BATAM
2018
Praktikum 2
1. Tujuan
Mampu memahami prinsip dasar sensor temperature dan kelembaban (humidity).
2. Dasar Teori
2.1 Thermistor
Thermistor adalah salah satu jenis sensor yang mempunyai koefisien temperatur yang
tinggi, dimana komponen ini dapat mengubah nilai resistansi karena adanya perubahan
temperature. Nama Thermistor berasal dari Thermally Sensitive Resistor. Thermistor terdiri dari 2
jenis yaitu PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficieent).
Pada thermistor jenis PTC, nilai resistansi berbanding senilai terhadap perubahan suhu. Sedangkan
pada NTC, nilai resistansi berbanding terbalik terhadap nilai perubahan suhu. Thermistor PTC
terbuat dari material kristal tunggal sedangkan Thermistor NTC terbuat dari material logam oksida.
Karateristik Thermistor
2.3 Thermocouple
Thermocouple berasal dari kata “Thermo” yang berarti energi panas dan “Couple” yang
berarti pertemuan dari dua buah benda. Thermocouple adalah transduser aktif suhu yang tersusun
dari dua buah logam berbeda dengan titik pembacaan pada pertemuan kedua logam dan titik yang
lain sebagai outputnya. Thermocouple merupakan salah satu sensor yang paling umum digunakan
untuk mengukur suhu karena relatif murah namun akurat yang dapat beroperasi pada suhu panas
maupun dingin.
Thermocouple adalah salah satu dari beberapa jenis sensor temperatur yang menggunakan
metode secara elektrik dan sensor ini adalah sensor yang paling luas digunakan pada dunia
penindsutrian . Sensor ini terdiri dari dua kawat dari logam-logam yang berbeda yang kemudian
dilas (dikonneksikan) menjadi satu sama lain pada salah satu ujungnya. Thermocouple memiliki
paling sedikit dua atau lebih hubungan yang berfungsi sebagai hubungan pertama sebagai variable
pengukuran (Hot Junction) dan hubungan yang kedua sebagai referensi variable (Cold Junction)
yang nantinya akan digunakan sebagai pembanding antar element.
Prinsip kerja dari thermocouple menggunakan efek seebeck (Efek Seebeck adalah konversi
energi panas menjadi energi listrik). Arus listrik mengalir pada rangkaian tertutup dari 2 konduktor
berbeda, apabila kedua sambungan mengalami beda temperatur. Bila rangkaian dibuka maka akan
muncul tegangan Seebeck pada kedua terminal. jadi menurut efek seebeck ketika dua konduktor
yang berbeda menerima panas maka akan menimbulkan emf (Electricmotive Force ) yang akan
menimbulkan tegangan kecil dengan kisaran range 1 hingga 70 microvolt untuk setiap derajat
kenaikan suhu. Dan kemudian akan dikonversikan sesuai dengan reference table yang telah ada
(table ini sesuai dengan tipe dari thermocoupe yang dipakai).
Thermocouple tersedia dalam berbagai ragam rentang suhu dan jenis bahan. Pada dasarnya,
gabungan jenis-jenis logam konduktor yang berbeda akan menghasilkan rentang suhu operasional
yang berbeda pula. Berikut ini adalah Jenis-jenis atau tipe Thermocouple yang umum digunakan
berdasarkan Standar Internasional.
Tipe Thermocouple Bahan Penyusun Rentang Suhu
(ANSI)
Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-
Tipe E Chromium
Bahan Logam Konduktor Negatif : -200˚C – 900˚C
Constantan
Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-
Tipe J Chromium
Bahan Logam Konduktor Negatif : 0˚C – 750˚C
Constantan
Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-
Tipe K Chromium
Bahan Logam Konduktor Negatif : Nickel- -200˚C – 1250˚C
Aluminium
Tipe N Bahan Logam Konduktor Positif : Nicrosil
Bahan Logam Konduktor Negatif : Nisil
0˚C – 1250˚C
Bahan Logam Konduktor Positif : Copper
Tipe T (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor Negatif : -200˚C – 350˚C
Constantan
Tipe U Bahan Logam Konduktor Positif : Copper
(kompensasi Tipe S (Tembaga)
dan Tipe R) Bahan Logam Konduktor Negatif : Copper- 0˚C – 1450˚C
Nickel
Gambar 2.5.1 Bentuk sensor LM35 tampak depan dan tampak bawah.
Persamaan di atas menunjukkan bahwa konstanta dielektrik udara basah dan oleh karena
itu kapasitansi sebanding dengan kelembaban relatif.
Selain udara, ruang antara plat kapasitor dapat diisi dengan isolator yang tepat yang
memiliki konstanta dielektrik yang berubah secara signifikan terhadap perubahan kelembaban.
Sensor kapasitif dapat dibuat dari lapisan tipis polimer higroskopis dengan elektrode logam
yang diletakkan pada sisi yang berlawanan.
Dalam salah satu desain, dielektrik tersusun atas lapisan tipis polimer higrofil (tebal 8-
12µm) yang terbuat dari serat acetate butyrate dan dimetyleptalate sebagai plasticizer. Ukuran
sensor lapisan tipis sebesar 12x12 mm. Elektrodekeping berpori yang dibuat dari emas dengan
diameter 8mm dengan tebal 200 Å diletakkan pada polimer dengan teknik pengendapan vacum.
Lapisan tipis tersebut diapit oleh pemegang dan elektrode yang disambungkan ke terminal.
Kapasitansi dari sensor dengan susunan sperti itu mendekati sebanding dengan kelembaban
relatif H.
Multimeter
(Ohm Meter)
Heating
Multimeter
(Ohm Meter)
Heating
3.3 Thermocouple
Alat dan Bahan :
Nama Barang Jumlah
Multimeter Digital 1
DC Power Supply 1
Kabel Jumper Secukupnya
Thermocouple 1
Thermometer 1
Heating (Solder) 1
Heating
Sketch Arduino
void setup() {
Serial.begin(9600);
}
void loop() {
int dataAnalog = analogRead(A0); // Baca nilai analog sensor LM35
float mV = (dataAnalog / 1024.0) * 5000; // Ubah ADC ke tegangan mV
float Volt = mV / 1000; // Ubah mV ke Volt
float suhuC = mV / 10; // Ubah tegangan mV ke suhu Celsius (Kenaikan 1 Celsius = 10 mV)
Serial.print(dataAnalog);
Serial.print(",");
Serial.print(Volt);
Serial.print(",");
Serial.print(mV);
Serial.print(",");
Serial.println(suhuC);
}
Gambar 3.5.2 Block diagram LabVIEW
4. Data praktikum
4.1 Praktikum Thermistor (NTC 10K)
Tabel Data Hasil Pengukuran Thermistor (NTC 10K)
Temperature Output hambatan (kenaikan suhu) Output hambatan (penurunan suhu)
(oC) (KΩ) (KΩ)
25 10.21 10.35
30 9.22 7.84
35 6.91 5.68
40 4.23 4.97
45 3.87 4.15
50 2.12 3.32
55 1.65 2.78
60 1.32 2.21
65 0.93 1.66
70 0.54 0.54
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh grafik sebagai berikut :
Pada saat kenaikan suhu
Grafik Hubungan Resistansi Terhadap Suhu
11
10
9
Resistansi (KΩ)
8
7
6
5
4
3
2
1
0
25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Suhu (C)
8
7
6
5
4
3
2
1
0
25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Suhu (C)
Resistansi (Ω)
140
135
130
125
120
115
110
105
100
25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Suhu (C)
135
130
125
120
115
110
105
100
25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Suhu (C)
Tegangan (mV)
800
700
600
500
400
300
200
100
0
25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Suhu(C)
800
700
600
500
400
300
200
100
0
25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Suhu (C)
Temperature (oC)
Thermometer LM35 % error
27 26.45 2.03
30 30.77 2.56
35 35.12 0.34
40 40.06 0.15
45 45.38 0.84
50 50.31 0.62
55 55.18 0.32
60 60.07 0.11
65 65.53 0.81
Grafik Hubungan Pengukuran Suhu
Dengan LM35 Terhadap Thermometer
75
70
65
60
LM 35 (C) 55
50
45
40
35
30
25
27 32 37 42 47 52 57 62 67 72 77
Thermometer (C)
5. Analisa Data
Analisa Thermistor (NTC 10K)
Pada percobaan pengukuran sensor thermistor NTC 10K, ada dua macam pengukuran yang
diklakukan yaitu pengukuran saat suhu naik dan pengukuran saat suhu turun. Pengukuran dimulai
dari 25 oC sampai dengan 70 oC dan penurunan suhu dari 70 oC sampai 25 oC dengan kenaikan 5
setiap pengambilan datanya. Nilai yang di peroleh saat penaikan suhu yaitu nilai resistansi semakin
menurun yang dimana nilai resistansi dari Thermistor yang di praktikumkan kali ini adalah 10K
kemudian penurunan resistansi yaitu: 10.21 KΩ, 9.22 KΩ, 6.91 KΩ, 4.23 KΩ, 3.87 KΩ, 2.12 KΩ,
1.65 KΩ, 1.32 KΩ, 0.93 KΩ, 0.54 KΩ sedangkan pada saat penurunan suhu nilai resistansi nya
semakin menungkat yaitu : 0.54 KΩ, 1.66 KΩ, 2.21 KΩ, 2.78 KΩ, 3.32 KΩ, 4.15 KΩ, 4.97 KΩ,
5.68 KΩ, 7.84 KΩ, 10.35 KΩ.
Pada proses pemanasan dipengaruhi oleh lama waktu pemanasan akan mempengaruhi
cepat nya perubahan nilai resistansi dan diperoleh grafik histerisis kenaikan dan penurunan suhu.
Grafik Hubungan Resistansi Terhadap Kenaikan
dan Penurunan Suhu
11
10
9
Resistansi (KΩ)
8
7
6 Kenaikan Suhu
5 Penurunan Suhu
4
3
2
1
0
25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Suhu (C)
150
Resistansi (Ω)
140
100
25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Suhu (C)
Analisa Thermocouple
Pada praktikum pengujian Thermocouple, seperti pengujian Thermistor pengukuran
dilakukan dua macam yaitu pengambilan data pada saat penaikan dan penurunan suhu, suhu awal
yang digunakan mulai dari 25 oC sampai dengan 70 oC dan penurunan suhu dari 70 oC sampai 25
o
C dengan kenaikan 5 setiap pengambilan datanya. Pada pengukuran thermocouple yang diukur
adalah tegangan dari output sensor thermocouple dimana didapatkan data output tegangan yang
semakain besar seiring dengan kenaikan suhu, data saat penaikan suhu yaitu : 38.16 mV, 42.21
mV, 59.86 mV, 168.4 mV, 264.5 mV, 355.6 mV, 476.8 mV, 648.2 mV, 887.8 mV, 1034 mV, pada
saat penurunan suhu nilai tegangan output semakin menurun yaitu : 1034 mV, 996.7 mV957.4 mV,
923.6 mV, 845.3 mV, 512.3 mV, 351.5 mV, 172.5 mV, 44.3 mV, 37.6 mV. Berdasarkan dengan
data yang telah di peroleh dan diplotkan ke dalam grafik diperoleh grafik histerisis kenaikan dan
penurunan suhu, yang dimana saat suhu naik tegangan tegangan output juga naik kemudian pada
saat penurunan suhu nilai tegangan juga turun, dilihat dari grafik nilai penurunan tidak melewati
titik pada saat penaikan suhu namun nilai pada grafik lebih kecil saat menurun.
55
50
45
40 Kenaikan Suhu
35 Penurunan Suhu
30
25
0 200 400 600 800 1000 1200
Tegangan (mV)
Analisa LM35
Pada praktikum dengan menggunaka sensor LM35 dan membandingkan hasil pembacaan
suhu LM35 dengan Thermometer di dapatkan hasil pengukuran yang sama dengan pengukuran
yang ditunjukkan oleh Thermometer namun memiliki rata – rata nilai kesalahan pembacaan sekitar
0.86 % dari sembilan sampel suhu yang diambil yaitu 27, 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65 pada
Thermometer dan pada LM35 yaitu 26.45, 30.77, 35.12, 40.06, 45.38, 50.31, 55.18, 60.07, 65.53.
LM35 memiliki sensitivitas dengan factor 10mV setiap kenaikan 1oC, sensor lm35
memiliki pemansasan sendiri, namun cukup rendah yaitu kurang dari 0.1 oC.
Analisa Humidity Sensor
Berdasarkan data hasil praktikum yang dilakukan dengan melakukan pengukuran pada saat
sensor ditutup dengan jari dan mengukur saat tidak ditutup jari, dengan begitu akan merubah sedikit
kelembaban yang ada di sekitar sensor dan data yang didapat yaitu tegangan naik saat ditutup jari
yaitu 2.770 V dan saat tidak ditutup 2.180 V.
6. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
Sensor Thermistor berjenis NTC 10K ketika suhu meningkat hambatan pada sensor tersebut akan
semakin kecil.
Sensor Resistance Temperature Detector dengan tipe Pt 100 merupakan kebalikan dari sensor
Thermistor berjenis NTC yaitu nilai hambatan pada sensor akan semakin besar seiring dengan
meningkatnya suhu, dari kedua jenis sensor PTC maupun NTC dengan semakin besar nilai
resistansi yang dimiliki maka menentukan sensitivitas sensor tersebut pada perubahan suhu.
Sensor Thermocouple bekerja dengan perubahan tegangan output pada sensor seiring dengan
perubahan suhu, sensor termokopel bekerja dengan membandingkan perbedaan potensial yang
terjadi di kedua ujung termoelemen akibat perbedaan panas dikedua ujungnya.
Sensor LM 35 memiliki sensitivitas suhu,dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10
mVolt/oC, semakin besar suhu yang diterima sensor LM35 maka semakin besar juga tegangan
output sensor. Pada percobaan yang sudah dialikan perubahan suhu saat dipanaskan berubah
dengan cepat namun perubahan suhu berpengaruh juga dengan jarak dari sumber panas dengan
sensor LM35
Pada saat Humidity sensor diberi tegangan 5 Vdc maka sensor mendeteksi kelembaban normal
dengan tegangan output sensor sebesar 2.770 V kemudian saat sensor ditutup dengan jari maka
tegangan output sensor turun menjadi 2.180 V dikarenakan terjadi perbedaan antara kelembaban
awal saat sensor belum ditutup dengan jari.