Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA 1

PERCOBAAN K1
KOEFISIEN MUAI PANJANG

Hari/Tanggal : Senin, 16 November 2015 Pukul : 07.00 -08.40

Oleh :
INTEN FIRDHAUSI WARDHANI
NIM 081511733028

Anggota Kelompok :
1. Mohammad Habib Hamdani NIM 081511733029
2. Rr. Putri Amaristya P. NIM 081511733030

Dosen : Dr.Suryani Dyah Astuti, S.Si, M.Si


Asisten : Moh. Nurul Yaqin

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015
PERCOBAAN K1
KOEFISIEN MUAI PANJANG

I. TUJUAN
Menentukan koefisien muai panjang batang logam besi (Fe), aluminium (Al), dan
tembaga (Cu).

II. DASAR TEORI


Sebuah batang logam jika dipanaskan pada suhu tertentu akan mengalami
pertambahan panjang. Fenomena ini disebut dengan pemuaian panjang.Nilai pertambahan
panjang per panjang mula-mula batang ini berbanding lurus dengan koefisien muai
panjang (α) dan kenaikan suhunya. Jika batang panjang logam pada suhu 0˚C adalah 𝑙0 ,
dan pada suhu T˚C adalah l maka :
𝑙 = 𝑙0 (1 + 𝛼𝑇)
Keterangan : T = Perubahan suhu benda (˚C)
l = Panjang akhir (m)
𝑙𝑜 = Panjang awal (m)
α = Koefisien muai panjang (/˚C)
Melalui persamaan tersebut koefisien muai panjang logam dapat ditentukan. Berikut ini
gambar peranti percobaan muai panjang.

Gb. Piranti muai panjang

Koefisien muai panjang suatu benda adalah perbandingan antara pertambahan


panjang terhadap panjang awal benda persatuan kenaikan suhu .Jika suatu benda padat
dipanaskan maka benda tersebut akan memuai ke segala arah, dengan kata lain
bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Alat untuk
membandingkan muai panjang dari berbagai logam adalah maschenbrock. Ketika tiga
batang logam yang berbeda jenis (tembaga, almunium, besi) dan sama panjang walaupun
panjang dari ketiga logam sama dengan mengalami kenaikan suhu yang sama .tetapi
pertambahan panjangnya berbeda.

Peristiwa yang mengikuti penambahan temperature pada bahan adalah perubahan


ukuran dan keadaanya. Keadaan temperature akan mengakibatkan terjadinya penambahan
jarak rata-rata atom bahan. Hal ini mengakibatkan terjadinya pemuaian (ekspensi) pada
seluruh padatan tersebut. Perubahan pada dimensi linier disebut sebagaimuai linier, jika
penambahan temperatur ΔT adalah penambahan panjang ΔT, untuk penambahan
temperatur yang kecil, maka pertambahan panjang pada tempertur (l) akan sebanding
dengan perubahan temperature dengan panjang muai. (lo).
III. ALAT DAN BAHAN
1. Piranti percobaan muai panjang, terdiri dari :
a. Batang pipa logam
b. Jarum skala
c. Pipa skala
2. Mistar
3. Termometer
4. Jangka sorong
5. Erlenmeyer
6. Pipa plastic uap air panas
7. Gelas beaker
8. Kompor listrik
9. Air pemanas

IV. PROSEDUR
1. Mengeraskan semua sekrup di setiap ujung batang sambil memperhatikan posisi
ujung jarum pada papan skala.
2. Mengukur jarak (𝑙1) sekrup ke sekrup dengan mistar, panjang jarumskala (l)
dengan mistar, jarak (r) dengan ujung belakang jangka sorong, serta catat posisi
ujung jarum skala dan suhu AC (𝑇1 ).
3. Menghubungkan pipa plastic keujung pipa batang logam. Panaskan air dalam
Erlenmeyer sampai mendidih, kemudian membiarkannya selama kira-kira 5 menit.
4. Mengamati dan mencatat posisi ujung jarum pada papan skala. Besar pergeseran
posisi jarum skala menyatakan nilai a.
5. Mencatat suhu 𝑇2 ′ pada thermometer bejana didih, dan suhu 𝑇2 ′′ pada ujung akhir
𝑇2′ + 𝑇2′′
batang logam. Suhu batang setelah dipanasiditentukan dari : 𝑇2 = 2
𝑎𝑟
6. Pertambahan panjang batang logam dinyatakan oleh : 𝑥 = 𝑙
V. DATA HASIL PENGAMATAN

Bahan L1 L r T1 T2 ’ T2 ” Posisi-1 Posisi-2


Besi 70,5 25,7 0,9325/2 16 103 90 25 26,8
Alumunium 70,5 25,7 0,8/2 16 103 90 25 28,3
Tembaga 70,5 25,7 0,815/2 16 103 90 25 27,5

VI. ANALISIS DATA


VII. PEMBAHASAN
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
IX. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai