Tujuan
- Menentukan kalor jenis dari kuningan dengan kalorimetri - Menentukan koefisien muai linier dari kuningan
Dasar Teori
A. Thermal Equilibrium Kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Jika suatu benda menerima atau melepaskan kalor maka temperatur zat tersebut akan berubah. Besar perubahan temperatur pada benda berbanding lurus dengan besarnya kalor yang diserap atau yang dilepas benda. Kalor jenis merupakan kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu dari satuan massa dari suatu benda, sehingga dapat dirumuskan:
Tiap zat memiliki kalor jenis yang berbeda. Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk kalorimetri, yaitu proses pengukuran kalor yang terlibat dari suatu reaksi kimia atau perubahan fisik. Kalorimeter dapat juga digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Beberapa jenis kalorimeter yang sering dipakai antara lain, kalorimeter aluminium, kalorimeter elektrik, kalorimeter gas, dan kalorimeter bom. Hukum kekekalan energi menyatakan kalor yang dilepas dari suatu benda sama dengan kalor yang diterima oleh benda lain dalam suatu sistem, atau dapat diformulasikan sebagai berikut:
B. Thermal Equilibrium
Pemuaian Panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Suatu batang
logam jika dipanaskan atau didinginkan, panjangnya akan berubah dan perubahannya akan berbanding lurus dengan perubahan suhu dan panjang awal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa: , di mana adalah koefisien muai linier.
Metodologi
A. Thermal Equlibrium 1. Ukur massa balok kuningan (mB) dengan neraca tiga lengan. 2. Ukur massa dari air (mw), kemudian masukkan ke kalorimeter dan ukur suhu air dengan thermometer. 3. Panaskan balok kuningan sampai bersuhu 50oC (TB), kemudian masukkan secepatnya ke dalam air yang ada pada kalorimeter. 4. Ukur suhu akhir air dan balok pada calorimeter. 5. Eksperimen dilakukan sebanyak 3 kali.
B. Thermal Expansion 1. Letakkan batang kuningan pada Musschenbroek apparatus 2. Ukur suhu awal dan panjang awal dari batang kuningan. 3. Panaskan batang kuningan di atas burner yang sudah dinyalakan. 4. Pada waktu yang bersamaan, ukur suhu dan pertambahan panjang dari batang kuningan. 5. Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali. 6. Eksperimen dilakukan 3 kali.
1 2 3
B. Thermal Expansion Actual value of the coefficient of linear expansion of copper: 1. L0 = 200 mm
No
T (K)
1 2 3 4 5 6
0 4 5 6 8 10
1st Experiment
1.2 1 0.8 0.6 L (mm) 0.4 0.2 0 -0.2 0 5 T (K) 10 15 L Linear (L) L = 0.105T - 0.082
2. L0 = 200 mm
No
T (K)
L (mm)
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Kondisi awal
1 2 3 4 5 6
0 3 5 7 9 12
2nd Experiment
1.2 1 0.8 0.6 L = 0.087T - 0.021
L (mm)
L Linear (L)
T (K)
3. L0 = 200 mm
No
T (K)
L (mm)
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Kondisi awal
1 2 3 4 5 6
0 3 5 7 9 12
3rd Experiment
1.2 1 0.8 L = 0.078T - 0.009
L (mm)
T (K)
Kesimpulan
Data yang diperoleh tidak akurat sehingga kalor jenis dan koefisien muai panjang yang didapatkan berbeda jauh dari theoretical value keduanya.
Daftar Pusaka F.X. Widyasmara, S. T., Drs. Ambrosius Sutarja, Anne M. Sirait, S. Si. (2011). Handout For Physics Course Grade X. Tangerang, Banten: SMA Santa Laurensia F.X. Widyasmara, S. T., Drs. Ambrosius Sutarja, Anne M. Sirait, S. Si. (2013). Handout For Physics Guide Grade XII. Tangerang, Banten: SMA Santa Laurensia