Anda di halaman 1dari 12

Praktikum KSK - Laboratorium Sistem Kontrol

Modul I
Sensor Suhu dan Flow

1. Tujuan

1. Menjelaskan prinsip cara kerja sensor suhu dan flow.


2. Menjelaskan karakteristik dari sensor suhu dan flow.

2. Alat – alat

1. SensorsuhuPt 100 8. Power Supply (2buah)


2. Sensor suhu LM35 9. Osiloskop
3. Sensor suhuThermocouple 10. GelasUkur
4. Sensor flow(Drinkbrook DBS026) 11. Pompa DC
5. Stopwatch 12. CapitBuaya
6. Pemanas Air
7. Multimeter (2 buah)

3. Landasan Teori

Temperatur dan flow seringkali menjadi komponen penting yang perlu diketahui dalam
sebuah proses kontrol.Sensor suhu dan flow dapat membantu dalam mengukur nilai temperatur
dan kecepatan aliran fluida / gastersebut secara tepat.

Temperatur suatu benda dapat diukur dari nilai energi panas yang dimiliki benda tersebut.
Molekul – molekul benda akan bervibrasi dan menghasilkan energi pada saat terkena panas.
Rata – rata energi panas dari molekul – molekul tersebut yang kemudian diukur dengan
menggunakan sensor.

Pengukuran aliran fluida dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Pengukuran kuantitas
2. Pengukuran laju aliran

Berdasarkan prinsip kerjanya, cara pengukuran laju aliran dibagi berdasarkan


electromagnetic,rotameter (variable-area meters), mechanical, ultrasonic, vortex, dan yang
paling sering digunakan adalah differential pressure yang metodenya terbagi atas:
(a)Orifice plate,

1/12
KSK/PRODITE/UKM/2020
Praktikum KSK - Laboratorium Sistem Kontrol

(b)venturi tube,
(c)flow nozzle dan
(d) pitot tube
Bagian 3.1 sampai dengan bagian 3.5 akan membahas mengenai beberapa jenis sensor
suhu dan sensor flow.

3.1. Sensor Thermocouple

Berasal dari kata “Thermo” yang berarti energi panas dan “Couple” yang berarti
pertemuan dari dua buah benda. Thermocouple adalah tranduser aktif suhu yang tersusun
dari dua buah logam berbeda jenis dengan titik pembacaan pada pertemuan kedua logam dan
titik yang lain sebagai output-nya. Sensor thermocouple ini bekerja dengan menggunakan
prinsip thermoelectric. Sensor ini dibuat dengan menghubungkan dua buah logam yang
berbeda pada ujungnya seperti pada Gambar 2.1.

Pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck.
Dalam percobaannya, Seebeck menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian.
Di titik perhubungan kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika ujung
logam lainnya dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak. Hal ini terjadi karena adanya
aliran elektron yang disebabkan oleh perbedaan kemampuan dari kedua logam dalam
melepaskan elektron. Akibat adanya hal ini, maka timbul suatu medan magnet. Medan
magnet ini dapat diukur dan perubahannya sebanding dengan perubahan panas yang terjadi.
Keberadaan medan magnet inilah yang kemudian dapat menggerakkan jarum kompas.
Fenomena tersebut kemudian dikenal dengan efek seebeck.

Grafik thermocouple penemuan Seebeck ini memberikan inspirasi pada Jean Charles
Peltier untuk melihat kebalikan dari fenomena tersebut. Beliau mengalirkan listrik pada dua
buah logam berbeda jenis yang direkatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik
dialirkan, terjadi penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan
panas pada sambungan yang lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini akan berbalik arah
jika arah arus dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun 1934 ini kemudian dikenal dengan
efek peltier. Sir William Thomson, menemukan arah arus mengalir dari titik panas ke titik
dingin dan sebaliknya. Efek seebeck, peltier, dan thomson inilah yang kemudian menjadi
dasar pengembangan teknologi termoelektrik.

2/12
KSK/PRODITE/UKM/2020
Praktikum KSK - Laboratorium Sistem Kontrol

Gambar2.1 Logam A dan B yang dihubungkandan menimbulkan efek Seebeck

Beberapa contoh penggunaan thermocouple yang biasa digunakan :


● Untuk mengukur suhu bearing motor penggerak.
● Untuk mengukur suhu ruangan pada sebuah tanki.
● Untuk mengukur suhu produksi karet / gum yang ada di dalam sebuah mixer.

Beberapa jenis thermocouple yang tersedia di pasaran saat ini :

● Tipe K {Chromel (Ni-Cr alloy)/Alumel (Ni-Al alloy)}, digunakan untuk mengukur rentang
suhu antara -200°C hingga +1350°C.
● Tipe E {Chromel/Constantan (Cu-Ni alloy)}. Tipe ini memiliki output yang besar (68
µV/°C) dan memiliki rentang pengukuran -50 hingga+740 oC
● Tipe J (Iron/Constantan), hanya digunakan untuk mengukur rentang suhu -40°C sampai
+750°C sehingga jarang digunakan dibanding dengan tipe K. Tipe J memiliki sensitivitas
sekitar 52 µV/°C.
● Tipe N {Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy)/Nisil (Ni-Si alloy), tipe ini sangat stabil dan memiliki
resistansi yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe ini cocok untuk pengukuran suhu
yang tinggi. Tipe ini dapat mengukur suhu di atas 1200°C. Sensitivitasnya sekitar 39 µV/°C
pada 900°C.
● Tipe T (Copper/Constantan), cocok untuk pengukuran antara -200°C hingga +350°C. Tipe
ini mempunyai sensitivitas ~43 µV/°C.
● Tipe B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh), cocok untuk mengukur suhu di atas 1800°C. Tipe ini
memberi output yang sama pada suhu 0°C hingga 42°C sehingga tidak dapat dipakai di
bawah suhu 50°C.
● Tipe R (Platinum dengan 7% Rhodium), cocok mengukur suhu sampai 1600°C.
Sensitivitasnya rendah yaitu sekitar 10 µV/°C dan harganya yang sangat mahal membuat
termokopel tipe ini jarang digunakan untuk tujuan umum.
● Tipe S (Platinum dengan 10% Rhodium), tipe ini sama halnya dengan tipe R.

3/12
KSK/PRODITE/UKM/2020
Praktikum KSK - Laboratorium Sistem Kontrol

Termokopel cocok digunakan untuk mengukur suatu sistem yang memiliki rentang
suhu yang luas. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran dimana perbedaan suhu yang
kecil harus diukur dengan akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang suhu 0°C hingga 100 °C
dengan keakuratan 0,1 °C. Untuk aplikasi seperti ini, sensor lain seperti RTD lebih cocok
digunakan.

3.2. Sensor Pt 100

Sensor Pt 100 merupakan salah satu jenis sensor RTD (Resistance – Temperature
Detector) yang terbuat dari bahan platinum. RTD itu sendiri dapat terbuat dari berbagai
macam logam selain platinum seperti nickel, chopper, dan beberapa jenis logam
lainnya.Prinsip kerja dari sensor ini memanfaatkan sifat bahan metal yang pada umumnya
memiliki nilai resistansi yang meningkat pada saat temperatur di lingkungan sekitar sensor
bertambah.

Pt100 merupakan jenis sensor RTD yang sampai saat ini banyak digunakan. Pemberian
nama Pt 100 memiliki makna yaitu, “Pt” mengindikasikan sensor ini terbuat dari bahan
platinum, dan “100” yang artinya sensor ini memiliki nilai resistansi 100 Ω pada suhu 0⁰C

Persamaan (2.1) adalah persamaan matematis nonlinear kuadratikyang dapat digunakan


untuk menentukan resistansi dari Pt 100 secara teoritis :

Rt = Ro ( 1 + AT + BT² ) .......................Persamaan (2.1)

Rumus diatas berlaku untuk rentang suhu (T) 0ºC sampai 850ºC, dengan

● Ro = Resistansi pada 0ºC = 100Ω


● A = 3.9083 x 10-3 ºC
● B = - 5.775 x 10-7 ºC

Rumusan pada persamaan (2.1) pada kenyataannya tidak terlalu sering digunakan,
karena sensor ini lebih banyak digunakan untuk pengukuran dibawah suhu 150⁰C. Untuk
pengukuran dibawah suhu 150⁰C, dapat digunakan Persamaan (2.2)

R Pt100= 100 + ( T x 0,385 ) Ω ....................Persamaan (2.2)

Karakteristik Pt100 antara lain :

1. Pada suhu 0oC memiliki resistansi 100Ω


2. Sensitivitas sebesar ±0,385 Ω / oC
3. Respon cukup cepat terhadap perubahan suhu
4. Dapat mengalami self heating jika dialiri arus lebih dari 1mA

4/12
KSK/PRODITE/UKM/2020
Praktikum KSK - Laboratorium Sistem Kontrol

5. Merupakan tipe sensor pasif (tidak memerlukan power supply pada saat bekerja)
6. Output berupa resistansi yang akan meningkat dengan meningkatnya suhu pengukuran

Gambar 2.2 Sensor Pt 100

3.3. Sensor LM35

Sensor LM35 merupakan sensor temperaturyang memiliki perubahan tegangan


keluaranyang sebanding terhadap perubahan suhu, yaitu ±10 mV/ oC. Sensor ini tersedia
dalam beberapa tipe dan dikelompokkan menjadi dua bentuk. Bentuk pertama adalah
menyerupai transistor yang memiliki tiga pin. Bentuk lainnya adalah IC yang memiliki 8 pin.
Gambar 2.3 merupakan gambar sensor dengan tipe LM35DZ.

Gambar 2.3 Sensor termal LM35DZ

Gambar 2.4 menunjukkan cara koneksi terhadap sensor. Tegangan supply yang dapat
digunakan bernilai 4 sampai dengan 30V. Tegangan keluaran diukur pada pin ‘Vout’ dan
temperatur yang dapat terukur dapat mencapai nilai 100 oC.

Gambar 2.4 Koneksi sensor LM35DZ

5/12
KSK/PRODITE/UKM/2020
Praktikum KSK - Laboratorium Sistem Kontrol

Beberapa karakteristik dari sensor ini LM35DZ adalah:


a. Akurasi 0,5oC (pada suhu 25oC)
b. Range 0 s/d 100oC
c. Bekerja pada tegangan 4 s/d 30V
d. Impedansi output rendah (0,1 Ω untuk beban sebesar 1mA)
e. Current Drain dibawah 60 µA
f. Standard kalibrasi dalam satuan Celcius.

3.4. Sensor DS18B20

Jika tiga sensor suhu sebelumnya merupakan jenis sensor suhu analog, maka akan
berbeda untuk jenis sensor DS18B20. Sensor DS18B20 merupakan salah satu jenis sensor
digital yang mengukur perubahan suhu (dalam derajat Celcius) dengan resolusi sebesar 9 bit
sampai 12 bit. Komunikasi sensor ini dilakukan melalui 1-Wire bus yang artinya hanya
membutuhkan sebuah kabel sebagai jalur data (transmit dan receive) untuk berkomunikasi
dengan microprocessor. Dapat beroperasi pada rentang suhu -55°C sampai +125°C dan
memiliki akurasi sebesar ±0.5°C jika pengukuran dilakukan pada rentang -10°C sampai
+85°C. Setiap sensor DS18B20 memiliki 64-bit serial kode yang unik, yang memungkingkan
banyak sensor DS18B20 dapat difungsikan pada satu buah bus data yang sama. Sensor ini
juga dilengkapi dengan alarm yang berguna untuk memudahkan identifikasi apabila ada
perangkat yang mengukur suhu diluar rentang yang diinginkan.

Gambar 2.5 menunjukkan koneksi dari sensor. Tegangan supply yang dapat digunakan
bernilai 3V sampai dengan 5.5V.

Gambar 2.5 Koneksi sensor DS18B20

6/12
KSK/PRODITE/UKM/2020
Praktikum KSK - Laboratorium Sistem Kontrol

3.5. Sensor Flow

Sensor flow berfungsi untuk mengukur kecepatan aliran dengan mengubah besaran
jumlah volume air per satuan waktu yang masuk ke sensor menjadi sinyal tegangan.Keluaran
yang dihasilkan berupa sinyal dengan nilai frekuensi yang berubah – ubah sesuai dengan
kecepatan aliran yang diukur.

Gambar 2.6 Flow Sensor

Model sensor flow yang dipakai pada percobaan adalah tipe DBS026, seperti terlihat
pada Gambar 2.6. Karakteristik DBS026 ini dapat menghasilkan 800 pulsa setiap liter air
yang mengalir sehingga dapat diketahui laju aliran.Dalam perhitungan pulsanya, sensor ini
menggunakan fototransistor dan supply untuk sensor ini menggunakan tegangan dengan
rentang 6V sampai 9V. Sensor flow ini biasanya digunakan untuk mengukur aliran fluida,
contohnya minuman bir, wine, dan lain sebagainya.

7/12
KSK/PRODITE/UKM/2020
Praktikum KSK - Laboratorium Sistem Kontrol

Referensi :

http://rezero.blogspot.com/2013/12/rtd-resistance-temperature-detector-dan.html

http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/06/tipe-tipe-termokopel-dan-penggunaan.html

http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/sensor-suhu-thermocouple/

http://www.drinkbrook.co.uk/Pages/dbs0265.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Flow_sensor

http://maniacinstrument.wordpress.com/2012/06/06/thermocouple/#more-75

http://www.flowmeters.com/

http://en.wikipedia.org/wiki/Thermocouple

http://en.wikipedia.org/wiki/Resistance_thermometer

http://www.facstaff.bucknell.edu/mastascu/elessonshtml/Sensors/TempLM35.html

http://www.ti.com/lit/ds/symlink/lm35.pdf

8/12
KSK/PRODITE/UKM/2020
Praktikum KSK - Laboratorium Sistem Kontrol

Modul II
Lembar Kerja

Gambar 2.7 Kit Sensor Suhu Gambar 2.8 Kit Sensor Flow

1. Mengamati Karakteristik Sensor Thermocouple


Lakukan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Isi gelas ukur dengan 800 mL air.
2. Hubungkan sensor thermocouple pada multimeter yang telah disediakan.
3. Masukkan heater, thermometer dan thermocouple ke dalam gelas ukur, lalu ukur suhu
pada air dengan 5 kondisi waktu yang berbeda.
4. Untuk menghitung akurasi, dapat dilihat pada bagian 5.
5. Catat data tersebut pada Tabel berikut:

Waktu (menit) SuhuTermometer Suhu thermocouple Akurasi


(oC) (oC)

9/12
KSK/PRODITE/UKM/2020
Praktikum KSK - Laboratorium Sistem Kontrol

6. Gambarkan grafik suhutermometer terhadap suhuthermocouple dari data yang telah


didapatkan. Berikan pula kesimpulan daridata dangrafik yang diperoleh!

2. Mengamati Karakteristik Sensor LM35DZ


Lakukan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Isi gelas ukur dengan 800 mL air.
2. Hubungkan kabel merah pada VCC5V dan kabel hitam pada ground.
3. Panaskan air, dekatkan LM35 kepermukaan air
4. Ukur tegangan sensor (kabelkuning) pada5 kondisi waktu yang berbeda.
5. Untuk menghitung nilai Akurasi dan Suhu LM35, dapat dilihat pada bagian 5.
6. Catat data tersebut pada Tabel berikut:

Waktu Suhu Tegangan Suhu Akurasi


(menit) Termometer(oC) LM35 (V) LM35(oC)

7. Gambarkan grafik suhutermometer terhadap suhu LM35 dari data yang telah
didapatkan. Berikan pula kesimpulan dari data dangrafik yang diperoleh!

3. Mengamati Karakteristik Sensor Pt 100


Lakukan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Hubungkankabelmerahdansalahsatukabelkuningkemultimeter.
2. Ukur resistansi sensor Pt 100 pada 5 kondisi waktu yang berbeda.
3. Untuk menghitung Akurasi dan Suhu Pt100, dapat dilihat pada bagian 5

10/12
KSK/PRODITE/UKM/2020
Praktikum KSK - Laboratorium Sistem Kontrol

4. Catat data tersebut pada Tabel berikut:

Waktu Suhu Resistansi Suhu Akurasi


(menit) Termometer(oC) Pt100 (Ω) Pt100(oC)

5. Gambarkan grafik suhutermometer terhadap suhu Pt100 dari data yang telah didapatkan.
Berikan pula kesimpulan dari data dangrafik yang diperoleh!

4. MengamatiKarakteristikSensorFlow Tipe Drinkbrook DBS026


Lakukanlangkah – langkahsebagaiberikut:
1. Hubungkanpompa DC dengantegangansupply.
2. Hubungkanpompa DC dengan sensor flowdenganbantuanselang yang telahdisediakan.
3. Hubungkankabelmerahpada sensor flowdengan VCC 5 volt dankabelhitampada Ground.
4. Aturkecepatanflowdenganmengubahbesartegangansupply yang diberikanpada motor DC
danukurdebitnya.
5. Amati frekuensi yang dihasilkan sensor denganmenggunakanosiloskop, lalucatat.
6. Catat waktu yang diperlukan sampai air yang dikeluarkan sebanyak 2 Liter.
7. Untuk menghitung jumlah pulsa, dapat dilihat pada bagian 5.
8. Catat data tersebutpadaTabelberikut:

Teg. Input Waktu Debit Frekuensisensor JumlahPulsa


pompa (V) (L/detik) (Osiloskop, Hz)

10

11/12
KSK/PRODITE/UKM/2020
Praktikum KSK - Laboratorium Sistem Kontrol

9. BerikankesimpulanAnda!

5. Rumus-Rumus Yang Diperlukan Selama Praktikum


| 𝑆𝑢ℎ𝑢𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖 −𝑆𝑢ℎ𝑢𝑢𝑘𝑢𝑟 | 𝑥 100%
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑆𝑢ℎ𝑢𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖

𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 100% − 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟


𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎 = 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑎 1 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎

2 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
𝐷𝑒𝑏𝑖𝑡 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢

𝑉𝐿𝑀35
𝑆𝑢ℎ𝑢 𝐿𝑀35 (°𝐶 ) = 10 𝑥 10−3

𝑅𝑃𝑡100 −100
𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑃𝑡100 (℃) = 0,385

12/12
KSK/PRODITE/UKM/2020

Anda mungkin juga menyukai