Anda di halaman 1dari 3

Daya Hisap Daun

Penyerapan air karena transpirasi sama pada semua spesies tumbuhan, mengindikasikan
bahwa tidak ada perbedaan karakteristik antara spesies kayu, herba, dalam hal ini. Tanaman
bunga matahari dan stek berakar willow, tumbuh dalam larutan nutrisi, berperilaku seperti
tanaman berakar dalam tanah, transpirasi sering melebihi penyerapan di siang hari, sementara
penyerapan melebihi transpirasi pada malam hari. Kenyataan bahwa perubahan tingkat
transpirasi mendahului perubahan tingkat penyerapan menunjukkan bahwa dalam kondisi
pertumbuhan biasa, laju penyerapan air ditentukan terutama oleh tingkat kehilangan air.
Penyerapan balik hasil transpirasi mungkin sebagai respon perubahan kondisi lingkungan, tetapi
tidak meningkatkan penyerapan hingga efek dari kejenuhan defisit menyebabkan pada daun oleh
transpirasi ditransmisikan ke akar ( Kramer J. Paul. American Journal of Botany : 2010 )
Penyerapan air oleh tumbuhan dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar
(lingkungan).meskipun faktor lingkungan di atmosfer juga mempengaruhi, tetapi perannya
dikalahkan oleh faktor tanah.
Faktor dalam (internal) yaitu :
1. Kecepatan transpirasi :
Penyerapan air hampir setara dengan transpirasi (penguapan lewat daun) bila
penyediaan air tanah cukup. Hal ini terjadi karena adanya transpirasi menyebabkan daya
hisap daun sebagai akibat kohesi yang diteruskan lewat system hidrostatik pada xilem.
Kecepatan transpirasi antara lain ditentukan oleh banyaknya stomata dan keadaan
permukaan daun.
2. Sistem perakaran
Berbagai tumbuhan menunjukkan perakaran yang berbeda, baik pada
pertumbuhan maupun kemampuannya menembus tanah. Karena penyerapan terutama
berlangsung di bulu akar, maka jumlah bulu akar yang terutama terjadi akibat
percabangan akar, menentukan penyerapan. Tumbuhan yang mempunyai akar dengan
perakaran yang sempit disebut mempunyai perakaran intensif. Sebaliknya yang akarnya
sedikit tetapi tumbuhan memanjang dan masuk jauh kedalam tanah disebut perakaran
ekstensif.
3. Pertumbuhan pucuk
Bila bagian pucuk tumbuh baik, akan memerlukan banyak air, menyebabkan daya
serap bertambah.
4. Metabolisme
Karena penyerapan memerlukan tenaga metabolisme, maka kecepatan
metabolisme terutama respirasi akan menentukan besarnya penyerapan. Metabolisme
yang juga memungkinkan pertumbuhan akar lebih baik, sehingga makin banyak cabang
akar/buluh akar yang terbentuk.

Faktor luar yaitu :


1. Ketersediaan air tanah : tumbuhan dapat menyerap air tanah bila kandungan air tanah terletak
antara kapasitas lapang, penyerapan akan terhambat karena akar berada dalam lingkungan
anaerob.
2. Konsentrasi/potensial osmotic air tanah : karena ke dalam air tanah terlarut berbagai ion dan
molekul maka potensial osmotiknya akan berubah bila yang larut berkurang atau bertambah. Bila
ion atau molekul yang larut terlalu banyak sehingga potensial osmotiknya terlalu tinggi,
tumbuhan halofit mampu menyerap air dari larutan dengan potensial osmotic yang lebih besar
dari tumbuhan halofit.
3. Temperatur tanah : temperatur berhubungan terhadap penyerapan melalui berbagai cara yaitu
bia temperature rendah, air menjadi lebih kental sehingga sukar bergerak, perbilitas plasma
berkurang dan pertumbuhan akar terhambat.
4. Aerasi : aerasi yang tidak baik menghambat respirasi aerob sehingga energi untuk penyerapan
berkurang. Bila respirasi anaerob terjadi, hasil akhir berupa alcohol yang dapat melarutkan
lipoprotein membrane plasma sehingga akar busuk. Aerasi yang jelek juga menyebabkan kadar
CO2 naik, pH larutan tanah turun, kekentalan protoplasma naik dan permeabilitas akar terhadap
air berkurang. (Lakitan, 1993)
Daya hisap daun adalah timbulnya tarikan terhadap air yang ada pada sel – sel di
bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju kebawah sampaike
seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke
daun. Daya hisap daun mempunyai peranan penting sehingga air tanah dapat naik ke atas.
Beberapa faktor yang mempengaruhi daya hisap daun antara lain: terang teduhnya cahaya /
intensitas cahaya, banyak sedikitnya daun, kelembaban udara, dan cukupnya air tanah. Air
bergerak secara vertikal melalui pembuluh xilem melawan grafitasi. Beberapa teori yang
menjelaskan kenaikan air dari akar ke daun yaitu :
1. Teori Vital
Di dalam tubuh tanaman, maka xilem merupakan pipa-pipa yang satu sama lain
berhubungan, meskipun tidak selalu secara langsung.Di dalam pipa-¬pipa kapiler itu air naik dari
akar ke ujung batting menentang gaya berat dan disamping it harus pula mengatasi gesekan dari
dinding pipa. Teori vital menyatakan, bahwa perjalanan air semacam itu hanya dapat terlaksana
karena pertolongan sel-sel hidup, dalam hal ini ialah sel-sel parenkim kayu, dan sel-sel jari
empulur yang ada di sekitar xilem.
2. Tekanan Akar
Tekanan akar tampak pada sebagian besar tumbuhan, tapi ini terjadi jika tanah cukup
lembab, dan bila kelembaban udara tinggi, artinya ketika transpirasi sangat rendah.Tetesan air
akan terlihat dari hidatoda pada ujung atau tepi daun rerumputan atau daun arbei. Fenomena itu
disehut gutasi.Jika tumbuhan ditempatkan dalam kondisi atmosfer yang cukup kering, atau di
tanah yang berkelembaban rendah, atau sekaligus dalam kedua keadaan tersebu, maka takanan
akar tidak muncul scbab air dalam batangnya herada di bawah tegangan dan bukan di bawah
takanan.
3. Hukum Kapilaritas
Pembuluh xilem dapat dipandang sebagai pembuluh kapiler sehingga air naik didalamnya
sebagai akibat dari gaya adhesi anatara dinding xylem dengan molekul air. Kapilaritas
merupakan intcraksi antara permukaan-singgung dari suatu bahan cair dan bahan padat, schinnga
permukaan zat cair tersebut berubah bentuk, dari datar manjadi agak mengkerut. Kapilaritas
menyebabkan naiknya cairan ke dalam tabung yang sempit, yang terjadi karena zat cair tersebut
membasahi dinding tabung (dengan daya adhesi) lalu tertarik ke atas. Pembuluh xilem dapat
dipandang sebagai pembuluh kapiler sehingga air naik di dalamnya sebagai akibat dari adhesi
antar dinding xilem dan molekul air.
4. Teori Kohesi
Molekul air letaknya berderet-deret mulai dari dalam tanah (sistem perakaran) sampai
daun, jika molekul air dari dalam daun meloncat keluar karena transpirasi maka tempat yang
kosong tadi segera diisi oleh molekul air di bawahnya. Demikian seterusnya hingga molekul air
yang tepat berada diluar bulu akar mendapat kesempatan untuk masuk kedalam sel akar.

Daftar Pustaka
Lakitan, 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia: Jakarta
Kramer, J. Paul. 2010. The relation between Rate Of Transpiration and Rate Of Absorbtion of
Water in Plants. American Journal of Botany

Anda mungkin juga menyukai