Anda di halaman 1dari 18

Mapel Penerapan Rangkaian Elektronika

SENSOR SUHU
(THERMOCOUPLE,
TERMISTOR, LM35,
RTD)
SENSOR SUHU
 Sensor ini bekerjanya karena adanya
perubahan suhu disekitar sensor, hasil
pendeteksian berupa sinyal bukan listrik
diubah menjadi sinyal listrik, biasanya
berupa tegangan listrik.
 Sensor suhu mempunyai beberapa model dan
jenis contoh sensor suhu yang ada di
pasaran, diantaranya PTC, NTC, PT100,
LM35, dan thermocouple
THERMOCOUPLE
 Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang
digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui
dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada
ujungnya sehingga menimbulkan efek “Thermo-electric”
 Efek Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan oleh
seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann
Seebeck pada Tahun 1821, dimana sebuah logam
konduktor yang diberi perbedaan panas secara gradient
akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan
listrik diantara dua persimpangan (junction) ini dinamakan
dengan Efek “Seeback”.
PRINSIP KERJA THERMOCOUPLE
 Pada dasarnya thermocouple terbuat dari dua buah logam
yang berbeda jenis yang digabung pada salah satu
ujungnya sebagai titik pengukur suhu
 Ketika sambungan tersebut mendeteksi perubahan suhu
yang besar maka pada ujung-ujung logam yang terbuka
(tidak tersambung) akan terjadi perbedaan tegangan.
JENIS-JENIS THERMOCOUPLE
 Termokopel Tipe E
Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium
Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200˚C – 900˚C
 Termokopel Tipe J
Bahan Logam Konduktor Positif : Iron (Besi)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : 0˚C – 750˚C
 Termokopel Tipe K
Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium
Bahan Logam Konduktor Negatif : Nickel-Aluminium
Rentang Suhu : -200˚C – 1250˚C
 Termokopel Tipe N
Bahan Logam Konduktor Positif : Nicrosil
Bahan Logam Konduktor Negatif : Nisil
Rentang Suhu : 0˚C – 1250˚C
 Termokopel Tipe T
Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200˚C – 350˚C
 Termokopel Tipe U (kompensasi Tipe S dan Tipe R)
Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Copper-Nickel
Rentang Suhu : 0˚C – 1450˚C
TERMISTOR
 Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen
atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu.
 Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai
tahanan atau hambatan ( resistance) jika suhu atau
temperatur yang mengenai termistor ini berubah
 Termistor hanya dalam rentang suhu yang terbatas sekitar
- 90⁰ C sampai 130⁰ C
JENIS TERMISTOR DAN
SIMBOLNYA
 PTC (Positive Temperature Coefficient)
Jenis termistor yang nilai resistansinya meningkat dengan meningkatnya
suhu
 NTC (Negative Temperature Coefficient )
Jenis termistor yang tahanannya atau resistansinya menurun ketika suhu
meningkat
GRAFIK KARAKTERISTIK PTC DAN NTC
LM 35
 Sensor suhu LM35 adalah komponen
elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran
listrik dalam bentuk tegangan.
GAMBAR RANGKAIAN
 Gambar di bawah adalah gambar skematik rangkaian dasar
sensor suhu LM35-DZ. Rangkaian ini sangat sederhana dan
praktis. Vout adalah tegangan keluaran sensor yang
terskala linear terhadap suhu terukur, yakni 10 milivolt per
1 derajad celcius. Jadi jika Vout = 530mV, maka suhu
terukur adalah 53 derajad Celcius.Dan jika Vout = 320mV,
maka suhu terukur adalah 32 derajad Celcius
KARAKTERISTIK SENSOR LM35
 memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor
skala linier antara tegangan dan suhu 10
mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi
langsung dalam celcius.
 memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi
yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC,
 memiliki jangkauan maksimal operasi suhu
antara -55 ºC sampai +150 ºC,
 bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt,
GRAFIK KARATERISTIK LM35
RTD (RESITANCE THERMAL DETECTOR)
 RTD yang merupakan singkatan dari
Resistance Temperature Detector adalah
sensor suhu yang pengukurannya
menggunakan prinsip perubahan resistansi
atau hambatan listrik logam yang
dipengaruhi oleh perubahan suhu.
KONSTRUKSI RTD
PRINSIP KERJA RTD (PT100)
 Ketika suhu elemen RTD meningkat, maka
resistansi elemen tersebut juga akan
meningkat. Dengan kata lain, kenaikan suhu
logam yang menjadi elemen resistor RTD
berbanding lurus dengan resistansinya.
elemen RTD biasanya ditentukan sesuai
dengan resistansi mereka dalam ohm pada
nol derajat celcius (0⁰ C). Spesifikasi RTD
yang paling umum adalah 100 Ω (RTD PT100),
yang berarti bahwa pada suhu 0⁰ C, elemen
RTD harus menunjukkan nilai resistansi 100
Ω.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RTD BILA
DIBANDINGKAN DENGAN THERMOCOUPLE
 Rentang pengukuran: RTD dapat mengukur suhu hingga 1000⁰ C, akan tetapi
sulit mendapatkan pengukuran yang akurat dari RTD dengan suhu diatas 400⁰ C
 Waktu respon (response time): RTD mempunyai respon yang cepat terhadap
perubahan suhu akan tetapi kemampuan termokopel dalam  merespon suhu jauh
lebih cepat
 Getaran (vibration): termokopel tidak terpengaruh terhadap getaran, sedangkan
RTD terpengaruh bila ada getaran atau goncangan
 Pemanasan sendiri (self-heating): sebuah RTD terdiri dari kawat atau pelapis
yang sangat halus dan membutuhkan tegangan dari power supply, sedangkan
termokopel tidak memerlukan. Meskipun arus yang diperlukan hanya sekitar 1
mA sampai 10 mA, hal ini dapat menyebabkan elemen platina RTD “memanas”.
Sehingga mempengaruhi tingkat akurasi pengukuran
 Akurasi pengukuran: secara umum RTD lebih akurat daripada termokopel. RTD
menghasilkan akurasi hingga 0,1⁰ C sedangkan termokopel hanya 1⁰ C
 Stabilitas: stabilitas jangka panjang dari RTD sangat baik, yang berarti
pembacaan yang akan berulang dan stabil dalam waktu yang lama. Berbeda
dengan thermocouple yang rentan terhadap korosi, sehingga pembacaan akan
mengalami perubahan
 Harga termocouple relatif lebih murah dibanding RTD
GRAFIK KARAKTERISTIK
BEBERAPA SENSOR SUHU

Anda mungkin juga menyukai