Anda di halaman 1dari 47

1.

PERGERAKAN HARA MINERAL DARI LARUTAN


TANAH KE PERMUKAAN AKAR
Organ yang berfungsi menyerap unsur hara dari media tanaman adalah akar
yaitu bulu-bulu akar yang terletak beberapa millimeter di belakang ujung akar
(root tip). Gambar 1.

Gambar 1. Skematis gerakan air dan unsur hara dari media


tanam menuju xylem
1. PERGERAKAN HARA MINERAL DARI LARUTAN
TANAH KE PERMUKAAN AKAR
Ada 3 cara gerakan air dan unsur hara dari tanah ke permukaan akar:

1. Aliran Massa (Mass Flow)


2. Peristiwa Difusi (Diffusion)
3. Peristiwa Intersepsi akar (Root Interception)

ALIRAN MASSA (MASS FLOW)


 Aliran massa merupakan gerakan larutan hara (air dan hara mineral) ke
permukaan akar yang digerakkan oleh transpirasi tanaman (Gambar 2).

 Setiap ada molekul air yang menguap posisinya akan diisi oleh molekul air
yang berada di bawahnya dan molekul air di bawahnya menarik molekul
yang di bawahnya lagi sampai pada molekul air yang berada di luar sel
epidermis bulu akar masuk ke dalam sel sambil menarik molekul air yang
kebetulan kontak dengannya.

 Pergerakan ini terjadi tidak membutuhkan energi, maka peristiwa ini


disebut transportasi pasif.
1. PERGERAKAN HARA MINERAL DARI LARUTAN
TANAH KE PERMUKAAN AKAR

Gambar 2. Skematis gerakan air dan unsur hara melalui aliran massa
1. PERGERAKAN HARA MINERAL DARI LARUTAN
TANAH KE PERMUKAAN AKAR
Manfaat utama transpirasi yaitu :
(1) Mempertahankan sel-sel daun agar tetap basah shg
fotosintesis berjalan lancar.
(2) Menarik air naik dari akar ke daun.
(3) Menjadi penyangga suhu daun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran massa:


1. Kondisi iklim
2. Kelarutan hara
3. Jenis tanaman
1. PERGERAKAN HARA MINERAL DARI LARUTAN
TANAH KE PERMUKAAN AKAR
PERISTIWA DIFUSI (DIFFUSION)
 Difusi adalah peristiwa bergeraknya hara dari wilayah yang kadar
hara tinggi ke wilayah yang lebih rendah (Gambar 3).

 Hara yang diangkut ke permukaan akar melalui proses difusi tidak


dapat dihitung secara langsung, tetapi dihitung dengan cara:

PENYERAPAN DIFUSI = Penyerapan hara total oleh tanaman -


Penyerapan oleh aliran massa - Penyerapan oleh pertumbuhan akar.
1. PERGERAKAN HARA MINERAL DARI LARUTAN
TANAH KE PERMUKAAN AKAR

 Jumlah unsur hara yang masuk (flux) ke dalam tanaman secara difusi
mengikuti persamaan :

F = - D (KT-KR).
Keterangan:
F = Flux.
D = Koefisien difusi.
KT = Konsentrasi tinggi.
KR = Konsentrasi rendah.
1. PERGERAKAN HARA MINERAL DARI LARUTAN
TANAH KE PERMUKAAN AKAR

Gambar 3. Skematis terjadinya gerakan air dan unsur hara melalui difusi
1. PERGERAKAN HARA MINERAL DARI LARUTAN
TANAH KE PERMUKAAN AKAR
PERISTIWA INTERSEPSI/PENYUSUPAN AKAR (ROOT INTERCEPTION)
 Intersepsi akar terjadi akibat dari :
a. Pertumbuhan akar dari pendek menjadi lebih panjang.
b. Akar tidak bercabang menjadi bercabang.
c. Akar bercabang sedikit menjadi bercabang banyak.

Akibat dari pertumbuhan ini akar bisa sampai ke bagian media tanam yang
tadinya belum terjangkau, sehingga unsur hara dapat diserap lebih banyak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi intersepsi akar:


a.Volume media tanam yang bisa dijangkau oleh akar.
b.Morfologi akar
c.Konsentrasi unsur hara yang tersusupi.

Cr = F - Fu

Keterangan:
Cr = Konsentrasi hara yang ada di permukaan akar.
F = Hara di permukaan akar.
Fu = Hara yg masuk ke dalam akar.
1. PERGERAKAN HARA MINERAL DARI LARUTAN
TANAH KE PERMUKAAN AKAR
a. Fu > F = Hara yang masuk ke dalam akar lebih banyak, sehingga terjadi

pengurasan. Hal ini terjadi akibat dp penyerapan secara difusi , dan
sedikit sekali secara aliran masa.
1. PERGERAKAN HARA MINERAL DARI LARUTAN
TANAH KE PERMUKAAN AKAR
Gambar di atas menunjukkan bahwa penyerapan ke dalam akar lebih cepat dari
pasokan (hara yang sampai di permukaan akar), sehingga terjadi zone
pengurasan.

Dengan berjalannya waktu, kurve penyerapan (Fu) terhadap waktu (t) menjadi
linier, yang berarti bahwa pada akhirnya laju penyerapan tetap (F = Fu) seperti
gambar berikut.

FU
1. PERGERAKAN HARA MINERAL DARI LARUTAN
TANAH KE PERMUKAAN AKAR
(b) F > Fu = Hara di permukaan akar lebih banyak dp yang masuk ke dalam
akar, sehingga terjadi penimbunan. Hal ini terjadi selain oleh
difusi juga akibat aliran massa yang sangat besar.
1. PERGERAKAN HARA MINERAL DARI LARUTAN
TANAH KE PERMUKAAN AKAR
1. PERGERAKAN HARA MINERAL DARI LARUTAN
TANAH KE PERMUKAAN AKAR
c. F = Fu. Laju penyerapan ke permukaan akar sama dengan laju
masukan hara ke dalam akar.
1.PERGERAKAN HARA MINERAL DARI LARUTAN
TANAH KE PERMUKAAN AKAR
Dalam keadaan penyerapan sama dengan pasokan (resuplly) maka
konsentrasi hara di permukaan akar sama dengan dalam larutan tanah,
sehingga fungsi Fu terhadap waktu bersifat linier mulai dari awal seperti
gambar berikut.
2. MASUKNYA HARA KE TENGAH AKAR
Masuknya hara ke tengah akar melalui 2 jalur, yaitu: apoplas dan simplas. Cara
ini disebut cara ekstra seluler karena tidak melalui pembuluh angkut seperti
xylem.

1.Apoplas yaitu masuknya hara melalui daerah bebas (DB) diantara sel-sel
akar atau ruang antar sel atau dinding sel secara pasif. Gerakan pasif
terhenti sampai endodermis, karena dindingnya mengalami penebalan
akibat lapisan suberin yang kedap air disebut Pita Kaspari, kecuali pada
ujung akar karena diferensiasi sel belum sempurna.

2. Simplas yaitu masukya hara melalui plasmodesmata (benang sel yang


menghubungi sel satu dengan yang lainnya) atau melalui sitoplasma / cairan
sel dengan menghindari vacuola, pengangkutan secara aktif.

 Hara dan senyawa dengan berat molekul (BM) kecil secara bebas dapat
masuk sampai ke sel kortek yang berisi air secara difusi, TETAPI senyawa
dengan BM tinggi (kelat logam, molekul racun, virus dan kuman-kuman
patogen) terhambat karena kecilnya pori-pori tsb.
Epidermis
2. ANGKUTAN HARA KE TENGAH AKAR
 Gerakan ion hara dengan BM tinggi terhambat masuk ke daerah bebas (DB) /
ruang antar sel (apoplas) karena :

a. Diameternya ion > dari diameter pori sel akar.

b. Ion K+ dan Ca++ mudah masuk ke dalam akar, karena diameternya hanya  0,7
nm sedangkan pori sel akar  5 nm.

c. Di Daerah DB (Daerah Bebas) / ruang antar sel, permukaan dinding sel akar
penuh dengan gugus COO- . Gugus itu bertindak sebagai daerah tukar
kation (KTK), sehingga sel akar mangabsorpsi kation (+), tetapi menolak
anion ( - ). Besarnya KTK Daerah Bebas (DB) Sel Akar tergantung jenis
tanamannya.
Contoh : KTK dikotil > KTK monokotil.

Penyerapan/absorpsi hara oleh akar, dapat terjadi secara :


1. Aktif (Simplastik) : perlu energi dari respirasi
2. Pasif (Apoplastik), melalui dua cara, yaitu :
a. Secara difusi.
b. Pertukaran ion.
2. ANGKUTAN HARA KE TENGAH AKAR

Ca
3. GERAKAN HARA MINERAL DALAM XYLEM

Gerakan hara dalam xylem disebut gerakan secara intra seluler.

 Hara menembus membran supaya sampai ke xylem akar melibatkan


alat angkut (carrier). Carier akan mengikat ion-ion tertentu kemudian
membawanya melewati membran dan melepas ion-ion tersebut ke
sisi lain / xylem dengan bantuan energi (ATP) yang dihasilkan dari
proses respirasi. Jadi sifatnya aktif.

 Bergeraknya air dan hara secara intra seluler ( xylem akar xylem
batang xylem tangkai daun mesofil daun ) akibat dari:

1. Daya isap daun akibat transpirasi.


2. Daya kapilaritas batang.
3. Daya tekanan akar akibat perbedaan konsentrasi.
3. GERAKAN HARA MINERAL DALAM XYLEM
3. GERAKAN HARA MINERAL DALAM XYLEM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN HARA:

1. Sifat fisikokimia ion.


Laju penyerapannya semakin menurun dengan makin tingginya
muatan, karena muatan yang lebih tinggi menyebabkan meningkatnya
interaksi dengan muatan membran.

Laju penyerapan molekul tak bermuatan >> kation (+)/ anion (-) >> kation
(+2)/anion (-2) >> kation (+3)/anion (-3).

2. Interaksi antar ion.


 Ion dengan jari-jari dan valensi sama akan berkompetisi atau bersaing
masuk ke sel akar.
3. GERAKAN HARA MINERAL DALAM XYLEM
Contoh:
a. Jari-jari K+ mirip dengan Rb+ (Rubidium), padahal dalam metabolisme
Rb+ tidak dapat menggantikan K+. Bila K+ dan Rb+ sama-sama ada
dalam larutan tanah, Rb+ menghambat penyerapan K+ karena alat
angkut pada membran sel akar tidak bisa membedakan antara K+
dengan Rb+.

b. Na+, Cs+ (Cesium) dan K+ walaupun valensinya sama, namun afinitas


K+ terhadap alat angkut jauh lebih besar dari yang lain. Oleh karena
itu K+ menang dalam kompetisi.

c. Penyerapan Mg+2 dihambat oleh Ca+2 karena afinitas Mg+2 terhadap


alat angkut lebih rendah.

d. Kompetisi antar anion terjadi antara NO3- dan Cl-. Bila Cl- tinggi,
serapan NO3- turun dan sebaliknya.
3. GERAKAN HARA MINERAL DALAM XYLEM

 Interaksi sinergisme, terjadi rangsangan penyerapan ion oleh ion


lainnya dan rangsangan penyerapan kation (+) oleh anion (-) atau
sebaliknya.

Contoh :
a. Pada pH rendah (H+ tinggi).
• Tidak ada Ca+2. Terjadi hambatan penyerapan K+ oleh H+ karena
kompetisi.
• Adanya Ca+2. Terjadi rangasangan penyerapan K+, karena Ca+2
sudah mengimbangi pengaruh negatif H+.

b. Pada pH tinggi (H+ rendah) : Peranan Ca+2 untuk merangsang


penyerapan K+ menurun, karena terjadi kompetisi.

c. Pada tanah dengan kadar garam rendah. Ca+2 meningkatkan


penyerapan K+.
3. GERAKAN HARA MINERAL DALAM XYLEM
d. Pada tanah salin (kadar garam tinggi). Ca+2 meningkatkan penyerapan
K+ tetapi menurunkan penyerapan Na+.

e. Konsentrasi hara di luar meningkat, maka penyerapan hara juga ikut


meningkat .

f. Semakin tinggi konsentrasi hara dalam jaringan tanaman maka laju


penyerapannya hara semakin menurun.

BESARNYA PENYERAPAN HARA ANTARA UJUNG AKAR DAN PANGKAL


AKAR

Laju penyerapan hara dari ujung ke pangkal semakin menurun, karena


pada pangkal akar telah terjadi :
1. Pembentukan suberin (gabus) pada rhizodermis
2. Pembentukan endodermis sekunder dan tersier yang menyebabkan
hambatan angkutan hara
3. Degenerasi sel-sel kortek menjadi aerenchyma.
3. GERAKAN HARA MINERAL DALAM XYLEM
PERJALANAN HARA DALAM XYLEM MENGALAMI 3 PROSES:
1. Adsorpsi (tarik menarik).
2. Resorpsi (penyerapan oleh sel sekitar xylem).
3. Sekresi (pelepasan oleh sel sekitar xylem).

1. ADSORPSI.
 Bergeraknya hara menuju bagian tanaman yang membutuhkan
karena adanya tarik menarik.

 Adsorpsi ditentukan oleh :


1. Muatan ion.
2. Konsentrasi hara.
3. Interaksi ion.
4. Besarnya KTK xylem (dikotil >> monokotil)

Tabel 6. Pengaruh kation-kation lain dan eksudat akar terhadap


pengangkutan Ca selama 24 jam pada buncis tanpa akar (derooted)
(Marschner, 1986).
3. GERAKAN HARA MINERAL DALAM XYLEM
3. GERAKAN HARA MINERAL DALAM XYLEM
2. RESORPSI
 Adalah diserapnya hara secara aktif oleh sel-sel hidup disekitar xylem
pada saat pergerakan hara dalam xylem.

 Konsentrasi ion tertentu menurun mulai dari akar ke pucuk.

 Tanaman Natrofobik (suka Na+). Contohnya kacang-kacangan


memiliki daya resorpsi tinggi terhadap Na sehingga Na banyak di akar
dan pangkal batang.

 Tanaman Natrofilik (tidak suka Na+). Resorpsi terhadap Na kecil


sehingga Na banyak sampai di daun. Contohnya tanaman untuk
makanan ternak Na pada daunya tinggi, yaitu >> 0,2%.

 Distribusi Mo pada buncis dan tomat akibat resorpsi (Tabel 7).


3. GERAKAN HARA MINERAL DALAM XYLEM

3. SEKRESI HARA

 Sekresi adalah pelepasan hara dari sel sekitar pembuluh xylem


menuju ke xylem.

 Proses sekresi sangat penting untuk menjamin kesinambungan


pasokan hara ke titik tumbuh.

 Bila pasokan hara dari akar banyak, kelebihannya disimpan di sel-sel


sekitar pembuluh xylem dan sebaliknya.
3. GERAKAN HARA MINERAL DALAM XYLEM
 Distribusi hara di pucuk ditentukan oleh laju transpirasi. Bagian
tanaman yang laju transpirasinya lebih tinggi mendapat hara lebih
banyak.

 Tanaman parasit dapat hidup pada tanaman inangnya, karena laju


transpirasinya lebih tinggi dari tanaman inangnya.

 Kandungan boron (Bo) pada berbagai organ tanaman menunjukkan


bahwa boron pada biji < polong < daun, karena laju transpirasi biji <
polong < daun (Gambar 4).

 Keracunan boron (nekrosis) pada tepi-tepi daun > daun bagian


tengah, karena laju transpirasinya lebih besar.
3. GERAKAN HARA MINERAL DALAM XYLEM
3. GERAKAN HARA MINERAL DALAM XYLEM
Laju penyerapan air oleh akar (transport jarak pendek) dan perjalananya
dalam xylem (transport jarak jauh) ditentukan oleh tekanan akar, daya
kapilaritas, dan laju transpirasi.

Pengaruh transpirasi terhadap penyerapan dan translokasi hara


ditentukan oleh :
1. Umur tanaman. Kecambah dan tanaman muda luas daunnya rendah,
laju transpirasinya rendah sehingga angkutan hara tergantung pada
tekanan akar.
2. Waktu. Pada siang hari transpirasi lebih tinggi sehingga peranan
penyerapan hara lewat transpirasi penting. Menjelang petang
transpirasi makin menurun sehingga aliran hara makin tergantung
tekanan akar.
3. Jenis hara. Peranan transpirasi lebih besar pada hara yang tidak
bemuatan dibandingkan dengan yg bermuatan.
4. Konsentrasi larutan luar. Makin tinggi konsentrasi larutan luar maka
peranan transpirasi makin besar.
3. GERAKAN HARA MINERAL DALAM XYLEM
 Tabel 8 menunjukkan pengaruh laju transpirasi pada penyerapan dan
translokasi hara K dan Na pada tanaman gula bit.

 Tabel tersebut menunjukkan bahwa penyerapan dan translokasi K tidak


dipengaruhi oleh laju transpirasi rendah atau tinggi, sedangkan penyerapan
dan translokasi Na berbeda antara laju transpirasi rendah dan laju transpirasi
tinggi.
4. GERAKAN HARA DALAM FLOEM
 Gerakan hara dalam xylem selalu satu arah mengikuti transpirasi,
sedangkan angkutan dalam floem adalah dua arah, yaitu dari sumber
(source) ke wadah (sink) dan dari tempat tertentu ke wadah (sink)
yang digerakkan secara aktif.

 Pola angkutan dalam floem mirip dengan pola pada simplas, yaitu
melalui Plasmodesmata.

 Komposisi isi floem:


1.Komponen utama adalah sukrosa > 90%
2. Bahan kering 15-25%
3. Kemasaman (ph) 7-8
4. Kandungan asam organik dan an-organik tinggi, terutama asam
amino dan amida
5. Kandungan K > P > Mg > S tereduksi.
6. Kandungan Ca selalu rendah
7. Kandungan semua padatan floem >>> xylem kecuali Ca
8. Kation an-organik >> anion anorganik
4. GERAKAN HARA DALAM FLOEM
Mobilitas hara dalam floem dapat diklasifikasikan:
1. Hara mobil dalam floem: N, P, K, S, Na, Mg, Rb, Cl.
2. Intermediet (setengah mobil): Fe, Zn, Co, Mn, Mo
3. Immobil/tidak mobil: Bo, Li, Ca, B, Sr

Dalam kaitan ini dua catatan yang perlu diperhatikan yaitu :


1. Walaupun Ca ada dalam floem tetapi dia tidak mobil.
2. Boron tidak mobil dalam floem tetapi dapat mobil bila dibutuhkan
oleh buah yang sedang membesar. Misalnya ke dalam polong
kacang tanah dan buah apel.

Arah angkutan dalam floem terdiri dari 2 arah, yaitu:


1. Dari “source” (daun) ke “sink” (akar, pucuk, buah, biji).
2. Dari tempat-tempat tertentu ke “Sink”.
4. GERAKAN HARA DALAM FLOEM
4. GERAKAN HARA DALAM FLOEM
 Antara pembuluh floem dan xylem hanya dipisahkan oleh beberapa
lapis sel saja, dan hal itu memungkinkan terjadinya transfer hara dari
xylem ke floem. Proses transfer tersebut berlangsung secara aktif
melalui sel transfer.

 Transfer hara dari xylem ke floem mempunyai peranan sangat penting


karena aliran hara dalam xylem melalui aliran masa hanya menuju
organ yang laju transpirasinya tinggi, dan tidak menuju ke bagian-
bagian yang membutuhkan hara.

 Penyerapan hara ke daun dapat melalui xylem atau bersama-sama


melalui xylem dan floem. Hal tersebut telah ditemukan pada
penyerapan hara K pada tanaman jelai (sejenis padi2 padian) seperti
Tabel 9.
4. GERAKAN HARA DALAM FLOEM

Keterangan:
1. Pada daun muda penyerapan K dapat melalui xylem dan floem.
2. Makin tua umur daun, angkutan K lewat floem berkurang.
3. Pada daun tua, kebutuhanya K-nya melalui xylem dan pada saat
yang sama ada sejumlah K yang pergi (mengalami remobilisasi) dari
daun melalui floem.
5. PENYERAPAN HARA LEWAT DAUN DAN
TRANSLOKASINYA

Tanaman yg tumbuh di air menyerap hara terutama melalui daun,


sedangkan tanaman yg tumbuh di darat menyerap hara terutama akar
akar.

Daun tanaman yg tumbuh di darat juga bisa menyerap hara tetapi


dibatasi oleh dinding sel epidermis bagian luar, yg dilapisi kutikula yg
mengandung lilin, pectin, hemiselulosa, dan selulosa.

Dinding sel bagian luarnya hidrofobik (menolak air / larut dalam minyak),
sedangkan bagian dalamnya hidrofilik (suka air / larut dalam air).

Fungsi lapisan hidrofilik / suka air adaah :


a. Fungsi utama, melindungi daun dari kehilangan air akibat transpirasi
berlebihan.

b. Fungsi tambahan, melindungi tercucinya senyawa organik dan an-


organik oleh air hujan.
5. PENYERAPAN HARA LEWAT DAUN DAN
TRANSLOKASINYA
 Kutikula menutupi seluruh permukaan daun termasuk lubang stomata
dan bulu-bulu daun shg sebagai penghalang pertama absorpsi.

 Daun muda lebih mudah ditembus karena kutikulanya masih hidrofilik,


sedangkan daun tua bersifat hidrofobik.

 Urutan penetrasi lewat daun : Cs (Cesinium) = Rb (Rubidium) > K >


Na = Ba (Barium) > Sr (Strontium) > Ca. Penetrasi molekul besar (kelat
logam, virus, dan lain-lain) lewat kutikula sulit.

 Pada daun terdapat ectodesmata, yaitu saluran tempat masuknya


hara dan zat terlarut shg bisa melewati kutikula. Ectodesmata
berperan pula untuk transpirasi kutikula.

 Stomata sebagai tempat pertukaran gas (CO2, O2) dan hara mineral
berbetuk gas seperti SO2, NO2, NH3 antara daun dengan atmosfer.
5. PENYERAPAN HARA LEWAT DAUN DAN
TRANSLOKASINYA

 Daun berfungsi sebagai penyerap hara, oleh karena itu pemupukan


dapat dilakukan lewat daun. Pemupukan lewat daun dengan metode
semprot dapat mempercepat penyerapan.

Kelemahan-kelemahan lain dari pemupukan lewat daun :

1. Laju penetrasinya rendah, terutama pada tanaman yang daunya


berkutikila tebal (ex. : jeruk, kopi)
2. Run-off dari permukaan daun yang hidrofobik.
3. Mudah tercuci oleh air hujan.
4. Cepat mengering.
5. Jumlah hara makro yang dapat disuplai sekali semprot sangat
rendah.
6. Kerusakan daun bila dosis tidak tepat seperti nekrosis dan terbakar.
5. PENYERAPAN HARA LEWAT DAUN DAN
TRANSLOKASINYA
Kerusakan daun akibat konsentrasi tinggi merupakan problem serius pada
pemupukan lewat daun. Namun hal tersebut dapat dinetralisir melalui
pemberian sukrosa (Tabel 10).
5. PENYERAPAN HARA LEWAT DAUN DAN
TRANSLOKASINYA
Pemupukan lewat daun sangat berguna pada kondisi tertentu:

1. Pada tanah dengan pH tinggi, terjadi difisiensi Mn. Pemberian pupuk yang
mengandung Mn saat baik dilakukan lewat daun.

2. Pada tanah masam, Mo terikat kuat. Pemberin pupuk yang mengandung


Mo dapat dilakukan lewat daun.

3. Tanah dengan lapisan top soil kering, tetapi di sub-soil ada air. Sangat baik
melakukan pemupukan lewat daun.

4. Fase reproduktif. Pada fase ini aktivitas akar menurun akibat kompetisi
karbohidrat dengan bunga, buah dan biji sehingga penyerapan akar lewat
tanah menurun. Hal ini dapat diatasi dengan pemupukan lewat daun (foliar
application).

5. Meningkatkan kandungan protein pada biji serealia. Pemupukan N yang


sifatnya sagat mobil lewat daun, dapat langsung secara cepat ditransport
ke biji yang sedang berkembang, sehingga pembentukan asam amino di
biji meningkat.
5. PENYERAPAN HARA LEWAT DAUN DAN
TRANSLOKASINYA

6. Meningkatkan kandungan Ca pada buah. Ca merupakan komponen yang


sangat penting pada buah. Walaupun transport Ca lewat floem sangat kecil,
tetapi dengan penyemprotan Ca berkali-kali lewat daun pada apel dapat
meningkatkan kandungan Ca pada buah apel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemupukan lewat daun adalah:

1. Cahaya, temperatur dan kelembaban.

2. Umur daun. Daun yang agak muda lebih efisien.

3. Bentuk kimia pupuk. Pemupukan pada tanaman apel:


a. Pemberian N lewat daun dalam bentuk (NH4)2S serapannya lebih baik
dibandingkan dalam bentuk Ca(NO3)2.
b. P dalam bentuk H3PO4 diadsorpsi lebih banyak dibandingkan dalam
bentuk K3PO4, NO3PO4 atau Ca3 (PO4)2.

4. Pemberian “wetting agent” atau “surfactan” pengaruhnya lebih baik, sebab


wetting agent akan menurunkan tegangan permukaan daun dan membasahi
permukaan daun sehingga pupuk lebih banyak dapat diserap.
6. REMOBILISASI HARA
Remobilisasi hara adalah berpindahnya hara dari suatu organ tanaman
ke organ lainnya.

Remobilisasi hara masuk (influx) dan keluarnya (eflux) hara dari organ
tanaman berlangsung saat bersamaan.

Tahapan remobilisasi hara di daun adalah :


1.Mobilisasi hara di sel-sel daun
2.Angkutan jarak dekat secara simplast ke floem
3.Masuk ke pembuluh floem secara aktif
4.Angkutan dalam floem ke organ yang membutuhkan.

Remobilisasi hara terjadi pada:


1. Saat perkecambahan biji. Pada saat ini remobilisasi hara (kecuali
Ca) terjadi dari biji ke titik-titik tumbuh (akar dan tunas pucuk)
melalui xylem dan floem;
2. Saat tanah dalam keadaan kekurangan hara. Bila kandungan hara
tanah rendah atau kadar air rendah, remobilisasi hara dari organ
tertentu sangat penting karena pada saat itu tanaman tidak mampu
menyerap hara dari tanah.
6. REMOBILISASI HARA
3. Saat pembentukan bunga, buah dan biji.
Pada saat fase reproduksi terjadi pembentukan bunga, buah dan
biji yang membutuhkan banyak fotosintat. Akibatnya pasokan
fotosintat ke bagian akar menurun drastis sehingga aktivitas akar
menurun karena kekurangan energi. Hal ini menyebabkan
penyerapan hara menurun. Dalam keadaan seperti itu terjadi
remobilisasi hara dari daun ke organ generatif.

4. Saat sebelum gugur daun.


Secara alami daun-daun tanaman yang sudah tua akan diikuti oleh
gugurnya daun tersebut. Sebelum gugur, akan terjadi remobilisasi
hara kebagian-bagian yang metabolismenya maish aktif.
Contohnya, ciri khas tanaman tahunan adalah terjadinya
romobilisasi hara dari daun tua (kecuali Ca) ke bagian kayu.
6. REMOBILISASI HARA
Secara umum, untuk membedakan apakah suatu hara mengalami
remobilisasi tinggi atau rendah dapat dilihat dari tempat gejala
kekurangannya. Bila kahat (defisiensi) hara tersebut terjadi pada daun
tua berarti remobilisasinya tinggi, dan sebaliknya bila terjadi pada daun
muda atau meristem berarti remobilisasinya rendah (Tabel 11).

Anda mungkin juga menyukai