakan Posisi jarum galvanometer Arah
Magnet Magnet simpangan
Utara Diam 0+0+0+ 0+0 -
=0
5
Lambat (2d) 90+60+60+ 60+60 Kanan=5
=66
5
Cepat (1d) 180+190+160+180+160 Kanan=5
=174
5
Selatan Diam 0+0+0+ 0+0 -
=0
5
Lambat (2d) 40+30+30+ 40+ 40 Kiri=5
=36
5
Cepat (1d) 130+150+100+120+120 Kiri=5
=124
5
2. Pengamatan magnet (menjauhi) kumparan 600 lilitan (ohm 2400)

Kutub Gerakan Posisi jarum galvanometer Arah


Magnet Magnet simpangan
Utara Diam 0+0+0+ 0+0 -
=0
5
Lambat (2d) 90+60+60+ 60+60 Kiri=5
=66
5
Cepat (1d) 180+190+160+180+160 Kanan=5
=174
5
Selatan Diam 0+0+0+ 0+0 -
=0
5
Lambat (2d) 40+30+30+ 40+ 40 Kanan=5
=36
5
Cepat (1d) 130+150+100+120+120 Kanan=5
=124
5

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat pada pratikum kali ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengamatan magnet memasuki kumparan 300 lilitan (ohm 100)

Kutub Gerakan Posisi jarum galvanometer Arah


Magnet Magnet simpangan
Utara Diam 0+0+0+ 0+0 Tidak bergerak
=0
5
Lambat (1d) 120+120+110+90+ 90 Kekiri
=106
5
Cepat (0,5d) 140+150+160+160+160 kiri (negatif)
=150
5
Selatan Diam 0+0+0+ 0+0 Tidak bergerak
=0
5
Lambat (1d) 120+120+130+130+120 Kanan
=124
5
Cepat (0,5d) 130+140+150+140 Kanan
=142
5

2. Pengamatan magnet memasuki kumparan 300 lilitan (ohm 2400)

Kutub Gerakan Posisi jarum galvanometer Arah


Magnet Magnet simpangan
Utara Diam 0+0+0+ 0+0 Tidak bergerak
=0
5
Lambat (1d) 20+20+20+30+30 Kanan (positif)
=24
5
Cepat (0,5d) 40+ 40+40+ 40+ 40 Kanan (positif)
=40
5
Selatan Diam 0+0+0+ 0+0 Tidak bergerak
=0
5
Lambat (1d) 20+20+20+20+ 20 kiri (negatif)
=20
5
Cepat (0,5d) 40+50+ 40+40+ 50 kiri (negatif)
=44
5

1. Pengamatan magnet menjauhi kumparan 300 lilitan (ohm 100)

Kutub Gerakan Posisi jarum galvanometer Arah


Magnet Magnet simpangan
Utara Diam 0+0+0+ 0+0 Tidak bergerak
=0
5
Lambat (1d) 80+100+110+100+ 90 Kanan (positif)
=96
5
Cepat (0,5d) 120+120+130+130+120 Kanan (positif)
=124
5
Selatan Diam 0+0+0+ 0+0 Tidak bergerak
=0
5
Lambat (1d) 100+120+110+100+100 kiri (negatif)
=106
5
Cepat (0,5d) 140+140+140+140+130 kiri (negatif)
=138
5

2. Pengamatan magnet menjauhi kumparan 300 lilitan (ohm 2400)

Kutub Gerakan Posisi jarum galvanometer Arah


Magnet Magnet simpangan
Utara Diam 0+0+0+ 0+0 Tidak bergerak
=0
5
Lambat (1d) ❑ =¿ Kanan (positif)
5
Cepat (0,5d) ❑ =¿ Kanan (positif)
5
Selatan Diam 0+0+0+ 0+0 Tidak bergerak
=0
5
Lambat (1d) ❑ =¿ kiri (negatif)
5
Cepat (0,5d) ❑ =¿ kiri (negatif)
5

Anda mungkin juga menyukai