Anda di halaman 1dari 377

MODUL

PEMBELAJARAN

ALAT UKUR DAN


TEKNIK
PENGUKURAN
ELEKTRONIKA
ALAT UKUR DAN
TEKNIK
PENGUKURAN
ELEKTRONIKA
DAFTAR ISI

Halaman

1. PENDAHULUAN 1
1.1. Parameter Alat Ukur 1
1.2. Kesalahan Ukur 6
1.3. Klasifikasi Kelas Meter 9
1.4. Kalibrasi 10
1.5. Macam-macam Alat Ukur Penunjuk Listrik 12
1.6. Peraga Hasil Pengukuran 28
2. MULTIMETER
2.1. Multimeter Dasar 43
2.2. Voltmeter 57
2.3. Ohmmeter 65
2.4. Multimeter Elektronik Analog 69
2.5. Multimeter Elektronik Digital 111
3. LCR METER
3.1. Prinsip Dasar Pengukuran Komponen LCR 129
3.2. LCR meter model 740 143
3.3. Pembacaan Nilai Pengukuran 148
3.4. Pengukuran Resistansi DC Dengan Sumber Luar 159
3.5. Pengukuran resistansi DC 161
4. PENGUKURAN DAYA
4.1. Pengukuran Daya Rangkaian DC 163
4.2. Pengukuran Daya Rangkaian AC 165
4.3. Wattmeter 167
4.4. Error Wattmeter 183
4.5. Watt Jam meter 186
4.6. Meter Solid States 190
4.7. Wattmeter AMR 190
4.8. Kasus Implementasi Lapangan 191
4.9. Faktor Daya 194
4.10. Metode Menentukan Urutan Fasa 203
5. PENGUJI TAHANAN ISOLASI DAN KUAT MEDAN
5.1. Pengujian Tahanan Isolasi 215
5.2. Tahanan Pentanahan (Earth Ground Resistance) 221
5.3. Pengukuran Medan 240
6. PEMBANGKIT SINYAL
6.1. Fungsi Generator 253
6.2. Pembangkit Frekuensi Radio 264
6.3. Pembangkit Pulsa 289
6.4. Sweep Marker Generator 289
7. Osiloskop
7.1. Pengantar 295
7.2. Operasi Dasar CRO 303
7.3. Jenis-Jenis Osiloskop 309
7.4. Osiloskop Digital 321
7.5. Spesifikasi Osiloskop 326
7.6. Pengukuran Dengan Osikoskop 319
7.7.1. MSO Sumbu XYZ Aplikasi Pada Pengujian Otomotif 339
7.7.2. Mixed Signal Oscilloscope 331
7.7.3. Osiloskop Digital Pospor (Digital Phospor Osciloscope / 331
DPO)
7.7.4. Arsitektur Pemrosesan Paralel 332
7.7.5. Mudah Penggunaan 335
7.7.6. Probe 336
7.8. Pengoperasian Osiloskop 346
8. FREKUENSI METER
8.1. Frekuensi Meter Analog . 353
8.2. Frekuensi Meter Digital 357
8.3. Metode Pengukuran 363
8.4. Kesalahan pengukuran 374
9. PENGANALISA SPEKTRUM
9.1. Pengantar dan Sejarah Perkembangan Spektrum Analiser 379
9.2. Jenis-jenis Penganalisa Spektrum 382
9.3. Dasar Analisa Spektrum Waktu Riil 390
9.4. Aplikasi Dalam Penggunaan 424
10. PEMBANGKIT POLA
10.1. Latar Belakang Sejarah 441
10.2. Sinyal Pengetesan 442
10.3. Pola Standar 445
10.4. Pola Pengetesan Batang Untuk Pengecekan Lapisan 452
10.5. Pengembangan Pola 461
10.6. Pembangkit Pola 463
10.7. Spesifikasi 469
10.8. Aplikasi 469
11.MESIN TESTER
11.1. Pengantar 479
11.2. Elektronik Pengetesan Fungsi Otomotif Menggunakan 490
Sistem Komponen
11.3. Aplikasi 497
11.3. Rupa rupa Penguji Mesin 515
11.4. Penganalisa Gas 516
12. SISTEM POSISI GLOBAL (GPS)
12.1. Pengantar Teknologi GPS 531
12.2. Cara Bekerja GPS 541
12.3. Differential GPS (DGPS) 552
12.4. Petunjuk Pengoperasian GPS Maestro 4050 555
13. PERALATAN ELEKTRONIKA KEDOKTERAN
13.1.1 MRI (Magnetic Resonance Imaging) 567
13.1.2. Mesin MRI 577
13.1.3. MRI Masa depan 581
13.2.1. Pengertian CT SCAN 582
13.2.2. Mesin Sinar X 586
vii

13.2.3. Ide Dasar Computerized Axial Tomography (CAT) 588


13.2.4. Prosedur Scanning 589
13.3.1. Diagnosis Medis Penggambaran Sonography 595
13.3.2. Aplikasi Diagnostik 597
13.3.3. Metoda Sonography 602
13.3.4. Perbedaan Jenis Ultrasonik 607
13.3.5. Prosedur Pengujian Dengan Ultrasonik 609
13.4. Penggambaran Kedokteran Nuklir 610
13.4.1. Prosedur Pengujian 612
13.4.2. Prosedur Pelaksanaan 614
13.4.3. Resiko 622
13.4.4. Keterbatas Tomograpi Emisi Positron 622
13.4.5. Teknik Cardiosvascular Imaging 623
13.4.6. Scanning Tulang 623
1

BAB 1 PENDAHULUAN
Tujuan Pokok Bahasan
Pembahasan bertujuan membekali 1. Parameter Alat Ukur
kemampuan : 2. Sistem Satuan
1. Mendefinisikan sistem satuan 3. Klasifikasi kelas meter
besaran listrik dan kalibrasi
2 Memilih dan menempatkan alat 4. Macam-macam peraga
ukur yang baik berdasarkan
parameter
3. Mampu menyebutkan macam-
macam peraga penunjukkan alat
ukur

1.1. Parameter Alat Ukur


berupa gerak dengan
Alat ukur listrik merupakan menggunakan alat ukur. Perlu
peralatan yang diperlukan oleh disadari bahwa untuk dapat
manusia. Karena besaran listrik menggunakan berbagai macam
seperti : tegangan, arus, daya, alat ukur listrik perlu pemahanan
frekuensi dan sebagainya tidak pengetahuan yang memadai
dapat secara langsung ditanggapi tentang konsep - konsep
oleh panca indera. Untuk teoritisnya. Dalam mempelajari
mengukur besaran listrik tersebut, pengukuran dikenal beberapa
diperlukan alat pengubah. Atau istilah, antara lain :
besaran ditransformasikan ke
dalam besaran mekanis yang

Instrumen : adalah alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran


suatu kuantitas atau variabel.
Ketelitian : harga terdekat dengan mana suatu pembacaan
instrumen mendekati harga sebenarnya dari variabel
yang diukur.
Ketepatan : suatu ukuran kemampuan untuk hasil pengukuran yang
serupa
Sensitivitas : perbandingan antara sinyal keluaran atau respons
instrumen terhadap perubahan masukan atau variabel
yang diukur.
Resolusi : :perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang mana
instrumen akan memberi respon atau tanggapan.
Kesalahan : penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai)
yang sebenarnya.
2

Alat ukur listrik dikelompokkan menjadi dua, yaitu :


Alat ukur standar/absolut :
Alat ukur absolut maksudnya pada alat itu sendiri. Ini
adalah alat ukur yang menunjukkan bahwa alat tersebut
menunjukkan besaran dari tidak perlu dikalibrasi atau
komponen listrik yang diukur dibandingkan dengan alat ukur
dengan batas-batas pada lainnya lebih dahulu. Contoh dari
konstanta dan penyimpangan alat ukur ini adalah galvanometer.

Gambar 1-1 Alat ukur standar galvanometer


Alat ukur sekunder :
Alat ukur sekunder maksudnya sudah dikalibrasi dengan
adalah semua alat ukur yang membandingkan pada alat ukur
menunjukkan harga besaran listrik standar/absolut. Contoh dari alat
yang diukur dan dapat ditentukan ukur ini adalah alat ukur listrik
hanya dari simpangan alat ukur yang sering dipergunakan
tersebut. Sebelumnya alat ukur sehari-hari.
3

Gambar 1-2 Alat ukur sekunder

1.1.1. Sistem Satuan Dalam Pengukuran


1.1.1.1. Satuan Dasar dan Satuan Turunan
Ilmu pengetahuan dan teknik dinyatakan satuan-satuan dasar.
menggunakan dua jenis satuan, Arus listrik, temperatur, intensitas
yaitu satuan dasar dan satuan cahaya disebut dengan satuan
turunan. Satuan-satuan dasar dasar tambahan. Sistem satuan
dalam mekanika terdiri dari dasar tersebut selanjutnya dikenal
panjang, massa dan waktu. Biasa sebagai sistem internasional yang
disebut dengan satuan - satuan disebut sistem SI. Sistem ini
dasar utama. Dalam beberapa memuat 6 satuan dasar seperti
besaran fisis tertentu pada ilmu tabel 1-1
termal, listrik dan penerangan juga
Tabel 1-1 Besaran-besaran satuan dasar SI

Kuantitas Satuan Dasar Simbol


Panjang meter m
Massa kilogram kg
Waktu sekon s
Arus listrik amper AK
Temperatur kelvin Cd
Intensitas cahaya kandela

Satuan-satuan lain yang dapat beberapa satuan turunan telah


dinyatakan dengan satuan-satuan diberi nama baru, contoh untuk
dasar disebut satuan-satuan daya dalam SI dinamakan watt
turunan. Untuk memudahkan yaitu menggantikan j/s.

Tabel 1-2 Beberapa contoh satuan yang diturunkan

Kuantitas Satuan Simbol Dinyatakan


yang dalam satuan SI
diturunkan atau satuan
yang diturunkan
-1
Frekuensi hertz Hz 1 Hz = 1 s
2
Gaya newton N 1 N = I kgm/s
2
Tekanan pascal Pa 1 Pa = 1 N/m
Enersi kerja joule J 1 J = 1 Nm
Daya watt W 1 W = 1 J/s
Muatan listrik coulomb C 1 C = 1 As
GGL/beda potensial volt V 1 V = 1 W/A
Kapasitas listrik farad F 1 F = 1 AsIV
Tahanan listrik ohm ΩS 1 = I V/A
-1
Konduktansi siemens Wb 1S =1Ω
Fluksi magnetis Weber T 1 Wb = I Vs
2
Kepadatan fluksi Tesla H 1 T = 1 Wb/m
Induktansi Henry lM 1 H = 1 Vs/A
Fluksi cahaya Lumen lx l m = 1 cd sr
2
Kemilauan lux l x = 1 lm/m
1.1.1.2. Sistem-sistem Satuan
Asosiasi pengembangan Ilmu Pengetahuan Inggris telah menetapkan
sentimeter sebagai satuan dasar untuk panjang dan gram sebagai satuan
dasar untuk massa. Dari sini dikembangkan sistem satuan sentimeter-
gram- sekon (CGS). Dalam sistem elektrostatik CGS, satuan muatan
listrik diturunkan dari sentimeter, gram, dan sekon dengan menetapkan
bahwa permissivitas ruang hampa pada hukum coulumb mengenai
muatan listrik
5

sistem internasional (SI). Sistem dan intensitas cahaya, seperti


SI digunakan enam satuan dasar, terlihat pada tabel 1-1. Demikian
yaitu meter, kilogram, sekon, dan pula dibuat pengalian dari satuan-
amper (MKSA) dan sebagai satuan dasar, yaitu dalam sistem
satuan dasar tambahan adalah desimal seperti terlihat pada tabel
derajat kelvin dan lilin (kandela) 1-3.
yaitu sebagai satuan temperatur

Tabel 1-3 Perkalian desimal


Faktor perkalian dari Sebutan
satuan Nama Symbol
12
109 Tera T
106 Giga G
103 Mega M
102 Kilo K
10 Hekto h
10 Deca da
-1
10-2 Deci d
10-3 Centi c
10-6 Milli m
10-9 Micro µ
10-12
Nano n
10-15
Pico p
10-18
10 Femto f
atto a

Ada pula satuan bukan SI yang kelipatannya, digunakan dalam


dapat dipakai bersama dengan pemakaian umum. Lebih jelasnya
satuan SI. Beserta kelipatan - dapat diperhatikan pada tabel 1-4.

Tabel 1-4 Satuan bukan SI yang dapat dipakai bersama dengan satuan
Kuantitas Nama Satuan Simbol Definisi
Waktu menit menit 1 menit = 60 s
jam jam 1 jam = 60 menit
hari hari 1 hari = 24 jam
0
Sudut datar derajat ο 1 = (Jπ/180 )rad
o
menit , 1, = ( 1/60 )
sekon : 1" = ( 1/60 )
3
Massa Ton T 1 t = 10 k9
6

1.1.1.3. Sistem Satuan Lain massa 1 pon (lb) = 0,45359237


Di Inggris sistem satuan panjang kg. Berdasarkan dua bentuk ini
menggunakan kaki (ft), massa pon memungkinkan semua satuan
(lb), dan waktu adalah detik. (s). sistem Inggris menjadi satuan -
Satuan-satuan tersebut dapat satuan SI. Lebih jelasnya
dikonversikan ke satuan SI, yaitu perhatikan tabel 1-5.
panjang 1 inci = 1/12 kaki
ditetapkan = 25,4 mm, untuk

Tabel 1-5 Konversi satuan Inggris ke SI


Satuan Inggris Simbol Ekivalensi metrik Kebalikan
Panjang 1 kaki ft 30,48 cm 0,0328084
1 inci In 25,40 mm 0,0393701
2 2 2 2
Luas 1 kaki kuadrat Ft 9,2903 x 10 cm 0,0107639x10
2 2 -2
1 inci kuadrat In 6,4516 x 10 0,15500 x 10
3 2
Isi 1 kaki kubik Ft lb mm 35,3147
3 3
Massa 1 pon lb/ft 0,0283168 m 2,20462
Kerapatan 1 pon per kaki kubik ft/s 0,45359237 kg 0,062428
3
Kecepatan 1 kaki per sekon pdl 16,0185 kg/m 3,28084
Gaya 1 pondal ft pdl 0,3048 m/s 7,23301
Hp 0,138255 N 23,7304
Kerja, energi 1 kaki-pondal
Daya 1 daya kuda 0,0421401 J 0.00134102
745,7 W

1.2. Kesalahan Ukur sebab terjadinya kesalahan


Saat melakukan pengukuran pengukuran. Kesalahan -
besaran listrik tidak ada yang kesalahan dalam pengukuran
menghasilkan ketelitian dengan dapat digolongkan menjadi tiga
sempurna. Perlu diketahui jenis, yaitu :
ketelitian yang sebenarnya dan

1.2.1 Kesalahan-kesalahan Umum (gross-errors)


Kesalahan ini kebanyakan kebiasaan yang buruk, seperti :
disebabkan oleh kesalahan pembacaan yang tidak teliti,
manusia. Diantaranya adalah pencatatan yang berbeda dari
kesalahan pembacaan alat ukur, pembacaannya, penyetelan
penyetelan yang tidak tepat dan instrumen yang tidak tepat. Agar
pemakaian instrumen yang tidak mendapatkan hasil yang optimal,
sesuai dan kesalahan penaksiran. maka diperlukan pembacaan lebih
Kesalahan ini tidak dapat dari satu kali. Bisa dilakukan tiga
dihindari, tetapi harus dicegah dan kali, kemudian dirata-rata. Jika
perlu perbaikkan. Ini terjadi karena mungkin dengan pengamat yang
keteledoran atau kebiasaan - berbeda.
7

Hasil pembacaan Pembacaan


< harga > harga
sebenarnya Posisi senearnya
pembacaan
yang benar

Gambar 1-3 Posisi pembacaan meter

Gambar 1-4 a Pembacaan yang salah Gambar 1-4 b Pembacaan yang benar

Gambar 1-5 Pengenolan meter tidak tepat


8

1.2.2. Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic errors)

Kesalahan ini disebabkan oleh tepat untuk mengetahui instrumen


kekurangan-kekurangan pada tersebut mempunyai kesalahan
instrumen sendiri. Seperti atau tidak yaitu dengan
kerusakan atau adanya bagian- membandingkan dengan
bagian yang aus dan pengaruh instrumen lain yang memiliki
lingkungan terhadap peralatan karakteristik yang sama atau
atau pemakai. Kesalahan ini terhadap instrumen lain yang
merupakan kesalahan yang tidak akurasinya lebih tinggi. Untuk
dapat dihindari dari instrumen, menghindari kesalahan-kesalahan
karena struktur mekanisnya. tersebut dengan cara : (1) memilih
Contoh : gesekan beberapa instrumen yang tepat untuk
komponen yang bergerak pemakaian tertentu; (2)
terhadap bantalan dapat menggunakan faktor-faktor koreksi
menimbulkan pembacaan yang setelah mengetahui banyaknya
tidak tepat. Tarikan pegas kesalahan; (3) mengkalibrasi
(hairspring) yang tidak teratur, instrumen tersebut terhadap
perpendekan pegas, instrumen standar. Pada
berkurangnya tarikan karena kesalahan-kesalahan yang
penanganan yang tidak tepat atau disebabkan lingkungan, seperti :
pembebanan instrumen yang efek perubahan temperatur,
berlebihan. Ini semua akan kelembaban, tahanan udara luar,
mengakibatkan kesalahan- medan-medan maknetik, dan
kesalahan. Selain dari beberapa sebagainya dapat dihindari
hal yang sudah disinggung di atas dengan membuat pengkondisian
masih ada lagi yaitu kesalahan udara (AC), penyegelan
kalibrasi yang bisa mengakibatkan komponen-komponen instrumen
pembacaan instrumen terlalu tertentu dengan rapat, pemakaian
tinggi atau terlalu rendah dari yang pelindung maknetik dan
seharusnya. Cara yang paling sebagainya.

Pegas pegas
9

Gambar 1-6 Posisi pegas


1.2.3. Kesalahan acak yang tak disengaja (random errors)
Kesalahan ini diakibatkan oleh pengamatan. Untuk mengatasi
penyebab yang tidak dapat kesalahan ini dengan menambah
langsung diketahui. Antara lain jumlah pembacaan dan
sebab perubahan-perubahan menggunakan cara-cara statistik
parameter atau sistem untuk mendapatkan hasil yang
pengukuran terjadi secara acak. akurat.
Pada pengukuran yang sudah Alat ukur listrik sebelum
direncanakan kesalahan - digunakan untuk mengukur perlu
kesalahan ini biasanya hanya diperhatikan penempatannya /
kecil. Tetapi untuk pekerjaan - peletakannya. Ini penting karena
pekerjaan yang memerlukan posisi pada bagian yang bergerak
ketelitian tinggi akan berpengaruh. yang menunjukkan besarannya
Contoh misal suatu tegangan akan dipengaruhi oleh titik berat
diukur dengan voltmeter dibaca bagian yang bergerak dari suatu
setiap jam, walaupun instrumen alat ukur tersebut. Oleh karena itu
yang digunakan sudah dikalibrasi letak penggunaan alat ukur
dan kondisi lingkungan sudah ditentukan seperti pada tabel 1-6
diset sedemikian rupa, tetapi hasil
pembacaan akan terjadi
perbedaan selama periode

Tabel 1-6 Posisi alat ukur waktu digunakan


Letak T
anda
Tegak

Datar

Miring (misal 0
dengan < 60
0
Sudut 60 )

1.3. Klasifikasi Kelas Meter ketelitian alat ukur dibagi menjadi


Untuk mendapatkan hasil 8 kelas, yaitu : 0,05; 0,1 ; 0,2 ; 0,5
pengukuran yang mendekati ; 1,0 ; 1,5 ; 2,5 ; dan 5. Kelas-
dengan harga sebenarnya. Perlu kelas tersebut artinya bahwa
memperhatikan batas kesalahan besarnya kesalalahan dari alat
yang tertera pada alat ukur ukur pada batas-batas ukur
tersebut. Klasifikasi alat ukur listrik masing-masing kali ± 0,05 %, ±
menurut Standar IEC no. 13B-23 0,1 %, ± 0,2 %, ± 0,5 %, ± 1,0
menspesifikasikan bahwa
10

%, ± 1,5 %, ± 2,5 %, ± 5 % dari digolongkan menjadi 4 golongan


relatif harga maksimum. Dari 8 sesuai dengan daerah
kelas alat ukur tersebut pemakaiannya, yaitu :
(1) Golongan dari kelas 0,05, 0,1, kalibrasi atau peneraan bagi
0,2 termasuk alat ukur presisi pemakai alat ukur sangat penting.
yang tertinggi. Biasa digunakan di Kalibrasi dapat mengurangi
laboratorium yang standar. (2) kesalahan meningkatkan
Golongan alat ukur dari kelas 0,5 ketelitian pengukuran. Langkah
mempunyai ketelitian dan presisi prosedur kalibrasi menggunakan
tingkat berikutnya dari kelas 0,2 perbandingan instrumen yang
alat ukur ini biasa digunakan untuk akan dikalibrasi dengan instrumen
pengukuran-pengukuran presisi. standar. Berikut ini dicontohkan
Alat ukur ini biasanya portebel. (3) kalibrasi untuk ampermeter arus
Golongan dari kelas 1,0 searah dan voltmeter arus searah
mempunyai ketelitian dan presisi secara sederhana.
pada tingkat lebih rendah dari alat
ukur kelas 0,5. Alat ini biasa 1.4.1. Kalibrasi ampermeter arus
digunakan pada alat ukur portebel searah
yang kecil atau alat-alat ukur pada Kalibrasi secara sederhana yang
panel. (4) Golongan dari kelas 1,5, dilakukan pada ampermeter arus
2,5, dan 5 alat ukur ini searah. Caranya dapat dilakukan
dipergunakan pada panel-panel dengan membandingkan arus
yang tidak begitu memperhatikan yang melalui ampermeter yang
presisi dan ketelitian. akan dikalibrasi (A) dengan
ampermeter standar (As).
1.4. Kalibrasi Langkah-langkahnya ampermeter
Setiap sistem pengukuran harus (A) dan ampermeter standar (As)
dapat dibuktikan keandalannya dipasang secara seri perhatikan
dalam mengukur, prosedur gambar 1- 7 di bawah.
pembuktian ini disebut kalibrasi.
+ - +
-
IA Is

+
Beba n
-

Gambar 1- 7. Kalibrasi sederhana ampermeter


Sebaiknya ampermeter yang akan tingkat berikutnya (0,5). Gambar 1
digunakan sebagai meter standar – 7 ditunjukkan bahwa IA adalah
adalah ampermeter yang arus yang terukur pada meter
mempunyai kelas presisi yang yang akan dikalibrasi, Is adalah
tinggi (0,05, 0,1, 0,2) atau presisi arus standar yang dianggap
11

sebagai harga arus sebenarnya. dan biasa disebut kesalahan dari


Jika kesalahan mutlak (absolut) alat ukur, maka dapat dituliskan :
dari ampermeter diberi simbol α

α = IA - Is ............................. (1 – 1)
Perbandingan kesalahan alat ukur dalam persen. Sedangkan
(α) terhadap harga arus perbedaan atau selisih antara
sebenarnya (Is), yaitu : α/ Is harga sebenanya atau standar
biasa disebut kesalahan relatif dengan harga pengukuran
atau rasio kesalahan. DInyatakan disebut harga koreksi dituliskan :

Is - IA = k ........................... (1 – 2)
Perbandingan harga koreksi disebut rasio koreksi atau koreksi
terhadap arus yang terukur (k / IA ) relatif dinyatakan dalam persen
.
Contoh Aplikasi :
Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang
besarnya 20 mA, ampermeter menunjukan arus sebesar
19,4 mA. Berapa kesalahan, koreksi, kesalahan relatif,
dan koreksi relatif.
Jawab :
Kesalahan = 19,4 – 20 = - 0,6 mA
Koreksi = 20 – 19,4 = 0,6 mA
Kesalahan relatif = -0,6/20 . 100 % = - 3 %
Koreksi relatif = 0,6/19,4 . 100 % = 3,09 %

1.4.2. Kalibrasi voltmeter arus searah


Sama halnya pada ampermeter, standar (Vs). Langkah-langkahnya
kalibrasi voltmeter arus searah voltmeter (V) dan voltmeter
dilakukan dengan cara standar (Vs) dipasang secara
membandingkan harga tegangan paralel perhatikan gambar 1- 8 di
yang terukur voltmeter yang bawah.
dikalibrasi (V) dengan voltmeter

+ + +

V Beban
V
- - -
12

Gambar 1- 8. Kalibrasi sederhana voltmeter


Voltmeter yang digunakan adalah tegangan standar yang
sebagai meter standar adalah dianggap sebagai harga tegangan
voltmeter yang mempunyai kelas sebenarnya. Jika kesalahan
presisi tinggi (0,05, 0,1, 0,2) atau mutlak (absolut) dari voltmeter
presisi tingkat berikutnya (0,5). diberi simbol α dan biasa disebut
Pada Gambar 1 – 8, V adalah kesalahan dari alat ukur, maka
tegangan yang terukur pada meter dapat dituliskan :
yang dikalibrasi, sedangkan Vs

α = V - Vs ............................. (1 – 3)
Perbandingan besar kesalahan dalam persen. Sedangkan
alat ukur (α) terhadap harga perbedaan harga sebenanya atau
tegangan sebenarnya (Vs), yaitu : standar dengan harga pengukuran
α/ Vs disebut kesalahan relatif disebut koreksi dapat dituliskan :
atau rasio kesalahan dinyatakan

Vs - V = k ........................... (1 – 4)
Demikian pula perbandingan koreksi relatif dinyatakan dalam
koreksi terhadap arus yang terukur persen.
(k / V ) disebut rasio koreksi atau

Contoh : voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan


yang besarnya 50 V, voltmeter tersebut menunjukan
tegangan sebesar 48 V. Berapa nilai kesalahan, koreksi,
kesalahan relatif, dan koreksi relatif.

Jawab :
Kesalahan = 48 – 50 = - 2 V
Koreksi = 50 – 48 = 2 V
Kesalahan relatif = - 2/50 . 100 % = - 4 %
Koreksi relatif = 2/48 . 100 % = 4,16 %

1.5. Macam-macam Alat Ukur Penunjuk Listrik


Alat ukur listrik yang biasa prinsip kerja, penggunaan, daerah
dipergunakan dalam pengukuran kerja penggunaan, dan kebutuhan
ditunjukkan pada tabel 1-7 yang daya.
meliputi : jenis, tanda gambar,
13

Tabel 1-7 Beberapa contoh alat ukur penunjuk listrik


No Jenis Tanda Prinsip Kerja Peng Contoh Daerah Kerja dan Penggunaan Daya
Gambar gunaan Dayanya
Arus Tegangan Frekuen
si
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-6 2 -2 -3
1 Kumparan Gaya elektro DC AVO 1,5 x 10 ~10 10 ~10 - Kecil
putar magnetik antar
medan magnit
suatu magnit tetap
& arus
M
-4 -1 3 4
2 Penyearah Kombinasi suatu AC AVOF 5 x 10 ~10 1~10 < 10 Kecil
pengubah rata-
memakai rata
penyearah semi
konduktor saat
R suatu alat ukur
jenis kumparan
putar
-3 -1 3
3 TermoMom Kombinasi suatu AC AVW 10 ~5 5x10 ~ < 10 Kecil
en pengubah memakai Efektif 1,5x102
termoMomen dan DC
alat ukur jenis
T kumparan putar
4 Besi Putar Gaya elektro AC AV 10-2 ~ 10~103 <5x102 Besar
magnetik yang Efektif 3x102
bekerja pada suatu DC
inti besi dalam suatu
medan magnet

S
-2 3 3
5 Elektro Gaya elektro AC AVMF 10 ~ 50 1~10 < 10 besar
dinamo magnetik yang Efektif
meter bekerja pada suatu DC
kumparan yang
dialiri arus dalam
D medan elektro
maknet
6 Induksi Gaya elektro AC AVW 10-1 ~ 102 1~103 < 103 x Besar
magnetik yang Efektif Wh 10 ~ 102
ditimbulkan oleh
medan bolak-balik
D dan arus yang
terimbas oleh medan
maknetmaknet

Catatan: A : Ammeter F : Frekuensimeter V : Voltmeter


O: Ohmmeter Wh : Alat ukur energi listrik W : Wattmeter (Soedjana. S, 1976)
1.5.1. Alat Ukur Kumparan Putar
1.5.1. Alat Ukur Kumparan Putar
Alat ukur kumparan putar adalah ditempatkan dalam medan magnet
alat ukur yang bekerja atas dasar yang berasal dari magnet
prinsip kumparan listrik yang permanen. Alat ukur jenis ini tidak
terpengaruh magnet luar, karena
telah memiliki medan magnet yang
14

kuat terbuat dari logam alniko berada dalam medan magnet,


yang berbentuk U. Prinsip kerja maka pada kawat penghantar
alat ukur kumparan putar tersebut akan timbul gaya. Gaya
menggunakan dasar percobaan yang timbul disebut dengan gaya
Lorentz. Percobaan Lorentz Lorentz. Arahnya ditentukan
dikatakan, jika sebatang dengan kaidah tangan kiri
penghantar dialiri arus listrik Fleming.

Gambar 1-9 Hukum tangan kiri Fleming


Gambar 1-10 menggambarkan medan magnet tetap.
magnet permanen yang berbentuk Berdasarkan hukum tangan kiri
seperti tapal kuda yang dilengkapi Fleming, kumparan tersebut akan
dengan sepatu kutub. Diantara berputar sehingga jarum penunjuk
sepatu kutub ditempatkan sebuah akan bergerak atau menyimpang
inti dengan lilitan kawat yang dari angka nol. Semakin besar
dapat bergerak dan berputar arus yang mengalir dalam
dengan bebas melalui poros. Pada kumparan, makin kuatlah gaya
waktu melakukan pengukuran, tolak yang mengenai kumparan
arus mengalir pada kumparan dan dan menyebabkan penyimpangan
menyebabkan adanya magnet. jarum bergerak semakin jauh.
Magnet tersebut ditolak oleh
15

3
4

1. Skala 5. Kumparan putar


2. Jarum penunjuk 6. Inti besi lunak
3. Magnet tetap 7. Pegas
4. Sepatu kutub 8. Poros

Gambar 1-10 Prinsip kerja alat ukur kumparan (www.tpub.com)

Pegas yang berbentuk ulir pipih menimbulkan keseimbangan pada


ada dua, satu terletak di atas kedudukan jarum dan membuat
kumparan, yang lain berada di jarum selalu kembali ke titik nol
bawah kumparan. Pegas-pegas bila tidak ada arus yang mengalir.
tersebut arah putarnya saling Karena adanya arus yang
berlawanan, yaitu satu ke arah kiri mengalir melalui kumparan
yang lain ke arah kanan. Dengan sehingga akan timbul gaya pada
demikian kalau yang satu kedua sisi dan menghasilkan
mengencang, lainnya akan momen penyimpang, perhatikan
mengendor. Hal ini akan gambar 1-11.
16

Gambar 1-11 Momen penyimpang


Jika arus yang mengalir pada besarnya gaya pada tiap sisi
kumparan adalah I amper, maka kumparan adalah :

F = B .I . l Newton ........................ (1 -1)

Dengan pengertian :
B = kerapatan fluks dalam Wb/m2
l = panjang kumparan dalam meter
Apabila kumparan dengan N lilitan, dikalikan dengan lengan atau jarak
maka gaya pada masing-masing tegak lurus. Jika lengan adalah b,
kumparan adalah : N . B. I . l maka :
Newton. Besarnya momen
penyimpang (Td) adalah gaya

Momen penyimpang (Td) = gaya x lengan


= N. B . I .l . b

Karena l X b merupakan luas penampang kumparan dan dinotasikan A,


maka
Momen penyimpang (Td) = N . B . I . A N-m ............. (1 -2)
Dari persamaan I-2, jika B momen pengontrol (Tc) sebanding
dinyatakan suatu konstanta, maka dengan simpangan 2. Pada posisi
momen penyimpang (Td) akan simpangan akhir Td = Tc ,
sebanding dengan arus yang sehingga simpangan 2 adalah
mengalir pada kumparan. Karena
sebanding dengan arus I.
alat ukur menggunakan pegas
kontrol yang tidak bervariasi, maka
17

Dengan demikian alat ukur ini dipaparkan dengan grafik, yang


dapat dikatakan mempunyai skala menghubungkan persamaan sudut
seragam. Untuk menentukan skala putar 2 dengan momen T.
alat ukur kumparan putar
TD5 A

TD4

TD3
K
O
P
E TD2
L

TD1

0 Ө1 Ө2 Ө3 Ө4 Ө5

Gambar 1-12. Penentuan penunjukan

Gamnbar 1-13. Skala alat ukur kumparan putar


Contoh, jika arus yang megalir kumparan berputar dengan sudut
pada alat ukur kumparan putar sebesar 1,2 radial. Jika momen
sebesar 5 mA mengakibatkan penggerak yang disebabkan oleh
18

arus-arus sebesar 1, 2,3 ,4, dan 5 Jika gambar menunjukkan jarum


mA dinyatakan dengan TD1, TD2, berhenti pada angka 3,5, maka
TD3, TD4, , dan TD5,. Momen - besarnya arus yang diukur adalah
momen tersebut dapat 3,5 mA.
digambarkan sebagai garis-garis
datar dan berjarak sama satu Secara umum kumparan putar
sama lain. Perlu diketahui bahwa terbuat dari kerangka dari
momen-momen penggerak aluminium, sedangkan dilihat sifat
tersebut hanya ditentukan oleh kelistrikkannya kerangka tersebut
besarnya arus yang mengalir dan merupakan jaringan hubung
tidak tergantung dari sudut putar 2 singkat dan memberikan pada
dari penunjuk. Besarnya momen kumparan momen peredam.
pengontrol berbanding lurus Gambar 1-14 ditunjukan jika
dengan sudut putar sehingga kumparan dialiri arus, maka
dalam grafik dapat digambarkan kumparan akan berputar dan
sebagai garis lurus yang dalam kerangka akan timbul arus
menghubungkan titik mula dengan induksi. Tegangan yang
A (perhatikan gambar 1-12). menyebabkan arus induksi
Apabila momen penggerak dan mengalir dalam kerangka
momen pengontrol dalam keadaan
seimbang, dan masing-masing kumparan. Sebaliknya arus
momen penggerak dinyatakan induksi akan memotong fluksi
sebagai 21, 22, 23, 24, dan 25, maka magnet dalam celah udara, jika
didapat 22 = 221, 23 = 321, 24 = kumparan berputar
421, 25 = 521. Oleh karena itu yang membangkitkan momen yang
dibentuk dengan membagi busur berbanding lurus dengan
lingkaran sebesar 1,2 rad ke kecepatan putar. Arah momen ini
dalam lima bagian yang sama, berlawanan dengan arah
dan diberikan angka-angka pada perputaran, maka akan
lima bagian dari skala tersebut 0, menghambat arah perputaran, dan
1, 2, 3, 4, dan 5 seperti pada momen ini disebut momen
gambar 1-13 besarnya arus yang peredam.
mengalir dapat dinyatakan pada
waktu jarum penunjuk berhenti.

Gambar 1 – 14 Peredaman alat ukur kumparan putar


19

Proses penunjukan jarum alat ukur di sekitar 20. Biasa disebut


tidak secara langsung peredaman kurang (gambar 1-15
menunjukan harga yang kurva A). Sebaliknya jika tahanan
dikehendaki tetapi masih terdapat listrik kecil, arus induksi yang
nilai perbedaan. Perbedaan terjadi besar sehingga
disebabkan karena adanya mengakibatkan pergerakan jarum
tahanan dalam dari alat ukur. akan lambat dan biasa disebut
Proses demikian juga dapat dengan peredaman lebih (gambar
disebabkan adanya peredaman. 1-15 kurva B). Yang terbaik
Jika penampang kerangka kecil adalah diantara peredaman
dan tahanan listriknya besar, kurang dan peredaman lebih
maka arus induksi yang terjadi biasa disebut dengan peredaman
kecil sehingga mengakibatkan
kritis (kurva C).
momen redam yang lemah dan
penunjukan jarum akan berosilasi

H
a Redaman kurang
r
A
g Redaman kritis
a C
p
e
n
u
n
j
u B Redaman lebih
k
k
a
n

a
l
a
t Waktu

Gambar 1 – 15. Gerakan jarum penunjuk dari suatu alat ukur


1.5.2. Alat Ukur Besi Putar pada dasarnya ada dua buah
Alat ukur tipe besi putar adalah bentuk yaitu tipe tarikan
sederhana dan kuat dalam (attraction) dan tipe tolakan
konstruksi. Alat ukur ini digunakan (repulsion). Cara kerja tipe tarikan
sebagai alat ukur arus dan tergantung pada gerakan dari
tegangan pada frekuensi – sebuah besi lunak di dalam medan
frekuensi yang dipakai pada magnit, sedang tipe tolakan
jaringan distribusi. Instrumen ini
20

tergantung pada gaya tolak antara 1.5.2.1. Tipe Tarikan (Attraction)


dua buah lembaran besi lunak Pada gambar 1-16. terlihat bahwa
yang telah termagnetisasi oleh jika lempengan besi yang belum
medan magnit yang sama. termagnetisasi digerakkan
Apabila digunakan sebagai mendekatai sisi kumparan yang
ampermeter, kumparan dibuat
dialiri arus, lempengan besi
dari beberapa gulungan kawat
akan tertarik di dalam kumparan.
tebal sehingga ampermeter
mempunyai tahanan yang rendah Hal ini merupakan dasar dalam
terhubung seri dengan rangkaian. pembuatan suatu pelat dari besi
Jika digunakan sebagai voltmeter, lunak yang berbentuk bulat telur,
maka kumparan harus bila dipasangkan pada batang
mempunyai tahanan yang tinggi yang berada diantara "bearings"
agar arus yang melewatinya dan dekat pada kumparan, maka
sekecil mungkin, dihubungkan pelat besi tersebut akan terayun
paralel terhadap rangkaian. Kalau ke dalam kumparan yang dialiri
arus yang mengalir pada arus. Kuat medan terbesar
kumparan harus kecil, maka berada ditengah - tengah
jumlah kumparan harus banyak kumparan, maka pelat besi bulat
agar mendapatkan amper telur harus dipasang sedemikian
penggerak yang dibutuhkan. rupa sehingga lebar gerakannya
yang terbesar berada di tengah
kumparan.

Gambar 1 – 16 Prinsip kerja instrumen tipe tarikan


Bila sebuah jarum penunjuk akan mengakibatkan jarum
dipasangkan pada batang yang penunjuk menyimpang. Untuk
membawa pelat tadi, maka arus lebih jelasnya perhatikan gambar
yang mengalir dalam kumparan 1-17.
21

Gambar 1 – 17. Beberapa bagian dari instrumen tipe tarikan


Besar simpangan akan lebih skala harus sudah dikalibrasi.
besar, jika arus yang mengalir Besarnya momen gerak
pada kumparan besar. Demikian (deflecting torque) diperlihatkan
pula simpangan penunjuk yang pada gambar 1 – 18 di bawah.
bergerak diatas skala, sebelumnya

Pelat besi
Arah gaya

kumparan

Gambar 1 – 18. Besarnya momen gerak


Apabila pelat besi ditempatkan kumparan. Dengan demikian pelat
sedemikian rupa sehingga pada besi yang termagnetisasi itu
posisi nol membentuk sudut Ø mempunyai kemagnitan
dengan arah medan magnit H sebanding dengan besarnya H
yang dihasilkan oleh kumparan. yang bekerja sepanjang
Simpangan yang dihasilkan sumbunya, yaitu sebanding
adalah 2 akibat arus yang melalui dengan H sin ( Ø + 2 ). Gaya F
22

yang menarik pelat ke dalam permeabilitas besi dianggap


kumparan adalah sebanding konstan, maka H ~ I, dengan
2
terhadap H sin ( Ø + 2 ). Jika demikian :
2
F ~ I sin (.Ø + 2) . ( 1 - 3 )
Jika. gaya ini bekeria Pada jarak I besarnya momen (Momen)
dari sumbu putar pelat, maka penyimpang adalah :

Td = F.I.cos ( Ø + 2 ) ... (1-4)

Jika persamaan 1 - 3 dimasukkan dalam persamaan 1 - 4 dipatkan :


2
Td = I sin ( Ø + 2). 1. cos ( Ø + 2)
Karena besarnya I adalah konstan, maka :
2
Td = K.I .sin ( Ø + 2). cos ( Ø + 2)
Jika digunakan kontrol pegas (spring-control ) maka momen pegasnya :
Tc = K'. 2 …… ( 1 – 5 )
Pada keadaan mantap (steady), maka Td = Tc
2
K.I sin (Ø + 2).cos (Ø + 2) = K'2
2
sehingga : 2-I (1-6)
Dengan demikian skala alat ukur besi putar adalah skala kuadratis. Jadi
bila digunakan pada arus bolak-balik, maka :
2
2 - I rms (1-7)
1.5.2.2. Tipe Tolakan (Repolsion) dengan sumbu kumparan. Salah
Bagian-bagian instrumen jenis satu dari besi tersebut A dipasang
tolakan digambarkan pada tetap, sedang B dipasang mudah
Gambar 1 – 19. Dalam gambar bergerak dan membawa sebuah
terdapat kumparan tetap penunjuk yang mudah bergerak
diletakkan didalamnya dua buah diatas skala yang telah dikalibrasi.
batang besi lunak A dan B sejajar
23

Gambar 1 – 19 Beberapa bagian penampang jenis repulsion


Apabila arus yang akan diukur pegas. Gaya tolak ini hampir
dilewatkan melalui kumparan, sebanding dengan kuadrat arus
maka akan membangkitkan yang melalui kumparan;
medan magnit memagnetisir kemanapun arah arus yang
kedua batang besi. Pada titik yang melalui kumparan, kedua batang
berdekatan sepanjang batang besi besi tersebut akan selalu sama -
mempunyai polaritas magnit yang sama termagnetisasi dan akan
sama. Dengan demikian akan saling tolak-menolak.
terjadi gaya tolak menolak Untuk mendapatkan skala uniform,
sehingga penunjuk akan digunakan 2 buah lembaran besi
menyimpang melawan momen yang berbentuk seperti lidah
pengontrol yang diberikan oleh (Gambar 1 - 20).

Gambar 1 – 20. Dua. buah lembaran besi yang berbentuk seperti lidah
Pada Gambar 1-20 tampak besi rupa sehingga dapat bergerak
tetap terdiri dari lempengan besi sejajar terhadap besi tetap.
berbentuk lidah dililitkan dalam Dengan adanya gaya. tolak-
bentuk silinder, sedang besi yang menolak antara dua batang besi
bergerak terdiri dari lempengan yang sama-sama termagnetisasi
besi dan dipasang sedemikian tersebut akan timbul momen.
24

Besar momen sebanding dengan instrumen ini digunakan untuk


2
H . Karena H sendiri berbanding arus bolak-balik akan
lurus terhadap arus yang melalui menunjukkan nilai arus rms (Irms).
kumparan (permeabilitas dianggap Karena polaritas dari kedua
konstan), maka momen tersebut batang besi tersebut berlawanan
2
akan sebanding dengan I. secara serentak, maka instrumen
Dengan demikian momen ini dapat digunakan untuk ac
simpangan, sebagai momen maupun dc.
2
utama sebanding dengan I . Jika

1.5.3. Alat Ukur Elektrodinamis diperlukan sumber yang


Alat ukur elektrodinamis adalah mengalirkan arus dan daya yang
sebuah alat ukur kumparan putar, besar pula.
medan magnit yang dihasilkan Prinsip kerja dari alat ukur
bukan dari magnit permanen, elektrodinamis diperlihatkan pada
tetapi oleh kumparan tetap/berupa gambar 1-21, kumparan putar M
kumparan diam didalamnya. Alat ditempatkan diantara kumparan-
ukur elektrodinamis dapat kumparan tetap (fixed coil) F1 dan
F2 yang sama dan saling sejajar.
dipergunakan untuk arus bolak-
Kedua kumparan tetap
balik maupun arus searah, mempunyai inti udara untuk
kelemahannya alat ukur tersebut menghindari efek histerisis, bila
menggunakan daya yang cukup instrumen tersebut digunakan
tinggi sebagai akibat langsung dari untuk sirkuit ac. Jika arus yang
konstruksinya. Karena arus yang melalui kumparan tetap I1 dan
diukur tidak hanya arus yang arus yang melalui kumparan putar
mengalir melalui kumparan putar, I2. Karena tidak mengandung besi,
tetapi juga menghasilkan fluksi maka kuat medan dan rapat flux
medan. Untuk menghasilkan suatu akan sebanding terhadap I1.
medan magnit yang cukup kuat Jadi :
diperlukan gaya gerak magnit
yang tinggi, dengan demikian

B = k . I1 .......................…………………………… ( 1 - 8 )

Di mana : B : Rapat flux


k : kontanta
25

Gambar 1 – 21. Prinsip alat ukur elektrodinamis


Misal kumparan putar yang banyaknya lilitan N. Besarnya
dipergunakan berbentuk persegi gaya pada masing-masing sisi
(dapat juga lingkaran) dengan kumparan adalah :
ukuran paniang l dan lebar b, dan
N . B . I2 . l Newton.
Momen penyimpang atau momen putarnya pada kumparan besarnya
adalah :
Td = N . B . I2 . l . b ------ > B = k . I1
Td = N . k . Il . I2 . l . b Nm ……………………….. ( 1 - 9 )
Keterangan :
Td : Momen Putar
N : Banyaknya lilitan
l : panjang kumparan
b : lebar kumparan

Besarnya N, k, 1, dan b adalah tersebut dinyatakan dengan K1,


konstan, bila besaran-besaran maka :
kumparan putar. Pada kumparan
Td = Kl . Il . I2 …………… ( 1 - 10 )
putar ini spring kontrol (pegas
Dari persamaan 1-10 terlihat pengatur), maka Momen
bahwa besarriya momen putar pengontrol/pemulih akan
adalah berbanding lurus terhadap berbanding lurus terhadap
hasil kali arus yang mengalir simpangan 2; maka :
melalui kumparan tetap dan
Kl . I1 . I2 = K2 . 2
2 ~ I1 . I2 ……………………………………………………. ( 1 - 11 )
Apabila instrumen digunakan yang melalui kumparan tetap
sebagai ammeter, maka arus
26

dan kumparan putar besarnya Jika I1 = I2 = I, maka : 2 ~ I2


sama.
I ~ √2 ............................................................... ( 1 - 12 )

a b
Gambar 1 – 22. Rangkaian ammeter elektrodinamis
Rangkaian Gambar 1-22a Besarnya I1 = 12 = I, adalah
digunakan untuk mengukur arus 2 ~ V.V --- > 2 ~ V
2

yang kecil, sedangkan Gambar 1- V ~ √ 2…………(1 - 13)


22b digunakan untuk mengukur
arus yang besar, Rsh dipasang Alat ukur elektrodinamis bila
guna membatasi besarnya arus digunakan untuk arus bolak-balik
yang melalui kumparan putar. biasanya skala dikalibrasi dalam
akar kuadrat arus rata-rata, berarti
alat ukur membaca nilai effektip.
Dengan demikian jika alat ukur
elektrodinamis dikalibrasi untuk
arus searah 1 A pada skala diberi
tanda yang menyatakan nilai 1 A,
maka untuk arus bolak-balik akan
menyebabkan jarum menyimpang
ke tanda skala untuk I A dc dan
memiliki nilai effektip sebesar 1 A.
Jadi pembacaan yang dihasilkan
oleh arus searah dapat dialihkan
Gambar 1 - 23 ke nilai arus bolak-balik yang
Rangkaian voltmeter sesuai, karena itu menetapkan
elektrodinamis hubungan antara AC dan DC.
Artinya alat ukur ini dapat
Apabila instrumen tersebut digunakan untuk membaca arus
digunakan sebagai voltmeter, AC dan DC dengan skala yang
maka kumparan tetap F dan sama.
kumparan putar M dihubungkan
seri dengan tahanan tinggi (RS).
1.5.4. Alat Ukur Elektrostatis
27

Alat ukur elektrostatis banyak ini akan menimbulkan Momen


dipergunakan sebagai alat ukur penyimpang, bila beda tegangan
tegangan (volt meter) untuk arus ini kecil, maka gaya ini akan kecil
bolak-balik maupun arus searah, sekali. Mekanisme dari alat ukur
khususnya dipergunakan pada elektrostatis ini mirip dengan
alat ukur tegangan tinggi. Pada sebuah capasitor variabel; yang
dasarnya kerja alat ukur ini adalah mana tingkah lakunya bergantung
gaya tarik antara muatan-muatan pada reaksi antara dua benda
listrik dari dua buah pelat dengan bemuatan listrik (hukum coulomb).
beda tegangan yang tetap. Gaya

Gambar 1 – 24 Skema voltmeter elektrostatis


Gaya yang merupakan hasil kapasitor semakin bertambah;
interaksi tersebut, pada alat ukur dengan bertambahnya muatan ini
ini dimanfaatkan untuk penggerak akan menyebabkan gaya tarik
jarum penunjuk. Salah satu menarik menjadi besar pula,
konfigurasi dasar alat ukur sehingga jarum akan bergerak ke
elektrostatis diperlihatkan gambar kanan. Momen putar yang
1-24. Pelat X dan Y membentuk
disebabkan oleh gaya tersebut
sebuah kapasitor varibel. Jika X
dan Y dihubungkan dengan titik- akan dilawan oleh gaya reaksi dari
titik yang potensialnya berlawanan pegas. Apabila Momen dari kedua
(Vab), maka antara X dan Y akan gaya ini sudah sama/seimbang,
terjadi gaya tarik-menarik; karena maka jarum yang berada pada
X dan Y mempunyai muatan yang pelat X akan berhenti pada skala
sama besarnya, tetapi berlawanan yang menunjukkan harga Vab.
(hukum coulomb). Gaya yang Untuk menentukan Momen
terjadi ini dibuat sedemikian rupa (momen putar) yang dibangkitkan
hingga bisa menimbulkan Momen oleh tegangan yang masuk adalah
(momen putar) yang digunakan sebagai berikut : misal simpangan
untuk menggerakkan jarum pada jarum adalah 2, jika C adalah
pelat X ke kanan. Jika harga Vab kapasitansi pada posisi
semakin besar, maka muatan tersimpang, maka muatan
instrumen akan menjadi CV
28

coulomb. Dimisalkan tegangannya dan Q + dQ. Sekarang energi


berubah dari V menjadi V + dV, yang tersimpan dalam medan
maka akibatnya 2, C, dan Q akan elektrostatis akan bertambah
berubah menjadi 2 + d2; C + dC dengan :
2 2
dE = d (1/2 CV ) = 1/2 V . dC + CV . dV joule ……. (1 - 14 )

Keterangan :
dE : Energi yang tersimpan
CV : Muatan instrumen
Jika T adalah besarnya Momen ini adalah : T x d2 joule.
pengontral terhadap simpangan 2, Jadi energi total tambahannya
maka besarnya tambahan energi adalah :
yang tersimpan pada pengontrol
2
T x d2 + 1/2 V . dC + CV . dV joule ……………… ( 1 – 15)
Dari sini terlitlat bahwa selama mensupply muatan sebesar dQ
teriadi perubahan, sumbernya pada potensial V.

Besar energi yang disupplykan = V x dQ


= V x d(CV)
= V2 x dC + CV.dV joule . (1 -16)
Padahal energi supply harus sama pengontrol, maka persamaan 1 -
dengan energi extra yang 15 dan 1 -16 akan didapatkan :
tersimpan di dalam medan dan
2 2
T x d2 + ½ V . dC + CV . dV = V . dC + CV . dV
2
T x d2 = ½ V . dC
2
T = ½V . dC/d2 Newton meter ………………….. (1 – 17)
Ternyata Momen yang diperoleh maupun ac. Tetapi untuk ac, skala
sebanding dengan kuadrat pembacaannya adalah harga rms-
tegangan yang diukur, baik dc nya.

1.6. Peraga Hasil Pengukuran


1.6.1. Light Emiting Dioda (LED)
digunakan. Dioda PN junction atau
Light Emiting Dioda (LED) secara
yang biasa disebut dioda saja
konstruksi terbuat sebagaimana terbuat dari bahan Silikon (Si) atau
dioda PN junction bahan tipe P Germanium (Ge), aliran arusnya
dan tipe N. Yang membedakan dapat melalui traping level yang
keduanya adalah bahanyang
biasa dinamakan tingkat Fermi. Sedangkan LED terbuat dari bahan
GaAs, GaP atau GaAsP yang mempunyai sifat direct gap. Artinya untuk
29

dapat mengalirkan arus, elektron harus berpindah dari tingkat jalur


konduksi langsung ke jalur valensi (perhatikan gambar jalur energi
tanda panah biru). Keistimewaan bahan ini adalah energi ionisasi yaitu
energi yang dibutuhkan elektron untuk lepas dari ikatan valensi, atau
berpindah dari jalur konduksi ke jalur valensi, dilepaskan
kembali dalam bentuk cahaya. Warna cahaya yang dihasilkan tergantung
dari selisih energi jalur konduksi dan valensi. Daerah sambungan antara
bahan tipe P dan N dibuat dari bahan bersifat reflektif dan diberi jendela
tembus cahaya sehingga cahaya yang dihasilkan dapat dilihat. Energi
untuk berpindah dari jalur konduksi ke valensi diperoleh dari tegangan
bias.

Tipe p
Tipe n

hole elektron
Jalur konduksi
cahaya Tingkat Fermi
Jalur terlarang

Jalur valensi

Gambar 1 – 25 Rekombinasi elektron

Anoda katoda

Gambar 1 – 26 Polaritas dan simbol LED


Dioda Silikon mempunyai Spektrum emisi merupakan fungsi
gelombang maksimum 900 mm intensitas relative (%) terhadap
mendekati cahaya infra merah. fungsi panjang gelombang (µm)
LED yang paling popular adalah dalam range 0,62 sampai 0,76 µm
gallium arsenide (GaAsP) dengan puncak (100%) pada
mempunyai emisi cahaya merah. panjang gelombang 0,66 µm. Juga
30

tersedia LED warna oranye, tegangan threshold sekitar 1,4


kuning dan hijau untuk ketiga sampai 1,8 volt. Dalam
warna ini seringkali digunakan implementasi rangkaian LED
bahan gallium phospide. dihubung seri dengan resistor
Karakteristik fungsi arus dan yang berfungsi sebagai pembatas
tegangan serupa dengan diode arus, agar arus yang mengalir
bias maju kecuali bahwa arus dalam LED dalam batas yang
tidak mengalir sampai tercapai aman.

R1

LED

Gambar 1 – 27. LED Gambar 1 – 28. Rangkaian LED


1.6.2. LED Seven Segmen sebagai komon anoda jika semua
Peraga tujuh segmen digunakan anoda dari LED seven segmen
sebagai penunjuk angka pada anoda di komen menjadi satu.
kebanyakan peralatan uji. Seven Segmen yang aktif adalah segmen
segmen disusun terdiri dari LED yang katodanya terhubung dengan
yang diaktifkan secara individual, sumber tegangan nol atau seven
kebanyakan yang digunakan LED segemen aktif rendah. Sebaliknya
warna merah. LED disusun dan untuk komon katoda semua
diberi label seperti gambar katode dari LED seven segmen
diagram di bawah. Jika semua terhubung menjadi satu mendapat
segmen diaktifkan akan tegangan bias nol. Segmen yang
menunjukkan angka 8, sedangkan aktif adalah segmen yang
bila yang diaktifkan hanya segmen mendapat tegangan positip pada
a, b, g, c dan d memperagakan anoda atau aktif tinggi. Sebuah
angka 3. Angka yang dapat resistor ditempatkan seri dengan
diperagakan dari 0 sampai dengan masing-masing diode untuk
9 sedangkan dp menunjukkan titik pengaman terhadap arus lebih.
desimal.
Ada dua jenis seven segmen
komon katoda dan komon anoda.
Seven segmen dinyatakan
31

Gambar 1 – 30. Peraga seven


Gambar 1 – 29. Skematik seven segmen
segmen
Karena seven segmen merupakan
peraga sinyal digital dimana
angka berbasis dua atau biner,
maka seven segmen dapat
digunakan sebagai penunjukan
hitungan desimal diperlukan
pengubah hitungan biner menjadi
desimal yang disebut dengan
rangkaian BCD (Binery Code
Desimal). Hubungan keluaran
hitungan biner, keluaran decoder
BCD dan tabel kebenarannya
ditunjukkan dibawah ini.
32

Vcc

A B C D E F G

Resistor
pembatas
RB0 A’ B’ C’ D’ E’ F’ G’ A
F G B
RB1 Dekoder / Driver
E C

D
Vcc
a b c d

Masukan BCD Tes lampu Gnd

Gambar 1-31. Rangkaian dekoder dan seven segmen


(Deboo Borrous :1982)
Dengan memvariasi masukan diantaranya seperti gambar di
untuk memilih segmen yang aktif bawah ini.
peragaan seven segmen dapat
memperagakan huruf dan angka

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 1-32. Macam-macam peragaan seven segmen
Pengaturan pilihan segmen aktif Karakteristik tersebut ditunjukkan
dilakukan dengan mengenali dalam tabel kebenaran tabel di
karakteristik hubungan keluaran bawah ini.
decoder dan seven segmen.
33

Tabel 1 – 8 Tabel kebenaran decoder BCD Komon Katoda


Masukan BCD Keadaan Keluaran Peraga
d c b a A B C D E F G
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1

0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0

0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0

0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0

0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0

0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0

0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
1.6.3. LCD: Polarisasi cahaya membuka atau menutup setiap
LCD dalam bentuk sederhana kristal cair diatur melalui
tedapat pada peraga kalkulator. elektrode-elektrode.
Beberapa krital cair meneruskan
cahaya dan beberapa yang lain
menutup sehingga gelap. Status

Gambar 1 - 33. Konstruksi LCD


http://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm
34

Gambar 1 – 34. Contoh peraga LCD pada multimeter


Jenis kristal cair yang digunakan diteruskan menembus semua
dalam pengembangan teknologi lapisan, mengikuti arah pilinan
LCD adalah jenis nematik, yaitu molekul- molekul TN (90), sampai
memiliki molekul dengan pola dan memantul di cermin A dan keluar
arah tertentu. Jenis yang paling kembali. Ketika elektroda C dan E
sederhana adalah twisted nematic yang berupa elektroda kecil
(TN) memiliki struktur molekul berbentuk segi empat dipasang
terpilin secara alamiah, mulai di lapisan gelas mendapatkan
dikembangkan tahun 1967. arus, kristal cair D yang sangat
Struktur TN terpilin secara alamiah sensitif terhadap arus listrik tidak
90, dapat dilepas pilinannya lagi terpilin sehingga cahaya terus
(untwist) dengan menggunakan menuju panel B dengan polarisasi
arus listrik. sesuai panel F. Panel B yang
Struktur LCD meliputi kristal cair memiliki polarisasi berbeda 90
TN (D) diletakkan di antara dua dari panel F menghalangi cahaya
elektroda (C dan E) yang untuk menembus terus.
dibungkus lagi seperti sandwich Dikarenakan cahaya tidak dapat
dengan dua panel gelas (B dan F) lewat, pada layar terlihat
pada sisi luar dilumuri lapisan tipis bayangan gelap berbentuk segi
polarizing film. Lapisan A berupa empat kecil yang ukurannya sama
cermin yang dapat memantulkan dengan elektroda E ini berarti
cahaya yang berhasil menembus pada bagian tersebut cahaya tidak
lapisan-lapisan sandwich LCD. dipantulkan oleh cermin A.
Kedua elektroda dihubungkan Sifat unik yang dapat langsung
dengan baterai sebagai sumber bereaksi dengan adanya arus
arus. Panel B memiliki polarisasi listrik ini dimanfaatkan sebagai
yang berbeda 90 dari panel F. alat pengatur ON/OFF LCD.
Cahaya masuk melewati panel F Namun, sistem tidak
sehingga terpolarisasi, pada saat menghasilkan cahaya
tidak ada arus listrik, dan cahaya sebagaimana LED melainkan
35

mengambil sumber cahaya dari dengan warna tertentu. Pada


luar. Dengan alasan seperti itulah posisi tertentu meneruskan warna
mengapa LCD mempunyai sifat kuning, posisi lain warna merah,
konsumsi daya rendah Dalam juga warna-warna lain di antara
perkembanganya LCD banyak kuning-merah (gabungan)
digunakan sebagai monitor TV, ditunjukkan gambar 1-35. di
monitor computer maupun LCD. bawah ini.
Polarisasi, membelokan cahaya

Gambar 1 – 35. Perkembangan LCD pada implementasi monitor TV


http://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm
Seven segmen LCD mempunyai Tabung sinar katoda ( cathode
beberapa keuntungan yaitu hanya ray tube atau CRT), ditemukan
memerlukan daya yang rendah oleh Ferdinand K. Brain ahli
dalam orde microwatt karena LCD fisika German pada tahun 1879,
tidak mengemisikan atau struktur bagian dalam sebuah
membangkitkan cahaya melainkan
tabung sinar katoda ditunjukkan
hanya memendarkan cahaya
gambar di bawah. Komponen
masukan, harga murah tidak
tergantung ukuran sebagaimana utama CRT untuk pemakaian
yang lain, mempunyai contrast pada umumnya berisi:
yang baik. Kelemahan LCD (a) Senapan elektron yang terdiri
reliabilitas rendah, range dari katoda, filamen, kisi
temperature terbatas, visibility pengatur, anoda pemercepat
dalam penerangan lingkungan (b) Perlengkapan pelat defleksi
rendah, kecepatan rendah dan horisontal dan vertikal
memerlukan tegangan ac (c) Layar flouresensi
pengaktif kristal. (d) Tabung gelas dan dasar
tabung.
Senapan elektron
1.6.4. Tabung Sinar Katoda
menghasilkan suatu berkas
(Cathode Ray Tube /CRT)
elektron sempit dan terfokus
1.6.4.1. Susunan Elektrode CRT secara tajam pada saat
dan Prinsip Kerja meninggalkan senapan pada
36

kecepatan yang sangat tinggi dan layar, berkas elektron melalui


bergerak menuju layar diantara dua pelat defleksi
flourescent. Pada saat elektron elektrostatik sehingga berkas
membentur layar energi kinetik akan dibelokkan ke arah
dari elektron-elektron resultante defleksi horisontal dan
berkecepatan tinggi diubah vertikal sehingga membentuk
menjadi pancaran cahaya dan jejak gambar pada layar sesuai
berkas menghasilkan suatu bintik dengan tegangan masukan.
cahaya kecil pada layar CRT.
Dalam perjalanannya menuju

Anoda
Kumparan pembelok

Kisi pemusat

Layar flouresen

pemanas Berkas
elektron
katoda Kumparan pemfokus

Gambar 1 - 36. Skema CRT


"http://en.wikipedia.org/wiki/Cathode_ray_tube"

Gambar 1 – 37. Cutaway rendering of a color CRT


"http://en.wikipedia.org/wiki/Cathode_ray_tube"

Keterangan :
1. Senapan elektron 2 Berkas elektron
37

3. Kumparan pemfokus Sebuah senapan elektron


4. Kumparan defleksi konvensional yang digunakan
5. Anoda dalam sebuah CRT pemakaian
6. Lapisan pemisah berkas untuk umum, ditunjukan pada gambar
merah, hijau dan biru bagian di bawah ini. Sebutan senapan
gambar yang diperagakan. elektron berasal dari kesamaan
7. Lapisan pospor dengan zona antara gerakan sebuah elektron
merah, hijau dan biru. yang dikeluarkan dari senapan
8. Lapisan pospor sisi bagian dalam elektron CRT mempunyai
layar yang diperbesar.
kesamaan lintasan peluru yang
ditembakkan oleh senapan.

Gambar 1 – 38. Senapan elektron (Electron Gun)


"http://en.wikipedia.org/wiki/CRO/Cathode_ray_tube"
Elektron-elektron diionisasikan menurunkan arus berkas, yang
secara thermionik dengan berarti menurunkan intensitas
pemanasan tak langsung pada tabung atau tingkat terangnya
katoda yang secara keseluruhan bayangan pada layar CRT.
dikelilingi dengan kisi pengatur Elektron-elektron yang
yang terdiri dari silinder nikel dipancarkan oleh katoda
dengan lubang kecil ditengahnya dipusatkan pada lubang kecil di
satu sumbu dengan sumbu dalam kisi pengatur, dipercepat
tabung. Elektron-elektron menuju oleh adanya tegangan potensial
layar dilewatkan melalui lubang tinggi yang diberikan pada kedua
kecil membentuk arus berkas. elektrode anoda pemercepat
Besarnya arus berkas dapat diatur (accelerating anode). Kedua
dengan mengatur alat kontrol yang anoda ini dipisahkan oleh sebuah
berada pada panel depan yang anoda pemusat (focusing anode)
diberi tanda INTENSITY. melengkapi metode pemusatan
Mengatur intensitas sebenarnya elektron ke dalam berkas terbatas
mengubah tegangan negatif yang sempit dan tajam. Kedua
terhadap katoda pada kisi anoda pemercepat dan anoda
pengatur. Penambahan tegangan pemusat juga berbentuk silinder
negatip pada kisi pengatur akan dengan lubang-lubang kecil
38

ditengah-tengahnya masing- memungkinkan berkas elektron


masing silinder satu sumbe dipercepat dan terpusat merambat
dengan CRT. Lubang-lubang kecil melalui pelat defleksi vertikal dan
di dalam elektrode-elektrode ini horisontal menuju layar.

1.6.4.2. Layar CRT faktor. Pertama intensitas cahaya


Bila berkas elektron membentur dikontrol oleh jumlah elektron
layar CRT yang berlapiskan fosfor pembombardir yang membentur
akan menghasikan bintik cahaya. layar setiap detik. Jika arus berkas
Bahan dibagian dalam CRT diperbesar atau arus berkas
berupa fosfor sehingga energi dengan jumlah yang sama
kinetik tumbukan elektron pada dipusatkan pada daerah yang
layar akan menyebabkan lebih kecil dengan mengurangi
perpendaran cahaya. Fosfor ukuran bintik maka luminansi akan
menyerap energi kinetik dari bertambah. Kedua luminansi
elektron-elektron pembombardir bergantung pada energi benturan
dan memancarkan kembali energi elektron pembombardir pada
tersebut pada frekuensi yang lebih layar, energi benturan dapat
rendah dalam spektrum cahaya ditingkatkan melalui penambahan
tampak. Bahan-bahan flourescen tegangan pada anoda
memiliki karakteristik fosforesensi pemercepat. Ketiga luminansi
yaitu memancarkan cahaya merupakan fungsi waktu benturan
walaupun sumber eksitasi telah berkas pada permukaan lapisan
dihilangkan. Lama waktu cahaya fosfor ini berarti kecepatan
yang tinggal setelah bahan yang penyapuan akan mempengaruhi
bersinar hilang disebut ketahanan luminansi. Akhirnya luminansi
atau persistansi. Ketahanan merupakan fungsi karakteristik
biasanya diukur berdasarkan fisik dan fosfor itu sendiri. Oleh
waktu yang dibutuhkan oleh karena itu hampir semua pabrik
bayangan CRT agar berkurang ke melengkapi pembeli dengan
suatu persistansi tertentu pilihan bahan fosfor, tabel di
biasanyab 10 persen dari keluaran bawah ini menyajikan karakteristik
cahaya semula. beberapa fosfor yang lazim
Intensitas cahaya yang digunakan.
dipancarkan CRT disebut
luminansi tergantung beberapa

Tabel 1-9 Karakteristik beberapa fosfor yang lazim digunakan


(William Cooper : )

Jenis Penurunan
fosfor Fouresensi Fosforisensi Luminansi Komentar
ke 0,1%
Untuk
P1 Kuning-hijau Kuning-hijau 50% 95 pemakaian
umum
Kecepatan
rendah dan
P3 Biru-hijau Kuning-hijau 55% 120 kecepatan
tinggi,
peragaan
P4 Putih Putih 50% 20 televisi
Pengamatan
fenomena
P5 Biru kuning -hijau 35% 1500 kecepatan
rendah
Pemakaian
P11 Ungu-biru Ungu-biru 15% 20 fotografi
Pemakaian
P31 Kuning-hijau Kuning-hijau 100% 32 umum fosfor
paling terang
39

Sejumlah faktor perlu berkas elektron pada rapat arus


dipertimbangkan dalam memilih yang berlebihan, akan
fosfor agar sesuai kebutuhan. menyebabkan panas pada fosfor
Contoh fosfor P11 memliki sehingga keluaran cahaya
ketahanan singkat, sangat baik berkurang. Dua faktor yang
untuk pemotretan bentuk mengontrol terjadinya panas
gelombang tetapi sama sekali adalah kerapatan berkas dan
tidak sesuai untuk pengamatan lamanya eksitasi. Kerapatan
visual fenomena kecepatan berkas dikontrol oleh melalui
rendah. P31 luminansi tinggi, tombol INTENSITY, FOCUS dan
ketahanan sedang, merupakan ASTIGMATISM pada panel depan
kompromi yang paling baik untuk CRO. Waktu yang diperlukan oleh
penglihatan gambar secara umum, berkas untuk mengeksitasi suatu
banyak dijumpai dalam permukaan fosfor diatur dengan
kebanyakan CRO standar tipe penyapu atau alat kontrol
laboratorium. TIME/DIV. Panas yang mungkin
Ada kemungkinan kerusakan berat menyebabkan kerusakan fosfor,
pada CRT yang dikarenakan dicegah dengan mempertahankan
penanganan yang tidak tepat pada berkas pada intensitas yang
pengaturan alat-alat kontrol yang rendah dan waktu pencahayaan
terdapat pada panel depan. Bila yang singkat.
sebuah fosfor dieksitasi oleh
40

1.6.4.3. Gratikulasi diganti dengan suatu pola gambar


Bentuk gelombang pada khusus, seperti tanda derajat,
permukaan CRT secara visual untuk analisis vektor TV warna,
dapat diukur pada sepasang tanda Selain itu posisi gratikul luar dapat
skala horisontal dan vertikal yang dengan mudah diatur agar sejajar
disebut gratikul. Tanda skala dengan jejak CRT. Kerugiannya
dapat ditempatkan dipermukaan adalah paralaksis sebab tanda
luar tabung CRT dalam hal ini skala tidak sebidang dengan
dikenal sebagai eksternal gratikul. bayangan gelombang yang
Gratikul yang dipasang dihasilkan pada fosfor, sebagai
dipermukaan luar terdiri dari akibat penjajaran jejak dan gratikul
sebuah plat plastik bening atau akan berubah terhadap posisi
berwarna dilengkapi dengan tanda pengamatan.
pembagian skala. Gratikul di luar
mempunyai keuntungan mudah

Gratikul

Gambar 1 – 39. Tanda skala gratikul


Gratikul internal pemasangan mengganti CRT. Disamping itu
tidak menyebabkan kesalahan CRT dengan gratikul dipermukaan
paralaksis karena bayangan CRT dalam harus mempunyai suatu
dan gratikul berada pada bidang cara untuk mensejajarkan jejak,
yang sama. Dengan internal membawa akibat menambah
gratikul CRO lebih mahal karena harga keseluruhan CRO.
tidak dapat diganti tanpa
41

Daftar Pustaka :
Cooper, William D, 1999. Instrumentasi Elektronik dan Teknik
Pengukuran. ((Terjemahan Sahat Pakpahan). Jakarta : Penerbit
Erlangga.(Buku asli diterbitkan tahun 1978)
Soedjana, S., Nishino, O. 1976. Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik.
Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Deboo and Burrous.1977. Integreted Circuit And Semiconductor Devices
: theory and application. Tokyo Japan : Kogakusha.Ltd
http://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm
"http://en.wikipedia.org/wiki/CRO/Cathode_ray_tube"
www.tpub.com

43

BAB 2 MULTIMETER

Tujuan Setelah membaca

1. Mampu menjelaskan prinsip kerja multimeter sebagai


ampermeter, voltmeter dan ohmmeter.
2. Mampu melakukan tindak pencegahan kerusakan dalam
menggunakan multimeter.
3. Mampu memilih meter yang mempunyai spesifikasi terbaik.
4. Mampu mengoperasikan multimeter sesuai dengan fungsi dan
dengan ketelitian yang optimal.
5. Mampu melakukan pemeliharaan multimeter.

Pokok Bahasan

Multimeter merupakan alat ukur yang disebut AVO meter


paling banyak dipergunakan oleh para (Amper Volt Ohm).
praktisi, hobist dan orang yang bekerja
berkaitan dengan rangkaian listrik dan
elektronika. Multimeter dapat
dipergunakan untuk mengukur besaran
listrik, seperti : hambatan, arus, tegangan.
Karena dirancang untuk mengukur tiga
besaran tersebut, maka multimeter sering
Pembahasan :
(1) Dasar AVO meter
(2) Multimeter Analog
(3) Multimeter Digital Fungsi multimeter
dapat untuk :
(1). Mengukur
hambatan
(Ohmmeter),
(2) Mengukur arus
(Ampermeter),
(3). Mengukur
tegangan
(Voltmeter).
44

2.1. Multimeter Dasar


2.1.1. Ampermeter Ideal
Ampermeter ideal mempunyai dua sifat dasar, Ampermeter ideal :
yaitu: (1) hambatan dalamnya sama dengan (1) Simpangan
nol, (2) simpangan jarum benar-benar jarum sebanding
sebanding dengan arusnya. Pembacaan arus arus (linier)
yang diperoleh dari suatu ampermeter yang (2) Hambatan
dalam meter nol
ideal adalah sempurna. Karena hambatan
dalamnya nol, maka tidak akan menghambat
arus yang mengalir dalam rangkaian bila
dihubungkan. Lagi pula karena permukaan
alat ukur ditandai secara sempurna, maka
pembacaannya akan mencapai ketelitian 100
persen.
Ampermeter ideal hanya merupakan
wacana yang susah direalisaikan. Dalam
kenyataannya pasti mempunyai hambatan,
selain itu simpangan jarum ampermeter
biasanya tidak berbanding secara tepat dengan
besar arusnya. Dalam hal pembuatan
ampermeter-ampermeter DC masih dapat dibuat
mendekati sifat-sifat ampermeter ideal. Hambatan
dalamnya dibuat serendah mungkin dan
penyimpangan jarumnya hampir linier.

Mikroampermeter sederhana
dapat dikembangkan fungsinya
sebagai AVO meter disebut Basic
mater mempunyai tahanan dalam
(Rm) tertentu yang dijadikan
sebagai dasar pengembangan
fungsi. Gambar di bawah ini
merupakan mikroampermeter
dengan arus skala penuh (Ifs )
sebesar 100 µA. dapat dijadikan
sebagai Basic Meter.
Gambar 2-1. Basic meter unit
45

2.1.2. Mengubah Batas Ukur


lebih besar dari pada arus skala
Suatu ampermeter dengan arus penuhnya. Gambar 2 – 2
skala penuh Ifs (I full scale) dapat mengilustrasikan suatu
diparalel dengan suatu hambatan ampermeter shunt.
agar dapat mengukur arus yang

ItIt
Is
It IRsh f
A

Gambar 2-2a.Ampermeter shunt Gambar 2-2b.Ampmeter dengan


basic meter unit
Seperti ditunjukkan pada Gambar, hambatan shunt, (Rsh) sebesar
saat simpangan penuh, mengalir Ish . Sehingga berlaku persamaan
arus total (It) dalam rangkaian. arus
Sebagian arus mengalir melalui

It = Ish + Ifs ………………………………….. (2 – 1)

atau Ish = It - Ifs


Untuk menghitung besarnya hambatan shunt, dapat digunakan
persamaan tegangan:
Ish . Rsh = Ifs - Rm

Sehingga :
Rsh = Ifs/ Ish . Rm ………………..…………….(2 – 2)
Dengan mensubstitusikan persamaan (2 – 1) ke persamaan (2– 2), maka
diperoleh persamaan :
Ifs ……………………………… (2- 3)
R = . R m ….
sh I -I
t fs
Jika :
Rm : hambatan ampermeter sebelum dipasang Rsh
Rm’ : hambatan ampermeter setelah dipasang Rsh
46

R .R
R ' m sh . R
m = R m
/ / R
sh
=
R + R m
……………. (2 - 4)
m sh
Besarnya Rm ' dapat diperoleh dengan pendekatan sebagai berikut :
Rm' = Vin/Iin
dengan pengertian bahwa :
Vin = tegangan input, yaitu tegangan pada ujung-ujung ampermeter
shunt.
Iin = arus input, yaitu arus total yang melalui input (yang masuk ke
dalam rangkaian)
Sehingga persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut

I
R ' = fs . R ….................…………………………...... (2 - 5)
m It m

Dari persaamaan tersebut ternyata digunakan untuk mengukur arus


bahwa bila arus total (It) lebih total It = 10 mA; maka kita akan
besar dibanding arus skala penuh memperluas jangkauan arus
(Ifs) nya dengan suatu faktor, maka dengan faktor 10 kali. Oleh karena
itu, hambatan ampermeter shunt
hambatan dari ampermeter shunt
(Rm) menjadi 1/10 dari harga Rm’,
akan berkurang dengan faktor
tersebut. Sebagai contoh, jika Rm atau sebesar 5 ohm.
= 50 ohm, Ifs = 1mA, dan akan

Contoh Aplikasi
1. Suatu ampermeter dengan hambatan 50 ohm dan arus simpangan
penuhnya 1 mA. Agar dapat untuk mengukur arus sebesar 5 mA,
berapakah besarnya hambatan shunt dan berapakah besarnya
hambatan ampermeter shunt (Rm’) ?
Jawab :
I = 1 mA; It = 5 mA
It Ifs fs
I fs
ItI a). I = . R
IRsh sh
I - I m
t fs
A 1
= . 50 = 12.5 ohm
5 -1

Gambar 2-3. Ampermeter shunt


47

a). R ' = I /I . R
m fs t m
= 1/ 5 . 50 = 10 ohm
R '
atau m = R / /R
sh m
12,5 . 50 = 10 ohm
=
12,5 + 50

2. Dari soal 1 di atas, tetapi digunakan untuk mengukur arus It = I A.


Berapakah besarnya Rsh dan Rm’ nya ?
Jawab :
I
R = fs . R
sh I - I m
t fs
1 . 50 = 0,05 ohm
=
1000 - 1

Rm’ = Ifs/It . Rm

= 1/1000 . 50 = 0.05 ohm

Dari contoh soal di atas, dapat disimpulkan bahwa.

bila : It >> Ifs ; maka Rsh >> Rm dan Rm‘ = Rsh

3. Suatu ampermeter dengan hambatan 2000 ohm dan arus


simpangan penuh 50 µA, maka akan dishunt seperti pada Gambar
2-4 dengan ring variasi arus: 5 mA; 50 mA; dan 500 mA. Berapakah
besarnya Rm' dan Rsh pada masing-masing ring tersebut ?

Jawab :
It
Selekt
or Ifs = 50 µA

5mA 50mA 500mA


A
Rm = 2KΩ
Rm’

Gambar 2-4. Ampermeter dengan ring yang berbeda


48

a) Rm’ = Ifs/It . Rm b. Untuk ring 5 mA


50
Untuk ring 5 mA: Rsh = . 2000 = 20,2ohm
5000- 50
Rm’ = 50/5000 . 2000
Untuk ring 50mA
= 20 ohm 50
R = . 2000 = 2,002ohm
Untuk ring 50 mA: sh 50000-
50
Untuk ring 500 mA
Rm’ = 50/50000 . 2000 50
R = . 2000 = 0,2ohm
= 20 ohm sh 50000-0 50
Untuk ring 500 mA:
Rm’ = 50/500000 . 2000
= 0,2 ohm

Catatan :
Sebagai catatan, bahwa rangkaian ampermeter shunt seperti pada
Gambar 2-4 di atas mempunyai kekurangan, yaitu pada saat
pergantian posisi saklar dari ring yang satu ke ring yang lain, terjadi
keadaan terbuka sebentar. Hal membahayakan/ mengganggu
gerakkan jarum meter.

Sebagai alternatif lain, maka rangkaian dapat dibuat seperti pada


Gambar 2 - 5, yang sering disebut dengan Ayrton shunt.

5mA

Selektor 50mA RA
+ A
Ifs=50µA
500mA RB
Rm = 2KΩ

RC

-
Gambar 2-5. Ayrton shunt
49

2.1.3. Ampermeter AC
Mikroampermeter DC ini dapat
dikembangkan menjadi ampermeter AC
dengan menambahkkan komponen Sinyal Ac yang diukur
penyearah masukan yang fungsinya sebelum masuk meter
menyearahkan tegangan masukan AC disearahkan dahulu
menjadi DC. Meskipun tegangan masukan sehingga arus yang
berupa tegangan AC tetapi tegangan masuk meter tetap
maupun arus yang masuk meter berupa berupa arus DC.
arus DC, sehingga proses pengukuran
sama sebagaimana dijelaskan diatas.
Sehingga ampermeter AC terbentuk atas
ampermeter ideal, Rm, Rsh dan rangkaian
penyearah, sebagaimana digambarkan
pada gambar 2-6 di bawah ini.

Rm

Tegangan masukan AC

+
1 µF Rsh
+ A

Gambar 2-6. Rangkaian penyearah pada ampermeter AC


50

Gambar 2-7. Contoh dasar ampermeter

2.1.4. Kesalahan Pengukuran


2.1.4.1. Kesalahan Paralaks
Kesalahan paralaks adalah kesalahan Kesalahan paralaks:
yang disebabkan oleh manusia terutama (1) pembacaan skala tidak
berkaitan dengan pengamatan dan benar.
pembacaan pengukuran. Kesalahan (2) Posisi pembacaan
yang tidak tepat.
tersebut antara lain : (1) kesalahan
pembacaan pada skala yang tidak benar
misal mengukur arus dibaca pada skala
tegangan, (2). posisi pembacaan sehingga
posisi jarum tidak berimpit dengan
bayangan jarum di cermin. Hasil
pembacaan dapat kurang atau lebih dari
harga sebenarnya tergantung posisi
pembaca terhadap meter.
51

Posisi yang Pembacaan >


Pembacaan < benar harga
harga sebenarnya b

Gambar 2- 8. Posisi pembacaan meter


2.1.4.2. Kesalahan Kalibrasi
Salah satu jenis kesalahan yang Karena penyimpangan jarum tidak
terjadi dalam suatu ampermeter berbanding secara tepat dengan
yang nyata adalah kesalahan harga arusnya, maka
kalibrasi. Timbulnya kesalahan ini penyimpangan tersebut biasanya
karena permukaan meter (alat menunjukkan harga arus yang
ukur) mungkin tidak ditandai kurang tepat. Untuk mengatasi hal
secara cermat, atau dengan kata ini dapat dilakukan dengan cara
lain pembuatan tanda/skala yang memasang suatu ampermeter
tidak cermat. Tidak jarang standar yang dihubungkan seri
ampermeter yang mempunyai dengan ampermeter yang akan
tanda/skala pada permukaan yang dikalibrasi, yang dilihat seperti
tidak seragam bagian-bagiannya. Gambar 2 - 9.
52

Tabel 2-1. Kalibrasi arus

I ideal I I Ideal I kenyataan


A
1 mA 1 mA 0,97 mA
Sumber arus
0,5 mA 0,5 mA 0,51 mA
0,25 mA 0,25 mA 0,26 mA
I kenyataan A
0 0 0

Gambar 2-9. Kalibrasi arus


Pada ampermeter ideal akan mengatasai kesalahan ini, maka
terbaca secara tepat harga arus pada meter yang belum diberi
sumber, sedangkan pada skala (yang dikalibrasi), lantas
ampermeter kenyataan (yang diberi skala disesuaikan dengan
akan dikalibrasi), yang mempunyai skala dari ampermeter yang ideal
tanda/skala pada permukaan (standar). Dalam beberapa
meter yang kurang tepat kejadian, kapan saja suatu
menghasilkan kesalahan ampermeter dipakai, akan terjadi
pembacaan sedikit. Untuk kesalahan kalibrasi.

Contoh Aplikasi :
Suatu ampermeter mempunyai kesalahan kalibrasi 3% dari arus
simpangan penuh (full scale current). Jadi bila meter tersebut
mempunyai arus simpangan penuh 1 mA, kesalahan kalibrasinya
kurang lebih 0,03 mA. Sehingga untuk arus I mA pada ampermeter
akan terbaca antara 0,97 mA dan 1,03 mA. Di lain fihak, jika arus
yang mengalir pada ampermeter hanya 0,25 mA; meter akan
menunjuk antara 0,22 mA dan 0,28 mA. Dengan demikian semakin
besar, yaitu :
0,03/0,25 x 100% = 12%
Jika dibandingkan dengan 3% pada arus 1 mA.
Oleh karena itu, untuk praktek pengukuran sebaiknya dengan
simpangan arus sebesar mungkin, karena kesalahan kalibrasi
ditentukan dari arus simpangan penuhnya.

2.1.4.3. Kesalahan Pembebanan hambatan dari ampermeter


Kesalahan lain yang ditemukan tersebut. Pemasangan
dalam pemakaian ampermeter ampermeter pada cabang
adalah kesalahan yang rangkaian, akan menambah
disebabkan oleh adanya
53

hambatan. Penambahan mungkin agak besar, tergantung


hambatan menurunkan arus dari hubungan antara hambatan
yang mengalir dalam rangkaian. ampermeter dan hambatan dari
Penurunan arus mungkin kecil rangkaian dalam pengetesan.
sehingga dapat diabaikan atau

A A

Rangkaian DC Rangkaian A
dengan DC dengan
sumber dan Idm
sumber dan
hambatan hambatan
B
Itm B

Gambar 2-10a. Gambar 2-10b.


Rangkaian tanpa meter Rangkaian dengan meter
Pada Gambar 2 - 10a cabang tersebut akan berubah
menunjukkan rangkaian tanpa yaitu menjadi sebesar Idm. Arus Idm
meter, arus mengalir sebesar Itm. ini merupakan arus yang
Ini merupakan arus ditunjukkan oleh ampermeter.
sesungguhnya yang ingin diukur. Adapun hubungan secara
Dengan dihubungkannya matematik antara arus tanpa
ampermeter secara seri dengan meter (Itm) dan arus dengan meter
cabang tersebut Gambar 2 – 10 b; terlihat pada ilustrasi pada
akibat adanya hambatan Gambar 2 - 11.
ampermeter, maka arus pada

V
Vo Vo Ro
Itm Idm A
Ro

(a) (b)

Gambar 2-11. Rangkaian ekivalen Thevenin


54

Arus yang sesungguhnya, yang ingin diukur yaitu :

Itm = Vo/Ro

Arus yang terukur secara nyata yaitu:

Idm = Vo / ( Ro + Rm )

Sehingga perbandingan antara keduanya menghasilkan :


I Ro ........................................................ ( 2 - 6)
dm
=
I R +R
tm o m

tersebut hanya tergantung oleh


Persamaan 2-6 di atas
hambatan thevenin dan hambatan
membandingkan antara arus
meter. Perbandingan tersebut
dengan meter terhadap arus tanpa
disebut juga ketelitian (accuracy).
meter dan ternyata perbandingan

Jadi ketelitian = Idm/Itm x 100%


Bila ampermeter ideal, Rm = 0, maka Idm = Itm. Dalam hal ini berarti
ketelitian = 100%.

Prosentase kesalahan (efek) pembebanan = (1 - ketelitian) x 100%


atau : (100% - % ketelitian).
Hal ini memberikan pengertian, pembacaan 99%, berarti
misalnya ketelitian pembacaan kesalahan pembebanan 1%.
100% berarti kesalahan Contoh Implementasi 1:
pembebanan 0%. Ketelitian

1KΩ 500 Ω

2V
1KΩ Itm A

Gambar 2-12 . Contoh aplikasi Thevenin


55

Permasalahan :
Dari rangkaian pada Gambar 2 - 12, akan diukur besar arus
yang mengalir melalui hambatan 500 ohm.
(1) Berapa arus yang mengalir pada hambatan tersebut yang
sesungguhnya (arus tanpa meter) ?.
(2) Berapa pula arus yang terbaca pada meter, bila meter
tersebut mempunyai hambatan sebesar 100 ohm ?. Berapa
pula prosentase ketelitian dan prosentase efek
pembebanannya ?.

Solusi :
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, harus dihitung
besarnya tegangan thevenin. (saat ujung-ujung A - B terbuka ) dan
besarnya hambatan thevenin (sumber tegangan dihubung singkat).

Arus tanpa meter


A
Itm = Vo/'Ro = 1 Volt/1 K = I mA

Gambar 2-13. Contoh implementasi

Arus dengan meter :

Vo 1V
Idm = = = 0.909 mA

Ro +Rm 1000+100)Ω

Vo 1000
Ketelitian : X 100 % = ----- X 100 % = 90,9 %
Ro +Rm 1100

Efek Pembebanan = 100 % - 90,9 % = 9,1%


56

Contoh Aplikasi 2
Suatau ampermeter dengan hambatan 1000 ohm, digunakan untuk
mengukur arus yang melalui A - B pada rangkaian di bawah.

4KΩ 2KΩ 2KΩ

4KΩ 4KΩ Itm

Gambar 2-14 Contoh implementasi

Permasalahan :
Berapakah :
a) Arus tanpa meter (Itm)
b) Prosentase ketelitian
c) Prosentase efek pembebanan, bila ampermeter menuniuk 40 µA
dan kesalahan kalibrasi diabaikan,

Penyelesaian :
Ro = ( 4/4 + 2 ) / / 4 + 2 Ro
= 4 K ohm A

I /I R / (R +R )
dm tm o o m
= Vo
I = Ro +Rm I A
a). tm . dm Rm=1KΩ
R
o

4 +1 B
= . 40 µ A
4
= 50 µ A

Gambar 2-15 Contoh implementasi


57

R
b). Ketelitian = . 100%
R +R
o m
4 100% = 80%
= .
4+ 1

c). Efek pembebanan = 100 % - 80 % = 20 %

2.2. Voltmeter
2.2.1. Mengubah Batas Ukur
ujung-ujung masukan adalah V,
Suatu voltmeter DC yang
arus yang mengalir melalui
sederhana dapat dibuat dengan
ampermeter I, hambatan yang
memasang hambatan secara seri
diseri adalah Rs maka
dengan ampermeter (Gambar 2
hubungannya dapat dituliskan :
-16). Bila tegangan pada

V = ( R S + R m ) I …………………………….. ( 2 - 7)

Rs I
ARm

Gambar 2-16. Voltmeter DC sederhana


(dengan menggunakan ampermeter)
58

Gambar 2-17. Voltmeter dengan basic meter unit dan multiplier


Persamaan tersebut menunjukkan voltmeter ialah menandai
bahwa V merupakan fungsi dari I, permukaan meter ke dalam satuan
artinya bahwa bila harga arusnya volt dari satuan ampere, dengan
I, tegangan pada ujung-ujungnya berpedoman pada persamaan 2
(V), maka V besarnya sama -7. Untuk suatu arus simpangan
dengan (Rs + Rm) kali besarnya I. penuh, besarnya hambatan seri
Sebagai contoh, bila Rs + Rm = 10 akan menentukan besarnya
K ohm dan I = 1 mA, tegangan maksimum yang dapat
tegangannya (V) adalah 10 Volt. diukur. Untuk arus simpangan
Langkah terakhir dalam penuh, dari persamaan 2 -7
perubahan ampermeter ke menjadi :

Vfs = ( Rs + Rm ) Ifs
dengan arti : Vfs adalah tegangan persamaan tersebut dapat
yang menghasilkan arus diperoleh harga Rs sebagai berikut
simpangan penuh. Dari

Rs = Vfs / Ifs - Rm ……………………………… (2 – 8 )


Persamaan tersebut merupakan , Rm dan Vfs diketahui. Biasanya
bentuk yang tepat untuk harga Rm sangat kecil dibanding
menghitung harga Rs bila harga Ifs harga Vfs / If , sehingga :

Rs = Vfs / Ifs …….……………………………… (2 – 9)


59

Contoh Implementasi 1 :

Suatu ampermeter dengan Ifs = 1 mA, Rm = 50 ohm, diubah menjadi


suatu Voltmeter.

Permasalahan :
Berapakah besar hambatan seri yang diperlukan untuk mengukur
dengan tegangan skala penuh (Vfs ) atau batas ukur
= 15 Volt, 50 Volt dan 150 Volt ?

Penyelesaian :
Rs = Vfs / Ifs - Rm
= 50/1 mA - 50
= 50 K ohm
Untuk Vfs = 15 volt
15 - 2000 = 300 Kohm
Rs =
50 . 10-6

Untuk Vfs = 50 volt


50 - 2000 = 1 M ohm
R =
s 50 . 10 - 6

Untuk Vfs = 150 volt

150
R = -6 - 2000 = 3 M ohm
s 50 . 10

Gambar 2-18 Contoh implementasi


60

2.2.2. Hambatan Masukkan Voltmeter


Untuk voltmeter sederhana seperti Gambar 2-15, hambatan masukan
adalah jumlah dari hambatan seri dan hambatan meter. Hambatan
masukan :

Rin = Rs + Rm
Selain itu, hambatn masukan juga dapat dihitung dari :
Rin = V/I

Sedangkan harga Rin adalah tetap untuk suatu kondisi arus tegangan,
sehingga secara pasti dapat dituliskan dengan :
Rin = Vfs/Ifs ......................................................... ( 2 - 10 )
Hambatan masukan adalah diganti menjadi 10 Volt maka
tegangan skala penuh dibagi arus hambatan masukannya menjadi
skala penuh. Dengan demikian, 10 kilo ohm. Arus skala pertuh
bila suatu voltmeter mempunyai biasanya tidak tercantum pada
gerakan arus I mA pada skala meter. Biasanya yang tercantum
tegangan 100 Volt, maka adalah data sensitivitasnya, yang
hambatan masukannya 100 kilo didefinisikan sebagai berikut
ohm. Bila jangkauan (batas ukur)

S = 1/Ifs ........ ( 2 - 11 )
Dengan arti bahwa S adalah arus skala penuh. Satuan
sensitivitas dari Voltmeter dan Ifs sensitivitas adalah 1 dibagi
adalah arus skala penuh dari dengan ampere, atau ohm per
voltmeter. Dikatakan bahwa volt.
sensitivitas adalah kebalikan dari

1 1 1 Ohm
S = I = = =
Ampere Volt/Ohm Volt
fs
Dengan demikian, untuk suatu voltmeter dengan arus 1mA,
sensitivitasnya adalah

S = 1/1 mA = 1000 Ohm/Volt.

Definisi untuk sensitivitas dapat digunakan untuk mengubah persamaan


II-10 :
Rin = Vfs/Ifs = S . Vfs.............................................. ( 2 - 12 )
61

Persamaan 2 -12 menyebutkan voltmeter perlu diketahui


bahwa hambatan masukan dari besarnya, karena besar atau
Voltmeter pada suatu kecilnya hambatan akan
jangkauan/batas ukur sama berpengaruh terhadap besar atau
dengan sensitivitas dikalikan kecilnya kesalahan pembebanan.
dengan tegangan skala penuh dari Besarnya kesalahan pembebanan
jangkauan/batas ukur tersebut. lebih tergantung pada besarnya
Dengan demikian tercantumnya hambatan masukan voltmeter dari
data sensitivitas pada voltmeter, pada hambatan rangkaian. Hal ini
hambatan masukan voltmeter akan dibahas lebih lanjut pada
dapat dihitung dengan cepat. pembahasan berikutnya.
Besarnya hambatan masukan

Contoh Aplikasi 1
Suatu voltmeter menggunakan arus skala penuh 1 mA.
Hitunglah hambatan masukrun (Rin) pada batas ukur: 5 V ; 50 V dan
500 V.
Penyelesaian :
S = 1/Ifs = 1/1 mA = 1000 Ohm per Volt
Untuk BU 5 Volt ------- > Vfs 5 Volt
Rin = S . Vfs = 1000.5 = 5 K ohm
Untuk BU 50 Volt ------- > Vfs 50 Volt
Rin = S . Vfs = 1000.50 = 50 K ohm
Untuk BU 500 Volt ------ > Vfs 500 Volt
Rin = S.Vfs = 1000 . 500 = 500 K ohm

Contoh Apikasi 2
Suatu voltmeter dengan arus skala penuh 50µA, mempunyai batas
ukur 5 V ; 50 V; 500 Volt.
Hitunglah hambatan masukan pada setiap ba-tas ukur.
Penyelesaian :
S = 1/Ifs = 1 / (50µA) = 20 KΩ per Volt

Untuk Vfs = 5 Volt ------- > Rin = 20 . 5 = 100 K Ohm.


Untuk Vfs = 50 Volt ------- > Rin = 20 . 50 = 1 M Ohm
Untuk Vfs = 500 Volt ------ > Rin = 20 . 500 = 10 M Ohm

2.2.3. Kesalahan Pembebanan Voltmeter


Seperti halnya pada ampermeter Demikian halnya pemakaian
bila dipakai untuk mengukur arus voltmeter untuk mengukur
yang mengalami penurunan arus tegangan juga akan mengalami
akibat adanya hambatan dari penurunan tegangan. Besar
ampermeter tersebut. Besar kecilnya penurunan tegangan
kecilnya penurunan arus tersebut tersebut tergantung atas
tergantung atas perbandingan perbandingan hambatan dalam.
hambatan ampermeter terhadap Gambar 2-18 merupakan ilustrasi
hambatan thevenin dari rangkaian. suatu jenis pengukuran tegangan.
62

a. Tegangan tanpa meter b. Tegangan dengan meter

Gambar 2- 19. Tegangan dengan dan tanpa meter


Tegangan yang akan diukur yaitu antara ujung-ujung hambatan R
tegangan pada ujung-ujung terbaca harga tegangan yang
hambatan R. Vtm adalah baru, yang disebabkan oleh
tegangan tanpa meter, yaitu hambatan dalam voltmeter. Untuk
tegangan sebelum voltmeter menghitung hubungan antara Vdm
dihubungkan. Tegangan yang dan Vtm, maka Gambar 2-19
benar inilah yang dikehendaki dapat digambarkan sebagai
dalam pengukuran. Setelah berikut :
voltmeter dihubungkan, ternyata

a. Rangkaian tanpa meter b. Rangkaian dengan meter


Gambar 2- 20. Ekuivalen dengan dan tanpa meter
Dengan menggunakan Hukum Ohm, dapat dituliskan :
R
Vdm = R +inR . Vtm ................................................( 2 -13 )
in o
Vdm R = ketelitian.......................................( 2 -14 )
= in
V R + R
tm in o
63

Keterangan :
Rm = Tahanan dalam voltmeter
Rin = Tahanan masukan rangkaian dalam hal ini = Rm
Vtm = Tegangan beban tanpa meter
Vdm = Tegangan dengan meter
Persamaan 2 -14 menuniukkan Seperti halnya pada ampermeter
ketelitian voltmeter, sepanjang dapat dituliskan juga prosentase
efek pembebanan diperhatikan. kesalahan
pembebanannya.

Prosentase kesalahan pembebanan = (1 - ketelitian ) x 100%


Contoh Aplikasi 1 ketelitian pembacaan voltmeter
Voltmeter dengan sensitivitas 20 K dan tegangan yang terukur pada
Ohm/V, pada ukur 50 Volt voltmeter; kesalahan kalibrasi
digunakan untuk mengukur diabaikan.
tegangan antara ujung-ujung AB
dari Gambar di bawah. Hitung :

Gambar 2-21. Rangkaian penyelesaian aplikasi 1


Penyelesaian :
Tegangan pada ujung AB sebelum meter dihubungkan
200 100 V = 50 V
V = .
dm 200 + 200
R = 200 K / / 200 K = 100 K Ohm
o
64

Pada batas ukur 50 Volt, hambatan masukan (dalam) voltmeter :

Rin = S . Vfs = 20 K . 50 V = 1 M Ohm.


V R 1M
Ketelitian = dm = in =
V R + R +
tm in o
1 M 100 K
= 1/1,1 = 91 %
Ketelitian 91%, artinya bahwa voltmeter menunjukkan harga 91% dari
tegangan yang sesungguhnya. Sehingga :
Vdm = 0,91 . Vtm = 0,91 . 50 = 45,5 Volt.

Contoh Aplikasi 2 dilukiskan dalam Gambar 2-21.


Untuk menunjukkan bagaimana Hitung pembacaan voltmeter pada
efek pembebanan sesungguhnya batas ukur 50 volt dan pada batas
berpengaruh, pertimbangkan ukur 5 volt.
keadaan pengukuran yang

Gambar 2-22. Rangkaian penyelesaian aplikasi 2


Penyelesaian :
800 . 50 V = 25 V
V =
tm 800 + 800
800 = 400 K Ohm
R =
o 800 + 800
Pada batas ukur 50 Volt :
Rin = 20 K/V . 50 V = 1 M Ohm
1000000 25 V = 17,9 Volt
V = .
dm 1000000 + 400000
Pada batas ukur 5 Volt :
65

Rin = 20 K/V . 5 V = 100 K Ohm


100000 25 V = 5 Volt
V = .
dm 100000 + 400000

Dari perhitungan pada kedua berbeda, dan dengan segera


batas ukur di atas, ternyata kedua- dapat diketahui bahwa voltmeter
duanya menunjukkan harga terbebani terlalu banyak rangkaian
pengukuran yang tidak teliti, (hambatannya terlalu besar) dan
karena tegangan yang akhirnya pembacaannya salah.
sesungguhnya adalah 25 Volt. Dilain pihak, jika batas ukur
Setiap digunakan batas ukur yang dirubah pembacaan yang
berbeda, maka akan diperoleh bertentangan, dapat diyakinkan
hasil pembacaan voltmeter yang yang terjadi dapat diabaikan.

2.3. Ohmmeter
2.3.1. Rangkaian Dasar Ohmeter Seri
Suatu ohmmeter sederhana dapat Vo merupakan tegangan
dibuat dengan menggunakan ohmmeter pada ujung-ujung AB
baterai, ammeter dan hambatan ; saat terbuka. Rangkaian ini jenis
seperti ditunjukkan pada Gambar ohmmeter seri Rx dipasang
2-23. RO merupakan hambatan secara seri dengan meter, identik
thevenin dari ohmmeter, yang dengan pengukuran arus.
mencakup hambatan ammeter Rm.

Ro
A
A
Vo
B
Rx Gambar 2-23
Dasar ohmeter seri
B

Seperti ditunjukkan pada gambar hambatannya, dengan cara


2-23, bahwa Ro merupakan ujung-ujung AB dihubung singkat
hambatan yang dapat diatur. dan hambatan Ro diatur, untuk
Biasanya ohmmeter dinolkan lebih menghasilkan arus skala penuh
dahulu sebelum digunakan yang mengalir melalui ammeter.
mengukur hambatan Rx yang Ini berarti :
belum diketahui besar

Ifs = Vo/Ro ............ ( 2 - 15 )


66

Untuk mengukur hambatan Rx , ujung-ujung AB dihubungkan, sehingga


arus yang mengalir :
Vo ......................................................................( 2 - 16 )
I =
Vo + R
x

Dengan membandingkan persamaan 2 -16 dengan persamaan 2 -15,


maka diperoleh persamaan :
I Ro
=
I R + R
fs o x
Perbandingan tersebut merupakan simpangan meter (D = deflection),
sehingga dapat dituliskan :
I ......................................................( 2 - 17 )
D = I Ro
fs = R + R
o x

Bila harga Rx = Ro , maka D = I/Ifs = 1/2


Dari persamaan 2 -17 dapat dituliskan :

D (Ro + Rx) = Ro

DRx = Ro - D Ro
R =1 - D R .......... ......................................................( 2 - 18 )
x D o
Berdasarkan persamaan 2 -17, memuat beberapa contoh harga
yaitu D = Ro/(Ro + Rx), maka
Rx terhadap Ro dan harga D.
dapat dibuat suatu tabel yang

Tabel 2-2 Harga Rx dan D


Rx 0 Ro/4 Ro/3 Ro/2 Ro 2 Ro 3 Ro 4 Ro 9 Ro -
D 1 4/5 3/4 2/3 ½ 1/3 1/4 1/5 1/10 0
Contoh Aplikasi 1 Pada Ohmmeter Kedudukan ini ternyata bila.
Harga Rx = 0, maka D = Ro/(Ro, + ujung-ujung AB dari ohmmeter
Rs) = 1. Pada kedudukan ini, dihubungsingkat. Bila harga Rx =
hambatan yang diukur nol, berarti Ro , maka D = Ro/(Ro + Ro) = ½
arus yang mengalir besar dan Pada kedudukan ini, jarum
menghasilkan arus skala penuh, menyimpang setengah dari skala
atau simpangannya = 1.
67

penuh. Bila.harga Rx = ~ (tak yang mengalir, sehingga jarum


terhirigga), atau pada keadaan tidak menyimpang atau
terbuka, berarti tidak ada arus simpangannya = 0.

Gambar 2-24. Pembuatan tanda/skala ohmmeter

Gambar 2-25. Skala logaritimis pada ohmmeter seri


Contoh Aplikasi 2 Pada Ohmmeter
Ohmmeter mempunyai arus skala digunakan untuk mengukur suatu
penuh 50µA dan hambatan dalam hambatan dan menghasilkan 1/4
2000 Ohm. Tegangan rangkaian simpangan penuh. Berapakah
terbuka = 6 Volt, ohmmeter besarnya hambatan yang diukur ?
menunjuk nol. Kemudian
Penyelesaian :

V 6 = 120 K Ohm
R = o =
-6
o I 50 .10
fs

1- D R = 1- . 120 = 360 K Ohm


o
Rx = D . 1/4
1/4

Catatan : harga Ro sudah meliputi harga Rm nya.


Bila ditanyakan berapa harga Rv (Variabel), maka :
Rv = Ro - Rm = 120 - 2 = 118 K Ohm.
Ohmmeter dari contah 1 di atas, harga Rx (hambatan yang diukur),
dishunt dengan hambatan 20 yang dapat menghasilkan 1/2
Ohm. Secara pendekatan, berapa simpangan penuh ?
68

Gambar 2-26 Contoh aplikasi ommeter seri


Penyelesaian :
R . I
sh t
I =
fs
R+ R
m sh
R + R sh
It = m . I
R fs
sh
2000 + 20 5,05 mA
= . 50 µA =
20

Karena. Rsh < < Rm’, maka secara pendekatan :


It = Rm / Rsh . Ifs
= 2000/20 . 50 A = 5 mA
Sehingga :
Ro = Vo / It
-3
= 6/5 . 10 = 1,2 K Ohm
1 - D . Ro = 1- . 1,2 = 1,2 K Ohm
Rx =
D 1/2
1/2

2.3.2. Ohmmeter Paralel


Rx. Semakin besar nilai Rx
Ohmmeter dibangun dengan
semakin besar beda tegangan
menggunakan voltmeter, sumber
yang terukur. Batasan tegangan
arus konstan dan resistor yang
pada ujung-ujung resistansi
diukur. Prinsip yang digunakan
menentukan cakupan pengukuran
adalah bila arus konstan dialirkan
nilai resistansi. Rangkaian dasar
pada Rx yang tidak diketahui
ohmmeter parallel ditunjukkan
maka beda tegangan pada ujung-
pada gambar di bawah ini.
ujung Rx sebanding dengan nilai
69

Secara produk jenis ohmmeter Sedangkan ohmmeter seri skala


paralel dikenali dengan skala nol nol berada diujung sebelah kanan
berada disisi kiri sebagaimana berlawanan dengan skala nol
skala nol pada tegangan dan arus. voltmeter dan ampermeter. Jenis
Contoh aplikasi prinsip ohmmeter ohmmeter seri seperti Sanwa,
paralel pada ohmmeter digital. Heles.

Sumber arus konstan

Rx

Gambar 2-27. Dasar ohmmeter paralel

Gambar 2-28. Skala ohmmeter paralel

2.4. Multimeter Elektronik Analog


2.4.1. Kelebihan Multimeter Elektronik
Dalam perkembangannya 2. Pada saat berfungsi sebagai
multimeter menggunakan pengukur arus resistansi
komponen aktif elektronik yang multimeter elektronik cukup
biasanya berfungsi sebagai rendah sehingga dapat
penguat. Multimeter elektronik mencegah kesalahan ukur
lebih disukai karena beberapa karena efek pembebanan.
alasan yang menguntungkan : 3. Skala resistansi dari multimeter
1. Resistansi masukan elektronik arah penyimpangan
multimeter elektronik lebih jarum sama seperti pada
tinggi dan stabil disemua pengukuran tegangan atau arus
cakupan pengukuran sehingga tidak
membingungkan.
70

4. Digunakan tegangan rendah junction BJT tanpa


sehingga memungkinkan merusakkan transistor.
untuk mengukur resistansi
Solid state EVM tidak dapat
Voltmeter elektronik dapat digunakan dalam tempat yang ada
mencapai resistansi masukan dari medan listrik atau elektronik yang
10 MΩ hingga 100 MΩ dan besar kuat seperti medan yang
resistansi masukan ini sama untuk dihasilkan oleh transformator
semua cakupan pengukuran. Bila flyback televisi, pemancar radio
dibandingkan dengan VOM besar dan sebagainya. Medan akan
resistansi masukan pada VOM cenderung memberi bias pada
berbeda untuk semua cakupan transistor atau IC yang digunakan
pengukuran tegangan. Pada dalam EVM, dalam tempat seperti
cakupan pengukuran tegangan ini tidak akan bekerja dengan baik,
rendah resistansi masukan VOM sedangkan VOM lebih tahan
cenderung rendah. Dalam kasus terhadap pengaruh yang demikian.
meter yang memiliki sensitivitas Jenis-jenis multimeter elektronik
20.000Ω/Volt pada cakupan 0–1 yang banyak dijumpai dipasaran,
Volt besar resistansi masukan antara lain ditunjukkan gambar di
hanya (20.000Ω/V) (1V) = 20 KΩ. bawah ini.

Gambar 2-29. Jenis-jenis multimeter elektronik di pasaran


71

2.4.2.. Konstruksi Multimeter Analog


rendah sampai 100mV. Cakupan
Dasar multimeter elektronik analog
pengukuran arus DC, AC dari
dapat dikelompokkan ke dalam
skala penuh 1uA sampai 10A.
tiga bagian utama yaitu jaringan
untuk cakupan pengukuran dari
pengukuran, rangkaian penguat
100Ω sampai 30MΩ (FSD). Saklar
dan penggerak meter analog pemilih fungsi memberi pilihan
(seperti jenis PM-MC). Dalam cakupan Volt Amper dan Ohm.
kasus pengukuran arus dan Multimeter ini dirancang
tegangan jaringan kerja berupa menggunakan penguat IC
pembagi tegangan yang monolitik dengan penguat
membatasi tegangan yang masukan berupa FET, sehingga
diberikan pada penguat terutama tahanan input tinggi (10 – 20MΩ),
berkaitan dengan pengaturan sehingga dapat mengurangi
cakupan instrumen. kemungkinan kesalahan ukur yang
Multimeter Philip type PM 2505 disebabkan oleh pembebanan
dalam gambar 2-26 memiliki skala rangkaian yang di uji.
penuh tegangan DC dan AC yang

Gambar 2-30. Multimeter elektronik

2.4.3. Multimeter Elektronik Fungsi Tegangan DC


elektronik seimbang seperti
Voltmeter elektronik menggunakan
ditunjukkan pada gambar 2-31 di
penggerak meter analog yang
bawah ini.
dikendalikan oleh suatu rangkaian

Vin
Pre- Penguat Tegangan
Attenuator Amplifier Beda Referensi

Gambar 2-31. Rangkaian voltmeter DC elektronik


72

Rangkaian penguat beda terdiri Pada kondisi ini tegangan bias Q3


transistor Q2 dan Q1 membentuk mendapat bias dan bias transistor
rangkaian jembatan seimbang, Q2 merupakan fungsi dari beda
untuk keseimbangan ini dilengkapi tegangan pada Rs. Bila masukan
dengan R variabel serta dilengkapi diberi tegangan positip Vs, bias
Q3 menggantikan RE dengan pada Q2 bertambah sehingga VE2
kelebihan kemampuan mencapai bertambah sehingga tegangan VE2
CMRR (Common Mode Rjection lebih besar dari pada VE3 dan
Ratio) yang tinggi. Penguat depan mengalir arus Im sehingga jarum
menggunakan JFET Q1 dalam menyimpang sebanding dengan
konfigurasi rangkaian source besarnya Vs. Pada fungsi
follower berfungsi sebagai pengukuran tegangan AC
transformasi impedansi antara menggunakan attenuator
masukan dan base dari transistor kompensasi karena attenuator
Q2 sumber arus konstan. menggunakan resitor presisi
Kelebihan penguat depan FET kebanyakan berupa sejenis wire –
kemampuannya dalam mencapai wound. Resistor yang demikian
impedansi masukan yang tinggi. memiliki induktansi yang
Bila tegangan tidak diketahui Vs signifikan, pengaruh induktansi di
nol, I2 = I3, VE2 = VE, sehingga seimbangkan dengan
tidak ada arus mengalir pada pemasangan kapasitor paralel.
penggerak meter sehingga Im = 0.

2.4.4. Multimeter Elektronik Fungsi Tegangan AC


Rangkaian dasar voltmeter pengukuran tegangan AC
elektronik seperti di atas hanya beberapa bagian harus
digunakan untuk tegangan DC. ditambahkan pengubah tegangan
Untuk memenuhi kebutuhan AC ke DC.

Tegangan
masukan

Vin

Gambar 2 - 32. Penyearah


73

Rangkaian penyearah ditunjukkan pada gambar 2-32. menggunakan


rangkaian Op-Amp sebagai penyearah presisi. Karakteristik non linier
dari dioda PN-junction D1 dan D2 dalam arah maju memberi umpan
balik negatip. Low pass filter mengeluarkan pulsa DC diumpankan ke
rangkaian analog penyeimbang atau Voltmeter ke digital.
Kebanyakan voltmeter AC dikalibrasi dalam rms, ini tidak akan
terbaca harga rms sebenarnya, tanpa sinyal masukan berbentuk
gelombang sinus murni.

2.4.5. Multimeter Elektronik Fungsi Ohm


1,5V atau lebih akan memberi bias
Jika arus konstan mengalir pada R
maju dioda bila instrumen
yang tidak diketahui, nilai
digunakan dalam rangkaian solid
tegangan drop pada R akan
state, mengingat rangkaian 2-33
memberikan data yang tidak
menggunakan level tegangan
diperlukan untuk dihitung nilai
rendah tidak mampu memberi bias
resistansinya dengan persamaan
maju dioda. Bila demikian
RX = V/I sesuai dengan rangkaian
ohmmeter elektronik menjadi
ohmmeter elektronik dapat
pilihan untuk digunakan menguji
dibentuk seperti dalam gambar 2-
komponen yang membutuhkan
33. arus keluaran dari sumber
tegangan bias seperti dioda,
arus konstan dan besarnya
transistor. Beberapa Voltmeter
penguat tegangan dari penguat
elektronik yang diproduksi
DC diatur dengan saklar pemilih
meliputi skala Ohmmeter daya
sehingga dapat mengakomodasi
tinggi sehingga dapat digunakan
pengukuran resistansi skala penuh
untuk pengetesan dioda dan
dari milli ohm hingga mega ohm.
transistor.
Ohmmeter menggunakan baterai

1A Ω

DC Balance
- Circuit

Gambar 2-33. Rangkaian ohmmeter elektronik


74

2.4.6. Parameter Multimeter Elektronik


2.4.6.1. Spesifikasi dan Parameter Multimeter Elektronik
Dalam pembahasan ini dipilih dibahas di atas. Dengan alasan
multimeter elektronik sanwa YX- meter ini mudah didapat, mudah
360 TRe meskipun tidak sebagus digunakan dan kualitas memadai
multimeter elektronik Philip yang untuk banyak pemakaian.

2.4.6.1.1. Spesifikasi Umum


Tabel 2-3. Spesifikasi umum meter elektronik analog

Item Spesifikasi
Proteksi rangkaian Rangkaian dilindungi dengan sekering
bila tegangan AC di atas 230V
Baterai dalam UM-3 1,5V x 2
Sekering dalam 0,5A/250V 5,2mm Ø x 20mm
Kal temp standar/ dan o
23 ± 2 C 45-75% rRH
cakupan kelembaban
Temperatur kerja dan 0-40 o C 80% retmark tanpa kondensasi
range
Kelembaban
Tahanan tegangan 3KV AC antara terminal input dan case
Dimensi dan berat 159,5 x 129 x 41,5 mm / mendekati 320
gr
Assesoris Salinan pedoman instruksi (instruction
manual)

2.4.6.1.2. Cakupan Pengukuran dan Akurasi


Probe pengukuran dilengkapi untuk pengukuran tegangan DC tinggi
hingga mencapai 25 KV.

Tabel 2-4. Probe multimeter pengukuran tegangan tinggi


DC 25KV HV – 10 T
HV (DC) probe
High Volt
hFE 1000 pada cakupan x
HFE – 6T probe
10
75

Tabel 2-5. Cakupan pengukuran dan akurasi


Fungsi Akurasi Catatan
DC V 0,1 ± 5% dari skala penuh Zi 20KΩ/V
0,25 / 2,5 / 10 / 50 ± 3% dari skala penuh 9KΩ/V
250
± 3% dari skala penuh
AC V 10 / 50 /250 ± 4% dari skala penuh Zi 9KΩ/V
30Hz-100KHz dalam 3%
fs (cakupan AC 10V)
50 uA ± 3% dari skala penuh Tegangan drop 0,1V
DC A 2,5mA/ 25mA /0,25 ± 3% dari skala penuh Tegangan drop 0,25V
Ω 2K/20K/2M
(1x) (10x) (x1K)
± 3% dari arc Nilai tengah 20Ω
Harga maks 2 KΩ
200M Pengeluaran tegangan 3V
(x100K)

dB -10dB 22dB
Untuk 10VAC 62 dB
L 0-150mA pd cakupan x 1
0-15mA pd cakupan x 10
0-150uA pd cakupan 1KΩ
0-15uA pd cakupan x 100
2.4.6.2. Langkah Keselamatan Alat
3. Jangan pernah menyentuh kaki
Hal-hal yang harus diperhatikan tester selama pengukuran
sebagai tindak pencegahan 4. Jangan pernah operasikan
terjadinya kecelakaan yang dapat tester dalam keadaan tangan
merusakkan meter dan kesalahan basah, menempatkan meter
hasil pengukuran. pada tempat kelembaban tinggi
1. Jangan menggunakan tester atau sangat lembab.
untuk pengukuran rangkaian 5. Yakinkan bahwa lapisan dan
listrik yang mempunyai kawat colok meter (lead tester )
kapasitas besar. Isikan sekering tidak berbahaya karena
dalam tester 250V untuk konduktornya terbuka jika colok
mencegah terjadinya masalah- meter berbahaya atau terbuka
masalah pengukuran yang meter jangan digunakan.
membahayakan keselamatan 6. Terdapat bahaya (electrical
karena kesalahan pengaturan shock) kejutan listrik terutama
range. bila digunakan untuk
2. Yakinkan sekarang yang pengukuran tegangan di atas
digunakan mempunyai 60 V DC atau 25 Vrms AC.
spesifikasi (0,5A/250V ukuran 7. Jangan melakukan pengukuran
5.2 x 20 mm) Jangan pernah dengan case dibelakang atau
mengganti ataupun menindihkan tutup meter
menghubung singkat.
76

8. Setiap kali melakukan mengukur tegangan atau arus


pengukuran yakinkan cakupan yang mengandung sederetan
pengukuran tepat. Pengukuran pulsa.
dengan pengaturan cakupan Instrumen ini merupakan
salah atau melebihi cakupan multimeter portabel dirancang
pengukuran sebenarnya adalah untuk pengukuran rangkaian arus
berbahaya. lemah.
9. Jaga jangan sampai beban
lebih terutama pada saat
2.4.7. Prosedur Pengoperasian
2.4.7.1 Persiapan pengukuran
Sebelum pengoperasian meter 2. Putar posisi nol sehingga
dilakukan sesuai fungsinya menunjuk lurus kanan
dilakukan persiapan pengukuran menunjuk nol.
untuk mendapatkan hasil 3. Pilih cakupan yang tepat untuk
pengukuran terbaik. Langkah- item yang diukur atur knob
langkah persiapan tersebut melipti pemilih cakupan yang sesuai.
1. Atur posisi nol meter tepat pada
harga nol.

Gambar 2-34. Gambar skala Gambar 2-35. Gambar pemilih


jarum nol fungsi

Catatan untuk diperhatikan sebaiknya gunakan penunjuk


Dalam menentukan cakupan masih dalam tingkat yang dapat
pengukuran, pilih cakupan dipertimbangkan yaitu 60 – 80%
tegangan yang lebih besar dari penunjukan maksimum.
daripada nilai yang akan diukur
77

2.4.7.2. Panel Depan dan Fungsi Multimeter


berkaitan dengan parameter alat
Pada panel depan meter
ukur seperti sensitivitas meter,
mempunyai beberapa komponen
cara pemasangan meter yang
yang berfungsi sebagai pengatur.
sesuai, besaran-besaran yang
Pengaturan dilakukan untuk
dapat diukur. Untuk meter Sanwa
mendapatkan fungsi yang sesuai
YX-360TRe mempunyai tombol-
serta hasil pengukuran yang
tombol pengaturan sebagai
optimal akurat. Disamping sebagai
berikut.
komponen pengatur juga terdapat
beberapa informasi penting

Gambar 2-36. Panel depan Gambar 2-37. Fungsi jarum penunjuk

Gambar 2-38. Fungsi skala


78

Gambar 2-39. Fungsi zero adjust secrew

Gambar 2-40. Fungsi Ohm adjust knob


79

Gambar 2-41.Fungsi selector switch

Gambar 2-42. Fungsi lubang kutub (VAΩ terminal)


80

Gambar 2-43. Fungsi lubang kutub + (common terminal)

2.4.7.3. Pengukuran Tegangan


2.4.7.3.1. Pengukuran Tegangan DC
1. Atur knob pemilih cakupan pada cakupan yang tepat.

Colok
meter
negatip Colok meter
positip

Gambar 2-44. Knob pemilih range


81

2. Gunakan colok hitam pada tegangan negatip dari rangkaian yang


diukur dan colok merah pada tegangan positip

Posisi
VDC

Gambar 2-45. Rangkaian pengukuran tegangan DC


3. Baca gerakan penunjuk tegangan dan skala DCV A.

Gambar 2-46. Penunjukan pengukuran tegangan DC


penunjuk berada pada posisi
4. Bila penunjukan kecil tak yang mudah dibaca.
terbaca, cek kembali apakah 6. Hindari pengawatan
rangkaian sudah benar. pengukuran tegangan DC yang
5. Bila rangkaian sudah yakin salah seperti gambar di bawah.
benar, pindahkan pelan-pelan
knob pemilih cakupan hingga
82

Gambar 2-47. Pengawatan pengukuran tegangan DC salah

2.4.7.3.2. Pengukuran Tegangan AC


1. Pindahkan knob pemilih cakupan pada cakupan AC V yang tepat

Posisi
VAC

Colok Colok
meter meter
negatip positip

Gambar 2-48. Knob pemilih range


2. Pasangkan colok meter pada pada pengukuran sumber
rangkaian yang diukur secara tegangan AC dari PLN).
paralel. 4. Karena instrumen ini bekerja
3. Baca gerakan jarum penunjuk pada sistem nilai pengukuran
dengan skala V dan A rangkaian tegangan AC
(gunakan batas ukur 250 V AC gelombang sinus, maka bila
83

digunakan pada bentuk mungkin terjadi kesalahan.


gelombang AC lainnya

Gambar 2-49. Rangkaian pengukuran tegangan AC jala-jala PLN

Gambar 2-50. Penunjukan pengukuran tegangan AC


5. Baca hasil pengukuran dibaca pada skala AC V
2.4.7.4. Kalibrasi Voltmeter ketelitian tinggi yang sudah
Kalibrasi diperlukan untuk melihat diketahui. Karena kalibrasi dengan
tingkat ketelitian meter meter standar mahal maka
dibandingkan dengan meter mengkalibrasikan meter tidak perlu
standar jika dimungkinkan atau semua meter dikalbrasikan pada
meter yang mempunyai tingkat
84

lembaga yang berkompeten. 2. Rangkaian kalibrasi tegangan


Kalibrasi dapat dilakukan sendiri disusun seperti gambar di
dengan membandingkan tingkat bawah ini.
ketelitiannya dengan meter yang 3. Batas ukur meter ditetapkan
telah dikalibrasi. Prosedur kalibrasi misal pada batas ukur 10 Volt
dilakukan dengan langkah-langkah 4. Sumber tegangan diatur pada
di bawah ini. 10 Volt.
5. Membuat tabel pengamatan
1. Pilih meter standar dengan 6. Tegangan sumber divariasi
tingkat ketelitian 0,1 % sampai sepanjang harga dari 0 sampai
0,5 %. 10 Volt misal dengan jangkah
pengaturan 2 Volt.

2.4.7.4.1. Kalibrasi Uji Kelayakan Meter


Meter dikatakan layak digunakan laboratorium tentu berbeda
jika mempunyai kelas kesalahan dengan meter yang digunakan di
yang diijinkan tergantung tempat bengkel. Meter hasil rakitan
meter digunakan. Meskipun meter sebelum digunakan juga perlu diuji
pabrikasi mempunyai kelas kelayakannya untuk dilihat tingkat
kesalahan kecil sejalan dengan kesalahannya. Misal hasil
umur pemakaian akan pengujian dalam tabel di bawah
mempengaruhi ketelitian meter. ini.
Tuntutan ketelitian meter
85

Meter yang
dikalibrasi

Tegang
an
dapat
di
atur

Meter standar
dengan kelas
kesalahan +
0,5%

Gambar 2-51. Rangkaian kalibrasi tegangan


86

Tabel 2-6. Kalibrasi voltmeter

Meter Kelas
Kes
(V) Meter dikalibrasi (V) Selisih
No standar V Mutlak
(V)
V1 V2 V3
rerata
1 10 9.8 9.9 9.7 9.8 -0.2 0.2

2.50%
2 8 7.8 7.9 8.0 7.9 -0.1 0.1
3 6 5.95 5.90 6.0 5.95 -0.05 0.05
4 4 4.0 3.9 3.8 3.9 -0.1 0.1
5 2 2.0 1.8 1.9 1.9 -0.1 0.1
6 0 0 0.2 0.4 0.2 0.2 0.2
Jumlah -0.35 0.75

Rerata 0.25
Keterangan :
V1 = hasil pengukuran ke-1 V3 = hasil pengukuran ke-2
V2 = hasil pengukuran ke-2 V rerata = (V1+V2+V3)/3

Perhitungan persen kesalahan :


Persen kesalahan dihitung dengan persamaan
= {(Rerata meter dikalibrasi – Meter standar ) / Batas Ukur} X 100%
Kesalahan 2.5 % artinya harga penunjukkan meter yang dikalibrasi pada
batas ukur 10 Volt mempunyai kesalahan rata-rata 2.5 % terhadap meter
standar.

2.4.7.4.2. Harga koreksi relatif dan kesalahan relatif


Kesalahan dinyatakan dalam α = kesalahan terhadap harga
V - Vs merupakan selisih dari penunjukkan meter standar.
harga penunjukkan meter yang Harga koreksi dinyatakan k = Vs -
dikalibrasi dikurangi penunjukkan V merupakan selisih antara
meter standar. Kesalahan relatif harga standar dan penunjukkan
merupakan perbandingan antara meter yang dikalibrasi.
87

Tabel 2-7. Kesalahan dan koreksi relatip

Meter Meter dikalibrasi Kesala Kesalahan Koreksi


No Koreksi
standar han relatif (%) relatip (%)
V1 V2 V3 Vrerata
1 10 9.9 9.8 9.7 9.8 -0.2 -2.00 0.2 2.04
2 8 8,0 7.9 7.8 7.9 -0.1 -1.25 0.1 1.27
3 6 5.95 6.0 5.90 5.95 -0.05 -0.83 0.05 0.84
4 4 4.0 3.8 3.9 3.9 -0.1 -2.50 0.1 2.56
5 2 1.8 2.0 1.9 1.9 -0.1 -5.00 0.1 5.26
6 0 0 0.3 0.3 0.2 0.2 0.2 -0.2 -100
Rerata -1.93 -14.67

2.4.7.5. Pengukuran Arus DC


1. Pemasangan meter seri terhadap beban yang akan di ukur arusnya.

Gambar 2-52. Gambar rangkaian pengukuran arus DC

2. Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau di


atas cakupan yang diprediksi berdasarkan perhitungan arus secara
teori.
88

Posisi
selektor

Gambar 2-53. Knob pemilih range


3. Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan
baca gerakan jarum penunjuk pada skala V dan A. Hasil pembacaan
baik bila posisi jarum lebih besar dari 60% skala penuh meter.

Gambar 2-54. Skala penunjukan arus DC


4. Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan
sudah benar dan pembacaan masih dibawah cakupan pengukuran di
bawahnya bila ya, matikan power supply pindahkan knob pada
cakupan yang lebih kecil.
89
Diputar pada
nilai lebih kecil

Gambar 2-55. Knob pemilih range


5. Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga
pada posisi yang mudah dibaca.
6. Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan, karena
akan menyebabkan arah simpangan jarum berlawanan dengan
seharusnya. Bila arus terlalu besar dapat merusakkan jarum
penunjuk.

Gambar 2-56. Rangkaian pengukuran arus DC yang salah

2.4.7.1.1. Kalibrasi Arus


ketelitian tinggi yang sudah
Kalibrasi diperlukan untuk melihat diketahui. Karena kalibrasi dengan
tingkat ketelitian meter meter standar mahal maka
dibandingkan dengan meter mengkalibrasikan meter tidak
standar jika dimungkinkan atau perlu semua meter dikalibrasikan
meter yang mempunyai tingkat
90

pada lembaga yang berkompeten. 1. Pilih meter standar dengan


Kalibrasi dapat dilakukan sendiri tingkat ketelitian 0,1 % sampai
dengan membandingkan tingkat 0,5 %. Misal meter standar
ketelitiannya dengan meter yang yang digunakanmempunyai
telah dikalibrasi. Prosedur kalibrasi kelas kesalahan 0,5%.
dilakukan dengan langkah-langkah 2. Rangkaian kalibrasi arus
di bawah ini. disusun seperti gambar di
bawah ini

Pindahkan batas
ukur 250 mA

Yang dikalibrasi

Pilih batas
ukur 0.25 A

Meter
standar

Gambar 2-57 Rangkaian kalibrasi arus

3. Batas ukur meter ditetapkan 5. Membuat tabel pengamatan


misal pada batas ukur 250 mA 6. Tegangan sumber divariasi
untuk yang dikalibrasi dan 250 sepanjang harga dari 0 sampai
mA meter standar. 250 mA misal dengan jangkah
4. Sumber tegangan diatur pada pengaturan 25 mA.
arus maks 250 mA.
91

7. Melakukan pengaturan kedua meter hasil pengamatan


tegangan sumber dan misal dalam tabel di bawah ini.
mencatat penunjukkan pada

Tabel 2-8. Kalibrasi arus

Meter dikalibrasi (mA)


Meter Kelas
Selisih Kes
No standar (mA) Mutlak
(mA)
A1 A2 A3 rerata
1 250 260 255 250 255 5 5
2 225 229 227 228 228 3 3
3 200 202 204 203 203 3 3
4 175 178 179 177 178 3 3
5 150 152 152 154 153 3 3
6 125 127 128 126 127 2 2
7 100 98 99 97 98 -2 2
8 75 71 73 72 72 -3 3
9 50 50 48 49 49 -1 1
10 25 25 27 29 27 2 2
11 0 0.5 0.8 0.8 0.7 0.7 0.7
Jumlah 15.7 27.7
Rerata 2.52

Keterangan :
A1 = hasil pengukuran ke -1 A3= hasil pengukuan ke -3
A2 = hasil pengukuran ke 2 rerata + (A1 + A2 + A3 )/3

Perhitungan persentase kesalahan :


Persen kesalahan dihitung dengan persamaan
= {(Rerata meter dikalibrasi – Meter standar ) / Batas Ukur} X 100%
Kesalahan 1 % artinya harga penunjukkan meter yang dikalibrasi pada
batas ukur 250 mA mempunyai kesalahan rata-rata 1 % terhadap meter
standar yang mempunyai kelas kesalahan 0,5%.
2.4.7.1.2. Harga koreksi relatif dikalibrasi dikurangi penunjukkan
dan kesalahan relatif meter standar. Kesalahan relatif
Kesalahan dinyatakan dalam α = merupakan perbandingan antara
IA - Is merupakan selisih dari kesalahan terhadap harga
harga penunjukkan meter yang penunjukkan meter standar.
92

Harga koreksi dinyatakan k = penunjukkan meter yang


Is - IA merupakan selisih dikalibrasi.
antara harga standar dan

Tabel 2-9. Kesalahan dan koreksi relatip


Meter dikalibrasi
(mA)
Meter Koreksi
Kesalahan
No standar Kesalahan Koreksi relatif
Relatif (%)
(mA) (%)
A1 A2 A3 rerata

1 250 250 255 260 255 5 2.00 -5 -1.96


2 225 229 228 227 228 3 1.33 -3 -1.32
3 200 200 203 206 203 3 1.50 -3 -1.48
4 175 177 178 179 178 3 1.71 -3 -1.69
5 150 152 153 154 153 3 2.00 -3 -1.96
6 125 126 127 128 127 2 1.60 -2 -1.57
7 100 99 98 97 98 -2 -2.00 2 2.04
8 75 72 73 74 72 -3 -4.00 3 4.17
9 50 50 49 48 49 -1 -2.00 1 2.04
10 25 28 27 26 27 2 8.00 -2 -7.41
11 0 0.6 0.8 0.8 0.7 0.7 0.00 -0.7 -100.00
Jumlah
15.7 10.15 0 -109.13
Rerata
0.92 -9.92

2.4.8. Pengukuran Tahanan


1. Jangan mengukur resistansi rangkaian yang ada tegangannya.
2. Putar knob pemilih cakupan pada cakupan Ω yang tepat.
93

Gambar 2-58. Cara pemasangan ohmmeter


sebagaimana pada penambahan
Secara rangkaian pemilihan
batas ukur ampermeter.
cakupan skala pengukuran atau
Pemindahan tersebut ditunjukkan
pengali sebenarnya adalah
gambar di bawah ini.
memilih resistansi shunt

Gambar 2-59. Posisi pemindahan cakupan ohmmeter

3. Hubung singkat kaki meter nol ohm sudah diputar penuh


merah dan hitam dan putar searah jarum jam, gantilah
pengatur nol ohm, sehingga baterai yang berada di dalam
penunjuk lurus pada 0 Ω. ( jika meter dengan baterai yang
penunjuk gagal berayun ke nol baru).
Ω meskipun pengatur penunjuk
94

Gambar 2-60. Kalibrasi ohmmeter

4. Tempatkan kaki meter pada resistansi yang diukur.

Gambar 2-61. Penempatan resistor pada pengukuran ohm


95

5. Baca jarum penunjuk pada skala

Gambar 2-62. Penunjukan hasil pengukuran ohm


menghubung singkat colok
6. Jika akan menganti posisi
meter, baru dilakukan
cakupan x10, maka sebelum
pengukuran yang dikehendaki .
mengukur hambatan harus
mengkalibrasi ulang dengan

Gambar 2-63. Rangkaian pengukuran resistansi

Catatan untuk diperhatikan


1. Polaritas + dan – baterai berlawanan dengan polaritas colok meter
pada saat pengukuran resistansi.
2. Cara mengganti baterai
• Lepaskan sekrup pengunci di belakang.
96

Gambar 2-64 Membuka sekrup pengunci


• Keluarkan baterai kering UM-3
• Ganti dengan baterai yang baru
• Letakkan kembali case belakang seperti semula dan kencangkan
sekrupnya.

Gambar 2 - 65. Bagian belakang meter


2.4.9. Pengukuran Keluaran Penguat Audio Frekuensi (dB)
Desibel (dB) diukur caranya sama Volt ditambah 14 dB, pada
seperti pengukuran tegangan AC cakupan 250V ditambah 28 dB
dibaca pada skala dB (decebell). dan pada cakupan 1000V
Pada pengukuran cakupan 10 penambahnya 40dB. Jadi dB
Volt dibaca langsung pada skala maksimum yang terbaca
dB (-10dB - +22dB) tetapi pada 22+40=62 dB diukur pada
saat pengukuran cakupan 50 cakupan 1000V.
97
Skala
penunjukan
pengukuran dB

Gambar 2 - 66. Posisi skala dB meter


2.4.10. Pengukuran Arus Bocor (ICEO) transistor
1. Pertama lakukan kalibrasi dengan menset knob pemilih
ohmeter dengan menghubung cakupan pada cakupan yang
kedua colok meter dan tepat dari 1X sampai dengan
mengatur posisi jarum ke 0 Ω X1k.

Gambar 2-67. Pengenolan sebelum mengukur hambatan

2. Untuk transistor NPN tempatkan colok berwarna hitam pada kolektor


dan colok meter merah pada kaki emitor untuk transistor PNP
sebaliknya.
98

Posisi
Arus DC
emitor

basis

Gambar 2-68. Pengukuan arus bocor transistor NPN

3. Arus bocor dibaca pada skala ICEO yang diindikasikan skala (dalam
satuan µA, mA)

Skala
pembacaan
arus ICEO

Gambar 2-69. Posisi skala pembacaan ICEO

2.4.11. Pengukuran Dioda ( termasuk LED)


1. Atur 0 Ω dengan mengatur knob pemilih range, pada cakupan
yang tepat dari x1 sampai dengan x 100 K (1,5 µA).
2. Tempatkan colok meter hitam pada kaki Anoda dan colok meter
merah ke katoda pada saat pengukuran IF (arus bias maju).
99

Pasangkan colok hitam meter ke kaki katoda dan colok merah


meter ke kaki-kaki anoda pada mengukur IR (arus reverse).

Gambar 2-70.
Rangkaian
pengetesan LED
dengan ohmmeter

Posisi
selektor

Anoda

Katoda

Gambar 2-71. Pengukuran arus IF dioda bias maju


100

4. Baca harga nilai penunjukan meter dengan skala L1 (gerakan jarum


penunjuk cukup besar untuk IF dan kecil untuk IR).

Posisi
jarum

Gambar 2-72. Pengukuran arus IR dioda bias mundur

5. Nilai yang ditunjukkan pada skala LV selama pengukuran dioda bias


tegangan maju.
Skala
pembacaan
LV

Gambar 2-73. Posisi skala pembacaan LV


2.4.12. Pengukuran Kapasitor
setelah pengaturan nol Ω,
Pengukuran kapasitor dengan
selanjutnya dilakukan seperti
multimeter dilakukan dengan
pada pengukuran resistansi.
prosedur sebagai di bawah ini.
3 Jarum akan bergerak ke skala
1 Atur knob pemilih cakupan
penuh karena mendapatkan
pada C(µF).
2 Kapasitansi diukur dengan muatan dari arus meter. Oleh
menyentuhkan colok meter karena itu jarum akan bergerak
pada kaki kapasitor yang diukur naik (arah panah hijau),
101

kemudian kembali menuju nol jarum menunjuk harga


(arah panah biru). Nilai maksimum pada skala C(µF).
kapasitor dibaca pada saat

Gambar 2-74. Gerakan jarum pengukuran kapasitor


Skala C
(µF)

Gambar 2-75. Posisi skala kapasitor


1. Tandai kutub positip baterai
2.4.13. Pengetesan Komponen
meter adakalanya polaritas
Meter elektronik yang diproduksi
baterai tidak sama dengan
dengan skala Ohmmeter daya
polaritas colok meter. Termasuk
tinggi dapat digunakan untuk
di dlamnya meter dalam
pengetesan dioda, transistor dan
pembahasan ini.
SCR daya rendah.
2. Melakukan kalibrasi ohmmeter
dengan menghubung singkat
2.4.13.1. Pengetesan Dioda kedua colok meter, jarum
Pengetesan dioda dilakukan untuk
penunjuk ditepatkan pada nol
melihat konisi baik tidaknya dan melalui knob pengenolan jarum
atau untuk menentukan kaki
meter.
elektroda dioda dengan benar.
Pengetesan dioda dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut.
102

Diatur supaya jarum


nol

Gambar 2-76. Pengenolan jarum ohmmeter


adalah yang terhubung polaritas
3. Setelah mengetahui baterai
positip baterai (colok meter
positip pada colok hitam meter
hitam) dan elektroda katoda
dan polaritas negatip colok
yang terhubung colok meter
merah meter, polaritas baterai
merah.
positip dihubungkan dengan
5. Hubungan dibalik untuk
anoda sedangkan polaritas
menguji bias balik dioda anoda
negatip pada katoda dioda.
yang semula mendapat positip
Dioda kondisi baik jika jarum
baterai dihubungkan dengan
menyimpang menuju nol.
polaritas negatip katoda
4. Jika semula tidak mengetahui
sebaliknya. Dioda dikatakan
elektroda dioda maka pada saat
baik jika jarum meter tidak
hubungan seperti tersebut di
menyimpang.
atas maka elektroda anoda
103

Katoda

Anoda

Gambar 2-77. Pengetesan dioda bias maju

Gambar 2-78. Pengetesan dioda bias balik


104

2.4.13.2. Pengetesan Transistor


Pengetesan transistor dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Knob pemilh cakupan pengukuran pada posisi ohm X1 atau X100

Pososi
Ohmmeter

Gambar 2-79. Knob selektor posisi ohmmeter


2. Kalibrasi ohmmeter dengan menghubungsingkat kedua colok meter,
knob pengenolan meter diatur untuk mendapatkan pembacaan tepat
nol.

Diatur
supaya
jarum nol

Gambar 2-80. Gambar kalibrasi ohmmeter


105

3. Pengetesan transistor NPN 4. Transistor dalam kondisi baik


basis dihubungkan dengan jika jarum meter menyimpang
colok hitam (+ baterai) dan menuju nol.
emitor colok meter merah (-
baterai).

Gambar 2-81. Pengetesan transistor NPN emitor negatip meter nunjuk nol
5. Colok meter merah dipindahkan jika jarum meter bergerak
dari emitor ke kolektor, menuju nol.
transistor dalam kondisi baik

Gambar 2-82. Pengetesan transistor NPN kolektor negatip meter nunjuk nol
6. Colok meter hitam dipindahkan Transistor dalam kondisi baik
dari basis diganti dengan colok jika jarum penunjuk tidak
meter merah, colok meter hitam bergerak.
dihubungkan dengan emitor.
106

Gambar 2-83. Pengetesan basis emitor reverse


dalam kondisi baik jika meter
7. Colok meter hitam dipindahkan
tidak bergerak.
dari emitor ke kolektor, transistor

Gambar 2-84. Pengetesan basis kolektor reverse


2.4.13.3. Pengetesan SCR
Silicon Controlled Rectifier atau anoda sekaligus, sedangkan
lebih dikenal dengan SCR daya colok meter ,merah dihubungkan
rendah dapat diukur dengan dengan katoda. SCR dalam
menggunakan ohmmeter daya kondisi baik jika jarum meter
tinggi. Pengetesan dilakukan bergerak menuju nol. Jika tidak
dengan prosedur di bawah ini. maka sebaliknya.
1 Tempelkan colok meter hitam
(+baterai) dengan gate dan
107

Gambar 2-85. SCR Anoda gate dikopel katoda tegangan


negatip
2 Lepaskan gate dari colok meter tetap pada posisi menunjuk di
hitam sedang hubungan angka nol. Jika tidak maka
dengan anoda dipertahankan, sebaliknya.
SCR kondisi baik jika jarum
3 Jika semula tidak mengetahui
elektroda SCR, dapat
ditemukan dengan menandai
kaki yang dilepas jarum tetap
posisi menunjuk nol adalah
elektroda gate. Sedangkan
elektroda yang mendapatkan
colok meter hitam (+baterai)
anoda dan yang mendapat
colok merah (- baterai) adalah
katoda.
4 Berdasarkan pengetesan
tersebut dperoleh kesimpulan
untuk SCR type FIR 3D
mempunyai urutan elektroda
katoda (K), anoda (A) dan gate
Gambar 2-86. Gate dilepaskan (G).
posisi jarum tetap nol
108

G
K A
Gambar 2 – 87. Elektroda SCR FIR 3D

2.4.14. Perawatan
2.4.14.1. Mengganti Sekering
Jika beban lebih di atas tegangan 1. Lepaskan sekrup pengunci di
penyalaan (kira-kira 100 V) belakang case dan pindahkan
diberikan pada DC A dan range, 2. Posisi sekering di papan
sekering tidak berfungsi sebagai rangkain tercetak bagian dalam
pelindung rangkaian. meter.

Gambar 2 - 88. Pelepasan skrup pengunci sekring


109

Sekering

Gambar 2 - 89.b. Sekering

Gambar 2-89.a Posisi sekering dalam PCB


2.4.14.2. Perawatan Penyimpanan Meter
1. Penyimpanan mencegah kejutan berturut-turut pada multimeter dari
getaran oleh pembebanan pada sepeda motor atau sejenisnya.
2. Jaga multimeter dari debu kelembaban
3. Jangan meninggalkan multimeter untuko waktu yang lama di tempat
temperatur tinggi (lebih tinggi dari 55 C) kelembaban tinggi (lebih
tinggi daripada 80 %) dan mengandung embun.

2.4.15. Perbaikan
Jika meter gagal digunakan lakukan pengecekan berikut sebelum dikirim
untuk di perbaiki
1. Apakah sekering tidak
putus? . Untuk meyakinkan
sekering tidak putus,
sekering dikeluarkan dari
tempatnya di papan
rangkaian dan dilakukan
pengetesan dengan
ohmmeter. Sekering tidak
putus jika jarum menyimpang Gambar 2-90. Pengetesan sekering
menuju nol.
110

2. Apakah baterai tidak habis ?.


Pengecekan dilakukan dengan
membuka meter dan mengukur
tegangan baterai. Baterai baik
jika jarum menyimpang dengan
harga penunjukkan mendekati
9Volt. Dalam pengetesan ini
baterai kondisi baik.

Gambar 2-91 Pengukuran baterai

Gambar 2-an Baterai

3. Apakah colok meter tidak


putus?
Pengecekan dilakukan dengan
mengetes konduksi colok meter
dengan ohmmeter. Pengetesan
meter ini kondisi colok baik tidak
putus.

Gambar 2-92. Pengecekan colok meter


111

2.5. Multimeter Elektronik Digital cakupan pengukuran dan


Multimeter digital (Digital Multi polaritas sehingga dapat
Meter) tipikal ditunjukkan dalam mengurangi kesalahan
gambar di bawah ini, pengukuran dan lebih jauh lagi
memperagakan hasil pengukuran tidak ada kemungkinan kerusakan
berupa angka diskrit ini lebih baik meter yang disebabkan oleh
dari pada penunjukan simpangan adanya beban lebih atau terbalik
jarum pada skala sebagaimana polaritasnya. Dalam beberapa
yang digunakan pada instrument kasus disediakan hard copy hasil
analog. DMM bertambah popular pengukuran dalam bentuk kartu
karena harga instrument menjadi atau pita berlubang. Digital
kompetitif. Keunggulan dibanding multimeter sampai sekarang
meter analog hasil pengukuran masih terbatas dalam parameter
terbaca langsung mengurangi non linier tidak dapat diukur.Lebih
kesalahan manusia, kesalahan jauh lagi keakuratan sekarang ini
paralaks dan pengukuran lebih tidak sebanding dengan harganya.
cepat. Pengembangan
selanjutnya adanya otomasi

2.5.1. Bagian-bagian Multimeter Digital


Pencacah / Peraga Pembentuk gelombang
Bagian ini terdiri pencacah 3 ½ masukan (Input Wave Shaper)
digit, memory, decoder dan Rangkaian ini difungsikan
piranti peraga. Bagian ini selama pengukuran frekuensi,
memiliki input, count, transfer perioda mengubah sinyal
dan reset. Dari bagian pencacah masukan ke dalam bentuk yang
juga memberikan keluaran untuk tepat untuk dihubungkan ke
mengontrol fungsi pengukuran rangkaian logic.
analog.
Time Control
Control Logic Fungsi bagian ini digunakan
Bagian ini berfungsi untuk memulai dan
membangkitkan pulse yang menghentikan pencacah pada
diperlukan oleh rangkaian untuk saat pengukuran.
perputaran masukan, dihitung
dan mengontrol fungsi Voltmeter dan Pengubah
pencacah. Analog ke Digital
Bagian ini berisi rangkaian
Master Clock impedansi masukan yang tinggi,
Rangkaian ini terdiri kristal penyearah, pengubah tegangan
osilator, pembagi frekuensi ke waktu dual-ramp digunakan
untuk pewaktuan semua untuk pengukuran tegangan dan
pengukuran. resistansi. Prinsip perubahan
tegangan analog ke digital
dijelaskan di bawah ini.
112

Pengubah Analog ke digital Satu dari metode pengubah


Karena prinsip kerja dari analog ke digital yang paling
rangkaian digital adalah 0 dan 1 sederhana menggunakan tiga
atau ada dan tidak ada tegangan elemen utama yaitu pencacah ,
maka untu sinyal analog yang pengubah digital ke analog dan
bersifat kontinyu harus diubah komparator dirangkai seperti
kedalam bentuk diskrit. Alat ini gambar 2-93. . Untuk
dinamakan pengubah analog ke kesederhanaan kontrol logika
digital atau ADC (Analog to digital dihilangkan dari diagram.
converter).

Counter 4 bit
Keluaran digital
clock
8 4 2 1
A3
A2
Reset
A1
Keluaran komparator
=1 bila Va≥ Vb Ao

- Vb
Pengubah Digital
+
ke Analog (DAC)
Sampel
Masukan & hold
analog Va
Gambar 2-93 Pengubah analog ke digital

Pada siklus awal counter direset AND enable mengikuti pulsa-pulsa


sehingga memberikan keluaran clock yang masuk pencacah.
nol. Demkian juga keluaran Pencacah menghitung diawali dari
pengubah digital ke analog Vb = 0 nol. Setiap menghitung keluaran
volt, ini diaplikasikan pada salah tegangan pengubah digital ke
satu masukan komparator. analog Vb bertambah satu tangga
Tegangan analog masukan (Gambar 2-94). Ini akan berlanjut
diberikan melalui rangkaian sampai tangga bentuk gelombang
sampel hold keluarannya Va melampuai nilai tegangan sinyal
diumpankan pada masukan lain analog Va, pada saat inilah
dari komparator. Sepanjang keluaran komparator nol gerbang
tegangan analog Va masih lebih disable dan menghentikan
besar dari Vb keluaran komparator perhitungan pencacah.
akan berlogika 1 dan gerbang
113

6
Keluaran
5 pencacah 0101

0
0 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 2-94 Bentuk gelombang pencacah pengubah analog ke digital

Unit resistansi dan kapasitansi Hubungan pengawatan antar blok


Terdiri dari sumber arus tergantung fungsi yang akan
digunakan untuk pengukuran dibangun.Pengawatan tergantung
resistansi dan kapasitansi, juga fungsi yang diinginkan.
rangkaian yang diperlukan untuk
mengubah kapasitansi ke dalam
fungsi waktu.

Display

Memory

control
logic Pencacah

Input Master
Attenuattor wave clock
shaper

Gambar 2-95. Meter digital


114

2.5.2. Spesifikasi Digital Multimeter


Ada beberapa paremeter Dalam praktek digit ke 4
multimeter digital yang dapat biasanya tepat menunjuk hanya
dijadikan sebagai dasar penilaian 0 atau 1, yang ditempatkan pada
kualitas meter. Parameter tersebut kiri atau digit aktif. Ini
antara lain : mengijinkan kira-kira 999 sampai
1999 overlap secara bebas. Dan
1. Resolusi Meter Digital ini disebut ‘over ranging’. Type
Banyaknya posisi digital yang display demikian disebut
dipakai pada suatu meter digital sebagai display 3½ digit.
menentukan nilai resolusi. Jadi Resolusi suatu meter digital,
display 3 digit pada volt meter bagaimanapun ditentukan oleh
digital (DVM) untuk cakupan 0 – banyaknya digit yang aktif
1 V, akan mudah menunjukkan penuh.
nilai dari 0 sampai 999 mV,
dengan kenaikan atau resolusi
terkecil sebesar 1 mV.

Jika n = banyaknya digit penuh (perubahan 0-9) resolusinya sebesar


1
n
10

Maka suatu display 4 digit mempunyai sebuah resolusi sebesar


4
⎛ 1 ⎞ atau 0,0001 atau 0,01 persen. Resolusi ini juga dianggap
⎜ ⎟
⎝ 10 ⎠
sebagai satu bagian dalam 10.000.
2. Sensitivitas Meter Digital 3. Spesifikasi Akurasi Meter
Sensitivitas adalah perubahan Digital
terkecil dari suatu input meter Akurasi biasanya dinyatakan
digital yang mudah dilihat. sebagai persentase dari
Dengan demikian sensitivitas pembacaan ditambah
merupakan tegangan terendah persentase dari skala penuh,
dari skala penuh dikalikan oleh bagian persentase dari skala
resolusi alat ukur (meter). penuh sering diberikan dalam
Sensitivitas s = (f.s)min x R. bentuk digit. Apabila bekerja
Dimana (f.s)min = nilai terendah digit ditunjukkan pada
signifikasi digit terkecil (LSD).
dari skala penuh alat ukur dan
R = Resolusi yang ditulis
sebagai desimal.
115

Contoh kasus 1
a. Berapa resolusi dari display 3½ digit ?
b. Cari resolusi alat ukur 3½ digit pada cakupan 1
V (berapa pabrik dapat menentukan cakupan
seperti 2V dari 3½ digit dapat mencacah
sampai 1999 mV.
c. Cari resolusi alat ukur untuk cakupan 10V ?
Penyelesaian : 1 1
n = 3 =
Angka digit penuh pada 3½ digit = 3 jadi % resolusi = 10 10

0,001 (0,1%).

Jadi meter (alat ukur) tidak dapat membedakan antara nilai yang
dibedakan dari yang lain bila kurang dari 0,001 skala penuh.
a. Pembacaan skala penuh 1.000 resulusi pada cakupan 1V = 1x0,001
= 0,001 V
jadi dalam cakupan 1V, ini tidak akan dapat membedakan antara
pembacaan yang berbeda kurang dari 0,001 V.
b. Pembacaan skala penuh 10V ini akan terjadi kesalahan baca kurang
dari 0,01 V (tidak dapat membedakan perbedaan kurang dari 0,01V).

Contoh kasus 2
Sebuah voltmeter 4½ digit digunakan untuk mengukur tegangan.
a. Berapa resulusinya ?
b. Berapa penunjukan untuk mengukur 12’98 pada cakupan 10V ?
c. Berapa pula jika 0,6973 didisplaykan pada cakupan 1V ?
d. Berapa akan didisplay 0,6973 pada cakupan 10V ?

Penyelesaian :
a. Pada digit penuh, 4½ digit terbaca 4 angka
1
Jadi resulusi = 10 4 = 0,0001 atau 0,01 %
b. Bila ada 5 digit ditempatkan dalam 4½ digit didisplay, maka 12,98 V
akan didisplay sebagaimana 12,980 pada skala 10 V
c. Resulusikan lagi pada cakupan 1 V = 1 x 0,0001= 0.0001 V.
Maka cakupan 1V akan terbaca pada desimal ke 4, disini 0,6973 V
akan didisplay pada 0,6973 dalam cakupan 1 V.
d. Resulusikan lagi pada cakupan 10 V =10 x 0,0001=0.1 mV.
Maka pada cakupan 10V akan terbaca hanya desimal ke 3.
Digit 3 dalam desimal yang ke 4 akan hilang. Digunakan cakupan
pendekatan, yaitu 1 V,digit 3 dapat diterima dalam pembacan.
116

Contoh kasus 3
Spesifikasi ketepatan 3½ digit DVM adalah ± 5% pada pembacaan ± 1
digit.
a. Kemungkinan apa yang terjadi pada kesalahan Volt, apabila pada
instrumen terbaca 5,00 V pada cakupan 10 V?
b. Apa yang mungkin terjadi kesalahan pada Volt, apabila terbaca
0.10 V pada cakupan 10 ?
c. Berapa persenkah pembacaan kesalahan ini yang diperbolehkan ?

Penyelesaian :
a. 0,5% terbaca = 0,005 x 5,00 = 0,025
didisplay untuk pembacaan 5,00 V Pada skala 10 V pada treter 3½
digit adalah 05,00 dengan kedudukan 4 digit. Digit pada LSD bernilai
0.01.Jadi kemungkinan kesalahan total adalah 0,025+0,01 = 0,035 V.
b. Jika pembacaan 0,10 V pada cakupan 10 V kita peroleh ± 5%,
pembacaannya = 0,005 x 0,10 = ± 0,0005 V ± 1 digit = 0,01 V
• Kemungkinan kesalahan seluruhnya = ± 0,0105
00105 10,5 %
c. Persen kesalahan adalah = =
0,100
Ini adalah suatu kesalahan besar dan mendemostrasikan bahaya
yang terpadu dalam pembacaan skala yang rendah.

Tabel 2-10. Spesifikasi multimeter digital


Pengukuran tegangan DC indikasi polaritas otomatis
Resistansi input 11,1 MΩ
Cakupan pengukuran 199,9 mV sampai 199 Volt akurasi ± 0,1 %
Deviasi skala penuh (fsd) ± 0,2 % dari pembacaan
Pengukuran tegangan AC
Impedansi input 10 M Ω paralel dengan kapasitor 25 pF
Cakupan pengukuran 199,9 mV sampai 199, Volt akurasi ± 0,1 %
pengukuran harga rata-rata dikalibrasi rms
Deviasi skala penuh ± 0,5 % dari pembacaan
Pengukuran frekuensi
Cakupan frekuensi 50 Hz sampai 10kHz ± 1 %
50 sampai 50 kHz ± 5 %
Pengukuran resistansi
Cakupan pengukuran 1,999 K Ω sampai 1,999 MΩ akurasi ± 0,1 % fsd
dan
± 0,5 % dari harga pembacaan
Pengukuran kapasitansi
Cakupan pengukuran 1999 pF sampai 1,999 µF akurasi ± 0,1 % fsd dan
± 0,5 % dari harga pembacaan
Penghitung waktu
Cakupan frekuensi 0 sampai 5 MHz
Interval perioda min 20 µs
117

2.5.3. Prinsip Dasar Pengukuran


2.5.3.1. Voltmeter
Digital voltmeter (DVM) kombinasi rangkaian integrator.
menggunakan sebuah pengubah Pada saat siklus pengukuran
tegangan analog ke digital (ADC) dimulai kapasitor C1 melakukan
kemudian tegangan masukan DC pengosongan muatan. Tegangan
diolah menjadi bentuk biner yang masukan integrator dihubungkan
dikodekan dalam decimal (BCD). ke masukan tegangan negatip (-
Kebanyakan voltmeter digital atau V1), sehingga kapasitor C1 mulai
digital multimeter menerapkan mengisi dengan arus – (V1/R1).
integrator dual-slope sebagai Sementara itu keluaran integrator
rangkaian ADC, karena DVM dual- V01 mulai naik meninggalkan nol
slope atau DMM relative lebih dan pencacah mulai menghitung
tahan terhadap nois tegangan pulsa clock dari pembangkit sinyal
masukan, juga kesalahan kecil. clock 100 KHz. Pengisian muatan
Dalam sistem DMM dengan C1 berlangsung sampai
pengubah analog ke digital dual perhitungan pencacah mencapai
ramp (atau dual slope) yang 2000 ( misal untuk 2K/100K atau
banyak digunakan ditunjukkan 20ms). Pada akhir perioda ini
pada gambar 2-94. Penguat Op beda tegangan kapasitor C1 akan
Amp A1, R1 dan C1 merupakan menjadi sama dengan

Vc = (Vi T1) / (R1C1) ……………………………….. (2 - 19 )


Jadi V1T1 = Vref T2 atau Vi = (T1/T2) Vref Peraga

Pembacaan

Decoder
saklar

1 Pembangkit Penghitung
Ein V- R1 clock
E
B A
2 Intgtr tore
D
S
A1 Control Pembagi
3 Ref pos Com p
A2 logic :2
V+

C1
a. Sistem Pengukuran tegangan
118
20 ms

A
pewaktuan 0 t1
T1
t2
T2
B

Keluaran Vy
Integrator

D
Keluaran
Komparator
Store
E
b. Bentuk bentuk tegangan
Gambar 2-96. Sistem pengukuran tegangan (Hai Hung Chiang : 1976)

Kondisi nol volt diindera oleh Istilah 3 ½ digit atau 4 ½ digit


komparator, hingga menyebabkan untuk produk DVM atau DMM,
control logic mensaklar masukan didasarkan pada fakta bahwa nilai
kapasitor ke tegangan nol (ground) digit tertinggi hanya 0 atau 1,
hal ini dimaksudkan untuk mencegah sementara untuk semua digit yang lain
terjadinya perubahan muatan pada dapat berada antara 0 dan 9.
kapasitor. Terminologi demikian menunjukkan
Pada saat yang sama control bahwa meter dapat membaca 100%
logic memberi komando pada cakupan pengukuran dari cakupan
pencacah untuk menyimpan hasil dasar. Misal voltmeter 3 ½ digit
perhitungan. Tegangan referensi dapat membaca
dipilih untuk mendapatkan cakupan 0 – 1,999 mV, sementara cakupan
pengukuran yang tepat. Misalnya dasar hanya 0 – 999 mV. Jika
tegangan referensi 2 V, cakupan cakupan ini dilampaui digit 1
pengukuran 2 V meskipun hanya (overflow) akan menyala, sebaliknya
memungkinkan untuk memperagakan tetap gelap. Digital voltmeter biasanya
nilai dari 0 sampai 1,999 V. Pencacah memiliki resistansi masukan lebih
akan selalu menghitung sampai dari 10
mencapai keadaan semua nol, MΩ dengan ketelitian lebih baik dari
kemudian siklus pengukuran diulang. ± 0,2% dari harga pembacaan.
119

2.5.3.2. Ohmmeter Oleh karena itu sistem ini hanya


Sistem pengukuran resistansi dapat digunakan untuk mengukur
ditunjukkan pada gambar 2-97. R dalam cakupan 100Ω sampai
Metode yang digunakan dengan 100KΩ dengan tingkat ketelitian
melewatkan arus pada R yang yang cukup.
tidak diketahui besarnya,
kemudian diukur besarnya
tegangan drop pada R tersebut.

I tetap

Voltmeter

R tak
diketahui

Gambar 2-97. Pengukuran resistansi dengan voltmeter digital

2.5.3.3. Pengukuran Frekuensi pembangkit pulsa untuk


Sinyal yang akan diukur membangkitkan komando store
frekuensinya kita hubungkan ke atau reset. Asumsikan bahwa
rangkaian input wave shaper , pencacah telah diatur nol, urutan
dalam bagian ini sinyal diperkuat operasinya sebagai berikut.
atau dibatasi tergantung besarnya Gerbang pencacah dilumpuhkan
amplitude sinyal masukan. untuk satu perioda clock dengan
Kemudian sinyal diubah ke dalam keluaran dibagi dua. Shaped input
bentuk (A) gelombang kotak waveform dihubungkan ke
dengan tegangan 5 Vp-p. pencacah sehingga menghitung
Frekuensi mater clock (B) junlah siklus selama satu perioda
mempunyai perioda yang sama clock. Pada akhir perioda sinyal
dengan durasi perhitungan yang pewaktu berada pada ujung
dipilih. Misalnya jika durasi menuju negatip ( C) menyebabkan
penguuran dipilih 10 ms, dipilih generator pulsa membangkitkan
frekuensi 100Hz. Gerbang dua pulsa berturut turut. Pulsa
penghitung akan terbuka untuk pertama mengkomando (E)
waktu benar, frekuensi clock pencacah untuk menyimpan dan
dibagi dua (C) sebelum diterapkan memperagaan keadaan bagian
ke gerbang penghitung dan juga penghitung. Pulsa kedua (F)
untuk mengontrol rangkaian
120

mereset bagian penghitung positip. Dengan demikian maka


sehingga keadaan nol untuk peraga hasil hitungan akan selalu
operasi pada siklus berikutnya. diupdate sengan frekuensi
Proses ini akan restart bila sinyal masukan yang konstan dihasilkan
pewaktu ( C) kembali berayun ke pembacaan yang stabil.
Peraga

A D Decoder /
BCD
Vin Sinus Gerban
g Pencacah
kotak AND

E F Reset
B Store
Clock Pembagi
generator frekuen Pembangkit
pulsa
C

Masukan

F
Gambar 2-98. Sistem dan bentuk gelombang pengukuran frekuensi
121

2.5.3.4. Pengukuran Perioda dan Interval Waktu


Perbedaan besar antara dan reset sama seperti pada
pengukuran perioda dan frekuensi pengukuran frekuensi. Perioda
adalah penempatan clock pengukuran difasilitasi untuk
generator dan input wave shaper frekuensi rendah dimana
berlawanan seperti ditunjukkan penghitungan menjadi tidak
pada gambar. Sebagai pengganti akurat. Misal frekuensi 5Hz diukur
jumlah siklus selama satu perioda dengan perioda perhitungan 1 s
clock, jumlah pulsa clock selama hanya dapat diukur dengan
satu siklus masukan yang ketelitian ± 1 siklus atau ± 20%.
diberikan. Sebagaimana Dengan mengukur perioda 200 ms
pengukuran frekuensi , bentuk ketelitian dapat ditingkatkan.
gelombang masukan diubah Dalam kenyataannya keakuratan
dalam bentuk gelombang kotak dapat diberikan lebih baik dari
(A) oleh input wave shaper. pada ± 0,1% tanpa noise pada
Deretan gelombang kotak ini bentuk gelombang yang diukur.
dibagi dua ( B) dan diumpankan Perbedaan antara fungsi
pada gerbang penghitung dan ke pengukuran perioda dan waktu
pulse generator. Keluaran clock adalah perioda diukur secara
generator juga diberikan ke kontinyu pada sepanjang siklus,
gerbang penghitung sehingga sedangkan waktu diukur sebagai
pada saat terhalangi masukan, interval antara dua impulse yang
pulsa clock (C) diumpankan ke diberikan secara terpisah.
pencacah. Fungsi store, display
Peraga

Gambar 2-99. Sistem dan bentuk gelombang


pengukuran perioda (Hai Hung Chiang : 1976) Decoder /
BCD
C
Clock
generator Gerbang Pencacah
Pencacah

A B save reset
D E
Sinus Pembagi
Masukan Pembangkit
frekuensi
pulsa
kotak
122

Masukan

Gambar 2-100. Sistem pengukuran


interval waktu
Decoder /
BCD
Pembangkit Gerbang
clock AND
Pencacah
Pencacah

store reset
run
Timer control Pembangkit
stop pulsa
Prime

2.5.3.5. Kapasitansimeter katerkaitan antara waktu drop


Jika arus I dan tegangan V tegangan pada kapasitor, diberi
konstan mempunyai hubungan C muatan dengan sumber arus
= (I t /V), juga kapasitansi C = kt, k konstan, mencapai level tegangan
adalah konstanta dan t waktu. yang telah ditentukan.
Hubungan sederhana ini Implementasi metode ini
memberikan gambaran diilustrasikan pada gambar.
kemungkinan mengukur
kapasitansi dengan membuat
123

Decoder /
BCD

Pencacah
Pembangkit
Clock

A C
B
Tegangan d/dt Pembagi
acuan frekuensi
komparator

Pewaktuan

20 ms

Pewaktuan

Tegangan
acuan
A

Keluaran B
komparator

store C

Gambar 2-101. Sistem dan bentuk gelombang


pengukuran kapasitansi (Hai Hung Chiang : 1976)
124

2.5.4. Petunjuk Pengoperasian

1. Pengukuran Tegangan DC

• Selektor ditempatkan pada posisi tegangan DC


• Colok colok merah pada meter positip dan colok hitam pada polaritas
negatip.
• Cakupan batas ukur dipilih tertinggi bila pembatas cakupan tidak
otomatis.
• Setelah yakin semua benar power meter di onkan.

2. Pengukuran Tegangan AC

* Selektor di tempatkan pada posisi


tegangan AC.
* Cakupan batas ukur dipilih pada
posisi terbesar jika pembatas
cakupan tidak otomatis.
* Colok merah ditempatkan pada
polaritas positip dan hitam pada
negatip.
* Bila sudah yakin benar, baru power
di onkan.
* Satuan diperhatikan agar tidak salah
dalam membuat data pengukuran.

Gambar 2-102. Macam-macam meter digital


3. Pengukuran Ohmmeter
* Selektor di tempatkan pada posisi Ohmmeter.
* Colok merah ditempatkan pada polaritas positip dan hitam pada
negatip.
* Bila sudah yakin benar, baru power di onkan.
* Satuan diperhatikan agar tidak salah dalam membuat data
pengukuran.
125

4. Fungsi Lain-lain
Selain sebagai AVO meter tiap multimeter mempunyai variasi
pengukuran yangberbeda-beda. Secara umum penggunaan
multimeter digital dengan langkah sebagai berikut :
• Sisipkan probe ke dalam hubungan yang benar sesuai
fungsinya. Langkah ini diperlukan karena kemungkinan ada
sejumlah hubungan berbeda yang dapat digunakan.
• Atur saklar pada jenis pengukuran dan cakupan pengukuran
yang benar. Pada saat memilih cakupan yakinkan bahwa telah
diantisipasi pada cakupan maksimum. Cakupan pada multimeter
digital dapat direduksi bilamana diperlukan. Oleh karena itu
dengan pemilihan cakupan yang terlalu tinggi dapat mencegah
pembebanan meter.

• Mengoptimumkan cakupan pengukuran untuk mendapatkan


pembacaan yang baik.
Pada pembacaan yang lengkap lebih bijaksana diperhatikan
tempat probe dalam soket pengukuran tegangan dan atur cakupan
tegangan maksimum. Cara ini aman jika meter dihubungkan tanpa
memikirkan cakupan yang digunakan sepanjang harga maksimum
besaran yang diukur dibawah cakupan maksimum meter.

2.5.5. Mengatasi Gangguan Kerusakan


1. Peraga Mati 2. Peraga Secara Permanen Over
• Dilakukan pengecekan polaritas range
baterai kemungkinan salah • Kemungkinan titik acuan open
dalam pemasangan. • Kemungkinan polaritas
Pengawatan hubungan peraga tegangan 9V salah pasang
dan periksa meter. • Tegangan masukan melebihi
• Dilakukan pengecekan baterai cakupan pengukuran
apakah masih dalam kondisi • Tegangan common mode
baik. melampaui
• Dilakukan pengecekan peraga, • Meter mungkin jatuh, terpukul
diuji secara tersendiri. lakukan pengetesan tersendiri.

3. Peraga secara intermitten over 4. Hasil pembacaansemua logik


range rendah
• Titik acuan kemungkinan open • Kaki common mungkin
• kemungkinan sinyal masukan terground
mengambang • Tegangan acuan tidak
• masukan tegangan bukan dc terhubung dengan baik
• potensiometer pengatur
penguatan tidak baik
126

5. Peraga tidak dapat dibaca 000 6. Tidak siap pembacaan


* sistem pengawatan loop power
* masukan tidak mungkin 0.0 V terhubung griund
* kemungkinan loop pengawatan * sumber daya regulasi jelek
sinyal input terhubung grond • sinyal input berlebihan
• Terdapat medan magnit yang
kuat disekitar meter

Perkembangan Multimeter Digital

DMM dengan selektor DMM cakupan otomatis

Gambar 2-103. Multimeter digital dengen selektor dan otomatis


127

Multimeter Digital Otomotif

Meliputi :
Sensor tes, pengetesan ground, baterai,
alternator,
tes sistem pengisian, Pengukuran RPM

Multimeter Otomotif

Akurat untuk mengukur RPM 2- dan 4-


stroke
Mesin otomotif 1 – 8 silinder
dengan menggunakan pick up induktif

Digital multimeter cakupan otomatis

41 tes cakupan oto power off


Pengukuran frekuensi, duty cycle

Digital multimeter cakupan otomatis

15 fungsi dan 32 otorange


295A

Gambar 2-104. Macam-macam multimeter digital di pasaran


129

LCR METER
BAB 3
Tujuan Pokok Bahasan :
1. Memahami prinsip dasar
pengukuran RCL metode jembatan 1. Prinsip dasar pengkuran LCR
keseimbangan. 2. Meter jembatan seimbang
2. Memahami tindak keselamatan Cara Penggunaan dan Perawatan
pemanfaatan LCR meter LCR meter
3. Melakukan pembacaan hasil
pengukuran komponen R,C,L
dengan meter LCR meter

3.1. Prinsip Dasar Pengukuran Komponen LCR


3.1.1. Prinsip pengukuran Resistansi
Prinsip dasar pengukuran resistor galvanometer. Jempatan
dengan LCR-740 Bridge adalah wheatstone dikatakan setimbang
Jembatan WHEATSTONE. apabila beda tegangan pada
Jempatan wheatstone mempunyai galvanometer adalah nol volt,
empat lengan tahanan, sebuah berarti disini tidak ada arus yang
sumber ggl dan sebuah detector mengalir melalui galvanometer.
nol yang biasanya berupa
A

I1 I2
R1 R2
E
C G D
R3 R4
I3
I4

Gambar 3 – I Jembatan Wheatsone


lni terjadi apabila tegangan C ke ke B sama dengan tegangan dari
A sama dengan tegangan dari D D ke B. Dalam hal ini dapat
ke A, atau jika tegangan dari C dituliskan:

I1 R1 = I 2 R 2............................................................... ( 3 – 1 )

Jika arus galvanometer menunjuk nol, maka :


130

E
I 1= I 3= --------------------------------------- ( 3–2)
R 1+ R 3

E
I 2= I 4= --------------------------------------- ( 3–3)
R 2+ R 4

Dengan mensubstitusikan persamaan ( 3 – 2 ) , ( 3 – 3 ) dan (3 – 1 ),


maka didapatkan :

I1 E /(R1+R3)
=
I2 E / (R2+R4)

I1 R2 + R4
=
I2 R1 + R3

I1 ( R 1 + R 3 ) = I 2 ( R 2 + R 4 )

Jika I2 dari persamaan (3 -1) dimasukam, didapatkan :


I1 R1
I1 ( R 1 + R 3 ) = . R2 + R4
R2
I1R1R4
I1 R1 + I1 R3 = I1 R1 +
R2
I1R2R3 = I1R1R4
R2 R3 = R1 R4 ...................... ( 3 – 4)
Persamaan 3 – 4 merupakan salah satu dari tahanannya tidak
bentuk kesetimbangan jembatan diketahui dan salah satu
Weatstone. Apabila ketiga tahanannya tidak diketahui misal
tahanan tersebut diketahui dan R4 = Rx , maka :

R2 R3
Rx = -------- .......(3 – 5)
R1

R3 disebut lengan standar jembatan


R1 dan R2 disebut lengan – lengan pembanding
131
3.1.1.2. Jembatan Kelvin dilakukan dengan harapan agar
Jembatan wheatstone menghasilkan ketelitian yang
mempunyai keterbatasan bila lebih tinggi bila digunakan untuk
digunakan untuk mengukur mengukur tahanan-tahanan
tahanan rendah, dengan rendah, biasanya dibawah 1
demikian maka jembatan Ohm.
wheatstone dimodifikasi menjadi
jembatan kelvin. Hal tersebut

R2 R1 Keterangan :
R1 : tahanan lengan 1
R2 : tahanan lengan 2
R3 : tahanan lengan 3
G Rx : Tahanan yang diukur
Ry : tahanan variable dari
seutuas kawat yang
terminalkan pada titik m,
p dan n
R3 m p n RX

Ry

E
Gambar 3 – 2 Jembatan Kelvin
jembatan R3 dan hasil
Gambar 3-2 Ry menyatakan
pengukuran Rx akan lebih kecil
tahanan kawat penghubung dari
R3 ke Rx. Jika galvanometer dari yang sebenarnya. Apabila
dihubungkan ke titik m, tahanan galvanometer dihubungkan ke
Ry dari kawat penghubung titik p (diantara titik m dan n)
dijumlahkan ke tahanan Rx yang sehingga perbandingan tahanan
dari n ke p dan dari m ke p sama
tidak diketahui dan menghasilkan
dengan perbandingan
Rx yang lebih besar. Jika
tahanan-tahanan R1 dan R2 atau
dihubungkan ke titik n, Ry
jika ditulis :
dijumlahkan dengan lengan

Rnp R1
---------- = ------- …………………… (3 – 6)
Rmp R2

maka persamaan setimbang untuk jembatan :


R
R +R = 1 ( R + R ) .................. (3 - 7)
x np R2 3 mp
132

R + R = R
np mp y
R
R = 1 R Keterangan :
np R 2 mp
Rnp ; Tahanan antara titik m dan p
R1 Rmp : tahanan antara titik m dan p
= (R − R Ry : Rmp + Rnp
R2 y np
R )R
= 1 R − 1 R
R2 y R 2 np
R R
R 1 R = 1 R
np + R 2 np R2 y
( 1 + R1 R R
R ) = 1 4
np R2 R2
= R1 R y 1
R .
np R2 1 + R1/ R 2
R1 R y
R np =
R 2 + R1

sedangkan Rmp bila dihitung dengan cara yang sama akan didapatkan :
R R
R = R 1+Ry
mp 1 2
Jika harga Rnp dan Rmp dimasukkan dalam persamaan (3 – 7), maka
didapatkan :
R1 Ry R1 R2 Ry
R = ( R3+ )...........................(3-8)
x + R2 R1+R2
R1+R2

Apabila persamaan ( 3 - 8 ) disederhanakan, maka didapatkan


R1 R y R1 R 3 R1 R 2 R y
R + =
x R1 + R R1R2 + R2R 2
+
R2
2
133

R1 R 3 R1 R 2 R y R1 R y
R = + -
x R2 R1 + R 2 R1 + R 2
R1 R 3
...................................................................( 3 - 9)
R = R2
x

3.1.1.3. Jembatan Ganda Kelvin


Gambar adalah lengan a dan b).
Jembatan ganda kelvin digunakan Perlu diketahui bahwa
secara khusus untuk perbandingan tahanan a dan b
pengukuran-pengukuran tahanan sama dengan perbandingan R1,
rendah. Rangkaian tersebut dan R2.
dinamakan jembatan ganda,
karena rangkaian mempunyai
pembanding lengan ke dua (dalam

R2 R1

G o
l
p
R3
R
b a

m
n
Ry

Gambar 3 – 3 Jembatan ganda Kelvin

Galvanometer akan menunjuk nol bila potensial di titik k sama


dengan potensial di titik p atau Ekl = Elmp.
134
E
E R
kl = R +2R
1 2 (a + b) R y
I{ R + R + }
E R 3 x (a + b + R )
kl = R +2R y
1 2
b (a + b) R y
[ R + a+b {
E = I 3 }]
lmp (a + b + R )
y
Ekl = Elmp, maka Rx dapat ditentukan :
R (a + b) R y
2 I { R3 + Rx +
}=
R +R (a + b + R )
1 2 y
b (a + b) R y
+ a+b .
I { R3 }
(a + b + R )
y
Bila R2 /(R1 + R2 ) dipindah ruas, maka :
(a + b) R y R +R bRy
R +Rx + = 1 2 { R3 + }
3 (a + b + R ) R (a + b + R )
y 2 y
R R
(a + b) R R +R bR
1 3 y + R 1 2 . y
R +Rx + = R 3 R
3 (a + b + R ) 2 2 (a + b + R )
y y
R R bR bR (a + b) R
1 3 +R y y y
Rx = 1 . + -
R (a + b + R ) (a + b + R )
2 R (a + b + R )
2 y y y
R R bR - aRy - b R
1 3 +R bR y y
1 . y +
Rx = R (a + b + R )
2 R y (a + b + R )
2 (a + b + R ) y
R R y
1 3 +R -aR
1 . bR y b
R y .
Rx = R (a + b + R )
2 2 y b
(a + b + R )
y
R R bR R a
1 3 + y ( 1 - b )......... .......... .......( 3 − 10)
Rx = R R
2 (a + b + R ) 2
y

Sesuai dengan syarat awal yang sudah ditetapkan :


a/b = R1/R2, maka persamaan (VII - 10) dapat ditulis :
135
R1 R3 .......... .......... .......... .......... .......... .......... .(3 - 11)
R =
x R2

3.1.2. Prinsip Dasar Pengukuran L


3.1.2.1. Jembatan Pembanding Induktansi
Secara prinsip jembatan arus bolak-balik dapat digunakan untuk
mengukur induktansi yang tidak diketahui dengan membandingkan
terhadap sebuah induktor standar yang diketahui. Gambar 8-2
menggambarkan jembatan pembanding induktansi; R1 dan R2 adalah
lengan-lengan pembanding, sedang lengan standar adalah LS seri
dengan RS, yang mana LS adalah induktor standar kualitas tinggi dan
RS adalah tahanan variabel. Lx adalah induktansi yang belum
diketahui dan Rx adalah tahanannya.

R2
R1
Keterangan :
Ls : Induktansi

~
Detekt standar
Lx : Induktansi yang
E diukur
LS Lx
Rs RX

Gambar 3 – 4 Jembatan pembanding induktansi


dinyatakan dalam bentuk
Apabila lengan-lengan dari
kompleks, maka :
jembatan pembanding induktansi

Z1 = R1 Z3 = RS + jωLS
Z2 = R2 Z4 = Rx + jωLx
Dalam setimbang, maka :
Z1 . Z4 = Z2 . Z3
R1 ( Rx + jω Lx ) = R2 ( RS + jω Ls )
R1Rx + R1jω Lx = R2Rs + R2 jω Ls …………… (3 – 12)
136
Dua bilangan kompleks adalah adalah sama. Dengan
sama, apabila bagian-bagian nyata menyamakan bagian-bagian nyata
dan bagian-bagian khayalnya dari persamaan (3 – 12), maka :

R1 Rx = R2 RS
R2
Rx = R S ……. …………………… (3 – 13)
R1
Sedangkan bagian–bagian khayalnya :
R1 jω Lx = R2 jω Ls
R2
Lx = L …….………….……………(3 – 14)
R1 S
3.1.2.2. Jembatan Maxwell
kapasitansi yang diketahui.
Jembatan Maxwell digunakan
Gambar 3 – 5 menggambarkan
untuk mengukur induktansi yang
rangkaian jembatan Maxwell.
belum diketahui dengan
membandingkan terhadap

R1
R2
C1

~ E
Detektor

LX
Keterangan :

Lx induktansi yang
Rs diukur
RX
Rx adalah tahanan
kumparan Lx

Gambar 3 – 5 Jembatan Maxwell

Apabila lengan-lengan dari jempatan Maxwell dinyatakan dalam


bentuk kompleks, maka :
1
Z1 = Z3 = R3
1/ R1 + jwC1
137

Z2 = R 2 Z4 = RX + jwl x
Dalam keadaan seimbang, maka
Z1Z4 = Z2Z3
Z2Z3
Z4 =
Z1

RX + jwL x = R2R3 ( 1/R1 + jwC 1 )


R2R3
RX + jwLx = + R2R3jwC1…… (3 – 15)
R1
Jika bagian nyata dan bagian khayalnya dipisahkan, maka didapatkan

R2R3
RX = …………………………… (3 - 16)
R1
J w Lx = R2 R3 jwC1

Lx = R2R3 C1 ………… (3 – 17)

3.1.2.3. Jembatan Hay 1 < Q < 10 ).ini dapat ditunjukkan


Jembatan Hay digunakan untuk dengan memperhatikan syarat
mengukur induktansi yang belum setimbang dari jembatan arus
diketahui dengan membandingkan bolak-balik bahwa jumlah sudut
terhadap kapasitansi yang fasa satu pasang lengan yang
diketahui. Jadi pada prinsipnya berhadapan harus sama dengan
sama dengan jembatan maxwell, jumlah sudut fasa pasangan
bedanya pada jembatan maxwell lainnya. Sedang jembatan hay
lengan pertama C1 paralel dengan dapat digunakan untuk pengukuran
R1, sedang pada jembatan hay C1 kumparan-kumparan dengan Q
seri dengan R1. Pada jembatan yang tinggi.
maxwell terbatas pada pengukuran
kumparan dengan Q menengah (
138

R1
R2
C1
E
~
Detektor

Lx
Rs

Rx
Gambar 3 – 6 Jembatan Hay

Apabila lengan-lengan dari jembatan hay dinyatakan dalam bentuk


kompleks, maka :
Z = R - j/ωC Z = R
1 1 1 3 3
Z = R Z = R + jωL
2 2 4 x x
Dalam keadaan setimbang, maka :
Z Z
Z Z = 2 3
1 4
(R -
jωC )( R + jωL ) = R R
1 1 x x 2 3
R jωL jωR L = R R .................(3 − 18)
R R + 1 x x + x 2 3
1 x - ωC1 C1

Jika bagian nyata dan bagian khayal dipisahkan, maka didapatkan :


L
R R + x = R R .............................................(3 − 19)
1 x C 2 3
1
R = ωL R ........................................................(3 − 20)
x x 1
ωC1

Dari persamaan (3 – 19) dan (3 – 20) keduanya mengandung Lx dan


Rx. jika diselesaikan secara simultan, maka didapatkan
139

R = ωL R - - - - - - - - - - - - - -- > R
x x 1 x
L =
ωC x 2
1 ω C1R
L 1
x
R R + C1 = R R
1 x 2 3

Jika harga Lx dimasukkan didapatkan :


R
R R + x = R3R
1 x 2
2R
C1 1 ω2
1 = R R
R x ( R1 + ) 2 3
2
ω C 2R
1 1

R R
R = 2 3
x
(R + 1 / 2 C 2 R )
ω 1
1 1
R R
R = 2 3
x
R ( ω= C 2 R ) +
2
1
1
1 1
ω 2C R
1
1
R R R
2
1 2 3ω C1 2
R = ........................................(3 - 21 )
x 2
ω C1 2R12 + 1
R
L = x
x
ω 2 C1R )
1
Catatan : ω = 2 π f
Bila harga Rx dimasukkan maka didapatkan :

R ω 2C 2
R R 1
3 1 2
L = . 2 2 2
x ω C R +1 ω 2C R
1
1
1 1
R R C
L = 2 3 1
........................................(3 - 22)
x 2
ω C1 2R12 + 1
140

3.1.2.4. Prinsip Pengukuran Kapasitansi


R2 sebagai lengan – lengan
Prinsip yang digunakan dalam
pengukuran kapasitansi adalah pembanding, sedang lengan
JEMBATAN PEMBANDING standar adalah Cs ( kapasitor
KAPASITANSI. Pada dasarnya kualitas tinggi ) yang diseri
jembatan pembanding dengan Rs ( tahanan variable ).
kapasitansi juga hampir sama Cx adalah kapasitansi yang
dengan jempatan pembanding belum diketahui harganya dan
induktansi. Gambar VIII-3 Rx adalah tahanan kebocoran
menggambarkan jembatan kapasitor.
pembanding kapasitansi. R1 dan

R1
R2
C1
E
~
Detektor

Rx
Rs

Cx

Gambar 3 – 7 Jembatan pembanding kapasitansi


Apabila lengan-lengan dari jembatan pembanding kapasitansi
dinyatakan dalam bentuk kompleks, maka dapat ditulis :

Z1 = R1 Z3 = RS – j /ωCs
Z2 = R2 Z4= RX – j /ωCx
Dalam keadaan setimbang, maka :
Z1Z4 = Z2Z3

j j
R1 ( RX - )= R2 ( Rs - )
ωCx ωCs

j j
R1 RX – R1 = R2 Rs – R2 ….. (3 - 23)
ωCx ωCs
141
Sama dengan jembatan sama. Dengan menyamakan
pembanding induktansi, dua bagian-bagian nyata dari
bilang kompleks adalah sama persamaan seperti di atas,
bila bagian-bagian nyata dan maka didapatkan
bagian-bagian khayalnya adalah

R1 Rx = R2 Rs
Rx = (R2/R1) Rs ……………………………………… (3 -24)
Bagian-bagian khayalnya
(jR1/ωCx) = (JR2/ωCs) sehingga diperoleh hubungan :
Cx = (R1/R2) Cs …..(3 - 25)

3.1.2.5. Jembatan Schering


dapat diatur); lengan 2 adalah
Jembatan schering digunakan resistor yang dapat diatur ; lengan
untuk mengukur kapasitansi yang 3 adalah lengan standard yaitu C3
belum diketahui dengan (kapasitor bermutu tinggi) dan
membandingkan terhadap lengan 4 adalah terdiri dari Cx
kapasitansi yang diketahui yaitu kapasitor yang belum
(standard). Gambar 3 - 8 diketahui harganya dan Rx yaitu
menggambarkan jembatan tahanan kebocoran kapasitor.
schering, yang mana lengan 1
adalah R1 paralel dengan C1 ( C1

C1 R2
R1
E
~ Detektor

C3
Cx
Rx

Gambar 3 – 8 Jembatan Schering

Apabila lengan-lengan dari jembatan schering dinyatakan dalam


bentuk kompleks, maka :
142

1 −j
Z = 1 1 Z = 3
1 ( 1/R + jω C ) 3 ωC
Z = R Z =R - j/ωC
2 2 4 x x
Dalam keadaan setimbang :
Z Z
Z Z = 2 3
1 4
Z Z
Z = 2 3
4 Z
1
1
j = R −j + jωC1 )
R - 2( )( R
x ωC ωC 1
x 3
j − jR
= 2 ( 1 + jωC )
R - ωC x ωC R 1
x 3 1

j − jR R ωC
R - ωC = 2 + 2 1
x x ωC R ωC
3 1 3
j R C jR 2 ............................(3 - 26)
R - = C2 1 - ωC R
x ωC
x 3 3 1

Jika bagian-bagian nyata dan bagian-bagian khayalnya dipisahkan,


maka didapatkan :

R C
R 2 1 ..............................................................(3 - 27)
=
x C
3
−j − jR
= 2
ωC ω C R
x 3 1
C R
C = 3 1 .............................................................(3 - 28)
x R
2
143

3.2. LCR meter model 740


dan L menggunakan osilator
LCR meter model 740 sistem frekuensi 1 KHz dan system
jembatan dirancang untuk pendeteksi nol. Peraga hasil
mengukur resistansi (R), pengukuran menggunakan tiga
kapasitansi (C) dan induktansi (L) digit. Koneksi masukan
dalam rangkaian pengukuran yang menggunakan sumber tegangan
luas. Meter dilengkapi baterai DC eksternal dan AC (950 Hz–40
didalamnya sebagai sumber KHz) dan adaptor AC.
tegangan DC untuk pengukuran R,
sedangkan untuk pengukuran C

3.2.1 Spesifikasi LCR meter berbeda dengan meter yang


Dalam pemilihan meter spesifikasi digunakan dibengkel. Meter
menjadi pertimbangan yang dilaboratorium harus memenuhi
penting. Keputusan pilihan kriteria peralatan laboratorium
tergantung pada karakter mana dimana akurasi sangat diperlukan
yang lebih diperlukan, disesuaikan harga mahal sedangkan untuk
dengan tujuan pengukuran. Misal meter bengkel hanya sebagai
pemilihan meter untuk penelitian indikasi sehingga akurasi bukan hal
laboratorium tentu saja yang penting, harga murah.
menggunakan pertimbangan yang

Pengukuran Resistansi
Range 0,001 Ω sampai 11 MΩterbagi dalam 8 range
dengan kesalahan + 10% untuk setiap range
Resoluai minimum 1 mΩ – 100 kΩ
Akurasi 1Ω sampai 100 kΩ ± (0,5% +0,1 % f.s.)
o o
Pada (20 sampai ± 5 C) 1 MΩ ± (0,1% +0,1 % f.s.)
0,1 Ω ± (2 % +0,1 % f.s.)
Resistansi terminal residu Mendekati 3mΩ
Pengukuran Kapasitansi
Range 1 pF sampai 11000µF dalam delapan range
sampai dengan kesalahan + 10% untuk
setiap range
Resoluai minimum 1 pF
Akurasi Range 1000pF – 100 µF ± (0,5% +0,1 % f.s.)
o o
Pada (20 sampai ± 5 C) 100 pF ± (1% +0,1 % f.s.)
1000 µF ± (3 % +0,1 % f.s.)
Resistansi terminal residu Mendekati 3pF
Pengukuran Induktasi
Range 0,1 µF sampai 1100 H dalam delapan range
sampai dengan kesalahan + 10% untuk
setiap range
Resoluai minimum 0,1 µH
Akurasi Range 100 µH sampai 10H ± (0,5% +0,1 %
144

o o
Pada (20 sampai ± 5 C) f.s.)
100 H ± (1% +0,1 % f.s.)
10 µH ± (3 % +0,1 % f.s.)
Resistansi terminal residu Mendekati 0,3 µH

Pengukuran Faktor Disipasi dan Kualitas


Range 0,01 sampai 30 pada frekuensi 1KHz terbagi
dalam 2 range
Akurasi ± 10% + 3 skala divisi
Sumber pengukuran DC internal dan eksternal untuk pengukuran
resstansi.
AC internal 1kHz atau eksternal 50Hz sampai 40
kHz untuk pengukuran resistansi dan kapasitansi.

Kontrol Panel LCR -740 dan Koneksi


6
7

5
8
4
10
11
2

9
14
13
12 1
3

Gambar 3 – 9 Panel-panel LCR meter


putaran knob, harga L
1. Saklar POWER dan control
sebenarnya tergantung pada
SENSITIVITY : putar saklar
saklar RANGE MULTIPLIER.
POWER on atau off dan atur
3. Knob pengunci L untuk
sensitivitas detector untuk
penguncian indikator R,C,L 2
pengaturan AC.
pada pengaturan
2. Indikator R,C,L peraga 3
sebelumnya bila pengujian
digit yang dikontrol oleh
145
toleransi komponen, atur resistansi seri) yang
normally pada kanan atau dikalibrasi pada frekuensi 1
posisi bebas. kHz. Harga ekuivalen
4. Saklar NORMAL +1,00 L resistansi seri yang
pengaturan normal pada sebenarnya harus dihitung
umumnya untuk pengukuran Rs = RE/(CµF)
pembacaan langsung dari =
6
(REX10 )/(CpF) yang
indikasi R,C,L +1 : mana RE adalah pembacaan
pengaturan digunakan bila dial.
pengukuran di atas batas 10. Saklar X1 – X10 untuk
yang diukur. memilih pengali untuk
5. Saklar RANGE MULTIPLIER pembacaan D dan RE pada
untuk memilih range dial D,Q .
komponen yang diukur. 11. Saklar SOURCE untuk
6. Saklar SELECTOR diatur memilih sumber internal
pada R,C, L tergantung rangkaian jembatan, DC
komponen yang akan diukur. untuk pengukuran resistansi
7. Indikator NULL dengan
DC dan AC pada frekuensi
skala 10 – 0 – 10 digunakan
pada saat pengukuran 1kHz untuk pengukuran
resistansi DC dan skala 0 - resistansi, kapasitansi dan
10 (pada sisi kanan adalah induktansi.
0) untuk pengukuran 12. RED HI
13. BLUE EXT + DC untuk
kapasitansi dan induktansi.
dihubungkan dengan
8. Pengaturan mekanis nol
komponen yang akan diukur
untuk indikator NULL.
keduanya merupakan
9. Dial D Q : menggunakan dua
skala, skala diluar untuk terminal mengambang
factor disipasi, D, dan skala terhadap ground.
di dalam untuk RE(ekuivalen 14. Terminal BLACK untuk
grounding case.

16
15

Gambar 3 – 10 Sisi atas case


146

15. Penutup baterai.


16. Pegangan untuk membawa meter.

17 19
18

Gambar 3 – 11 Panel belakang LCR meter


meter penunjuk kondisi null,
17. Jack EXT, SIG, IN : untuk
memungkinkan dihubungkan
sumber AC eksternal dalam
ke scope untuk tujuan yang
range 50 Hz sampai 40kHz,
sama.
disisipkan dengan plug mini
19. Jack EXT, PWR, IN : Untuk
secara otomatis meng-offkan
dihubungkan ke LPS-169
osilator 1kHz di dalam.
adapter AC, bila disisipkan
18. Jack telepon : untuk
baterai internal di-offkan
menyisipkan earphone plug
secara otomatis.
bila menggunakan sinyal
yang dapat didengar
bersama-sama dengan

3.2.2 Pengoperasian
3.2.2.1. Tindakan Pencegahan Kerusakan
1. Saklar power posisikan off selama perioda standby atau bila
jembatan tidak digunakan. Ini akan memberi dampak baterai lebih
tahan lama.
147

Gambar 3 – 12 Posisi saklar off


2. Cek pengaturan 0 dari null meter, untuk mencegah kesalahan
pengukuran resistansi DC . Jika off atur saklar power pada posisi
OFF dan atur skrup pengenolan meter jika diperlukan sehingga
posisi jarum seperti berikut :
Tepat nol

Gambar 3 – 13 Posisi nol meter

3. Hubungkan komponen yang 4. Ketika knob indikator RCL


akan diukur pada terminal dikunci dengan knob
pengukuran merah dan biru pengunci jangan putar
sependek mungkin. Ini paksa.
diperlukan terutama untuk 5. Gunakan adapter AC khusus
pengukuran komponen yang LPS -169 jangan
mempunyai nilai rendah. menggunakan tipe lain.
148

Gambar 3 -14 Panel depan LCR meter


3.3. Pembacaan Nilai Pengukuran
pembacaan dengan cara sebagai
Bila jembatan telah diseimbangkan
berikut :
dengan indikator R,C, L dan
pengaturan RANGE MULTIPLIER

Tabel 3 -1 Pembacaan nilai pengukuran


Range Pengali Indikasi RCL Harga yang diukur
100Ω 6,85 685Ω (=100 X 6,85)
R 10k 6,85 68,5kΩ (=10 X 6,85)
100kΩ 6,85 685kΩ (=100 X 6,85)
100pF 6,8 68pF (=100X0,68)
C 0,1 µF 6,85 0,685µF (=0,1X6,85)
10µF 6,85 68,5µF (=10X6,85)
10µH 0,68 6,8µH (=10X0,68)
L 10mH 6,85 68,5mH (=10X6,85)
10H 6,85 68,5 H (=10X6,85)

Penggunaan pengaturan saklar normal dari +1,00


Pada umumnya pengukuran saklar +1,00. Pembacaan akan dimulai
ini diatur pada posisi NORMAL. dari 9,00 sampai 0,00 meskipun
Oleh karena tu bila pengukuran harganya akan fari 10,00 keatas
yang lebih tinggi dari indikasi 9,99 sampai 11,00 (dengan
diberikan range pengali, ini menambahkan 1 pada
memungkinkan untuk memperluas pembacaan). Untuk lebih jelasnya
range 10%. Ini dikerjakan dengan dapat diperhatikan pada tabel di
memutar knob indikator sampai bawah ini.
9,00 dan mengatur saklar pada
149

Tabel 3 – 2 Pengaturan saklar NORMAL pada +1,00


Pembacaan Nilai yang diukur
9,00 10,00 (=9,00 + 1,00)
9,01 10,01
9,5 10,5 dan seterusnya

Setelah pengaturan +1,00 saklar 1,00 pada signifikan pertama,


direset NORMAL. Ini untuk sehingga meter menunjuk 5,5 pada
mencegah terjadinya kesalahan harga sebenarnya 6,5.
akibat penambahan pengukuran

3.3.1. Pengukuran Resistansi


1. Hubungkan komponen yang akan diukur pada terminal merah dan
biru.

Gambar 3 – 15 Cara mengukur resistansi

2. Atur saklar pemilih pada posisi R perhatikan gambar

Gambar 3 – 16 Posisi selector

Sumber tegangan DC dipilih pada DC/R


150

Gambar 3 – 17 Posisi DC R

NORMAL +1,00 PADA NORMAL

Gambar 3 – 18 Posisi normal


Saklar power pada posisi ON
Posisi
On

Gambar 3 – 19 Posisi on
RANGE MULTIPLIER digunakan sesuai komponen yang akan
diukur, bila belum diketahui atur pada range yang lebih tinggi agar
memberi keleluasaan ayunan penunjuk kekanan dan kekiri.

Gambar 3 -20 Range multiplier


151

3. Putar knob RCL sampai indikator meter NULL berada ditengah. Jika
diperlukan atur RANGE MULTIPLIER.

Diputar
sampai
indikator
meter nol

Gambar 3 – 21 Pengaturan indikator meter nol

4. Baca indikasi RCL dan terapkan range multiplier dalam menentukan


harga resistansi.

Gambar 3 – 22 Pembacaan indikator RCL

Catatan :
a. Jika menggunakan range 1MΩ penunjuk null
mungkin tidak terdefinisikan dengan baik, dalam
kasus demikian dapat digunakan tegangan DC
eksternal. Alternatifnya jika resistor atau
komponen yang diukur non induktif, dapat
digunakan tegangan internal AC pada frekuensi 1
kHz. Yang berubah hanya saklar SELECTOR
pasa R dan SOURCE pada AC /RCL
b. Pada pengukuran range 0,1 Ω, resistansi residu
terminal harus diperhitungkan.
152

3.3.2. Pengukuran Kapasitansi


1. Atur saklar SELECTOR pada C perhatikan gambar :

Gambar 3 – 23 Selector pada posisi C


Saklar SOURCE pada AC/RL

Gambar 3 – 24 Saklar source pada AC/RL

Dial D Q pada 0

Posisi
nol

Gambar 3 – 25 Dial D Q pada 0


Saklar D Q pada posisi X1
153

Gambar 3 – 26 Saklar D Q pada posisi x 1

Saklar NORMAL +1,00 pada posisi NORMAL

Gambar 3 – 27 Saklar normal +1,00 pada posisi normal


Saklar POWER pada posisi ON

On

Gambar 3 – 28 Saklar power pada posisi on

Kontrol SENSITIVITY diatur untuk NULL pembacaan meter pada


“5”.

Putar ke
kanan

Gambar 3 – 29 Kontrol sensitivity

2. Hubungkan komponen yang akan diukur pada terminal merah dan


biru.
154

Kapasitor
yang
diukur

Gambar 3 – 30 Posisi kapasitor yang diukur


3. Atur saklar RANGE MULTIPLIER dan knob RCL untuk mendapatkan
ayunan minimum atau mengarah 0.

Dipilih

Gambar 3 -31 Mengatur saklar range multiplier


4. Atur dial D, Q dan catat kondisi pengenolan, atur control SENSITIVITY
jika diperlukan.

Control
Sensitivitas

Atur
dial DQ

Gambar 3 – 32 Mengatur dial D Q


5. Atur kembali knob RCL dan dial D, Q untuk mendapatkan kondisi
pengenolan paling baik.
155

Atur Knob RCL


kembali
Dial DQ

Gambar 3 – 33 Mengatur knob RCL dan dial D Q

6. Jika pengaturan dial sampai mendekati 3 atur saklar D,Q pada posisi
X10.

Pindahkan
ke posisi
X10

Gambar 3 – 34 Mengatur Saklar D Q pada Posisi x 10

7. Pembacaan hasil pengukuran

Gambar 3 – 35 Pembacaan hasil pengukuran


156

Kapasitansi = Range multiplier X indikasi RCL.


Faktor disipasi D pasa 1 kHz langsung dari hasil pembacaan
dikalikan dengan 10 jika saklar A, Q pada posisi X10.
Ekuivalen resistansi seri Rs, nilainya dihitung melalui hubungan
6
Rs = (RE) /(CµF)= (RE X 10 )/(CpF) dimana RE adalah pembacaan
dial.

Catatan :
1. Kapasitor yang baik mempunyai nilai D yang
sangat rendah dan sebaliknya.
2. Pada pengukuran C diatas 1000pF kapasitansi
residu terminal harus diperhitungkan.
3. Untuk pengukuran kapasitansi yang
besar(elektrolitik, mempunyai polar diukur
menggunakan frekuensi yang rendah misalnya 120
Hz menggunakan sumber AC eksternal).

3.3.3. Pengukuran Induktansi


1. Pengaturan control saklar power pada posisi OFF dan saklar pemilih
pada posisi L.

Gambar 3 – 36 Saklar pemilih pada posisi L


Saklar sumber tegangan AC

Gambar 3 – 37 Saklar sumber tegangan AC


Saklar DQ X1 - X10 dipilih pada posisi X1
157

Gambar 3 – 38 Saklar DQ x 1 – x 10 dipilih posisi x1


Saklar normal -+1,00 dipilih pada posisi normal

Gambar 3 – 39 Saklar normal pada posisi normal


Saklar range pengali pada posisi 1 mH
Posisi
1mH

Posisi Diatur
0,3 2,5

Gambar 3 – 40 Saklar range pengali pada posisi 1 mH


Dial DQ mendekati titik tengah (Q sekitar 0,3)
Dial RCL digital mendekati 2,5
1. Hubungkan komponen yang akan diukur pada terminal merah dan
terminal biru (sumber tegangan eksternal DC).
2. Putar tombol SENSITIVIFY searah jarum jam secara perlahan –
lahan. Nyalakan, dan atur sampai jarum berpindah kesisi kanan titik
NULL dan berada di posisi antara 2 dan 3.
158

Putar ke
kanan

Gambar 3 – 41 Posisi induktor yang Diukur

jarum diantara 2
dan 3

Gambar 3 – 42 Penunjukan jarum


menuju titik NULL ini
3. Pilih range pengukuran dengan
disebut sebagai Dip points).
mengikuti prosedur terutama
Meskipun jarum indikator
pada saat mengukur L belum di
bergerak menuju NULL,
ketahui. Bagaimanapun, jika
tombol DQ sampai akhirnya
komponen yang diukur
menjadi nol ( rotasi searah
diketahui nilai perkiraannya pilih
jarum jam menuju titik
range multiplier dan dial R,C, L
ekstrim ini) tanpa
pada harga yang sesuai.
memperlihatkan dip point.
• Putar dial DQ, dan Dalam kasusu demikian
tempatkan disuatu titik pilih range lain dengan
dimana dip jelas terlihat. menekan tombol range, dan
(Saat dial DQ diputar dalam mencoba meletak kan dip
arah yang sama, jarum point dengan cara yang
meter bergerak kearah sama.
NULL, kemuadian
• Seandainya dip point tidak
begoyang kembali ke
bisa diletakkan meskipun
kanan. Di waktu yang
tombol DQ berputar penuh
sama, titik dimana jarum
searah jarum jam 3, atur
muncul bergerak mendekat
159
tombol X1- X10 pada X10 kabelnya patah karena
dan coba untuk pengukuran resisten DC
menempatkan sebuah titik. pada range R ).
Saat dip point tetap tidak 5. Jika dip point sudah diperoleh,
didapat, pilih range lain lakukan langkah-langkah berikut
dengan menekan tombol ini. Atur dial DQ pada titik
range, dan coba untuk dimana terjadi dip terbesar.
meletakkan dip point. Kemudian atur dial digital LCR
Dalam waktu yang sama, untuk mendapatkan titik dip
coba untuk mencari sebuah terbesar. (pada saat yang sama
titik sambil menyetel knob untuk mendapatkan dip point
SENSITIVITY untuk atur knob SENSITIVITY hingga
mendapatkan jarum jarum indikator menunjuk antara
indikator point terletak dititik 2 dan 3).
antara 2 dan 3 pada 6. Dengan cara yang sama
pegangan sisi kanan. lokasikan dip point dengan
(Apabila titik tidak dapat mengatur dial DQ dan RCL
ditemukan, periksa bagian secara berturut-turut.
bagian nya apabila

Perhatian
Pengenolan nilai induktansi dengan memutar dial DQ
minimum pada arah berlawanan jarum jam 4. Bila
resistansi dc komponen induktansi yang diuji sangat
besar, atau Q kumparan kurang dari 0,1 pengukuran
dilakukan dengan frekuensi pengukuran (1kHz).
Sebaliknya nilai maksimum dial Q diputar maksimum
searah jarum jam 1X – 10X. Jika saklar sudah diatur pada
posisi X10 ternyata Q lebih besar dari 30 diluar range
pengukuran, maka tambahkan resistor seri beberapa ohm
sampai beberapa ratus ohm ke inductor sehingga
mengurangi Q sampai kurang dari 30.

3.4. Pengukuran Resistansi DC Dengan Sumber Luar


Pada saat pengukuran resistansi pengenolan indikasi tidak dapat
DC dari komponen yang tidak terjangkau. Dalam kasus
diketahui pada nilai resistansi demikian diperlukan sumber
yang tinggi dengan sumber tegangan DC luar.
baterai dalam mungkin
160

Penting untuk diperhatikan :


1. Atur tegangan tinggi masukan, pada saat dihubungkan dengan
colok meter dalam keadaan Off.

ke
sumber
tegangan

Off

Gambar 3 – 43 Hubungan ke sumber tegangan luar


3.4.2.Langkah-langkah
2. Hati-hati jangan sampai
Pengukuran :
menyentuh tegangan tinggi.
1. Atur saklar POWER (knob
3. Pelindung resistor harus
control SENSITIVITY) pada
selalu digunakan pada
posisi off.
masukan rangkaian. 2. Atur supply DC eksternal
4. Bila akan merubah range pada posisi off.
MULTIPLIER atur dahulu 3. Hubungkan colok negatip
masukan DC pada posisi meter ke terminal hitam dan
Off, pastikan bahwa colok positip meter ke biru
tegangan dan renge aman (Ext +DC) perhatikan
digunakan, jika ini tidak gambar.
terpenuhi dapat merusak 4. Hubungkan komponen yang
komponen rangkaian dalam. akan diukur pada terminal
merah dan biru.
5. Putar knob RCL dan baca
penunjukkan, pembacaan
dengan multiplier sama
seperti pengukuran dengan
sumber tegangan dalam.
161

Resistor

HI EXT +DC
R pelindung Sumber
Tegangan
DC Luar

Gambar 3- 44 Pengukuran R dengan sumber dari luar

Catatan :
Besarnya tegangan DC yang digunakan tergantung pada pengaturan
RANGE MULTIPLIER dengan table di bawah ini.

Tabel 3 – 3 Range multiplier

Pengaturan RANGE MULTIPLIER 1 kΩ 10 kΩ 100 kΩ 1 MΩ


Tegangan Masukan Maks 30V 70V 220V 500V
Resistor seri pelindung >180Ω >2,2 kΩ > 27kΩ > 56kΩ

3.5. Prosedur Pengukuran C


1. Menghubungkan masukan
Keluaran generator menggunakan cord asesori yaitu dihubungkan ke
jack EXT, SIGN, IN pada casis bagian depan seperti ditunjukkan pada
gambar. Sebuah kapasitor 1 µF dihubungkan seri dengan colok “hot”.

Audio Osilator 1-5Vrms 1µF

Keluaran

EXT, SIG, IN
Gambar 3 - 45 Pengukuran C, L dengan sumber dari luar
162

a. Saklar SELECTOR dipilih pada C atau L sesuai dengan komponen


yang akan diukur.
b. Saklar SOURCE pada AC/RCL (Jika masukan esksternal dihubungkan
ke sumber internal 1 kHz dan rangkaian kondisi off).
c. C atau L diukur dengan cara yang sama seperti pada pengukuran
sumber internal. Dial control SENSITIVITY diatur, D, Q dan indikator
dan saklar RANGE MULTIPLIER untuk mencapai kondisi null.
d. Nilai C atau L ditentukan oleh pengaturan RANGE MULTIPLIER dan
indikator RCL.
DAFTAR PUSTAKA
Agilent.2007. Agilent Automotive Electronics 10 Aplication Note on
Design Debug and Function. Agilent Test. USA. © Agilent
Technologies,Inc. www.agilent.com

Basic oscilloscope operationCreative Commons Attribution License,


version 1.0. To view a copy of this license, visit
http://creativecommons.org/licenses

Bernard Grob. 1984. Basic Television And Video Sistem. Singpore. Mc


Graw Hill International Edition Singapore

Carson Kennedy.1999. Introduction to GPS (Global Position System).


Leica Geosystem AG. Switzerland. www.leica-geosystems.com

Cooper, William D, 1999. Instrumentasi Elektronik dan Teknik


Pengukuran. (Terjemahan Sahat Pakpahan). Jakarta : Penerbit
Erlangga.(Buku asli diterbitkan tahun 1978)

Creative Commons 559 Nathan Abbott Way, Stanford, California 94305,


USA

David Matzke dkk. USE OF THE OSCILLOSCOPE. Science Learning


Center. Data University Of Michigan-Dearbon.

Deboo and Burrous.1977. Integreted Circuit And Semiconductor Devices


: theory and application. Tokyo Japan : Kogakusha.Ltd

Fluke. Principles testing methods and applications.


http://www.newarkinone.thinkhost.com/brands/p
romos/ Earth_Ground_Resistance.pdf

Garmin.(2000). GPS Guide for beginner. Garmin Corporation. USA.


www.garmin.com

Gekco. 2002. A Video Tutorial. Copyright Gekco.


http://www.gekco.com/vidprmr.htm tanggal 1 Oktober

Hai Hung Chiang. (1984). Electrical And Electronic Instrumentation. A


wiley Interscience New York. Publication Jhn Wiley And Son.
Healthline Network,Inc. 2007. Equipment Information. 2007 Healthline
Networks, Inc. All rights reserved.
http://www.healthline.com \CTscan\ Ctimaging equipment Information

http://www.diagnostic medical IS\ Medical ultrasonography -


Wikipedia,the free encyclopedia.mht

Jean-Marie Zogg.2002. GPS Basics Introduction to the system


Aplication overview. Thalwil Switzerland. www.u-blox.com

Kamran Khan. (2007). XYZ of Oscilloscopes. Posted by bailarina on 29


May 2007. www.sribd.com

Knopp Intercorporated. http://www.knoppinc.com/phase_seq.htm

Leader Electronics. Instruction Manual LCR Bridge Model LCR-740.


Leader electronics.Corp.

Le Magicien. 2000. 3 PHASE - 3 Wires Sequence Indikator. Tersedia


dalam
http://www.geocities.com/lemagicien_2000/elecpage/3phase/3pha
se.html diakses tanggal 19 Juni 2008

TM
Magellan. Magellan Maestro 4050 User Manual. San Dimas CA
91773. Magellan Navigation Inc.

Manual stargass :
http://images.mycdmm.de/file/353bb62d149fcebb6f5537f0c8f152
203b41f7c9

Muslimim ,M. 1984. Alat-alat Ukur Listrik dan Pengukuran Listrik.


Bandung : CV.Armico.

Phase Squence Indoicator . tesco dua kawat . http://www.tesco-


advent.com/tesco-phase-sequence.html

R.S. Panti Rapih. MRI ( Magnetik Resonance Imaging ) Instalasi


Radiologi.R.S. Panti Rapih .

http://health.howstuffworks.com/mri1.htm

Soedjana, S., Nishino, O. 1976. Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik.


Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Sanwa Electric. Instructional Manual YX-360 TRD Multitester. Sanwa
Electric
nd
Sri M. Shanmukha Chary. 2005. Intermediate Vocational Course, 2
Year TV servicing Lab-II Manual. Andra Pradesh. Director of
Intermediate Education Govt.

Stanford. Basic oscilloscope operationCreative Commons Attribution


License,version 1.0. To view a copy of this license, visit
http://creativecommons.org/licenses Creative Commons 559
Nathan Abbott Way, Stanford, California 94305, USA Instrument
Co.Ltd.
Textronix. 2005. Fundamentals Of Real-Time Spectrum Analysis. USA.
Textronics. Inc. www.tektronix.com

Wikipedia.2007. Global Positioning System.


http://wikipedia.org/wiki/GPS

http://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm

"http://en.wikipedia.org/wiki/CRO/Cathode_ray_tube"

www.tektronix.com/signal_generators 9

(www.interq or japan/se-inoue/e -oscilo0.htm)

http://www.doctronics.co.uk/scope.htm

http://www.tek.com/Measurement/App_Notes/37W_18400/eng/37W_184
00_0.pdf

http://productsearch.machinedesign.com/featuredproducts/Indus trial_Co
mputers_Embedded_Computer_Components/Data_Acquisition/Spe
ktrum_Analyzers_Signal_Analyzers

http://www.aboutnuclear.org/view.cgi?fC=The_Atom http://www.radiologyi
nfo.org/en/info.c fm?PG=PET&bhcp=1

http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.htm

http://www.medicalim
http://www.nmr-services.com /Process%20NMR
http://www.duncaninstr.com/images

http://www.humminbird.com/images/ PDF/737.pdf
http://www.eaglesonar.com/Downloads/Manuals/Files/IntelliMap640c_01
43-881_121305.pdf tanggal 20 Desember 07

http://www2.tek.com/cmswpt/tidownload.lotr?ct=TI&cs=wpp&ci=3696&lc=
EN&wt=480&wtwi=3696&wtla=EN&wtty=TI&wtsty=White+Paper&wt
pt=DOWNLOAD&wtbu=Instrumens+Business&wtpl=Real+Time+Sp
ektrum+Analyzers&wtlit=37W -19285-
0&wtsize=27+KB&wtver=1.0&wtcat=tektronix&wtnbrp=0&wtmd=RS
A2203A%2CRSA2208A%2CRSA3303A%2CRSA3308A%2CRSA3
408A&wtti=EMI+Measurements+Using+Tektronix+Real-
Time+Spektrum+Analyzers

http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1

http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.htm

http://www.medicalim
http://www.nmr-s ervices.com /Process%20NMR

http://www.tek.com/Measurement/App_Notes/37W_18400/eng/37W_184
00_0.pdf
http://productsearch.machinedesign.com/featuredproducts/Industrial_Co
mputers_Embedded_Computer_Components/Data_Acquisition/Spe
ktrum_Analyzers_Signal_Analyzers

http://www2.tek.com/cmswpt/tidownload.lotr?ct=TI&cs=wpp&ci=3696&lc=
EN&wt=480&wtwi=3696&wtla=EN&wtty= TI&wtsty=White+Paper&wt
pt=DOWNLOAD&wtbu=Instrumens+Business&wtpl=Real+Time+Sp
ektrum+Analyzers&wtlit=37W -19285-
0&wtsize=27+KB&wtver=1.0&wtcat=tektronix&wtnbrp=0&wtmd=RS
A2203A%2CRSA2208A%2CRSA3303A%2CRSA3308A%2CRSA3
408A&wtti=EMI+Measurements+Using+Tektronix+ Real-
Time+Spektrum+Analyzers

http://images.mycdmm.de/file/353bb62d149fcebb6f5537f0c8f152203b41f
7c9 Manual stargass

(www.wikimediafoundation.org/ Oktober 2007)

http://www.aboutniclear.org/view
http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1

http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.htm

http://www.medicalim

http://www.nmr-services.com /Process%20NMR

http://www.healthline.com \CTscan\ Ctimaging equipment Information

http://health.howstuffworks.com/mri1.htm

http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1

http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26b.html CT ijo

http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26c.html sumber CAT

http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1

http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.html

http://en.wikilipedia.org/wiki/Functional_magnetik_resonance_imaging

http://en.wikipedia.org/wiki/Medical_imaging

http://www.aboutnuclear.org/view.cgi?fC=The_Atom http://www.radiologyi
nfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/P
art2_26d.htm

http://www.medicalim
http://www.nmr-servic es.com /Process%20NMR
http://www.healthline.com \CTscan\ Ctimaging equipment Information
http://health.howstuffworks.com/mri1.htm

http://www.DiagnostikMedicalIS/ Medicalultrasonography-Wikipedia,the
freeencyclopedia.mht.

http://www.humminbird.com/images/PDF/737.pdf
LAMPIRAN D

GLOSARIUM

airbag deployment Airbag adalah suatu pengekangan pasif (tidak


memerlukan campur tangan manusia) di rancang
dalam bentuk tas memompa ketika terjadi benturan.
Terbuat dari bahan fleksibel yang dapat memompa bila
terjadi tabrakan mobil.

akuisisi Akuisisi data merupakan pencuplikan waktu riil untuk


membangkitkan data yang dapat dimanipulasi oleh
komputer.

amniocentesis Amniocentesis adalah prosedur yang digunakan


dalam mendiagnosa cacat janin pada awal trimester
kedua kehamilan.

anti-aliasing Dalam pemrosesan sinyal digital anti-aliasing


merupakan teknik meminimkan aliasing pada saat
merepresentasikan sinyal resolusi tinggi pada resolusi
yang lebih rendah.

anti-lock brake Anti-lock brakes dirancang untuk mencegah


peluncuran dan membantu pengendara
mempertahankan kendali kemudi selama situasi
pemberhentian darurat

attenuator Attenuator merupakan piranti elektronik yang


mengurangi amplitudo atau daya sinyal tanpa
membuat bentuk gelombang cacat. Attenuator
biasanya biasanya berupa piranti pasip terdiri dari
resistor.

Bandpass Filter Penyarring frekuensi yang hanya melewatkan


frekuensi menengah.
chip Serpihan kristal tunggal yang berisi rangkaian terpadu.

claustrophobic Tidak nyaman di ruang sempit, gelap tertutup.


Common Mode Besaran yang dapat menunjukkan kualitas
Rejection Ratio penguat beda merupakan perbandingan antara
besarnya penguatan common dan penguatan penguat
beda.

cyclotron Unsur radiasi yang dihasikan oleh mesin scan sebelum


pengujian dimulai.

Debug
Mengidentifikasi dan melokalisir letak kesalahan .

i
LAMPIRAN D

densifying Perbandingan harga atas beribu-ribu nama merek


produk untuk semua kebutuhan.

distorsi Cacat gelombang


ECU test Piranti throughput misalnya perubahan RS 232
throughput dengan CAN dan sebaliknya dapat membuat atau
memecahkan performansi sitem pengetesan.

efek piezolistrik Bila sumbu mekanik dari Kristal diberi tekanan maka
akan timbul beda tegangan pada sumbu listrik. Bila
pada sumbu listrik diberi tegangan maka akan terjadi
perubahan keadaan disepanjang sumbu mekanik. Bila
pada sumbu listrik diberi tegangan AC maka akan
terjadi getaran di sumbu mekanik dengan frekuensi
naturalnya. Semakin tipis Kristal frekuensi getar
semakin tinggi.

elektron gun Susunan elektroda yang menghasilkan berkas elektron


yang dapat dikendalikan difokuskan dan dibelokkan
sebagaimana dalam gambar tabung televisi.

electrocardiogram Electrocardiogram, juga dinakaman EKG atau ECG,


merupakan pengetesan sederhana yang mendeteksi
dan merekam aktivitas kelistrikan jantung.

encrypte code Kode yang digunakan dalam program Java , anda


dapat menggunakan sistem manajemen menjaga profil
pemakai dengan menggunakan passwaord.

fisiologi Istilah dalam fisiologi yang berasal dari kata physics


yang berarti alami dan logos yang berarti kata.
Fisiologi merupakan bidang ilmu yang mempelajari
berbagai fungsi organisme hidup.
gastrointestinal Berkaitan dengan perut dan isi perut.

Glitch Dalam elektronika, glitch adalah suatu sinyal listrik


jangka waktu pendek yang pada umumnya hasil suatu
kesalahan atau kesalahan disain

High Pass Filter Penyaring frekuensi yang hanya melewatkan frekuensi


tinggi

Immoblizer Tidak ada definisi standar, merupakan keadaan yang


tidak sesuai dengan perancangan.

Interlace Dua bidang gambar yang tampak dalam satu layar


televise, namun setiap bidang gambar di scan secara
terpisah.

ii
LAMPIRAN D

Interpolasi Interpolasi adalah menghubungkan titik. Interpolasi


linier sederhana menghubungkan titik sampel dengan
garis lurus.

Indomitabel Tidak mampu untuk diperdaya, ditundukkan; lunak,


atau ditaklukkan; tak tertundukkan .

interferensi Percampuan dua gelombang atau lebih dapat saling


memperkuat atau melemahkan tergantung dari
kedudukan pasa satu dengan yang lain.

intravascular Dalam pembuluh darah

Intermittent Selang waktu mulai dan berhenti berselang-seling


dengan sebentar-sebentar sinonim dengan periodik

Intuitif Tentang, berkenaan dengan, atau timbul dari intuisi

kompatibel Dapat digunakan secara bersama-sama dengan tanpa


merubah dan menambah peralatan lain dalam sistem.
Misal penerima TV warna dan hitam putih untuk
menerima siaran dari pemancar yang sama

Low Pass Filter Penyaring frekuensi yang hanya melewatkan frekeunsi


rendah.

luminansi Istilah yang digunakan untuk menandai kecerahan


atau hitam putihnya gambar televisi.

neonatal Berkaitan dengan bayi baru.

noise Sinyal yang tidak dikehendaki keberadaannya dalam


sistem.

noise figure Dalam telekomunikasi noise figure (NF) merupakan


suatu ukuran degradasi dari perbandingan sinyal
terhadap noise, yang disebabkan oleh komponen
dalam sinyal RF.

osteoporosis Pengapuran / pengkeroposan tulang

Partikel Suatu bagian yang sangat kecil

Patologi forensic Ilmu penyakit forensik adalah suatu cabang


kedokteran yang terkait dengan menentukan
penyebab kematian, pada umumnya untuk kasus
hukum pidana dan kasus hukum perdata dalam
beberapa yurisdiksi.
pacemaker Pacemaker berupa alat kecil yang membantu detak
jantung dengan simulasi listrik membantu

iii
LAMPIRAN D

mengendalikan irama jantung.

Penomena Suatu kejadian, keadaan, atau fakta yang dapat


diterima oleh pikiran sehat.

peripheral Periperal merupakan piranti komputer seperti drive


CD-ROM atau printer yang bukan merupakan bagian
utama computer seperti memori, mikroprosesor.
Periperal eksternal seperti mouse, keyboard, monitor,
printer.
peripheral Peripheral neuropathy merupakan masalah
neuropathy dengan kegelisahan yang membawa informasi ke dan
dari otak dan tulang belakang. Sakit ini
mengakibatkan, hilangnya sensasi, dan ketidak-
mampuan untuk mengendalikan otot.

portable Dapat dijinjing tidak ditempatkan secara permanen.

protocol Dalam teknologi informasi, protokol adalah


satuan aturan yang khusus dalam koneksi
telekomunikasi .

pseudo-range Cakupan pengukuran semu digunakan bersama-sama


dengan estimasi posisi SV yang didasarkan pada data
empiris yang dikirim oleh masing-masing SV. Data
orbital (empiris) memungkinkan penerima untuk
menghitung posisi SV dalam tiga dimensi pada saat
pengiriman sinyal secara berunyun.

radio isotop Suatu versi elemen kimia yang memiliki inti tak sabil
dan mengemisikan radiasi selama decay untuk
membentuk kestabilan. Radio isotop penting
digunakan dalam diagnosa medis untuk pengobatan
dan penyelidikan.

radiactive decay Radioactive decay merupakan suatu proses


ketidakstabilan inti atom karena kehilangan energi
berupa emisi radiasi dalam bentuk partikel atau
gelombang elektromagnetik.

real time waktu yang sebenarnya pada saat terjadinya proses.

Resolution Kejelasan atau ketajaman gambar,

retrace Kembalinya berkas elektron dari sistem scanning


televisi sisi kanan layar ke sisi kiri layar monitor.

rise time Waktu yang diperlukan pulsa untuk naik dari 10%
amplitudo maksimum sampai 90%.

iv
LAMPIRAN D

ringing Dengan hanya satu sinyal yang diberikan pada


terminal osiloskop dan yang lain tidak dihubungkan
dapat dilihat adanya beberapa sinyal yang tidak
berguna. Sinyal ringing tidak menambah amplitude
tegangan, yang bertambah adalah frekuensinya
karena factor ketiga.

scrambling CSS, Content Scrambling System, merupakan system


enkripsi lemah yang digunakan pada kebanyakan DVD
komersial.

shadow mask Lapisan logam berlubang di dalam monitor warna


untuk meyakinkan bahwa berkas elektron hanya
menumbuk titik pospor dengan warna yang benar dan
tidak mengiluminasi lebih dari satu titik.

S/N Ratio Perbandingn sinyal terhadap noise meruakan


perbandingan dari sinyal yang dikehendaki terhadap
sinyal yang tak diinginkan.

sweep vernier Sapuan dari atas ke bawah untuk mengukur posisi


terhadap skala.

tomography Berkaitan dengan scan medis.

Transduser Transduser merupakan suatu piranti yang dapat


mengubah besaran non listrik menjadi besaran listrik
dan sebaliknya.

transceiver Pemancar dan penerima sinyal yang ditempatkan


dalam satu kemasan.

transien Transien dapat didefinisikan sebagai lonjakan


kenaikkan arus yang mempunyai durasi 50 sampai 100
milidetik dan kembali normal pada tegangan sumber
28 Volt membutuhkan waktu 50 mili detik atau lebih.

troubleshooting Proses pencarian letak gangguan atau kerusakan.

Vasodilatation Pelebaran pembuluh darah.

Virtual Virtual sekarang ini secara filosofi distilahkan


sebagai sesuatu yang tidak nyata, namun
memungkinkan untuk diperagakan sepenuh kualitas
nyata.

v
1

Anda mungkin juga menyukai