BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kita sering melihat longgarnya tutup stoples logam yang rapat jika berisi
air panas. Baik logam tutupnya maupun gelasnya memuai saat air panas
menambah energi ke atom mereka. Dengan energi tambahan, atom dapat
bergerak sedikit lebih jauh dari satu sama lain dari biasanya, melawan gaya
interatomik seperti pegas yang menahan setiap atom padat bersama-sama.
Namun, karena atom dalam logam bergerak lebih jauh daripada atom yang ada
di gelas tutupnya mengembang lebih cepat dari gelas toples sehingga membuat
tutup toples longgar.
ekspansi termal bahan seperti itu dengan peningkatan suhu harus
diantisipasi dalam banyak situasi umum, ketika sebuah jembatan tunduk pada
besar perubahan suhu musiman, misalnya bagian jembatan adalah dipisahkan
oleh selot ekspansi sehingga bagian memiliki ruang untuk mengembang Panas
hari tanpa tekuk jembatan. Ketika rongga gigi diisi, bahan pengisinya harus
memiliki sifat ekspansi termal yang sama dengan gigi di sekitarnya.
ketika pesawat Concorde (gbr.18-9) dibangun desainnya harus
memungkinkan untuk ekspansi termal badan pesawat selama penerbangan
supersonik karena gesekan pemanasan oleh udara yang lewat sifat ekspansi
termal dari beberapa bahan padat disamakan gunakan. termometer dan termostat
mungkin didasarkan pada perbedaan ekspansi antara komponen strip bimetal
(gbr.18-10) jaga kaca cair yang Sudah dikenal termometer didasarkan pada
fakta bahwa cairan seperti merkuri dan alkohol memperluas ke tingkat yang
berbeda (lebih besar) dari wadah kaca mereka.
Setiap pada pembahasan pemuaian panjang, pertambahan luas zat padat dapat
dihitung dengan menggunakan rumus
∆A=ẞ×Ao×∆t
Dengan: ∆A=pertambahan luas
Ao=luas pelat mula-mula
∆t=perubahan suhu
ẞ=koefisien muai luas
Perlu diketahui, hubungan antara koefisien muai panjang a dan koefisien muai
luas ẞ adalah ẞ:2a
Zat padat yang berbentuk kubus, balok, atau bola apabila dipanaskan
volumenya juga akan memuai. Seperti pada pembahasan pemuaian panjang,
pertambahan volume zat padat dihitung dengan menggunakan rumus:
∆V=ƴ×Vo×Δt
Dengan: ΔV=pertambahan volume
Vo=volume zat padat mula-mula
Δt=perubahan suhu
ƴ=koefisien muai volume
Perlu diketahui, hubungan antara koefisien muai panjang a dan koefisien muai
volume ƴ adalah ƴ=3a
Satuan a adalah kebalikan derajat celcius (1/℃) atau kebalikan kelvin
(1/k). Peristiwa interfensi cahaya dapat diamati menggunakan percobaan
Thomas Young. Menjelaskan proses terjadinya interfensi. Yaitu gelombang-
gelombang cahaya masuk pada suatu halangan yang memiliki dua celah yaitu
celah s1 dan s2. Kedua celah ini berfungsi sebagai sumber cahaya koheren.
Cahaya yang berasal darri s1 dan s2 ini akan menghasilkan garis gelap terang
yang disebut dengan frinji (fringe).
Untuk menciptakan mode pendefenisian dan pengukuran temperature,
perhatikanlah sebuah benda A yang dibuat kotak secara termal dengan benda B.
Kedua benda tersebut di isolasi dari sekelilingnya. Energy dalam bentuk kalor
akan dipindahkan dari suatu benda ke benda yang temperaturnya lebih rendah.
BAB III
METODOOGI PERCOBAAN
Pemanasan
a.
Waktu
Aluminium Besi Kuningan Koefisien
(menit)
3 Menit 125,8℃ 145,6℃ 154,5℃
6 Menit 96,4℃ 136,9℃ 78,2℃
9 Menit 113,0℃ 120,1℃ 132,2℃ Aluminium=
12 Menit 187,7℃ 161,7℃ 152,5℃ 0,00468
15 Menit 192,4℃ 158,4℃ 151,6℃ Besi=
18 Menit 149,3℃ 179,5℃ 173,5℃ 0,00287
21 Menit 132,2℃ 142,6℃ 184,4℃ Kuningan=
24 Menit 144,0℃ 149,4℃ 161,3℃ 0,005
27 Menit 186,3℃ 178,8℃ 153,2℃
30 Menit 178,5℃ 107,9℃ 63,1℃
b.
Pendinginan
a.
b.
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan pada pratikum kali ini adalah sebagai
berikut:
Tabel I : Pemanasan suhu batang, aluminium, besi, dan kuningan
A.
Waktu
Aluminium Besi Kuningan Koefisien
(menit)
3 Menit 125,8℃ 145,6℃ 154,5℃
6 Menit 96,4℃ 136,9℃ 78,2℃
9 Menit 113,0℃ 120,1℃ 132,2℃ Aluminium=
12 Menit 187,7℃ 161,7℃ 152,5℃ 0,00468
15 Menit 192,4℃ 158,4℃ 151,6℃ Besi=
18 Menit 149,3℃ 179,5℃ 173,5℃ 0,00287
21 Menit 132,2℃ 142,6℃ 184,4℃ Kuningan=
24 Menit 144,0℃ 149,4℃ 161,3℃ 0,005
27 Menit 186,3℃ 178,8℃ 153,2℃
30 Menit 178,5℃ 107,9℃ 63,1℃
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari percobaan diatas telah dilakukan dan didapatkan nilai koefisien
logam besi sebesar 0,00287, logam aluminium 0,00468, dan logam
kuningan sebesar 0,005
2. Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa apabila zat padat
logam (besi, aluminium, kuningan) dipanaskan maka akan terjadi
pemuaian. Hal ini dikarenakan logam yang terkena panas sangat
berpengaruh karena suhu
3. Dari percobaan yang telah dilakukan proses pertambahan panjang pada
besi, aluminium, kuningan kita dapat mengetahui prosesnya.
5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan “Pemuaian Zat Termal Padat” berikutnya,
logam yang digunakan lebih terinovasi agar kita lebih banyak mengetahui
koefisien muai termal dari logam lain seperti perak, dan lain-lain
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dengan:
E: Gaya gerak listrik (volt)
N: Jumlah lilitan kumparan
Δt: Waktu
Δo: Perubahan fluks magnet
Nilai volume ggl, jumlah lilitan kumparan dan waktu diketahui
sehingga kita bisa menemukan besarnya perubahan fluks magnet
(ΔΦ), dengan rumus:
Δt . Ɛ
ΔΦ= ₋ N
Dengan:
A: Luas penampang kumparan (m²)
B: Kuat medan magnet (Tesla)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
LEMBAR PENGAMATAN
Kelompok :3
Praktikum : Fisika Dasar
Modul Percobaan : Induksi Elektromagnetik
Tanggal Praktikum : 15 November 2021
Dosen Pembimbing : Hibrah Lukman, MT
Analis/Asisten : Faldi Lulrahman, MT
Adapun hasil pengamatan pada pratikum ini adalah sebagai berikut:
1.Pengamatan magnet (memasuki) kumparan 600 lilitan (ohm 100)
Kutub Gerakan Posisi jarum galvanometer Arah
Magnet Magnet simpangan
Utara Diam 50+10+10+10+10 Kiri=1
=18
5
Kanan=4
Lambat (2d) 20+20+20+ 40+20 Kiri=4
=24
5
Kanan=1
Cepat (1d) 100+50+100+100+180 Kiri=5
=126
5
Selatan Diam 100+150+150+130+100 Kanan=5
=126
5
Lambat (2d) 120+90+90+ 90+100 Kanan=5
=98
5
Cepat (1d) 160+170+170+180+180 Kanan=5
=172
5
2.Pengamatan magnet (memasuki) kumparan 600 lilitan (ohm 2400)
Kutub Gerakan Posisi jarum galvanometer Arah
Magnet Magnet simpangan
Utara Diam 40+ 40+40+ 40+ 40 Kiri=5
=40
5
Lambat (2d) 70+60+70+70+70 Kanan=5
=68
5
Cepat (1d) 40+ 40+40+ 40+ 40 Kiri=5
=40
5
Selatan Diam 40+60+ 60+60+60 Kanan=5
=56
5
Lambat (2d) 80+70+ 40+40+ 40 Kanan=2
=54
5
kiri=3
Cepat (1d) 50+50+50+60+70 Kanan=5
=56
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat pada pratikum kali ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengamatan magnet memasuki kumparan 300 lilitan (ohm 100)