Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ricko Rachmadillah Sirait

NIM : 2006541174
Kelas : F
Tugas Terstruktur 4

Perana Mikrobia dalam Penyerapan Hara Mineral Bagi Tanaman


(Peranan Rhizobium)

Menurut Hirsch et al., (2001) dalam Armiadi (2009), bakteri Rhizobium merupakan
salah satu jenis jasad mikro yang hidup bersimbiosis dengan tanaman leguminosa dan
berfungsi menambat nitrogen secara hayati mulai diperkenalkan pada tahun 1888 oleh
Hellriegel dan Wilfarth. Bakteri Rhizobium ialah sebuah kelompok bakteri yang
berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman. Rhizobium merupakan mikroba yang
bersifat heterotrof dan tumbuh baik pada temperature 25C sampai 30C. Kelompok bakteri
ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar didalamnya (Rao, 1994) dan
Novriani (2011) menambahkan bahwa Rhizobium merupakan kelompok bakteri
berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman kedelai. Inokulasi Rhizobium ialah
penambahan bakteri yang dapat meningkatkan N dari udara dan bersimbiosis dengan
tanaman kacang- kacangan. Inokulasi bakteri dapat dijadikan sebagai alternatif sebagai pupuk
hayati untuk mengurangi penggunaan pupuk N kimia (Adisarwanto dan Wudianto, 1999).
Inokulasi Rhizobium perlu dilakukan pada tanah atau benih sebelum dilakukan penanaman.
Tujuan dari inokulasi Rhizobium ialah untuk menyediakan strain Rhizobium yang sesuai
pada penanamansuatu jenis leguminoceae, karena kehadiran Rhizobium yang sesuai
merupakan syaratutama untuk menjamin terbentuknya bintilakar yang efektif dan hal ini
dapat dicapaijika faktor-faktor dalam tanah danlingkungan turut mendukung. Tanpa tanaman
legum Rhizobium tidak dapat memfiksasi nitrogen, sebaliknya tanpa Rhizobium tanaman
legum juga tidak dapat memfiksasi nitrogen. Nitrogen difiksasi dinodul dan hanya terjadi jika
ada hubungansimbiotik antara bakteri dengan tanaman legum. Simbiosis antara Rhizobium
denganakar tanaman legum akan menghasilkan organ penambat nitrogen yaitu bintil akar
(Purwaningsih et al., 2012). Dalam penelitian Surtiningsih et al., (2009) mengemukakan
bahwa campuran Rhizobium menunjukkan menunjukkan hasil yang lebih baik jika
dibandingkan dengan kontrol (tanpa diberi bakteri Rhizobium) baik untuk pertumbuhan
maupun produksi berat kering biji kedelai.
Goeswono Soepardi (1983) menyatakan, keuntungan menggunakan inokulan
Rhizobium pada tanaman legum antara lain adalah dari sebagian N yang ditambat tetap
berada dalam akar, dan ketika bintil akar yang terlepas kedalam tanah nitrogen tersebut akan
dimanfaatkan oleh mikroorganisme lain dan berakhir dalam bentuk ammonium dan nitrat.
Apabila jasad tersebut mati maka akan terjadi pelapukan, amonifikasi dan nitrifikasi,
sehingga sebagian N yang ditambat dari udara menjadi tersedia bagi tumbuhan itu sendiri dan
tumbuhan lain disekitarnya. Menurut hasil penelitian Majid MahmoodTahir, M. Kaleem
Abbasi, dan Nasir Rahim(2009), pemberian Rhizobium mempengaruhi perbanyakan bintil
akar hingga 30% dan bintil akar dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman
legum. Dan didukung oleh hasil penelitian Saraswati dkk. (1996), bahwa pemberian
Rhizobium dapat meningkatkan bobot kering, serapan unsur hara N dan P tanamam, serta
hasil biji kering pada tanaman kedelai. Pemberian bakteri Rhizobium mampu menekan
kebutuhan pupuk N dan P sekitar 40-50% dari dosis rekomendasi 25 kg urea, 100 kgTSP, dan
100 kg KCl per hektar menjadi 0 kg urea, 50 kg TSP dan 100 kg KCl per hektar.
Penggunaan Rhizobium merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman
secara alami, dengan memanfaatkan mikroorganisme hidup ke dalam tanah sebagai inokulan
untuk membantu tanaman memfasilitasi atau menyediakan unsur hara tertentu bagi tanaman
yaitu unsur Nitrogen (Novriani,2011). Penggunaan Rhizobium sebagai pupuk hayati dapat
menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan Nitrogen terhadap tanaman kacang-kacangan,
sehingga akan mengurangi penggunaan pupuk kimia(Mulyadi, 2012).

Keuntungan Menggunakan Rhizobium


Penggunaan bakteri rhizobium pada tanaman kedelai mempunyai beberapa
keuntungan. Simbiosis bakteri Rhizobium dengan tanaman kedelai mampu meningkatkan
ketersedian unsur hara melalui penambatan unsur Nitrogen dari udara oleh bakteri
Rhizobium.  Karena bakteri ini bersimbiosis mutualisme dengan tanaman kedelai,
penggunaan bakteri ini tidak mempunyai bahaya atau efek sampingan. Efisiensi penggunaan
Rhizobium dapat  ditingkatkan sehingga bahaya pencemaran lingkungan oleh pupuk buatan
dapat dihindari.
Aplikasi penggunaan Rhizobium ini membutuhkan biaya yang relatif murah karena
penerapannya cukup sekali pada awal tanam. Dan apabila lahan tersebut akan ditanami lagi
dengan tanaman kedelai, lahan tersebut tidak perlu lagi diinokulasi dengan Rhizobium karena
Rhizobium sudah tersedia di tanah dari bekas tanaman sebelumnya. Teknologinya atau
penerapan Rhizobium relatif mudah dan sederhana, yaitu cukup mencampurkan biakan
Rhizobium dengan biji kedelai sebelum biji tersebut ditanam.

Review Video Peranan Bakteri Rhizobium

Jamur, bakteri, dan alga mampu menambat hara untuk meningkatkan kesuburan tanah
dan menghasilkan hormone tumbuh. Dengan demikian, di bidang pertanian dikembangkan
teknologi pemupukan (pupuk hayati) dengan pemanfaatan jasad renik. Sehingga pupuk hayati
memiliki prospek yang cukup tinggi ada masa mendatang. Pemanfaatan Rhizobium untuk
pemupukan hayati ini mampu meningkatkan efisiensi pemupukan nitrogen.
Bakteri rhizobium ini apabla bersimbiosis
dengan tanaman legm maka akan menginfeksi akar
tanaman, sehingga membentuk bintil akar atau nodul.
Bintil-bintil akar akan melepaskan senyawa nitrogen
organic ke dalam tanah, sehingga menambah
kesuburan tanah.
Bakteri rhizobium ini berperan dalam siklus
nitrogen. Proses diawali dari protein hewani dan nabati dari organisme yang telah mati yang
akan didekomposisi oleh bakteri. Jadi asam amino akan diubah menjadi ammonium,
kemudian menjadi nitrit dan pada akhirnya menjadi nitrat. Proses tersebut dilakukan oleh
bakteri nitrifikasi dan amonifikasi, Nitrogen yang ada pada udara bebas akan difiksasi oleh
bakteri yang ada di akar tanaman, Bakteri tersebut yaitu Rhizobium. Adapun manfaat dari
Rhizobium dalam bidang pertanian yaitu :
1. Pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah. Rhizobium membantu dalam siklus
nitrogen.
2. Pemeliharaan kesehatan tanah. Memanfaatkan mikroba untuk menekan OPT dan
menyerap senyawa toxic terhadap makhluk hidup (bioremidiasi).
3. Memacu pertumbuhan tanaman.
Bentuk bakteri pemfiksasi nitrogen di dalam tanah. Pada akar tanaman legum,
terdapat Rhizobium yang menempel pada akar melalui senyawa yang dikeluarkan akar
tanaman tersebut yaitu senyawa flavonoid yang dapat merangsang bakteri untuk mendekat ke
akar tanaman, kemudian menempel pada akar. Setelah menempel, bakter akan memberikan
nutrisi berupa proses fiksasi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada tanaman-tanaman
pertanian, yang dapat meningkatkan 100-300 kg nitrogen per hektar.

Sumber Bacaan :

Ratna, Rizky, dkk. 2015. “ Pengaruh Penggunaan Rrhizobium dan Penambahan Mulsa
Organuk Jerami Padi pada Tanaman Kedelai Hitam (Glycine max (L) Merril)
Varietas Detam 1”. Tersedia dalam : https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:usmg2LOKk_oJ:https://media.neliti.com/media/publications/130865-ID-
none.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=id . (Diakses pada tanggal 04 Mei 2021)

Hendrita, Tritune, dkk. 2013. “Pengaruh Jenis Inokulan dan Pupuk Fosfor Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah rachis hypogaea L.) Kultivar Kelinci
“. Tersedia dalam : https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:Y_aQJWjNhHwJ:https://core.ac.uk/download/pdf/
236928008.pdf+&cd=2&hl=en&ct=clnk&gl=id . (Diakses pada tanggal 04 Mei 2021)
Naura, Ajeng, dkk. 2016. “Pemanfaatan Bakteri Rhizobium Leguminosarium sebagai
Biofertilizer “. https://www.youtube.com/watch?
v=puoSSAcaWLE&list=WL&index=398 . (Diakses pada tanggal 04 Mei 2021)

Anda mungkin juga menyukai