Oleh:
Titis Ulfitaningsih
160210103094
2/C
UNIVERSITAS JEMBER
2018
I. JUDUL
Penguapan Air Melalui Proses Transpirasi
II. TUJUAN
Untuk mengetahui proses dan kecepatan penguapan air tumbuhan melalui
proses transpirasi serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Air adalah pelarut terbaik yang paling banyak dan bisa dibilang paling
dikenal. Sebagai pelarut, ia membentuk medium untuk pergerakan molekul di dalam
dan di antara sel dan sangat mempengaruhi struktur protein, asam nukleat,
polisakarida, dan konstituen sel lainnya. Air membentuk lingkungan di mana
sebagian besar reaksi biokimia sel terjadi, dan secara langsung berpartisipasi dalam
banyak reaksi kimia penting. Suatu tanaman terus menyerap dan kehilangan air.
Sebagian besar air yang hilang oleh tanaman menguap dari daun karena CO2 yang
diperlukan untuk fotosintesis diserap dari atmosfer. Pada hari yang hangat, kering,
dan cerah, daun akan bertukar hingga 100% airnya dalam satu jam. Selama masa
hidup tanaman, air yang setara dengan 100 kali berat segar tanaman mungkin hilang
melalui permukaan daun. Kehilangan air seperti ini disebut transpirasi. Tanaman
terus menyerap dan kehilangan air. Sebagian besar air yang hilang oleh tanaman
menguap dari daun karena CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis diserap dari
atmosfer. Pada hari yang panas, hangat, kering, dan cerah, daun akan bertukar hingga
100% airnya dalam satu jam. Selama masa hidup tanaman, air yang setara dengan
100 kali berat segar tanaman mungkin hilang melalui permukaan daun. Kehilangan
air seperti ini disebut transpirasi. Transpirasi adalah proses penting untuk
menghamburkan input panas dari sinar matahari. Panas menghilang karena molekul
air yang lolos ke atmosfer memiliki energi rata-rata lebih tinggi, yang memecah
ikatan yang menahan dalam cairan mereka. Ketika molekul-molekul ini melarikan
diri, molekul-molekul ini meninggalkan massa molekul dengan energi yang lebih
rendah dari rata-rata dan dengan demikian tubuh yang lebih dingin dari air. Untuk
daun yang khas, hampir setengah dari input panas neto dari sinar matahari
didisipasikan oleh transpirasi. Selain itu, aliran air yang diambil oleh akar adalah
sarana penting untuk membawa mineral tanah terlarut ke permukaan akar untuk
penyerapan (Taiz & Zeiger, 2010:34).
Daun biasanya memiliki area permukaan luas dan rasio permukaan terhadap
volume yang tinggi. Area permukaan yang luas meningkatkan absorpsi cahaya oleh
fotosintesis. Rasio permukaan terhadap volume yang tinggi membantu absorpsi CO2
selama fotosintesis. Walaupun area permukaan luas dan rasio permukaan terhadap
volume yang tinggi meningkatkan laju fotosintesis, hal tersebut juga meningkatkan
kehilangan air melalui stomata. Sekitar 95% air yang hilang dari tumbuhan lolos
melalui stomata, walaupun pori-pori ini hanya menempati 1-2% dari permukaan
eksternal daun. Kutikula berlilin membatasi kehilangan air melalui permukaan daun
yang lain. Setiap stoma diapit oleh sepasang sel penjaga. Sel penjaga mengontrol
diameter stoma dengan mengubah bentuk, sehingga memperlebar atau mempersempit
celah di antara pasangan sel penjaga. Dalam kondisi lingkungan yang sama, jumlah
air yang hilang dari daun sangat bergantung pada jumlah stomata dan ukuuran rata-
rata porinya. Stomata secara umum, terbuka pada siang hari dan tertutup pada malam
hari, mencegah tumbuhan kehilangan air dalam kondisi-kondisi ketika foto sintesis
tidak terjadi. Stomata juga membuka sebagai respon terhadap deplesi CO2 di dalam
rongga-rongga udara daun akibat fotosintesis. Seiring penurunan konsentrasi CO2
pada siang hari, stomata akan terbuka secara progresif jika air dalam jumlah yang
cukup disalurkan ke daun (Campbell, 2008:358).
Daun memiliki struktur mulut daun yang berguna untuk pertukaran gas O2,
CO2, dan uap air dari daun ke alam sekitar dan sebaliknya. Distribusi stomata sangat
berhubungan dengan kecepatan dan intensitas transpirasi pada daun, yaitu misalnya
letak satu sama lain dengan jarak tertentu. Dalam batas tertentu, maka makin banyak
porinya makin cepat penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka
penguapan dari lubang yang satu akan menghambat penguapan lubang dekatnya.
Stoma (jamak: stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ
tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel
penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya sama atau berbeda
dengan sel-sel epidermis lainnya dan disebut sel tetangga. Sel tetangga berperan
dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur
lebar celah. Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas
transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu.
Dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat penguapan. Jika
lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka penguapan dari lubang yang satu akan
menghambat penguapan lubang dekatnya. Banyaknya jumlah daun maka makin
banyak jumlah stomata sehingga makin besar transpirasinya, transpirasi dapat
diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui stomata, banyaknya jumlah stomata maka tanaman
mampu menyerap CO2 dan menghasilkan O2. Distribusi stomata sangat berhubungan
dengan kecepatan dan intensitas transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama
lain dengan jarak tertentu dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya makin
cepat penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka penguapan dari
lubang yang satu akan menghambat penguapan lubang dekatnya. Peningkatan jumlah
stomata sangat membantu dalam hal penyerapan CO2 untuk fotosintesis (Papuangan,
2014:289).
Banyak biji yang dorman dapat berkecambah ketika asam absisat pada biji
tersebut, dihilangkan atau diinaktifkan. Penambahan asam absisat ke dalam biji yang
sedianya berkecambah akan kembali menjadikannya dalam kondisi dorman. Asam
absisat juga berperan dalam mekanisme transpirasi. Bils suatu daun atau tanaman
berada dalam kondisi stress air, maka akan terjadi akumulasi asam asbsiat dalam
daun. Meningkatnya kandungan asam absisat dalam daun mengakibatkan sel penjaga
kehilangan air dan stomata menutup. Laju transpirasi berkurang karena tertutupnya
stomata, dan tanamn dapat menghemat air yang ada didalmnya (Advinda, 2018:152).
CK mempengaruhi transpirasi pada tanaman tomat (Solanum lycopersicum) dan
mempelajari mekanisme yang mendasari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CK
mempromosikan transpirasi secara tidak langsung, dengan meningkatkan densitas
stomata. Dengan demikian, mengurangi kadar CK menekan transpirasi dengan
mengurangi kepadatan stomata, tetapi juga dengan menekan pertumbuhan dan
mempromosikan penuaan daun. Ini menekan pertumbuhan dan mengurangi
kepadatan stomata, yang menyebabkan berkurangnya transpirasi. Menurunnya
transpirasi meningkatkan kelangsungan hidup tanaman dalam kondisi kekeringan
(Farber et al, 2016: 6359).
3. Gunting tanaman
4. Ember
5. Gelas ukur 10 ml
6. Timbangan
7. Minyak kelapa
9. Timbangan
11.Kertas grafik
14. Mikroskop
Pengaruh faktor luar
1. Polybag
2. Timbangan
3. Plastik penutup
4. Penggaris
5. Gelas ukur
6. Benih kedelai
7. Pupuk kandang
Mengamati dan catat perubahan air yang terjadi dalam gelas ukur
setiap 30 menit selama 2 jam dengan membaca skala yang ada
pada gelas ukur. Mencatat hasil pengamatan anda pada tabel data
pengamatan
Mengoleskan kuteks bening pada sisi atas dan bawah daun dan biarkan
beberapa menit hingga mengering.
Setelah satu minggu, siangi bibit kedelai dan sisakan satu tanaman yang
terbaik pertumbuhannya.
Pada saat tanaman berusia 1 bulan, ukur laju transpirasi pada tempat dengan
cara sebagai berikut : a. Tutup permukaan tanah polybag dengan plastik
Pada saat tanaman berusia 1 bulan, ukur laju transpirasi pada tempat dengan
cara sebagai berikut : a. Tutup permukaan tanah polybag dengan plastik
Setelah penimbangan selesai, ambil daun tanaman dan ukurlah luas daunnya
dengan cara gravimetri
Menghitung kecepatan laju transpirasi per luas daun per satuan waktu Rumus
laju transpirasi: selisih berat X waktu Luas daun
6
DAFTAR PUSTAKA