Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Dalam kehidupan kita, kita sering sekali menggunakan beberapa perangkat untuk memanaskan makanan dan minuman kita, tidak hanya itu, kita juga sering mendinginkan makanan dan minuman tersebut. Hal ini erat kaitan nya dengan perubahan suhu yang terjadi. Salah satu contoh peralatan itu ialah, magic jar (penanak nasi), teko listrik dan dispenser. Hal ini disebabkan karena faktor dari sensor suhu yang terdapat dalam tubuh dari perangkat-perangkat diatas. Sensor suhu berfungsi untuk mengubah temperatur/suhu menjadi beda potensial listrik. Beberapa dari contoh sensor suhu yang sering kita ketahui yaitu thermocouple dan thermistor. 2. Tujuan Mengamati Watak Thermometer air raksa dan thermistor jenis NTC BAB II DASAR TEORI Dalam Geofisika, pengukuran suhu sebagai fungsi tempat dilakukan pada survey fotermal dan pengukuran daya hantar panas batuan. Sensor suhu yang digunakan bisa sensor suhu mekanik dan sensor suhu elektronk. Thermometer air raksa merupakan salah satu sensor mekanik. Air raksa mengkonversi suhu menjadi panjang. Merupakan sifat fisis suatu benda, yang akan memuai bila suhunya naik dan akan menyusut bila suhunya turun. Beberapa sensor suhu elektronik antara lain: Resistance Type Berupa logam, hambatannya semakin tiggi bila suhunya naik, contoh : platinum resistance Thermistor Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik yang berbanding terbalik dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, semakin kecil resistansi. Thermistor menggunakan bahan semikonduktor, bersifat sebagai thermal resistor, contoh: PTC (Positive Temperature Coefficient of Resistance, hambatannya akan naik bila suhunya naik) dan NTC (Negative Temperature Coefficient of Resistance, hambatannya akan turun bila suhunya naik).

Thermocouple Sambungan dua macam logam, memberikan ggl, semakin tinggi suhu semakin tinggi ggl yang dihasilkan BAB III METODE EKSPERIMEN

1. Alat dan Bahan Thermometer air raksa NTC tipe 1 (thermistor) NTC tipe 2 (thermocouple) Box Logam dengan Pemanas Multimeter (sebagai ohmmeter dan voltmeter) Kabel penghubung

2. Skema

Thermometer air raksa NTC Tipe 1

NTC Tipe 2

Box Logam Dengan Pemanas

3. Tata Laksana Pasang rangkaian sesuai skema Hidupkan kedua multimeter dan set pada pengukuran hambatan Pasang kabel power

Amati kenaikan suhu yang terjadi : catat nilai suhu pada thermometer air raksa setiap kenaikan suhu celcius dan catat pula nilai hambatan yang dihasilkan pada kedua NTC

Analisis data yang dihasilkan, amati apakah perubahan nilai hambatan (pada NTC tipe 1 maupun tipe 2) linier terhadap perubahan suhu yang dihasilkan thermometer air raksa atau tidak BAB IV DATA, GRAFIK DAN PERHITUNGAN

1. Data No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Temperature (T) (celcius) 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 Suhu Naik R (ohm) 7.65 7.05 6.51 6.09 5.79 5.50 5.22 4.96 4.76 4.53 4.33 4.13 3.96 3.79 3.63 3.48 3.32 3.19 3.06 2.94 V (volt) 0 0.1 0.2 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 0.5 0.6 0.6 0.7 0.7 0.8 0.8 0.9 0.9 1.0 1.0 1.1 Suhu Turun R (ohm) 6.97 6.66 6.36 6.11 5.84 5.59 5.33 5.11 4.92 4.73 4.53 4.35 4.16 3.98 3.83 3.66 3.49 3.33 V(volt) 0.1 0.2 0.2 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 0.5 0.5 0.6 0.6 0.7 0.7 0.8 0.8 0.9 0.9

2. Grafik

BAB V PEMBAHASAN Pada praktikum ini praktikan menggunakan metode pengamatan langsung, dimana praktikan mengamati secara langsung gejala yang terjadi saat suhu menerima tenaga lisrik dan mengalami perubahan sifat dari mekanik menjadi listrik sehingga disebut sebagai sensor suhu. Dimana pada praktikum ini dicatat nilai tegangan (ggl) dan hambatan untuk kemudian di cek hubungannya dengan nilai temperature. Dalam hal ini hubungan antara hambatan (R) dengan temperature (T) adalah hubungan terhadap thermistor, dimana setelah di lakukan pengambilan data dan didapati nilai yang linar dimana terdapat nilai T (temperature) berbanding terbalik dengan R (hambatan), semakin besar nilai temperature akan semakin kecil nilai hambatan. Hal ini telah sesuai dengan dasar teori yang diberikan, dari grafik yang telah di buat juga telah menunjukkan hubungan linear antara hambatan dan suhu dimana ketika suhu besar maka hambatannya akan mengecil, semua titik dapat masuk ke dalam grafik yang telah dibuat praktikan. Sedangkan hubungan antara ggl (V) dengan temperature (T) adalah hubungan terhadap thermocouple, setelah praktikan melakukan pengambilan data dan didapati nilai yang linear dimana terdapat nilai T (temperature) berbanding lurus dengan V (ggl), semakin besar nilai temperature akan semakin besar pula nilai ggl nya. Hal ini telah sesuai dengan dasar teori yang diberikan, dari grafik yang telah di buat juga telah menunjukkan hubungan linear antara ggl dan suhu dimana ketika ggl nya semakin besar maka nilai dari suhunya juga semakin membesar, tidak semua titik dapat masuk ke dalam grafik yang telah dibuat praktikan hal ini mungkin disebabkan oleh skala yang kurang ideal yang ditunjukkan oleh praktikan. Dalam hal ini terdapat nilai hambatan dan ggl yang berbeda saat suhu turun dan suhu naik, hal ini mungkin disebabkan karena kekurangtelitian praktikan saat melakukan pembacaan suhu pada thermometer dan mungkin dipengaruhi oleh efek panas yang diterima oleh box pemanas dari listrik dan efek panas yang keluar dari box pemanas setelah tidak dihubungkan dengan listrik.

BAB VI KESIMPULAN 1. Thermistor berbanding terbalik dengan hambatan (resistansi) 2. Thermocouple berbanding lurus dengan ggl 3. Hubungan hambatan terhadap temperature bersifat linear 4. Hubungan ggl terhadap temperature bersifat linear 5. Sensor suhu berfungsi mengubah suhu menjadi beda potensial listrik (mekanik menjadi elektrik) BAB VII DAFTAR PUSTAKA 1. http://m-edukasi.net/online/2008/jenissensor/sensor%20suhu%20dan%20fungsinya.html

Anda mungkin juga menyukai