Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN BESARAN LISTRIK, DAYA, DAN


ENERGI

Disusun Oleh :

Nama : Ayu Lestari


NIM 032100004
Prodi / Angkatan : Elektromekanika / 2021
Tgl. Praktikum : 3 November 2021

Dosen Pengampu : Ign. Agus Purbhadi W., S. ST., M. Eng.

JURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIR

PRODI ELEKTROMEKANIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI

NUKLIR BADAN TENAGA NUKLIR

NASIONAL YOGYAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan teknologi, Dimana ketergantungan


terhadap tenaga listrik semakin tinggi, maka penelitian dan pengembangan baru
dalam kelistrikan akan terus dicoba. Dengan semakin tingginya kebutuhan listrik,
maka tuntutan efisiensi dalam pemakaiannya menjadi pertimbangan utama.
Sehingga diperlukan pengukuran dalam memantau daya dan energi yang ada.
Alat pengukuran besaran listrik biasanya mencakup tentang Voltmeter,
Amperemeter, Wattmeter, Multimeter, dan lain sebagainya.

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki nilai dan
satuan. Besaran menyatakan sifat dari benda. Sifat ini dinyatakan dalam angka
melalui hasil pengukuran. Oleh karena satu besaran berbeda dengan besaran
lainnya berbeda, maka ditetapkan satuan tiap besaran. Satuan juga menunjukkan
bahwa setiap besaran diukur dengan cara berbeda. Seiring perkembangan
zaman, kebutuhan akan besaran listrik secara instan dalam satu alat sangat
diperlukan agar mendapatkan nilai presisi yang cepat.

II. Tujuan Praktikum


1. Menjalankan motor 3 fasa hubungan bintang dengan menggunakan
saklar magnit (kontaktor magnit) dan tombol tekan (push button).
2. Memahami prinsip kerja pengukuran arus dan tegangan AC
menggunakan multimeter digital, analog, maupun tangmeter.
3. Memahami prinsip kerja pengukuran kecepatan putaran motor pada
instalasi motor 3 fasa dengan menggunakan tachometer sistem
mekanik, sensor cahaya, sensor magnetik.
4. Memahami prinsip kerja pengukuran frequensi pada instalasi motor
3 fasa dengan menggunakan frekuensi meter sistem digital dan
getar.
5. Menghitung Slip.
6. Menentukan nilai faktor kerja, daya / watt dari suatu beban
listrik.
7. Menentukan energi yang dikosumsi beban listrik terpasang.
8. Mengkalibrasi KWH meter dengan menggunakan Watt meter
dengan stop watch

III. Manfaat Praktikum


1. Mengetahui prinsip kerja pengukuran arus dan tegangan AC
menggunakan alat ukur multimeter dan tangmeter.
2. Memahami prinsip kerja pengukuran kecepatan putaran motor 3 fasa.
3. Memahami prinsip kerja pengukuran frekuensi instalasi motor 3 fasa .
4. Mampu menentukan faktor kerja, daya, dan energi suatu beban listrik
.
5. Mampu mengkalibrasi KWH meter dengan menggunakan
Wattmeter berdasarkan lama waktu tertentu dengan stop watch.

BAB II METODE PRAKTIKUM

I. Alat dan Bahan


1. Motor Induksi rotor sangkar.
2. Panel percobaan LAK.
3. Dua buah multimeter.
4. Tachometer mekanik, sensor magnetik dan sensor cahaya.
5. Frekuensi meter digital dan getar
6. Cos φ meter.
7. Watt meter.
8. Volt meter.
9. Ampere meter.
10. Stop watch.
11. KWH meter
II. Dasar Teori
Motor 3 fasa, biasa dikenal sebagai motor induksi merupakan motor arus
bolak-balik (AC) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari
kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber
tertentu, melainkan arus induksi yang dihasilkan oleh medan putar stator.
A. Motor Induksi Rotor Sangkar.
Yaitu motor induksi yang memiliki rotor dengan kumparan yang terdiri
atas beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa
sehingga menyerupai sangkar tupai. Konstruksi rotor seperti ini sangat
sederhana dibandingkan dengan rotor mesin listrik lainnya. Untuk
membatasi arus mula yang besar saat start, tegangan sumber harus
dikurangi dan biasanya digunakan ototransformator. Dapat pula
dengan merubah sambungan belitan pada medan magnet dengan
menggunakan saklar Y - ∆. Pengurangan arus mula pada saat motor di
start dikenal dengan nama Pengasutan. Namun dengan berkurangnya
arus mula karena pengasutan tersebut mengakibatkan berkurang pula
kopel mula dari motor tersebut.
Hal ini dapat diatasi dengan adanya motor dengan rotor jenis sangkar ganda yang
dapat digunakan untuk membatsi berkurangnya kopel mula tersebut.
Belitan stator yang dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fase
dapat dihubungkan secara bintang maupun delta. Belitan
stator tersebut akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan
kecepatan sinkron sbb: ns = 120 f/p
dimana : f = frekuensi jala-jala.
P = jumlah kutub.
Medan putar pada stator akan memotong konduktor pada rotor,
sehingga terinduksi. Sesuai hukum Lentz, rotor akanturut berputar
mengikuti medan putar statornya. Adanya rugi-rugi yang ditimbulkan
oleh rotor maupun adanya selah udara antara rotor dengan stator,
mengakibatkan perbedaan putaran relatif antara rotor dengan medan
putar stator.
Perbedaan putaran relatif antara rotor dengan medan putar stator
disebut slip. Slip dinyatakan dengan :

S = (Ns − Nr)/Ns × 100%


dimana :
Ns = kecepatan sinkron (kecepatan medan putar stator). Nr =
kecepatan putaran rotor.
Sedangkan daya yang masuk pada stator adalah :

dimana :
V1 = tegangan stator.
I1 = arus stator.
Cos = faktor kerja stator.
B. Pengukuran kecepatan putaran.
Kecepatan putaran motor yang dimaksud adalah kecepatan putaran per
menit atau radian per menit biasa di singkat rpm. Banyak sekali
metoda pengukuran kecepatan putaran yang sering digunakan,
diantaranya yaitu :
1. Metoda mekanik.
Yaitu pengukuran putaran kecepatan suatu benda berputar dimana
sensor mekanik yang digunakan secara langsung bersinggungan
(kontak) dengan benda berputar itu sendiri. Kemudian data dari
sensor tersebut di ubah menjadi data
kecepatan putaran pada tampilan yang berupa digital maupun
analog.
2. Metoda sensor magnetik.
Pada metoda ini, sensor yang digunakan tidak bersinggungan
langsung dengan benda putar, namun ada jarak yang disesuaikan
dengan besar nya medan magnet pada sensor tersebut. Cara
kerjanya yaitu magnit dipasang pada benda berputar (as/sumbu
putar) kemudian sensor membaca sinyal/pulsa magnet tersebut lalu
diteruskan pada tampilan, yang juga dapat berupa analog maupun
digital.
3. Metoda sensor cahaya (LDR).
Pada metoda ini, prinsip kerjanya adalah alat pengukur putaran
mengeluarkan cahaya infra merah, kemudian dipantulkan kembali dan
ditangkap oleh sensor cahaya (ldr) dan diteruskan ke penampil (digital
maupun analog). C. Pengukuran Arus. Untuk mengukur arus, yang
perlu diperhatikan adalah jenis tegangan kerjanya, yaitu AC atau DC.
Dalam hal pengukuran arus pada percobaan ini, arus yang digunakan
adalah arus AC. Untuk itu alat ukur yang digunakan di set pada arus AC,
kemudian diposisikan pada skala terbesar dan dipasang secara seri alat
ukur ampere meter tersebut pada beban.
D. Pengukuran Tegangan
Pengukuran tegangan juga harus dilihat tegangan kerjanya AC atau
DC, kemudian di set pada skala terbesar, kemudian dipasang secara
paralel dengan beban.

E. Pengukuran Frekuensi.
Pengukuran frekuensi yang harus diperhatikan adalah tegangan
kerjanya, jangan sampai melebihi tegangan kerja dari frekuensi meter
tersebut. Pemasangannya juga dilakukan paralel dengan beban, atau
paralel dengan sumber tegangan. F. Pengukuran Daya dan Energi.
Dalam perhitungan untuk sistem arus tukar / AC maka besar daya listrik dari
suatu beban tertentu adalah :
P = V∙ I ∙ Cos
untuk sitem arus searah / Dc maka cos = 1 sehingga besarnya daya

adalah

P=V∙I
Pengatur daya listrik dapat dilakukan dengan pemasangan :
• Wattmeter

• kombinasi volmeter, amperemeter dan cos meter

Pemasangan volt-ampere & cos meter

Sedangkan untuk pemasangan Watt meter adalah sebagai berikut :


Dalam pengukuran energi listrik suatu beban tertentu diperlukan
peralatan yang umum dijumpai baik itu didalam pemakaian rumah
tangga amaupun didalam industri. Alat yang dimaksud adalah : Kilo
Watt Hour (KWH)
Alat ini bekerja berdasar atas berputarnya suatu piringan logam,
sebagai akibat momenputar hasil interaksi antara medan magnit arus
dan tegangan. Secara matematis relasi tersebut dapat ditulis sebagai :

n = k V I Cos
n = kecepatan putar piringan logam
V = Tegangan beban

I = Arus beban Cos = power faktor k = kostanta jadi dengan


menghitung jumlah putaran piringan untuk satuan dapatlah ditentukan
energi yang ditarik beban tersebut.

III. Langkah Kerja


A. Pengukuran
1 3 4 6 arus, tegangan,
frekuensi dan
INPUT OUTP
putaran Motor

1.1.1.1.1.1 Pemasangan KWH Induksi 3 fasa


METER Gambar

Rangkaian :
Gambar 1. Diagram kendali dan diagram utama motor induksi hubungan Bintang.
1. Buatlah rangkaian dengan motor hubungan bintang seperti
gambar 1.a. diatas.
2. Hidupkan motor, catat parameternya pada
lembar pengamatan. (arus, tegangan, putaran dan
frekuensi).
3. Bandingkan pengukuran dengan meter yang lain (digital, analog,
maupun tang meter).
4. Hitunglah slip dan daya (VA) yang di serap oleh motor tersebut.

B. Pengukuran daya dan energi dengan Metoda V, A, Cos dan

KWH meter.
1. Buatlah rangkaian pemasangan KWH meter, outputnya di

hubungkan dengan rangkaian Volt, Ampere dan Cos φ. Dan


hubungkan dengan suatu beban listrik tertentu.

2. Catat penunjukan Volt, Ampere, dan Cos φ.


3. Hitung putaran KWH meter dalam waktu tertentu dengan
menggunakan stop watch
4. Catat banyaknya putaran KWH meter , besar daya Watt meter dan
waktu yang diperlukan.
5. Ulangi percobaan 1 s/d 4 untuk beban yang lain.
C. Pengukuran daya dan energi dengan Watt meter dan KWH meter.
1. Buatlah rangkaian pemasangan KWH meter, outputnya di
hubungkan dengan rangkaian Watt meter. Dan hubungkan dengan
suatu beban listrik seperti pada percobaan A..
2. Catat penunjukan Watt meter.
3. Hitung putaran KWH meter dalam waktu tertentu dengan
menggunakan stop watch
4. Catat banyaknya putaran KWH meter , besar daya Watt meter dan
waktu yang diperlukan.
5. Ulangi percobaan 1 s/d 4 untuk beban yang lain.
6. Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari percobaan ini
BAB III DATA DAN ANALISIS

I. Data praktikum A. Pengukuran Putaran


No Putaran Putaran Putaran Putaran Jumlah
Motor (Sensor (Sensor (Sensor Kutub
Mekanik) Magnetik) Cahaya) (Motor)

1. 1500 1309,4 rpm 1500,1 rpm 4 kutub


2. 3000 2965,9 rpm 2950 rpm 2971,6 rpm 2 kutub

B. Pengukuran Arus dan Tegangan


No Putaran Arus Tegangan
Motor
Multi Tang Multi Multi Volt
meter meter meter meter meter
Digital Digital Digital Analog Analog
1. 1500 1,36 A 0,16 A 389 V 400 V 380 V

2. 3000 0.04 A 0,06 A 385 V 398 V 365 V

C. Pengukuran Frekuensi
No Putaran Pengukuran Frekuensi (Hz)
Motor Getar Digital

1. 1500 50 Hz 50 Hz

2. 3000 50 Hz 50 Hz

D. Data motor yang dipakai


No Putaran Data Motor
Motor Jenis Motor Tegangan Jumlah
Kerja Kutub

1. 1500 Motor induksi 3 fasa, 380 V 4 kutub


hubungan Y

2. 3000 Motor induksi 3 380 V 2 kutub


E. fasa,
hubungan Y -
Pengukuran Faktor Kerja, Daya, dan Energi
No Beban Daya Putaran Waktu
Cos 𝝋 V I Watt KWH
meter meter

1. Motor 0,2 222V 4,18 11,05 10


listrik 1 LAG A menit

Fasa
2. Lampu 0,98 225 V 0,98 11,01 10
pijar 240 LAG A menit
watt

3. Lampu 0,5 223 V 2,4 10,02 10


pijar LEAD A menit

24
0 watt &
Kapasitor
30 µF
1. Motor 160 11,05 10
W menit
listrik 1
Fasa

2. Lampu 220 11,01 10


pijar 240 W menit
watt

3. Lampu 260 10,02 10


pijar 240 W menit
watt &
Kapasitor
30 µF

F. Konstanta KWH meter = 300 Putaran/KWH


• Motor listrik 1 Fasa = ¾ HP
• Lampu pijar X 6 lampu = 40 watt x 6 = 240 watt
• Lampu pijar + kapasitor = 240 watt + 30 µF

II. Pengolahan Data


A. Perhitungan Rata – rata Arus, Tegangan, Frekuensi. Dan
Putaran Motor 3 Fasa
1. Rata-rata Arus
a) Motor 1500 rpm
Diketahui : I1 = 1,36 A
I2 = 0,16 A
Ditanya : Ir = ?

Dijawab : Ir =

Ir = 1,44 𝐴
b) Motor 3000
rpm
Diketahui : I1 = 0,04 A
I2 = 0,16 A
Ditanya : Ir = ?

Dijawab : Ir =
Ir = 0,1 𝐴
2. Rata-rata Tegangan
a) Motor 1500 rpm
Diketahui : V1 = 389 V
V2 = 400 V
V3 = 380 V
Ditanya : Vr = ?

Dijawab : Vr =

Vr = 389,6 𝑉
b) Motor 3000 rpm
Diketahui : V1 = 385 V
V2 = 398 V
V3 = 365 V
Ditanya : Vr = ?
Dijawab : Vr =
Vr = 382,6 𝑉

3. Rata-rata Frekuensi
a) Motor 1500 rpm
Diketahui : f1 = 50 Hz
f2 = 50 Hz
Ditanya : fr = ?

Dijawab : fr =
Fr = 50 𝐻𝑧
b) Motor 3000 rpm Diketahui : f1 = 50 Hz f2 = 50 Hz
Ditanya : fr = ?

Dijawab : fr =

fr = 50 𝐻𝑧
4. Rata-rata Putaran motor
a) Motor 1500 rpm
Diketahui : N1 = 1309,4 rpm
N2 = 1500,1 rpm
Ditanya : Nr = ?

Dijawab : Nr =
Nr = 1404,75 𝑟𝑝𝑚
b) Motor 3000 rpm
Diketahui : N1 = 2965,9 rpm
N2 = 2971,6 rpm
N3 = rpm
Ditanya : Nr = ?

Dijawab : Nr =

Nr = 2962,5 𝑟𝑝𝑚

B. Perhitungan Slip dan Daya Motor


1. Putaran Motor = 1500 Slip
(S)
Diketahui : Ns = 1500 rpm

Nr = 1309 ,4 + 1500,1 = 1404,75 𝑟𝑝𝑚


2

Ditanya: S=?

Dijawa: 𝑆=( 𝑁𝑠−𝑁𝑟) × 100%


𝑁𝑠

𝑆 = × 100% 𝑆 = 0,0635 %
2. Putaran Motor = 3000 Slip
(S)
Diketahui : Ns = 3000 rpm

Nr = 2965 ,9+2971,6+2950 = 2962,5 𝑟𝑝𝑚


3

Ditanya: S=?

Dijawa: 𝑆=( 𝑁𝑠−𝑁𝑟) × 100%


𝑁𝑠

𝑆 = × 100% 𝑆 = 0,0125 %

C. Perhitungan Daya dan Energi


1. Motor Listrik 3 Fasa
a) Daya Listrik Sistem AC
Diket : V = 222 V
I = 4,18 A

Cos φ = 0,2 LAG Tanya

:P?
Jawab :
𝑃 𝜑
𝑃
𝑃 185,592 𝑊𝑎𝑡𝑡

b) Besar Daya
Diket : V = 222 V
I = 4,18 A

Tanya : P ?
Jawab :
𝑃 𝐼
𝑃
𝑃 = 927,96 𝑊𝑎𝑡𝑡

c) Kecepatan Putar Piringan Logam


Diket : V = 222 V

I = 4,18 A Cos φ = 0,2 LAG

k = 300 putaran/KWH Tanya : n ?


Jawab :
𝑛 𝜑
𝑛
𝑛 = 55677,6

d) Perhitungan KWH menggunakan Wattmeter Diket : P (daya


dari wattmeter) = 160 Watt t = 10 menit = 600 detik k = 300
putaran/KWH Tanya : KWH ?
Jawab :
𝑃𝑡
𝐾𝑊𝐻

𝐾𝑊𝐻
𝐾𝑊𝐻 = 0,08 𝐾𝑊𝐻

e) KWH standart
Diket : n (putaran KWH meter) = 11,05 putaran k (konstanta
KWH meter) = 300 putaran/KWH Tanya : KWH ?
Jawab :
𝑛
𝐾𝑊𝐻 =
𝑘

𝐾𝑊𝐻
𝐾𝑊𝐻 = 0,03683 𝐾𝑊𝐻
𝐾𝑊𝐻 𝐾𝑊𝐻

KWH meter merupakan deviasi dai KWH perhitungan


Wattmeter, sehingga didapat (0,08 ± 0,04) KWH

2. Lampu pijar 240 Watt


a) Daya Listrik Sistem AC
Diket : V = 225 V

I = 0,98 A Cos φ = 0,98 LAG

Tanya : P ?
Jawab :
𝑃 𝜑
𝑃 = 225. 0,98 . 0,98 𝑃 = 216,09 𝑊𝑎𝑡𝑡

b) Besar Daya
Diket : V = 225 V I
= 0,98 A

Tanya : P ?
Jawab :
𝑃 𝐼
𝑃 = 225 . 0,98 𝑃 = 220,5 𝑊𝑎𝑡𝑡

c) Kecepatan Putar Piringan Logam


Diket : V = 225 V
I = 0,98 A
Cos φ = 0,98 LEG

k = 300
putaran/KWH
Tanya : n ?
Jawab :
𝑛 𝜑
𝑛
𝑛

d) Perhitungan KWH menggunakan Wattmeter Diket :


P (daya dari wattmeter) = 220 Watt t=

10 menit = 600 detik k = 300 putaran/KWH Tanya :


KWH ?
Jawab :
𝑃𝑡
𝐾𝑊𝐻

𝐾𝑊𝐻
𝐾𝑊𝐻 = 0,12 𝐾𝑊𝐻

e) KWH standart
Diket : n (putaran KWH meter) = 11,01 putaran k (konstanta
KWH meter) = 300 putaran/KWH Tanya : KWH ?
Jawab :
𝑛
𝐾𝑊𝐻 =
𝑘

𝐾𝑊𝐻
𝐾𝑊𝐻 = 0,0367 𝐾𝑊𝐻
𝐾𝑊𝐻 𝐾𝑊𝐻
KWH meter merupakan deviasi dai KWH perhitungan
Wattmeter, sehingga didapat (0,35 ± 0,10) KWH
3. Lampu pijar 240 Watt & kapasitor 30 µF
a) Daya Listrik Sistem AC
Diket : V = 223 V
I = 2,4 A

Cos φ = 0,5 LEAD

Tanya : P ?
Jawab :
𝑃 𝜑
𝑃
𝑃 = 267,6 𝑊𝑎𝑡𝑡

b) Besar Daya
Diket : V = 223 V
I = 2,4 A

Tanya : P ?
Jawab :
𝑃 𝐼
𝑃
𝑃 = 535,2 𝑊𝑎𝑡𝑡

c) Kecepatan Putar Piringan Logam


Diket : V = 223 V

I = 2,4 A Cos φ = 0,5 LEAD


k = 300 putaran/KWH Tanya :
n?
Jawab :
𝑛 𝜑
𝑛
𝑛

d) Perhitungan KWH menggunakan Wattmeter Diket :


P (daya dari wattmeter) = 260 Watt t=

10 menit = 600 detik k = 300 putaran/KWH Tanya :


KWH ?
Jawab :
𝑃𝑡
𝐾𝑊𝐻

𝐾𝑊𝐻
𝐾𝑊𝐻 = 0,14 𝐾𝑊𝐻

e) KWH standart
Diket : n (putaran KWH meter) = 10,02 putaran k (konstanta
KWH meter) = 300 putaran/KWH Tanya : KWH ?
Jawab :
𝑛
𝐾𝑊𝐻 =
𝑘

𝐾𝑊𝐻
𝐾𝑊𝐻 = 0,0334 𝐾𝑊𝐻

𝐾𝑊𝐻 𝐾𝑊𝐻

KWH meter merupakan deviasi dai KWH perhitungan


Wattmeter, sehingga didapat (0,20 ± 0,06) KWH
BAB IV

PENUTUP

I. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan 2 pengukuran yaitu:
(1) Pengukuran besaran listrik berupa arus, tegangan, frekuensi dan
putaran Motor Induksi 3 fasa.
(2) Pengukuran daya dan energi dengan Metoda V, A, Cos 𝜑 dan KWH
meter.
Pada percobaan pertama (1) dilakukan pengukuran pertama pada
motor 1500 rpm didapatkan bahwa :
a) Hasil pengukuran putaran yakni 1309,4 rpm dengan menggunakan
sensor mekanik, 1500,1 rpm dengan menggunakan sensor cahaya.
Pada motor ini tidak bisa menggunakan sensor magnet sebab tidak ada
socket penghubung antara motor dan dudukan sensor magnetnya.
b) Hasil pengukuran arus yakni 1.36 A untuk multimeter digital dan 0,16
A untuk tangmeter.
c) Hasil pengukuran tegangannya adalah 389 V pada multimeter digital,
400 V pada multimeter analog, dan 380 V untuk voltmeter analog.
d) Hasil pengukuran frekuensi meliputi 50 Hz untuk frekuensi meter
getar dan 50 Hz untuk frekuensi meter digital, pada pengukuran
frekuensi digital terjadi ketidakstabilan dikarenakan setelah itu ada
pemadaman listrik di Lab listrik STTN.
Pada percobaan pertama (1) dilakukan pengukuran kedua pada
motor 3000 rpm didapatkan bahwa :
a) Hasil pengukuran putaran yakni 2965,9 rpm pada pengukuran sensor
mekanik, 2950 rpm pada pengukuran sensor magnet, dan 2971,6 rpm
pada pengukuran sensor cahaya.
b) Hasil pengukuran arusnya meliputi, 0,04 A pada pengukuran
multimeter digital dan 0.16 A pada hasil pengukuran Tangamper.
c) Hasil pengukuran tegangan yakni adalah 385 V pada multimeter
digital, 398 V pada multimeter analog, dan 365 V
untuk voltmeter analog.
d) Hasil pengukuran frekuansi meliputi 50 Hz pada saat mengukur
menggunakan Frekuensi meter getar dan 50 Hz dengan menggunakan
frekuensi digital.
Pada pengukuran pertama (1) menggunakan dua motor dengan
spesifikasi yakni 1500 rpm dengan 3 fasa hubungan bintang, tegangan
kerja 380 V dan memiliki jumlah 4 kutub. Sedangan satunya yakni 3000
rpm dengan 3 fasa hubungan bintang-detla, tegangan kerja 380 V, jumlah
kutub 2.
Pada percobaan kedua kita mengubah rangkaian sesuai diagram
untuk percobaan ke dua (2). Di percobaan ini kita mengukur pemakaian
listrik menggunakan wattmeter, cos 𝜑 meter dan ampere meter serta kwh
meter. wattmeter cos 𝜑 meter dan ampere meter di gunakan untuk
mengukur penggunaan listrik yang dihitung secara manual. Kita dapat
mengkalibrasi Kwh meter menggunakan perhitungan pada wattmeter dan
waktu. Wattmeter, cos 𝜑 meter, ampere meter dan kwh meter semua
disatukan dalam satu rangkaian dengan beban. Semua pengukuran pada
percobaan kedua ini dilaksanakan selama 10 menit.
II. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, mahasiswa dapat merangkai rangkaian 3
fasa hubungan bintang dan delta, memahami prinsip setiap alat ukur yang
digunakan seperti multimeter, tachometer, frekuensi meter, maupun tang
amper, dan menghitung slip yang terjadi di motor serta menentukan energi
yang dikonsumsi beban listrik terpasang. Berdasarkan perhitungan, dapat
disimpulkan bahwa :
(1) Pengukuran tepat yang menunjukkan 1500 rpm pada motor 1500 dan
putaran yang sama dengan 3000 rpm pada motor 3000 tidak
didapatkan/dijumpai .
(2) Pada hasil pengukuran menggunakan berbagai jenis alat ukur,
memiliki hasil yang berbeda pula.
(3) Perbandingan kuat arus yang mengalir pada motor 1500 lebih tinggi
dibandingkan dengan motor 3000, tetapi memiliki tegangan yang
hampir sama pada kedua motor.
(4) Pada motor 1500 dan motor 3000 memiliki frekuensi yang sama. Akan
tetapi pada saat kondisi listrik tidak stabil. Frekuensi keduanya
berbeda 3 angka.
(5) Tidak didapatkan nilai Cos φ yang benilai 1. Semakin banyak putaran
KWH meter maka semakin tinggi juga daya yang

dibutuhkan. Semakin kecil Cos φ semakin besar arus yang mengalir.

III. Saran

Saat melakukan praktikum ini kita harus tetap memperhatikan


prosedur-prosedur praktikum agar dapat mengurangi risiko tersengat
listrik . Selain itu kita mesti mengetahui dimana letak kabel yang akan
dipasang agar motor induksi 3 frasa dapat bekerja, karena banyaknya
kabel yang digunakan. Kemudian menjaga waktu saat mengukur faktor
kerja, energi, dan daya tetap sama yakni 10 menit agar penghitungan
hasilnya tepat.

Anda mungkin juga menyukai