Anda di halaman 1dari 8

RESUME PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

“ABSORPSI DAN TRANSPIRASI”

KELOMPOK 5 :

Angga Setya Bayu (22308141021)


Faidatun Nur Alifah (22308141022)
Ismail Bintang Pangestu (22308141023)
Shella Debora Aprillia Siagian (22308141024)
Rahmanto Raharjo (22308141025)

BIOLOGI B
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
A. PENGERTIAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
Absorpsi adalah proses penyerapan air dan unsur hara oleh
tanaman berupa ion-ion dari tanah ke dalam sel-sel akar, yang selanjutnya
ditranslokasikan melalui jaringan xilem ke seluruh bagian tumbuhan.
Proses masuknya ion-ion kedalam sel-sel akar, sebagai pengganti dari
ion-ion yang keluar dari sel akar disebut dengan pertukaran ion. Masuknya
ion-ion yang keluar dari sel akar disebut dengan pertukaran ion. Masuknya
ion-ion ini dipengaruhi oleh antagonisme ion, yang berarti bahwa
pemasukan ion yang satu mempengaruhi, bahkan kadang-kadang
menentang pemasukan ion jenis lain. Udara diperlukan untuk sel-sel akar
untuk pernafasan, dan hasil pernapasan adalah energi. Energi ini
digunakan diantaranya untuk memasukkan ion-ion yang harus mengatasi
tingkat konsentrasi yang lebih tinggi. Jelas bahwa faktor hidup berperan
penting dalam melakukan absorpsi air. Tanaman mendapat air melalui
proses penyerapan oleh rambut-rambut akar. Air serta garam terlarut akan
diteruskan ke seluruh bagian tanaman. Hanya sebagian kecil (kurang dari
1%) dari air diabsorbsi oleh tanaman dipergunakan dalam reaksi
metabolisme (hidrolisis). Sebagian besar air diabsorbsi itu akan
dikeluarkan lagi dalam bentuk uap air ke atmosfer melalui proses
transpirasi.
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air
dari jaringan hidup tanaman yang terletak diatas permukaan tanah
melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Transpirasi merupakan
pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi siang hari saat
panas,melalui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah
batang).Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang
berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun
seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi
tanaman. Transpirasi juga merupakan terlepasnya air dalam bentuk uap
air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi
semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan
zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur
besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau
transpirometer. (Sialen, 2021)

B. PRINSIP ABSORBSI DAN TRANSPIRASI


Absorpsi adalah proses penyerapan air dan unsur hara oleh
tanaman berupa ion-ion dari tanah ke dalam sel-sel akar, yang selanjutnya
ditranslokasikan melalui jaringan xylem ke seluruh bagian tumbuhan
(Supraptono Djajadirana, 2000). Proses masuknya ion-ion kedalam sel-sel
akar, sebagai pengganti dari ion-ion yang keluar dari sel akar disebut
dengan pertukaran ion. Masuknya ion-ion yang keluar deri sel akar disebut
dengan pertukaran ion. Masuknya ion-ion ini dipengaruhi oleh antagonism
ion, yang berarti bahwa pemasukan ion yang satu mempengaruhi,
bahkankadang-kadang menentang pemasukan ion jenis lain
(Dwidjoseputro, 1980).
Tumbuhan memperoleh air melalui proses penyerapan pada rambut
akar. Air dan garam terlarut dikirim ke seluruh bagian tanaman. Hanya
sebagian kecil (kurang dari 1%) dari air yang diserap tanaman digunakan
dalam reaksi metabolisme (hidrolisis). Sebagian besar uap air yang diserap
dilepaskan kembali ke atmosfer dalam bentuk uap air melalui proses
transpirasi. Kehilangan air pada tumbuhan dapat terjadi melalui stomata,
kutikula, dan lentisel (Salisbury dan Ross, 1987:56). Penyerapan unsur
hara oleh tanaman merupakan masalah yang kompleks. Tumbuhan
memiliki mekanisme penyerapan unsur hara melalui transpirasi.
Transpirasi adalah hilangnya air dari tanaman. Kehilangan air dari daun
melibatkan gaya yang menarik air dari ikatan pembuluh ke daun. Sel-sel
dalam jaringan daun akan mengalami defisit air karena kehilangan air
secara konstan melalui transpirasi melalui stomata (dan pada tingkat yang
jauh lebih rendah melalui epidermis). Transpirasi stomata merupakan
sel-sel mesofil daun yang tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel
tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding
sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke
ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari
ruang-ruang antar sel ke atmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal
evaporasi membuat ruang-ruang itu selalu jenuh uap air. Asalkan stomata
terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu
sendiri sama-sama lembab. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air
melalui kutikula hanya 5- 10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air
sebagian besar menguap melalui stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan
berjalan melewati stomata, sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat
mempengaruhi laju transpirasi. Bahwa semakin luas permukaan daun,
maka semakin luas pula kecepatan absorbsinya. Hal ini dikarenakan
bahwa semakin luas permukaan daun maka stomata makin banyak.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan absorsi yaitu tekanan
akar kapilaritas, karakteristik daun. Daya hisap daun dipengaruhi oleh luas
permukaan daun dan banyaknya stomata. (Sialen, 2021).

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORBSI DAN


TRANSPIRASI
Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor
dalam ataupun faktor luar, antara lain :
1 .Faktor Dalam
a. Stomata: jumlah per satuan luas, letak/lokasi stomata (permukaan
bawah/atas daun, timbul/tenggelam), waktu bukaan stomata,
banyak sedikitnya stomata, bentuk stomata.
b. Daun : warna daun (kandungan klorofil daun), posisinya
menghadap matahari atau tidak, besar kecilnya daun, tebal tipisnya
daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak
sedikitnya bulu di permukaan daun.
2. Faktor Luar
a. Sinar matahari : sinar matahari menyebabkan membukanya
stomata dan gelap menyebabkan tertutupnya stomata, jadi
semakin tinggi intensitas sinar matahari yang diterima
daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
b. Temperatur: kenaikan temperatur menambah tekanan uap di
dalam daun, serta menambah tekanan uap di luar daun. Tetapi
berhubung udara di luar daun itu tidak terbatas, maka tekanan
uap tidak akan setinggi tekanan yang terkurung di dalam
daun. Akibatnya, uap air akan mudah berdifusi dari dalam
daun ke udara bebas. Jadi semakin tinggi temperatur,
kecepatan transpirasi akan semakin tinggi pula.
c. Kelembaban udara: udara yang basah akan menghambat
transpirasi sedangkan udara yang kering akan memperlancar
transpirasi.
d. Angin: angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung
saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara singkat
dapat disimpulkan bahwa angin cenderung (Sialen, 2021)

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan zat hara


1. Temperatur. Sampai batas tertentu, kenaikan temperatur akan
mempercepat penyerapan, karena kenaikan temperatur menaikkan
kecepatan difusi ion ke akar dan juga mempercepat respirasi akar.
Temperatur tinggi menghambat penyerapan karena pada temperatur
tinggi respirasi terhambat dan membran plasma menjadi lebih
permeabel sehingga mudah terjadi kebocoran zat hara keluar.
2. Cahaya. Tumbuhan yang hidup pada intensitas cahaya yang tinggi
menyerap ion lebih banyak daripada dalam cahaya kurang. Karena
fotosintesis yang lebih besar memberi gula lebih banyak pada akar
untuk direspirasi. Cahaya juga mempengaruhi temperatur dan
selanjutnya berpengaruh terhadap arus transpirasi.
3. Aerasi Aerasi yang tidak baik menghambat penyerapan karena O2
diperlukan untuk respirasi dan kenaikan kadar CO2 dapat meracuni
akar.
4. pH Pengaruh pH terhadap penyerapan, misalnya pada pH rendah
ion H+ akan bersaing dengan kation, misalnya K+ , sehingga
penyerapan kation terhambat dan penyerapan anion terpacu. pH
juga berpengaruh terhadap penyerapan P. Pada pH tinggi, P berada
dalam bentuk PO4 2- yang tidak dapat diserap. Fosfat yang dapat
diserap adalah dalam bentuk H2PO4 - yang terbentuk pada pH
rendah.
5. Interaksi antar ion Penyerapan suatu ion dipengaruhi oleh ion lain
(antagonis atau sinergis). Pada umumnya ion bervalensi satu lebih
mudah diserap daripada ion bervalensi dua. Persaingan mendapat
titik ikat pada carrier diduga menjadi penyebab antagonisme.
Sinergisme misalnya tumbuhan yang banyak mengandung N akan
menyerap fosfat dan sulfat lebih cepat.
6. Pertumbuhan Pertumbuhan jaringan atau organ akan menambah
luas permukaan, menambah jumlah sel dan menambah jumlah
carrier. Pertumbuhan juga berarti menambah bahan organik, ini
akan menurunkan kadar zat hara tertentu (efek pengenceran) yang
dapat menyebabkan pemacuan penyerapan.

D. MEKANISME ABSORPSI DAN TRANSPIRASI


Absorpsi adalah proses yang penting dalam penyerapan zat hara,
nutrisi dan air dari tanah. Mekanisme absorpsi pada tumbuhan melibatkan
beberapa proses, seperti difusi, aliran massa, dan transport aktif.
Proses-proses ini membantu nutrisi dan air diserap ke dalam sel-sel akar
tumbuhan dan kemudian diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Absorpsi
pada tumbuhan terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu difusi, aliran
massa, dan transport aktif. Difusi adalah pergerakan zat dari area
konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Nutrisi dan air diambil oleh
sel-sel akar melalui proses difusi. Aliran massa terjadi melalui pergerakan
zat dengan energi yang dihasilkan oleh perbedaan tekanan hidrostatik
antara akar dan tanah. Sedangkan transport aktif adalah proses penyerapan
zat melalui membran sel yang memerlukan energi. Nutrisi dan ion diserap
melalui protein transport aktif di membran sel (Taiz dan Zeiger, 2018).
Absorpsi pada tumbuhan melibatkan peningkatan permukaan akar
melalui rambut akar, yang meningkatkan luas permukaan akar yang
tersedia untuk menyerap nutrisi dan air. Selain itu, eksudat akar juga dapat
meningkatkan efisiensi absorpsi nutrisi dengan menarik mikroorganisme
yang membantu dalam memecah nutrisi yang tersedia di tanah (Raven et
al, 2016).
Dari beberapa pernyataan diatas mengenai mekanisme absorpsi pada
tumbuhan dapat disimpulkan bahwa mekanisme absorpsi secara umum
dapat terjadi melalui kombinasi dari proses difusi, aliran massa, transport
aktif, peningkatan permukaan akar melalui rambut akar, dan eksudat akar,
yang bekerja bersama-sama untuk mengambil nutrisi dan air dari tanah
dan memasukkannya ke dalam sel-sel akar tumbuhan.
Transpirasi adalah proses hilangnya air dari tumbuhan melalui
permukaan daun atau bagian lain dari tumbuhan. Umumnya (sebagian
besar) transpirasi terjadi melalui daun. Mekanisme transpirasi pada
tumbuhan melibatkan beberapa proses, seperti penguapan, difusi, dan
aliran massa. Proses-proses ini membantu air bergerak dari akar tumbuhan
ke daun dan kemudian dipindahkan ke udara. Transpirasi pada tumbuhan
terjadi melalui proses penguapan dari permukaan daun dan permukaan
sel-sel epidermis lainnya. Air yang menguap dari permukaan ini
membentuk gradien konsentrasi air antara sel-sel daun dan atmosfer.
Proses difusi kemudian membawa air dari daun ke atmosfer, dan aliran
massa menggerakkan air dari akar ke daun (Raven et al, 2016).
Selain itu, menurut Taiz dan Zeiger (2018), "Transpirasi pada
tumbuhan juga melibatkan proses transport aktif, yang membantu
mengangkut air ke dalam sel-sel daun. Proses transport aktif terjadi di
dalam sel-sel daun dan memerlukan energi ATP."
DAFTAR PUSTAKA

Dwiati, M. (2010). Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Tangerang: Universitas


Terbuka.
Hamim. (2018). Fisiologi Tumbuhan 1 : Air, Energi, dan Metabolisme Karbon.
IPB Press.
Raven, P.H., Evert, R.F., and Eichhorn, S.E. (2016). Biology of Plants (8th Ed.).
W.H. Freeman and Company.
Sialen, S. (2021). Pengaruh Transpirasi Tumbuhan dan Komponen di dalamnya.
Agroprimatech. 5 (1).
Taiz, L., and Zeiger, E. (2018). Plant Physiology and Development (6th Ed.).
Sinauer Associates, Inc.

Anda mungkin juga menyukai