Anda di halaman 1dari 14

BAB V

TRANSPIRASI

I. PENDAHULUAN

A. Tujuan
(1) Untuk mengamati daya hisap akar
(2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya hisap
(3) Untuk mengetahui proses pengangkutan air pada daya hisap akar
(4) Untuk mengamati besarnya penguapan pada benda mati dan maupun benda
hidup
(5) Untuk mengetahui perbedaan antara penguapan dan transpirasi
(6) Untutk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
penguapan dan transpirasi.

B. Landasan Teori
Zat makanan merupakan salah satu syarat yang dibutuhkan tanaman
selama dalam pertumbuhannya. Seperti kita ketahui bahwa salah satu fungsi dari
akar adalah sebagai tempat masuknya air dan mineral dari dalam tanah sebagai
zat makanannya (nutrisinya).

Proses masuknya air ini terjadi karena adanya daya hisap akar, tekanan
akar dan transpirasi. Pada tumbuhan berpembuluh, air akan dialirkan dari akar ke
daun melalui suatu organ yaitu bagian xylem.

Transpirasi ialah suatu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke


atmosfer dalam bentuk uap air. Air diserap dari akar ke rambut tumbuhan dan air
itu kemudian diangkut melalui xilem ke semua bagian tumbuhan khususnya daun.
Bukan semua air digunakan dalam proses fotosintesis. Air yang berlebihan akan
disingkirkan melalui proses transpirasi. Jika kadar kehilangan air melalui
transpirasi melebihi kadar pengambilan air tumbuhan tersebut, pertumbuhan
pokok akan terhalang. Akibat itu, mereka yang mengusahakan pernanaman secara

1
besar – besaran mungkin mengalami kerugian yang tinggi sekira mengabaikan
faktor kadar transpirasi tumbuh – tumbuhan. ( Devlin, 1983 ) .

Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman
yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan
lentisel 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling
besar peranannya dalam transpirasi. ( Michael, 1964 ) .

Uap air berdifusi dari ruangan udara yang lembap pada daun ke udara
yang lebih kering melalui stomata. Penguapan dari lapisan tipis air yang melapisi
sel-sel mesofil mempertahankan kelembapan tinggi ruangan udara itu.
Kehilangan air ini menyebabkan lapisan tipis air itu membentuk meniskus, yang
semakin lama semakin cekung ketika laju transpirasi meningkat. Terbentuknya
meniskus ini terjadi karena kombinasi kedua gaya yang bekerja pada air. Dalam
artian, air itu “ ditarik” oleh gaya adhesi dan kohesi. Kohesi air akibat ikatan
hydrogen memungkinkan transpirasi mampu menarik air ke atas melewati
pembuluh xylem dan trakeid yang sempit yang tanpa kolom air ini menjadi
pecah. Pada kenyataannya, daya tarik transpirasi itu dengan bantuan kohesi air
dihantarkan dari akar ke seluruh daun. Aliran massal air ke puncak suatu pohon
digerakkan tenaga surya, karena penyerapan cahaya matahari oleh daun yang
menyebabkan penguapan yang bertanggung jawab atas daya tarik transpirasional.
( Campbell, 2003 ) .

Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang
mempengaruhi pergerakannya. Besarnya uap air yang ditranspirasikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari dalam tumbuhan
(jumlah daun, luas daun, dan jumlah stomata), (2) Faktor luar (suhu, cahaya,
kelembaban, dan angin). ( Salisbury, 1992 ) .

Faktor-faktor tanaman yang mempengaruhi evapotranspirasi : 1.)


Penutupan stomata. Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena
kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi
apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula
kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk masing-
2
masing satuan penambahan lebar stomata. Faktor utama yang mempengaruhi
pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya
dan kelembapan. 2.) Jumlah dan ukuran stomata. Dipengaruhi oleh genotipe dan
lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total
daripada pembukaan dan penutupan stomata 3.) Jumlah daun. Makin luas daerah
permukaan daun, makin besar evapotranspirasi. 4.) Penggulungan atau pelipatan
daun. Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan
pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas. 5.) Kedalaman dan
proliferasi akar. Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman
budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang
lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan
volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah
sebelum terjadi pelayuan permanen. ( Gardner, 1991 ) .

Sesuai dengan referensi yang telah dijelaskan, Faktor-faktor yang dapat


mempengaruhi kecepatan transpirasi dapat berupa faktor dalam atau faktor
struktur dan faktor luar atau lingkungan, yaitu :
a. Faktor dalam atau faktor struktur
1) Jumlah stomata tiap satuan luas permukaan daun. Besamya tergantung
kepada jenis dan faktor lingkungan pada saat daun itu berkembang. jumlah
stomata, sering dinvatakan dengan indek stoma. yaitu perbandingan antara
jumlalr stoma dengan jumlah stomata dan sel epidermis pada luas tertentu.
2) Struktur anatomi daun. Daun kadang - kadang memiliki alat tambahan
berupa lapisan kutikula yang tebaL adanya trikomata, letak stomata
tersembunyi yang dapat menghambat transpirasi.
3) Sel daun mempunyai potensial osmotik tinggi sehingga air tidak mudah
menguap. Misal cairan sel bersifat lendir pada tanaman kering.

b. Faktor luar atau lingkungan


1) Kelembaban udara. Kelembaban udara yang rendah akan membuat
perbedaan potensial air antara isi sel dan udara menjadi besar,
sehingga mempercepat penyerapan dan difusi uap air ke udara luar.

3
2) Temperatur. Kenaikan temperatur mempercepat transpirasi karena
mempercepat evaporasi dari permukaan sel mesofil. Di sisi lain
kenaikan temperatur akan menurunkan kelembaban.
3) Kecepatan angin. Angin akan memindahkan uap air dari permukaan
daun sehingga menurunkan kelembaban, mempercepat penguapan.
Bila angin kencang dan terus menerus, transpirasi berkurang akibat
stomata menutup.
4) Cahaya. Cahaya dapat mempengaruhi membukanya stomata dan
menaikkan-temperatur, sehingga transpirasi meningkat. Dalam hal ini
cahaya tidak berpengaruh langsung pada transpirasi.
5) Penyediaan air. Apabila air tanah sedikit, air pada sel menurun,
stomata menutup, transpirasi menurun.
6) Aktivitas Vital. Aktivitas vital adalah aktivitas suatu kehidupan
antara lain metabolisme yang menghasilkan energi, dapat
mempercepat transpirasi.

Ruang interseluler udara dalam daun mendekati keseimbangan dengan 


larutan dalam fibrill sel pada dinding sel. Hal ini berarti sel-sel hampir jenuh
dengan uap air, padahal banyaknya udara di luar daun hampir kering. Difusi dapat
terjadi jika ada jalur yang memungkinkan adanya ketahanan yang rendah.
Kebanyakan daun tertutup oleh epidermis yang berkutikula yang memiliki
resistansi (ketahanan) tinggi untuk terjadinya difusi air. Namun stomata memiliki
resistansi rendah ketika membuka dan uap air berdifusi ke luar melalui stomata. 
(Loveless, 1991) .

Jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung pada tingkat
kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang tebal memiliki
gradien yang lebih rendah, dan lapisan pembatas yang tipis memiliki gradien
yang lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas yang tebal
lebih lambat dari pada yang tipis. Angin membawa udara dekat ke daun dan
membuta pembatas lebih tipis. Hal ini menunjukkan mengapa laju transpirasi
pada tumbuhan lebih tinggi pada udara yang banyak hembusan angin.
( Khairunnisa,  2000 ) .

4
Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas,
penyerapan air tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, Ψw sel turun, Ψp
menurun, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman menurun. Sering
terjadi di daerah kering, perlu irigasi, meningkatkan lengas tanah, pada kisaran
layu tetap – kapasitas lapangan. ( Jumin, 1992 ) .

Cekaman kekeringan merupakan kondisi dimana kadar air tanah berada


pada kondisi yang minimum untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. 
Pengaruh cekaman kekeringan pada stadi vegetatif dapat mengurangi laju
pelebaran daun dan LAI pada tingkat perkembangan berikutnya. Cekaman air
yang parah dapat menyebabkan penutupan stomata, yang mengurangi
pengambilan karbondioksida dan produksi berat kering. Selama terjadi cekaman
kekeringan terjadi penurunan laju fotosintesis yang disebabkan oleh penutupan
stomata dan terjadinya penurunan transport elektron dan kapasitas fosforilasi
didalam kloroplas daun. ( Purwanto, 2010 ) .

Transpirasi yaitu proses terjadinya pengeluaran uap air dari dalam tubuh
tumbuhan yang dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan struktur dari tumbuhan itu
sendiri. Proses ini terjadi terutama melalui daun.

Pada percobaan berikut ini yang akan diamati adalah proses masuknya
air dengan adanya kemampuan daya hisap akar dan transpirasi baik pada benda
mati maupun benda hidup.

5
II. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut :
hari / tanggal : Jum’at / 18 Oktober 2013
waktu : Pukul 09.50 s.d 11.30 WIB
tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri Jakarta Kampus A

B. Alat dan Bahan


 Alat
- Gelas piala/botol selai - Tiang penyangga dan
- Kaca objek dan gelas klemnya
penutup - Timbangan
- Pisau silet yang tajam - Gunting
- Atmometer - Sumbat karet, tali
- Potometer - Kertas isap
- Higrometer - Penggaris

 Bahan
- Tanaman pacar air (Impatiens sp.)
- Tanaman perdu/herba yang berdaun kurang lebih 30 cm dari pucuk
- Air ledeng/air sumur
- Larutan eosin(dapat diganti larutan zat pewarna makanan)
- Vaselin/lilin cair

C. Cara Kerja
Kegiatan 1. Daya Hisap Akar (Impatiens Sp.)
(1) Menyediakan larutan eosin 0,1 % dalam gelas piala kurang lebih ½ penuh
(tidak perlu terlalu merah).
(2) Memasukkan tanaman Impatiens sp (pacar air) beserta akarnya yang sudah
dicuci terlebih dahulu, biarkan tanaman selaman kurang lebih 1 jam.
(3) Memperhatikan baik-baik perubahan warna pada bagian tertentu dari
tanaman tersebut.

6
(4) Memotong secara melintang batang yang mengalami perubahan warna
tersebut dan mengamatinya di bawah mikroskop.
(5) Menjelaskan apa yang terjadi dan membuat kesimpulan

Kegiatan 2. Menghitung Besarnya Penguapan pada Benda Mati


(1) Gunting kertas isap seluas bibir tabung bagian bawah atmometer.
(2) Isi 2 buah tabung atmometer penuh dengan air, kemudian masing-masing
tutup dengan kertas isap dan jepit dengan jepitan kawat.
(3) Kemudian gantung tabung tersebut ditempat yang terkena sinar matahari
dan satu lagi ditempat yang tidak terkena sinar matahari.
(4) Catat jumlah pergeseran air dalam tabung setiap 10 X pengamatan.
(5) Catat kelembaban udara disekitarnya dengan menggunakan hygrometer.

Kegiatan 3. Menghitung Besarnya Penguapan pada Benda Hidup


(1) Petik tanaman herbs yang berdaun, masukkan kedalam air.
(2) Siapkan photometer, isi alat tersebut dengan air sampai penuh (jangan
sampai ada gelembung udara) kemudian alat ditutup dengan sumbatnya.
(3) Potong ujung tangkai tanaman di dalam air kemudian masukkan/tanjapkan
tanaman ke alat pada bagian yang terbuka yang berujung.
(4) Kemudian olesi vaselin pada tiap persambungan alat tersebut, juga antara
tangkai tanaman dengan pipa karet.
(5) Buat percobaan pada tempat yang terkena sinar matahari dan di tempat
yang tidak terkena sinar matahari.
(6) Catat pergeseran air pada pipa/tabung setiap 10 menit selama 5 X
pengamatan, dan catat kelembaban udara di tempat pengamatan.
(7) Petik semua daun setelah selesai percobaan pdan timbang.
(8) Hitung luas daun yang melakukan penguapan dengan menggunakan rumus :
2 x a/b x 2 cm2
Keterangan a = Berat semua daun
b = Berat daun yang mempunyai luas 2 cm2
2 = jumlah permukaan daun yang menguap
(9) Dari ahsil yang diperoleh buat kesimpulan.

7
III. HASIL PENELITIAN

Kegiatan 1. Daya Hisap Akar (Impatiens Sp.)

Jaringan tumbuhan setelah


direndam selama 1 jam di larutan
eosin kemudian diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran
total 40X, terlihat bagian-bagian
dari jaringan tersebut yaitu :
1 1. Xylem (berwarna merah
karena larutan eosin)
2. Epidermis
2 3. Parenkim

3
Kegiatan 2. Menghitung Besarnya Penguapan pada Benda Mati
Penguapan didalam ruang tertutup (tanpa cahaya matahari)
Waktu/10 menit Jarak pergeseran(mL)
1 0,1Ml
2 0,1Ml
3 0,1mL
4 0,05Ml
5 0,05mL
6 0,1mL
7 0,05mL
Pengukuran kelembaban udara di dalam ruangan :
Basah : 270C
Kering : 310C
Kelembaban udara: 72%
Pada pengamatan di dalam ruangan penguapan berlangsung lambat . hal ini
dikarenakan di dalam ruangan, intensitas cahaya sangat rendah sehingga
menyebabkan tingkat kelembaban tinggi dan suhu ruang rendah sehingga
penguapan yang terjadi berlangsung lama.

8
Penguapan di luar ruangan (adanya cahaya matahari):
Waktu/10 menit Jarak pergeseran
(mL)
1 0,2mL
2 0,1mL
3 0,1mL
4 0,05mL
5 0,05mL
6 0,05mL
7 0,1mL

Pengukuran kelembaban udara di luar ruangan :


Basah : 260C
Kering : 310C
Kelembaban udara: 63%
Pada pengamatan di luar ruangan (terdapat cahaya matahari) proses
penguapan berlangsung relatif cepat . karena di luar ruangan intensitas cahaya
relatif tinggi yang menyebabkan kelembaban udara rendah dan suhu tinggi
sehingga proses penguapan berlangsung cepat .

Kegiatan 3. Menghitung Besarnya Penguapan pada Benda Hidup


Kami tidak melakukan percobaan untuk menghitung besarnya penguapan pada
benda hidup dikarenakan tidak tersedianya bahan untuk melaksanakan percobaan
tersebut. Selain itu juga dikarenakan kurang waktu untuk mengamati percobaan
tersebut.

9
IV. PEMBAHASAN

Kegiatan 1. Daya Hisap Akar (Impatiens Sp.)


Pada percobaan ini setelah batang tanaman pacar air direndam dalam larutan
eosin selama 1 jam terjadi perubahan warna pada batang tersebut. Batang tersebut
kemudian dipotong secara melintang dan diamati di bawah mikroskop untuk
mengetahui di bagian manakah dalam batang, warna tersebut membekas. Ternyata
bekas warna dari larutan eosin dapat dilihat pada bagian xylem batang tumbuhan
tersebut. Hal ini membuktikan adanya pengangkutan air pada bagian xylem tersebut.
Selain itu, juga dapat dilihat adanya bekas warna pada bagian pinggir yaitu jaringan
epidermis. Jadi, pada daya hisap akar ini terjadi dua macam pengangkutan air yaitu
secara ekstravaskuler dan intravaskuler.
Ekstravaskuler terjadi di luar jaringan pembuluh yaitu secara horizontal dari
epidermis menuju bagian tengah yaitu xylem (jaringan pembuluh). Pada xylem terjadi
pengangkutan secara intravaskuler (melalui jaringan pembuluh) di mana melalui
xylem ini air akan dihantarkan menuju ke atas batang secara vertikal. Di xylem
terdapat pipa trakeid yang berfungsi untuk mengangkut zat air dari akar. Ketika air
masuk ada air yang berikatan dengan dinding-dinding xylem (adesi) dan ada yang
berikatan antara air dengan air (kohesi). Ikatan antara kohesi dan adesi ini
mengakibatkan adanya tarikan sehingga air dapat bergerak ke atas.
Dari percoabaan ini dapat diambil beberapa kesimmpulan yaitu :Pengangkutan
air pada tanaman terjadi melalui dua cara yaitu secara ekstravaskuler dan
intravaskuler. Pengangkutan air secara ekstravaskuler terjadi di luar jaringan
pembuluh secara horizontal melalui epidermis menuju bagian tengah yaitu xylem
sedangkan pengangkutan air secara intravaskuler terjadi di dalam jaringan pembuluh
yaitu xylem secara vertikal. Daya hisap akar belangsung secara osmosis
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya hisap akar yaitu bentuk akar, ukuran
akar, besarnya batang, banyaknya kandungan air dalam tanah serta transpirasi.

10
Kegiatan 2. Menghitung Besarnya Penguapan pada Benda Mati
Pada percobaan ini, pengamatan dilakukan di dua tempat yang berbeda
sehingga menghasilkan hasil yang berbeda juga. Pada saat tabung berisi air dengan
penuh diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari dengan kelembaban udara =
63 %, terjadi penguapan air yang cepat di dalam tabung atmometernya setelah 10
menit berlalu dan teru berkurang sampai menit ke 70. Pada saat tabung yang berbeda
dengan terisi air yang penuh digantungkan ditempat yang tidak terkena sinar matahari
dengan kelembaban udara = 72 %, terjadi penguapan air dengan lambat di dalam
tabung atmometer.
Sesuai dengan data dari hasil pengamatan, pengurangan air yang berbeda ini
terjadi dikarenakan tabung atmometer ini diletakkan di tempat yang berbeda nilai
kelembabannya. Ditempat yang terkena sinar matahari, nilai kelembaban udaranya
lebih kecil dibandingkan dengan kelembaban udara yang ada di tempat yang tidak
terkena sinar matahari. Padahal, laju penguapan airnya lebih cepat di tempat yang
terkena sinar matahari dibandingkan dengan tabung atmometer yang berada di tempat
yang tidak tekena sinar matahari. Hal ini membuktikan bahwa semakin rendahnya
kelembaban udara di lingkungan sekitarnya, maka membuat proses penguapan yang
terjadi semakin berjalan dengan cepat.
Sehingga, percobaan ini telah membuktikan teori yang telah dijelaskan diatas
dimana, salah satu faktor dari penguapan air adalah kelembaban udara. Yang mana,
apabila kelembaban udara di lingkungan sekitar suatu benda rendah maka membuat
proses penguapan air dari benda tersebut menjadi cepat. Sehingga, semakin rendah
nilai kelembaban udara suatu lingkungan, semakin cepat laju penguapan air terjadi.
Dan sebaliknya, semakin tinggi nilai kelembaban udara di lingkungan, semakin
lambat laju penguapan air yang terjadi.
Selain factor kelembaban udara, proses penguapan dan transpirasi tumbuhan
terjadi karena dari factor struktur daunnya (ukuran dan jumlah stomata, anatomi daun,
dan sel daun memiliki potensial osmotik tinggi) dan factor lingkungan atau luarnya
(kelembaban udara, temperature, kecepatan angina, cahaya, penyediaan air dan
aktivitas vital (metabolisme).

11
V. KESIMPULAN

1. Akar memiliki kemampuan untuk menghisap air didalam tanah yang belangsung
secara osmosis, dimana yang menghisap air adalah xylem yang merupakan
pembuluh pengangkut yang ada pada tumbuhan yang berfungsi membawa air dan
zat hara yang ada di dalam tanah.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya hisap akar suatu tumbuhan adalah bentuk
akar, ukuran akar, besarnya batang, banyaknya kandungan air dalam tanah serta
transpirasi.
3. Transpirasi pada hakikatnya adalah penguapan. Transpirasi dapat diartikan
sebagai hilangnya air dalam bentuk uap air dari dalam jaringan tubuh. Secara
umum yang dimaksud penguapan adalah suatu proses pergerakan molekul-
molekul zat cair dari permukaan zat cair tersebut ke udara bebas. Hilangnya air
dari tubuh tumbuhan sebagian besar melalui permukaan daun disebut transpirasi.
4. Proses penguapan dan transpirasi tumbuhan terjadi karena dari factor struktur
daunnya (ukuran dan jumlah stomata, anatomi daun, dan sel daun memiliki
potensial osmotik tinggi) dan factor lingkungan atau luarnya (kelembaban udara,
temperature, kecepatan angina, cahaya, penyediaan air dan aktivitas vital
(metabolisme).

12
VI. LAMPIRAN PERTANYAAN

1) Sebutkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya penguapan?


Jawab ;
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penguapan (transpirasi) di bagi 2
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi besar
kecilnya daun, tebal tipsinya daun, berlapisnya lilin atau tidak pada permukaan
daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun, banyaknya stomata, bentuk dan
lokasi stomata, (bentuk serta distribusi stomata, membuka dan menutupnya
stomata). Sedangkan faktor eksternal meliputi sinar matahari, temperatur,
kelembaban udara, kecepatan angin, dan keadaan air dalam tanah.

2) Bagian manakah dari suatu tanaman yang melakukan penguapan? Jelaskan.


Jawab :
Stomata, stomata memainkan peran utama dalam melakukan penguapan
(transpirasi). Stomata memiliki 2 sel penjaga yang bertanggung jawab untuk
pembukaan dan penutupan stomata. Pada siang hari stomata melepaskan oksigen
ke atmosfer. Sebagai impeknya, atmosfer menyediakan karbon dioksida kepada
tumbuhan untuk proses fotosintesis. Jumlah stomata bervariasi pada setiap
tumbuhan. Tumbuhan yang hidup di daerah kering mungkin memiliki stomata
lebih sedikit untuk menghindari transpirasi berlebih.

3) Apa saja yang harus dilakukan untuk mengurangi laju dari penguapan?
Jawab :
Pangkas daun pada tumbuhan yang mengalami penguapan (transpirasi),
tinggalkan beberapa daun, dan upayakan akar tanaman tidak tergenang air.

13
VII. DAFTAR PUSTAKA

Alisbury. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Bandung: ITB.


Campbell, Neil A.2008.Biology.Jakarta.Erlangga.
Devlin. 1983. Plant Phisiology. Boston: Williard grant press.
Gardner. 1991. Fisiologi Tanamanan Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Jumin. 1992. Ekologi Tanaman suatu Pendekatan Fisiologi. Jakarta: Rajawali Press.
Kashiwagi. 2006. Relationships between Transpiration Efficiency and Carbon Isotope
Discrimination in Chickpea (C. arietinum L). SAT eJournal
ejournal.icrisat.org. ( Vol 2 ) ( Hal 1 ).
Khairunnisa. 2000. Tanggapan Tanaman Terhadap Kekurangan Air. Medan: Fakultas
Pertanian USU.
Lakitan. 2007. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Loveless. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 1. Jakarta:
PT Gramedia.
Michael. 1964. General Phisiology Kogasuma. Tokyo: Company.
Purwanto. 2010. Kajian Fisiologi Tanaman Kedelai Pada Kondisi Cekaman
Kekeringan Dan Berbagai Kepadatan Gulma Teki. Journal Staf Pengajar
Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto. Korespondensi :
purwanto_msc@yahoo.com. Agrosains ( Vol 12).

14

Anda mungkin juga menyukai