Anda di halaman 1dari 13

Tugas Paper

Jenis,Ciri dan Fungsi Fisiologis Unsur Hara Ca, S dan Cu


Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Nutrisi Tanaman
Dosen Pengajar:
Ir. I Wayan Wiraatmaja, MP.

Oleh: Kelompok 4

Iis Diah Nurfauziah (2006541163)


Putu Aditya Wiguna (2006541171)
Ricko Rachmadillah Sirait (2006541174)
Ni Komang Triana Wahyu Susanti Purnama Dewi (2006541175)
I Wayan Wika Aditya Guna (2006541186)
Ni Putu Eka Yanti (2006541190)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok yang Jenis,Ciri dan Fungsi
Fisiologis Unsur Hara Ca, S dan Cu ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan
dari paper ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Ir. I Wayan Wiraatmaja, MP. Selaku
dosen mata kuliah Nutrisi Tanaman. Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Jenis,Ciri dan Fungsi Fisiologis Unsur Hara Ca, S dan Cu bagi para
pembaca dan juga bagi kami. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. I Wayan
Wiraatmaja, MP. telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas kelompok ini. Kami menyadari, bahwa laporan paper yang kami
buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Denpasar, 5 Maret 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2. Rumusan masalah................................................................................................................1
1.3. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
2.1. Ciri – ciri atau Sifat Unsur Ca, S, dan Cu..............................................................................2
2.2. Fungsi atau peran fisiologis hara Ca, s, dan Cu.....................................................................5
2.3. Pupuk yang mengandung hara Ca, S, dan Cu........................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................7
PENUTUP...............................................................................................................................................7
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................7
3.2. Saran.....................................................................................................................................7
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................8

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Suatu ciri khas dari mahluk hidup adalah kemampuan atau kapabilitas sel – sel untuk
mengambil zat-zat makanan dari komponen sel itu sendiri sebagai sumber energi. Suplai dan
absorpsi dari senyawa-senyawa kimia yang diperlukan untuk proses pertumbuhan dan
metabolisme disebut nutrisi. Dan senyawa kimia yang diperlukan oleh organisme disebut
nutrien (unsur hara).Mekanisme bagaimana unsur hara dikonversi menjadi material selular
atau digunakan sebagai sumber energi dikenal dengan proses metabolisme. Istilah
metabolisme mencakup berbagai reaksi yang terjadi pada sel hidup untuk mempertahankan
hidup dan untuk pertumbuhan. Dengan demikian nutrisi dan metabolisme mempunyai
hubungan timbal balik. Pada dasarnya tumbuhan-tumbuhan hijau sangat berbeda dengan
manusia, binatang dan mikroorganisme lainnya yang membutuhkan senyawa organik dari
luar. Elemen esensial adalah elemen yang harus ada agar siklus hidup yang normal dari
organisme bisa terjadi dan fungsinya tidak bisa diganti oleh senyawa kimia lainnya.
Tambahan pula unsur-unsur itu harus mencakup nutrisi sebagai bahan pokok untuk proses
metabolisme yang diperlukan dalam aktivitas enzim.

1.2. Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah yang diperoleh dari latar belakang diatas adalah:
1. Apa ciri-ciri atau sifat dari hara Ca, S, dan Cu?
2. Apa saja fungsi atau peran fisiologis hara Ca, S, dan Cu?
3. Pupuk apa saja yang mengandung hara Ca, S, dan Cu?

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Agar mengetahui ciri-ciri atau sifat dari hara Ca, S, dan Cu.
2. Agar mengetahui apa saja fungsi atau peran fisiologis hara Ca, S, dan Cu.
3. Untuk mengetahui pupuk apa saja yang mengandung hara Ca, S, dan Cu.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Ciri – ciri atau Sifat Unsur Ca, S, dan Cu

1. Unsur Ca
Kalsium (Ca) termasuk unsur hara yang esensial bagi tumbuhan, unsur ini
mempunyai dua fungsi utama dalam pertumbuhan tanaman yaitu mengatur tekanan
osmotic getah sel dan sebagai pengatur metabolisme tanaman. Ca merupakan hara
makro sekunder, dibutuhkan dalam jumlah cukup besar, tetapi lebih sedikit dibanding
N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S, dan Mg.
Unsur Ca diserap dalam bentuk kation divalen Ca2+ . Penyerapan Ca2+ terbatas
pada ujung akar: wilayah perakaran muda yang memiliki dinding sel endodermis
belum mengalami suberisasi. Ca memasuki pembuluh xilem melalui jalur apoplastik.
Pengangkutan menembus membran terbatas, diperlukan pertumbuhan akar terus
menerus agar pengambulan Ca mencukupi kebutuhan. Pengangkutan melalui xilem,
Ca terbawa oleh aliran air transpirasi. mobilitas lewat floem terbatas.
Bentuk tersedia di alam
a) Bahan organik: sebagian besar Ca dapat dengan cepat terlindi dari seresah
tanaman, sebagian yang lain mengalami mineralisasi pada awal tahapan
perombakan bahan tersebut.
b) Rabuk, kompos dan biosolid: sebagian besar Ca adalah larut dalam air, bentuk
yang segera tersedia, dapat dengan mudah hilang sebelum bahan tersebut
diberikan di lapangan.
c) Ca tertukar: Ca2+ merupakan kation yang dapat dipertukarkan, pertukaran
kation merupakan reaksi paling penting bagi unsur Ca dalam tanah.
d) Pelarutan mineral Ca: kehadiran mineral Ca di dalam tanah sangat bervariasi.
Pada tanah yang kasar kadar Ca lebih rendah dibanding tanah yang halus
teksturnya, kadar Ca juga rendah pada tanah yang sudah terlapuk lanjut,
kadarnya cukup banyak pada tanah humida, atau wilayah beriklim temperate,
tanah permukaan mungkin memiliki kadar Ca yang lebih rendah karena
sifatnya asam. Kadar Ca rendah pada tanah kapuran, terbentuk senyawa Ca
karbonat, terbentuk Gipsum (CaSO4) pada tanah kering.
e) Kapur dan pupuk: kebanyakan Ca yang diberikan ke dalam tanah adalah
senyawa untuk menetralisir kemasaman tanah, terutama CaCO3 dan
CaMgCO3. Gipsum digunakan untuk memasok Ca tanpa mempengaruhi pH
tanah, Ca juga  terkandung dalam pupuk  superfosfat
Ca tersedia dalam tanah berasal dari mineral dimana tanah tersebut
terbentuk, umumnya dalam fraksi pasir dan debu. Contoh : anortit, batu kapur,
piroksin, amfibol, kalsit, dll. Kandungan Ca di dalam tanah beragam, pada
tanah masam di tropika basah mengandung 0,1-0,3%, sedangkan pada tanah
kapur pada iklim kering mengandung lebih dari 25%.
Mobilitas Ca dalam floem

2
Unsur Ca tidak mobil dalam floem, alih tempat terbatas dari daun tua ke bagian yang
sedang tumbuh, dapat menyebabkan kekurangan Ca dalam buah, umbi dan titik
tumbuh akar dan batang, kekahatan Ca dapat saja terjadi pada tanah yang memiliki
kadar Ca yang tinggi, terutama jika laju transpirasinya rendah. Gejala kekahatan
pertumbuhan titik tumbuh batang dan akar terhambat, daun pada jagung lengket
(sticky), daun yang baru terbentuk tergulung, gangguan fisiologis pada organ
penyimpanan: “blossom end rot” pada tomat dan lombok, “bitter pit” pada apel atau
terbakar pada tepi daun serta,  “cupping” pada daun muda, ujung daun terbakar pada
sawi. Keturahan Ca tidak secara langsung meracuni tanaman atau organisme lain,
tanah yang memiliki Ca tinggi dapat menghambat serapan hara yag lain, dapat juga
menyebabkan kekahatan K atau Mg.
Konsentrasinya secara umum dalam jaringan tanaman
Untuk konsentrasi hara Ca secara umum dalam jaringan tanaman (berdasarkan berat
kering) yaitu 0,5% atau 5.000 mg/kg.
2. Unsur S (Sulfur)
Unsur hara Sulfur (S) merupakan hara makro sekunder yang kebutuhannya
lebih sedikit daripada hara makro primer namun penting juga untuk dicukupi. Unsur
hara S juga merupakan unsur hara makro esensial yang diperlukan tanaman dalam
jumlah yang hampir sama banyaknya dengan unsur P. Penyerapan langsung SO2 oleh
daun jumlahnya kecil, jika kadar S dalam udara tinggi akan meracuni tanaman. Unsur
hara S diserap oleh tanaman dalam bentuk sulfat (SO4=).

Bentuk S yang tersedia di alam


Total unsur S yang ada di alam bervariasi mulai dari sangat sedikit sampai
dengan 1000 mg S kg-1 tanah (0,1%), nilai yang lebih tinggi dapat ditemui pada tanah-
tanah bermasalah seperti tanah salin dan tanah sulfat masam. Sulfur dalam tanah
terdapat dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk S anorganik penting ada dalam
tanah sebab sebagian bedar sulfur diambul oleh tanaman dalam bentuk SO 42- (sulfat),
begitu juga bentuk S organik juga penting ada dalam tanah karena dapat
meningkatkan total S tanah. Kadar S dalam tanah bervariasi dikarenakan oleh
penambahan sulfur dari bahan organik, air irigasi, udara, dan pestsida.
Sulfur diserap oleh tanaman dalam bentuk sulfat serta sebagian kecil dari gas
SO2 yang diserap langsung oleh tanaman dari tanah dan atmosfer. Bentuk S tersebut
merupakan S anorganik yang bersifat aktif dalam tanah. Sulfur anorganik dihasilkan
dari dekomposisi senyawa organik yang mengandung S dan dari pupuk pembawa S.
Bentuk sulfur anorganik yaitu SO42- terlarut, SO42- terjerap. SO42- terlarut dan terjerap
merupakan sulfur yang dapat tersedia bagi tanaman.
 Sulfur Anorganik
- Sulfat Larut : sebagai ion sulfat (SO42-), bentuk yang mudah diserap
oleh tanaman. Ion ini bergerak melalui difusi dan aliran massa.
Bentuk ini mudah mengalami pencucian karena tidak dijerap kuat
oleh tanah.
- Sulfat Terjerap (Terfiksasi) : penjerapan ini terjadi melalui
mekanisme pertukaran kation. Penjerapan oleh kompleks hidroksi Al
dan Fe, dan penjerapan oleh garam.
 Sulfur Organik :

3
- Sulfat-S Ester : Sulfur ini tidak terikat oleh atom C, namun dalam
bentuk ester sulfat dan eter. Contoh : arilsulfat dan alkilsulfat yang
menyusun rata-rata 50% total S organik.
- S terikat langsung atom karbon : Sulfur yang terikat langsung pada
atom C. Contoh : asam amino sistein dan metionin yang menyusun
10-20% total S organik.
- S Residual : Kelompok S yang tidak masuk 2 kategori di atas.
Kelompok ini menyusun 30- 40% total S organik tanah dan termasuk
S yang memiliki sifat stabil.

Mobilitas hara S dalam floem


Unsur hara S merupakan unsur dengan mobilitas yang tinggi dalam floem. Unsur ini
bersifat mobil hanya pada konsentrasi yang tinggi. Dan mobilitasyang rendah pada
tanaman yang kekurangan unsur hara tersebut.

Konsentrasinya secara umum dalam jaringan tanaman


Untuk konsentrasi hara S secara umum dalam jaringan tanaman (berdasarkan berat
kering) yaitu 0,1% atau 1.000 mg/kg.

3. Unsur Cu (Tembaga)
Unsur hara Cu termasuk kedalam unsur hara mikro yang esensial, karena memenuhi 3
kriteria yaitu : 1) diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara
normal, 2) unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokimia
tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi
secara keseluruhan oleh unsur lain, 3) peranan dari unsur tersebut dalam proses
biokimia tanaman dibutuhkan secara langsung.

Serapan Cu oleh tanaman


1. Diserap dalam bentuk Cu2+ atau komplek organik.
2. Reaksi redoks: komponen plastosianin, sitokrom oksidase, ensim oksidase;
diperlukan dalam proses fotosintesis, respirasi, lignifikasi, pembentukan
serbuksari, dan penyerbukan.
3. Tidak mudah dipindahkan antar jaringan, kekahatan muncul pada titik
tumbuh, daun yang muda.
4. Gejala kekahatan: warna hijau muda, biru muda, kekuningan pada daun
muda; tepi daun menggulung, ujung daun kering; daun layu; pembentukan
dan buah biji buruk.

Bentuk Cu yang tersedia di alam


1. Meskipun kecil terdapat dalam mineral primer dan sekunder.
2. Larutan tanah: kelarutan Cu ditentukan oleh pH larutan dan proses jerapan
pada permukaan mineral dan organik; di dalam larutan terutama berbentuk
khelat
3. Kelarutan Cu dan pH: Tanah-Cu (mineral) + 2H + –> Cu2+. Cu terlarut
berkurang 100 kali jika pH naik 1 unit. Reaksi hidrolisis Cu: pH <7,
Cu2+ dominan, jika pH >7, CuOH+ dominan, pH meningkat diikuti
peningkatan jerapan Cu.
4. Jerapan Cu: Cu dijerap pada lempung, oksida Al, Fe, Mn dan permukaan
organik; (jerapan Cu ini paling kuat dibanding hara mikro lainnya);  jerapan
dalam bentuk dapat ditukar pada permukaan lempung; bahan organik

4
mengurangi atau meningkatkan ketersediaan Cu: jika bahan organik tidak
larut berarti mengurangi cu dari larutan, tetapi khelatyang larut meningkatan
ketersediaan Cu; sebagian besar Cu dapat disekap (occluded) atau
diendapkan dalam struktur lempung atau mineral oksida

Mobilitas unsur hara Cu dalam floem


Unsur hara Cu merupakan unsur dengan mobilitas yang sedang dalam floem. Unsur
ini bersifat mobil hanya pada konsentrasi yang tinggi. Dan mobilitasyang rendah pada
tanaman yang kekurangan unsur hara tersebut.

Konsentrasinya secara umum dalam jaringan tanaman


Untuk konsentrasi hara S secara umum dalam jaringan tanaman (berdasarkan berat
kering) yaitu 0,0006% atau 6 mg/kg.

2.2. Fungsi atau peran fisiologis hara Ca, s, dan Cu

Fungsi atau peran fisiologis hara (Ca) adalah sebagai berikut :

Hara Ca ( kalsium) beperan untuk menenyusun lamella tengah, menjaga kestabilan integritas
membrane dan terlibat dalam proses pembelahan sel.

 Merangsang pembentukan bulu-bulu akar


 Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman
 Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji
 Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme
 Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau
suasana keasaman tanah

Fungsi atau peran fisiologi Sulfur (S) adalah sebagai berikut :

Hara S ( sulfur ) berperan untuk Menyusun protein, terlibat dalam masalah energi sel
tanaman.

 Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar


 Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein,
methionin serta thiamine
 Membantu pertumbuhan anakan produktif
 Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti
cabai, kubis dan lain-lain
 Membantu pembentukan butir hijau daun

Fungsi atau peran fisiologi hara Tembaga (Cu) adalah sebagai berikut:
Cu ( tembaga ) berperan sebagai penyusun beberapa enzim diantaranya cytochrome oxidase,
ascorbic acid oxidase dan laccase.

 Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)

5
2.3. Pupuk yang mengandung hara Ca, S, dan Cu
Adapun Pupuk yang sudah mengandung hara dari Ca,S,dan Cu :

NO Pupuk Unsur (Ca)

1 Kapur Pertanian/Dolomit.
2 Pupuk Cantik.
3 Pupuk Ultrasol Calsium.
4 Pupuk Nitrabor.
5 Pupuk Kalsium Cap Tawon.
6 Pupuk Kalsium Cap Kumbang.
7 Pupuk Green House Grada
(CN-G)
8 Pupuk Kalsium Power.

NO Pupuk Unsur (S)

1 Pupuk NPK Mutiara 16-16-16


2 Pupuk Lime Sulfur
3 Pupuk Swallow 80 Wp
4 Pupuk MerokeMAG-S
5 Pupuk Amonium Sulfat

NO Pupuk Unsur (Cu)

1 Pupuk CuSO4 dan Cu-EDTA.


2 Pupuk Copcide 77Wp
3 Pupuk Tricoderma
4 Pupuk Champion
5 Pupuk Mikro Cu EDTA

6
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kalsium Kapur dan pupuk: Kebanyakan Ca yang diberikan ke dalam tanah adalah
senyawa untuk menetralisir kemasaman tanah, terutama CaCO3 dan CaMgCO3. Unsur hara
S juga merupakan unsur hara makro esensial yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang
hampir sama banyaknya dengan unsur P. Total unsur S yang ada di alam bervariasi mulai dari
sangat sedikit sampai dengan 1000 mg S kg-1 tanah , nilai yang lebih tinggi dapat ditemui
pada tanah-tanah bermasalah seperti tanah salin dan tanah sulfat masam. 3. Kelarutan Cu dan
pH: Tanah-Cu + 2H + -> Cu2 +.

3.2. Saran

7
8
Daftar Pustaka

Kusumo, S. Tanpa Tahun. Fisiologi Pohon Transpirasi dan Translokasi.


https://slideplayer.info/slide/11978482/. Diakses pada tanggal 4 Maret 2021
Hutapea, S & Indah A. 2020. Kalsium, Magnesium, Sulfur Dalam Tanag dan Tanaman.
http://agroteknologi.uma.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/MATERI-9.pdf. Diakses pada
tanggal 4 Maret 2021
Tanpa Nama. Tanpa Tahun. Unsur Hara Mikro Tanah dan Tanaman.
https://mip.faperta.unri.ac.id/file/bahanajar/61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf. Diakses
pada tanggal 4 Maret 2021
Turang,Arnold C . 2015 . “Kegunaan unsur-unsur hara bagi tanaman” .
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?
option=com_content&view=article&id=582&Itemid=65 Diakses pada tanggal 5 Maret 2021
Tangkeallo,Yulita P. 2019. Pupuk Kalsium, Memperkuat Daya Tahan Tanaman Terhadap
Serangan Penyakit.
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/72710/Pupuk-Kalsium-Memperkuat-Daya-Tahan-
Tanaman-Terhadap-Serangan-Penyakit/ Diakses pada tanggal 5 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai