2018
PEMROGRAMAN DENGAN LADDER LOGIG DIAGRAM DAN
SQUENTIAL FUNCTION CHART
Tujuan
Mampu memprogram PLC dengan Ladder Logic Diagram (LD).
Mampu memprogram PLC dengan Squential Function Chart (SFC).
Mampu membuat aplikasinya dan memvisualisasikan dengan software.
Pendahuluan
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu
melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan
program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk
mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya. Pada pemrograman PLC banyak metode yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan sebuah program, diantaranya:
1. Ladder Diagram
2. Sequential Function Chart
3. Function Block Diagram
4. Structured Text
5. Instruction List
Dalam pembahasan kali ini mengenai Ladder Diagram dan Sequential Function Chart.
A. Diagram Ladder
Diagram Ladder Diagram ladder (tangga) ialah bahasa pemrograman PLC dengan
menggunakan simbol- simbol untuk menggambarkan kontak-kontak (switches) dan piranti-
piranti keluaran (output devices) guna menggambarkan operasi suatu sistem. Penyajian
berbentuk diagram (graphical) diinterpretasikan oleh piranti pemrograman ke dalam bahasa
yang dapat di baca oleh PLC processor.
Diagram ladder mempunyai dua buah garis vertikal.Terletak diantaranya dan
menghubungkannya, berupa garis horisontal adalah aliran arus dan disebut juga rungs (anak
tangga).Simbol-simbol yang menggambarkan operasi sirkuit disusun sesuai dengan urutan
operasinya, yaitu piranti masukan (input devices) seperti switch dan sensor diletakkan di bagian
kiri dan piranti keluaran untuk aktuator di bagian kanan. Addres atau alamat yang berupa
angka-angka atau huruf atau gabungannya ditulis di atas setiap simbol.
Sebuah diagram tangga atau ladder diagram terdiri dari sebuah garis menurun ke bawah
pada sisi kiri dengan garis-garis bercabang ke kanan. Garis yang ada di sebelah sisi kiri disebut
sebagai palang bis (bus bar), sedangkan garis-garis cabang (the branching lines) adalah baris
instruksi atau anak tangga. Sepanjang garis instruksi ditempatkan berbagai macam kondisi
yang terhubungkan ke instruksi lain di sisi kanan. Kombinasi logika dari kondisi-kondisi
tersebut menyatakan kapan dan bagaimana instruksi yang ada di sisi kanan tersebut dikerjakan.
Medium dan Maksimal (Tidak ada kemudian meyentuh sensor min dan
Setelah meyentuh Sensor Max dan Ketika tidak ada meyentuh sensor (2
kemudian hanya meyentuh sensor Valve membuka)
min (Tidak ada valve yang membuka)
Aplikasi Pada Traffic Light
Perbedaan pada kedua program diatas terdapat pada pengeksekusian action, dimana
pada program pertama setiap step dijalan kan secara berurutan dan anction memiliki limit
masing-masing sedangkan pada parallel branch bisa dibuat empat persimpangan step yang
dimana akan menjalan sekaligus setiap simpangnya maka pada parallel branch waktu total
setiap simpang harus di totalkan.
3. Visualisai
Aplikasi Pada Bell Cepat Tepat
1. Program Ladder Logic Diagram
2. Program Squential Function Chart
Lader diagram merupakan bahasa pemrograman yang yang dibuat dari persamaan
fungsi logika dan fungsi-fungsi lain berupa pemrosesan data atau fungsi waktu dan pencacahan.
Ladder diagram terdiri dari susunan kontak - kontak dalam satu group perintah secara
horizontal dari kiri ke kanan, dan terdiri dari banyak group perintah secara verikal. Contoh dari
Ladder Diagram ini adalah: kontak normaly open, kontak normaly close, output coil,
pemindahan data Garis vertikal paling kiri dan paling kanan dia sumsikan sebagai fungsi
tegangan.
Sedangan Squential Function Chart adalah Bahasa Program yang dibuat dan
disimpan dalam chart. Bagian-bagian chart memiliki fungsi urutan langkah, transisi dan
percabangan. Tiap step memiliki status proses dan bisa terdiri dari struktur yang berurutan.
Pada percobaan pengaplikasian seperti pada Water level, Traffic light dan Bell cepat
tepat dengan menggunakan pemrograman Ladder diagram maupun Squential Function
Chart dapat dilakukan, hanya saja bentuk pemrograman nya saja yang berbeda.