PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupan tumbuhan.
Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi
(ketidaktepatan) tergantung pada kecepatan proses masuknya air ke dalam tubuh
tumbuhan, kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses
hilangnya air dari tubuh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa
cairan dan uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat
berbentuk uap atau gas ke udara di sekitar tubuh tumbuhan dinamakan transpirasi.
Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara
luar, yaitu luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah,
dan bahkan akar.
Cepat lambatnya proses transpirasi ditentukan oleh faktor-faktor yang mampu merubah
wujud air sebagai cairan ke wujud air sebagai uap atau gas dan faktor-faktor yang
mampu menyebabkan pergerakan uap atau gas. Faktor-faktor tersebut meliputi suhu,
cahaya, kelembaban udara, dan angina. Di samping itu luas permukaan jaringan
epidermis atau luka tempat proses transpirasi berlangsung juga ikut berperan.
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi,
juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar matahari.
Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas matahari karena
melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu
menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan
1
terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan
hidup tanaman dapat terus terjamin.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
jurnal transpirasi tumbuhan pdf - Google Cendekia
3
2. Transpirasi Stomata
Transpirasi Stomata adalah sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara
sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel
mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang
antar sel. Uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke
atmosfer diluar. Sehingga penguapan membuat ruang-ruang itu jenuh uap air. Jika
stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu
sendiri sama-sama lembab.
3. Transpirasi Lentikuler
Transpirasi lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang disusun
lepas yang dikenal sebagai alat komplementer, uap air yang hilang melalui
jaringan ini sebesar 0,1 % dari total transpirasi.2
2
Neil A Campbell & B. Reece Jane. (Biologi, Edisi ke 8 jilid 2)
4
2.3 Mekanisme Transpirasi Tumbuhan
Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam
daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun melibatkan kekuatan untuk
menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari system
pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar.
Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi
pergerakannya .
a. Difusi dan Transpor Aktif Zat Terlarut
Difusi melintasi membran disebut transport pasif karena terjadi tanpa penggunaan
energy metabolik secara langsung oleh sel. Transpor aktif adalah pemompaan zat
terlarut melintasi membran melawan gradient elektrokimiawi zat tersebut. Proses ini
disebut karena sel harus menggunakan energy, biasanya dalam bentuk ATP.
Sebagian zat terlarut tidak bisa berdifusi melintasi lapisan ganda fosfolipid
membran secara langsung. Sebagai gantinya, mereka harusmelewati protein
transpor yang tertanam didalam membran. Protein transpor yang terlibat dalam
transport aktif memerlukan energy agar berfungsi.
b. Difusi air
Tumbuhan harus menyeimbangkan absorpsi dan kehilangan air. Absorpsi atau
kehilangan air suatu sel melalui osmosis, difusi air melintasi suatu membrane
tekanan fisik dinding sel yang mendorong kembali melawan protoplas yang
mengembang. Efek gabungan dari konsentrasi zat terlarut dan tekanan fisik
disatukan kedalam suatu kuantitas yang disebut potensial air. Potensial air
menentukan arah pergerakan air.
Gagasan utama yang harus dilihat adalah aie/bebas air yang tidak terikat pada zat
terlarut atau permukaan/bergerak dari daerah yang memiliki potensial air lebih
tinggi menuju kedaerah yang rendah jika tidak ada yang merintangi alirannya.
Contohnya pada sel tumbuhan yang direndam dalam larutan yang memiliki
potensial air lebih tinggi daripada sel, air akan bergerak kedalam sel saat bergerak,
air dapat melakukan kerja, misalnya ekspansi sel , kapasitas air saat melakukan
kerja ketika ia bergerak dari daerah potensial air tinggi menuju daerah potensial
renddah.
5
c. Absorpsi air dan mineral oleh sel-sel akar
Sel-sel di dekat ujung akar adalah yang paling penting karena sebagian besar absorpsi
air dan mineral terjadi disana. Di wilayah ini, sel-sel epidermis permeable terhadap air
dan terdiferensiasi menjadi rambut-rambut akar, yaitu sel-sel yang termodifikasi yang
melakukan sebagian besar penyerapan air pada akar. Rambut-rambut akar menyerap
larutan tanah, yang terjadi dari molekul-molekul air dan ion-ion mineral terlarut yang
tidak terikat erat ke partikel-partiket tanah. Larutan tanah mengalir ke dalam dinding
hidrofil sel-sel epidermis dan lewat dengan bebas di sepanjang dinding-dinding sel
dan ruang-ruang ekstrakulikuler menuju ke korteks akar. Aliran ini meningkatkan
paparan sel-sel korteks terhadap larutan tanah. Sehingga menyediakan area
permukaan membrane yang lebih besar untuk absorpsi daripada area permukaan
epidermis saja. Walaupun larutan tanh biasanya memiliki konsentrasi mineral yang
rendah, transport aktif memungkinkan akar mengakumulasikan mineral-mineral
esensial seperti kalium, sehingga konsentrasi di akar mencapai ratusan kali lebih
tinggi daripada dalam tanah.
3
Tanjung Indayana Febriani dan Enni Halimatussa’diyah,Biologi Umum.(Medan.2017) hal 104-108
6
kemudian berubah menjadi biru pucat dan menjadi merah jambu apabila menyerap
air.
Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada permukaan daun dan ditutup
dengan gelas preparat. Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna itulah yang
dijadikan ukuran laju transpirasi.
2. Potometer
Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, dengan asumsi
bahwa bila air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil
dengan jumlah air yang dikeluarkan itu sama.
Pengumpulan uap air yang ditranspirasi
Tumbuhan dikurung dalam sebuah bejana tembus cahaya sehingga uap air yang
ditranspirasi dapat dipisahkan.
Penimbangan langsung
Pengukuran dari tumbuhan yang ada didalam pot yang telah diatur sedemikian
rupa sehingga evaporasi dari pot dan permukaan tanah dapat dicegah.
Kehilangan air ini dapat ditaksir untuk jangka waktu tertentu dengan
penimbangan langsung.
7
Kerugian Transpirasi, yaitu :
Jika tanah cukup mengandung air, laju transpirasi yang tinggi dalam jangka waktu yang
pendek, tidak akan menimbulkan kerusakan yang berarti pada tumbuhan. Tetapi, jika
kehilangan air berlangsung terus melalui absorpsi, pengaruh transpurasi yang
merugikan akan kelihatan dengan layunya daun.
Kelayuan tumbuhan diatas tanah digolongkan sebagai layu sementara dan layu
permanen. Layu permanen terjadi akibat kelebihan transpirasi dari absorpsi yang
bersifat sementara, tumbuhan segar kembali setelah laju transpirasi menurun dan daun
yang layu pada siang hari akan segar kembali pada malam hari.
Layu sementara yang berulang-ulang akan menimbulkan pengaruh yang merugikan
pada metabolisme tumbuhan dan tumbuhan yang sering mengalami kelayuan akan
tertekan pertumbuhannya. Kekurangan air dapat menyebabkan terhambatnya laju
pertumbuhan jaringan muda khususnya pada proses pembelahan dan pembesaran sel.
Penghambatan laju pertumbuhan dapat mengakibatkan menurunnya penggunaan
makanan oleh jaringan yang sedang tumbuh dan terjadinya penimbunan karbohidrat
8
Kebutuhan pengambilan CO2 dan retensi air
Faktor-faktor luar yang mempengaruhi transpirasi :
Sinar matahari : sinar matahari menyebabkan membukanya stomata dan gelap
menyebabkan menutupnya stomata jadi banyak sinar mempercepat transpirasi
Temperatur : pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau
dari sudut lain yaitu di dalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun
dan diluar daun, kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun.
Kelembapan udara
Angin
Keadaan air di dalam tanah
Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem
Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kodisi optimal
Sebagian salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu
ALUR TRANSPIRASI
9
Efek-Efek Transpirasi pada Kelayuan dan Suhu Daun
Asalkan bagian besar stomata tetap terbuka, transpirasi paling banyak terjadi pada
hari yang cerah, hangat, kering dan berangin karena faktor-faktor lingkungan ini
meningkatkan evaporasi. Jika transpirasi tidak dapat menarik cukup air ke daun, tunas
menjadi agak layu saat sel-sel kehilangan sel-sel turgor. Walaupun tumbuhan
merespon tekana kekeringan ringan semacam gurun menghindari kekeringan dengan
menyelesaikan siklus hidupnya yang pendek selam musim hujan yang singkat.4
B. Adaptasi Anatomis
contohnya tanaman rumput yang memiliki anatomi daun yang spesifik, mengikat
CO2. Stomata tanaman menutup disiang hari untuk mengurangi kehilangan air dari
transpirasi.
C. Adaptasi Biokimia
Adaptasi biokimia bertujuan untuk melindungi sel dan jaringan dari kerusakan dan
kematian selama keadaan kering yang berat. Contohnya biji tanaman spesies
ephemeral mengandung cukup air untuk perkecambahan.
4
Neil A Campbell & B. Reece Jane. (Biologi, Edisi ke 8 jilid 2)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui stomata. Transpirasi merupakan penguapan berupa uap H2O
dan CO2, terjadi pada siang hari saat panas. Peristiwa perubahan air menjadi uap, yang
naik ke udara melalui jaringan hidup tumbuh-tumbuhan, yaitu yang biasa melalui
stomata daun, lentisel dan kutikula.
3.2 Saran
Dengan mengangkat judul makalah mengenai Transpirasi, kami berharap para pembaca
mampu memahami lebih lanjut mengenai Transpirasi terutama mengenai Alur
Transpirasi tersebut serta manfaatnya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan
penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyusunan makalah yang akan datang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Febriyani Tanjung I & Halimatussa’diyah E. 2017. BiologI Umum. Medan : Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan
Campbell Neil A & Jane B. Reece. 2008 Biologi. Edisi ke 8, jilid 2. Jakarta : Erlangga
12