Oleh: Kelompok 4
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok yang Jenis,Ciri dan Fungsi
Fisiologis Unsur Hara Ca, S dan Cu ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan
dari paper ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Ir. I Wayan Wiraatmaja, MP. Selaku
dosen mata kuliah Nutrisi Tanaman. Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Jenis,Ciri dan Fungsi Fisiologis Unsur Hara Ca, S dan Cu bagi para
pembaca dan juga bagi kami. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. I Wayan
Wiraatmaja, MP. telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas kelompok ini. Kami menyadari, bahwa laporan paper yang kami
buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2. Rumusan masalah................................................................................................................1
1.3. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
2.1. Ciri – ciri atau Sifat Unsur Ca, S, dan Cu..............................................................................2
2.2. Fungsi atau peran fisiologis hara Ca, s, dan Cu.....................................................................5
2.3. Pupuk yang mengandung hara Ca, S, dan Cu........................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................7
PENUTUP...............................................................................................................................................7
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................7
3.2. Saran.....................................................................................................................................7
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................8
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Agar mengetahui ciri-ciri atau sifat dari hara Ca, S, dan Cu.
2. Agar mengetahui apa saja fungsi atau peran fisiologis hara Ca, S, dan Cu.
3. Untuk mengetahui pupuk apa saja yang mengandung hara Ca, S, dan Cu.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Unsur Ca
Kalsium (Ca) termasuk unsur hara yang esensial bagi tumbuhan, unsur ini
mempunyai dua fungsi utama dalam pertumbuhan tanaman yaitu mengatur tekanan
osmotic getah sel dan sebagai pengatur metabolisme tanaman. Ca merupakan hara
makro sekunder, dibutuhkan dalam jumlah cukup besar, tetapi lebih sedikit dibanding
N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S, dan Mg.
Unsur Ca diserap dalam bentuk kation divalen Ca2+ . Penyerapan Ca2+ terbatas
pada ujung akar: wilayah perakaran muda yang memiliki dinding sel endodermis
belum mengalami suberisasi. Ca memasuki pembuluh xilem melalui jalur apoplastik.
Pengangkutan menembus membran terbatas, diperlukan pertumbuhan akar terus
menerus agar pengambulan Ca mencukupi kebutuhan. Pengangkutan melalui xilem,
Ca terbawa oleh aliran air transpirasi. mobilitas lewat floem terbatas.
Bentuk tersedia di alam
a) Bahan organik: sebagian besar Ca dapat dengan cepat terlindi dari seresah
tanaman, sebagian yang lain mengalami mineralisasi pada awal tahapan
perombakan bahan tersebut.
b) Rabuk, kompos dan biosolid: sebagian besar Ca adalah larut dalam air, bentuk
yang segera tersedia, dapat dengan mudah hilang sebelum bahan tersebut
diberikan di lapangan.
c) Ca tertukar: Ca2+ merupakan kation yang dapat dipertukarkan, pertukaran
kation merupakan reaksi paling penting bagi unsur Ca dalam tanah.
d) Pelarutan mineral Ca: kehadiran mineral Ca di dalam tanah sangat bervariasi.
Pada tanah yang kasar kadar Ca lebih rendah dibanding tanah yang halus
teksturnya, kadar Ca juga rendah pada tanah yang sudah terlapuk lanjut,
kadarnya cukup banyak pada tanah humida, atau wilayah beriklim temperate,
tanah permukaan mungkin memiliki kadar Ca yang lebih rendah karena
sifatnya asam. Kadar Ca rendah pada tanah kapuran, terbentuk senyawa Ca
karbonat, terbentuk Gipsum (CaSO4) pada tanah kering.
e) Kapur dan pupuk: kebanyakan Ca yang diberikan ke dalam tanah adalah
senyawa untuk menetralisir kemasaman tanah, terutama CaCO3 dan
CaMgCO3. Gipsum digunakan untuk memasok Ca tanpa mempengaruhi pH
tanah, Ca juga terkandung dalam pupuk superfosfat
Ca tersedia dalam tanah berasal dari mineral dimana tanah tersebut
terbentuk, umumnya dalam fraksi pasir dan debu. Contoh : anortit, batu kapur,
piroksin, amfibol, kalsit, dll. Kandungan Ca di dalam tanah beragam, pada
tanah masam di tropika basah mengandung 0,1-0,3%, sedangkan pada tanah
kapur pada iklim kering mengandung lebih dari 25%.
Mobilitas Ca dalam floem
2
Unsur Ca tidak mobil dalam floem, alih tempat terbatas dari daun tua ke bagian yang
sedang tumbuh, dapat menyebabkan kekurangan Ca dalam buah, umbi dan titik
tumbuh akar dan batang, kekahatan Ca dapat saja terjadi pada tanah yang memiliki
kadar Ca yang tinggi, terutama jika laju transpirasinya rendah. Gejala kekahatan
pertumbuhan titik tumbuh batang dan akar terhambat, daun pada jagung lengket
(sticky), daun yang baru terbentuk tergulung, gangguan fisiologis pada organ
penyimpanan: “blossom end rot” pada tomat dan lombok, “bitter pit” pada apel atau
terbakar pada tepi daun serta, “cupping” pada daun muda, ujung daun terbakar pada
sawi. Keturahan Ca tidak secara langsung meracuni tanaman atau organisme lain,
tanah yang memiliki Ca tinggi dapat menghambat serapan hara yag lain, dapat juga
menyebabkan kekahatan K atau Mg.
Konsentrasinya secara umum dalam jaringan tanaman
Untuk konsentrasi hara Ca secara umum dalam jaringan tanaman (berdasarkan berat
kering) yaitu 0,5% atau 5.000 mg/kg.
2. Unsur S (Sulfur)
Unsur hara Sulfur (S) merupakan hara makro sekunder yang kebutuhannya
lebih sedikit daripada hara makro primer namun penting juga untuk dicukupi. Unsur
hara S juga merupakan unsur hara makro esensial yang diperlukan tanaman dalam
jumlah yang hampir sama banyaknya dengan unsur P. Penyerapan langsung SO2 oleh
daun jumlahnya kecil, jika kadar S dalam udara tinggi akan meracuni tanaman. Unsur
hara S diserap oleh tanaman dalam bentuk sulfat (SO4=).
3
- Sulfat-S Ester : Sulfur ini tidak terikat oleh atom C, namun dalam
bentuk ester sulfat dan eter. Contoh : arilsulfat dan alkilsulfat yang
menyusun rata-rata 50% total S organik.
- S terikat langsung atom karbon : Sulfur yang terikat langsung pada
atom C. Contoh : asam amino sistein dan metionin yang menyusun
10-20% total S organik.
- S Residual : Kelompok S yang tidak masuk 2 kategori di atas.
Kelompok ini menyusun 30- 40% total S organik tanah dan termasuk
S yang memiliki sifat stabil.
3. Unsur Cu (Tembaga)
Unsur hara Cu termasuk kedalam unsur hara mikro yang esensial, karena memenuhi 3
kriteria yaitu : 1) diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara
normal, 2) unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokimia
tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi
secara keseluruhan oleh unsur lain, 3) peranan dari unsur tersebut dalam proses
biokimia tanaman dibutuhkan secara langsung.
4
mengurangi atau meningkatkan ketersediaan Cu: jika bahan organik tidak
larut berarti mengurangi cu dari larutan, tetapi khelatyang larut meningkatan
ketersediaan Cu; sebagian besar Cu dapat disekap (occluded) atau
diendapkan dalam struktur lempung atau mineral oksida
Hara Ca ( kalsium) beperan untuk menenyusun lamella tengah, menjaga kestabilan integritas
membrane dan terlibat dalam proses pembelahan sel.
Hara S ( sulfur ) berperan untuk Menyusun protein, terlibat dalam masalah energi sel
tanaman.
Fungsi atau peran fisiologi hara Tembaga (Cu) adalah sebagai berikut:
Cu ( tembaga ) berperan sebagai penyusun beberapa enzim diantaranya cytochrome oxidase,
ascorbic acid oxidase dan laccase.
5
2.3. Pupuk yang mengandung hara Ca, S, dan Cu
Adapun Pupuk yang sudah mengandung hara dari Ca,S,dan Cu :
1 Kapur Pertanian/Dolomit.
2 Pupuk Cantik.
3 Pupuk Ultrasol Calsium.
4 Pupuk Nitrabor.
5 Pupuk Kalsium Cap Tawon.
6 Pupuk Kalsium Cap Kumbang.
7 Pupuk Green House Grada
(CN-G)
8 Pupuk Kalsium Power.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kalsium Kapur dan pupuk: Kebanyakan Ca yang diberikan ke dalam tanah adalah
senyawa untuk menetralisir kemasaman tanah, terutama CaCO3 dan CaMgCO3. Unsur hara
S juga merupakan unsur hara makro esensial yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang
hampir sama banyaknya dengan unsur P. Total unsur S yang ada di alam bervariasi mulai dari
sangat sedikit sampai dengan 1000 mg S kg-1 tanah , nilai yang lebih tinggi dapat ditemui
pada tanah-tanah bermasalah seperti tanah salin dan tanah sulfat masam. 3. Kelarutan Cu dan
pH: Tanah-Cu + 2H + -> Cu2 +.
3.2. Saran
7
8
Daftar Pustaka