Nutrisi Tanaman
Dosen Pengajar.
Oleh
NIM. 2006541174
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Makalah ini berjudul “Diagnosis Defisiensi dan Toksisiats Hara Mineral pada
Tanaman dengan Analisis Jaringan" ditujukan untuk memenuhi tugas individu matakuliah nutrisi
tanaman dengan dosen pengajar Bapak Ir. I Wayan Wiraatmaja, MP..
Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi. Harapan saya semoga makalah ini bisa
menambah wawasan para pembaca.
Akhir kata, saya sampaikan terimakasih dan mohon maaf jika terdapat kesalahan
penulisan yang mungkin dapat menyinggung pihak-pihak tertentu. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.............................................................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................................................ii
Bab I.............................................................................................................................................................3
Pendahuluan...............................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................3
1.3 Tujuan................................................................................................................................................3
Bab II............................................................................................................................................................5
Pembahasan................................................................................................................................................5
2.1 Diagnosis Berdasarkan Analisis Jaringan............................................................................................5
2.2 Tahapan Analisis Kandungan Hara Mineral Dalam Tanaman Dengan Analislis Jaringan pada Daun
Jagung......................................................................................................................................................6
2.3 Alasan Diperlukanya Pemberian Pupuk N,P, da K pada Tanaman Jagung..........................................7
2.4 Pertumbuhan Dan Perambahan Berat Kering Tanaman Jagung........................................................8
Bab III...........................................................................................................................................................9
Penutup.......................................................................................................................................................9
3.1 Simpulan............................................................................................................................................9
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................10
ii
Bab I
Pendahuluan
1.3 Tujuan
Berdasarkan masalah-masalah yang dirumuskan, tujuan dari penulisan makalah
ini adalah:
1. Untuk mengetahui tujuan dari adanya diagnosis defisiensi dan toksiaitas hara
mineral.
3
2. Untuk mengetahui cara tanaman dalam mengkomunikasikan mengenai
penderitaan yang dialami dari kekurangan atau kelebihan hara.
3. Untuk mengetahui macam-macam pendekatan yang dilakukan dalam
mendiagnosis defisiensi dan tosisitas hara pada tanaman
4
Bab II
Pembahasan
1. Aras kritis (critical value, critical level, critical nutrient concentration) menunjukkan
kadar hara dalam jaringan, dibawah kadar ini menampakkan gejala kekahatannya,
umumnya pada aras ini hasil panen turun 10%. Jika diberi tambahan hara, tanaman
bersifat sangat responsif, dan gejala kekahatan akan menghilang.
2. Kisaran kritis hara (critical nutrient range): sukar untuk ditentukan secara tepat,
merupakan peralihan antara wilayah kekahatan dengan kecukupan hara, hasil tanaman
berkurang antar 0% sampai 10%. Pemberian hara akan meningkatkan pertumbuhan dan
hasil tanaman.
5
3. Kisaran kecukupan (sufficiency range, sufficiency level, sufficiency zone): kadar hara
cukup untuk mendukung pertumbuhan dan hasil panen yang maksimum, pemberian
hara dapat meningkatkan kadar hara dalam jaringan tetapi tidak mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
4. Aras berlebihan atau meracun (excessive or toxic level): kadar hara terlalu tinggi
mengakibatkan penurunan pertumbuhan dan hasil tanaman, jika kadarnya sangat tinggi
dapat meracuni tanaman atau mengakibatkan gangguan ketimpangan hara (imbalance
of nutrients).
2.2 Tahapan Analisis Kandungan Hara Mineral Dalam Tanaman Dengan Analislis
Jaringan pada Daun Jagung
Tahapan atau proses analisis kandungan hara dalam tanaman dengan analisis tanaman
adalah dengan menentukan nilai kritis defisiensi ("tingkat defisiensi kritis / CDL") dan
nilai kritis keracunan ("tingkat toksisitas kritis / CTL") masing- masing hara mineral pada
jaringan tanaman. Penentuan CDL diperlukan dalam perubahannya dengan rekomendasi
pemupukan dilakukan. Pertumbuhan maksimum terjadi antara CDL dan CTL Dalam
prakteknya nilai CDL bukan merupakan satu titik nilai, melainkan merupakan suatu
kisaran / range nilai. Biasanya nilai CDL didefiniskan sebagai suatu taraf dimana
perumbuhan atau hasil 5 - 10% dibawah maksimum (Epstein, 1972; Marschner, 1986:
Baligar dan Duncan, 1990). Nilal CDL dan CTL ditentukan berdasarkan percobaan atas
percobaan dengan menumbuhkan tanaman pada kondisi lingkungan terkontrol dengan
variasi suplai hara mineral dalam kisaran yang luas. Berdasarkan hasil percobaan tersebut
kemudian hara mineral dalam jaringan tanaman dalam pertumbuhan dan hasil
dikelornpokkan menurut kisaran defisiensi, rendah, cukup, tinggi atau toksik (Marschner,
1986).
6
Dalam analisis kandungan hara dalam daun jagung telah ditentukan pada Buku Pintar
bahwa pupuk N, P, atau K memiliki kisaran defisiensi, rendah, cukup dan tinggi atau
toksik yang telah di tetapkah seperti berikut:
Kandungan hara mineral dalam jaringan tanaman hasil diagnosis berdasarkan analisis
tanaman berdasarkan berbagai faktor penting yaitu: 1) stadium perkembangan tanaman,
2) bagian tanaman yang diambil sebagai sampel, 3) spesies tanaman, 4) interaksi hara
dalam tanah dan 5) faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan lain-lain (Marschner,
1986). Pada umumnya status nutrisi pada tanaman yang paling baik dicerminkan oleh
kandungan hara mineral pada daun dibandingkan dengan organ-organ lain (Grundon,
1987). Oleh karena itu daun biasanya paling sering digunakan sebagai sampel dalam
analisis tanaman. Sehingga pada analisis kali ini yang digunakan yaitu dari jaringan pada
daun jagung.
Berdasarkan analisis laboratorium dengan data kandungan hara N,P, dan K yang telah
dicocokan dengan data kandungan hara pada buku pintar menyatakan kandungan hara N
7
pada analisis laboratorium yaitu 1, 75% bila dicocokan dengan sifat buku pintar termasuk
sifat kandungan hara cukup sehingga unsur hara N tidak perlu ditambahkan hara lagi.
Pada unsur hara P dinyatakan pada analisis laboratorium yaitu 0,12% setelah dicocokan
pada table sifat kandungan hara pada buku pintar unsur hara P tersebut kurang dari 0,16%
sehingga mengalami defisiensi, defisiensi hara berarti hara tersebut perlu ditambahkan
lagi. Sedangkan pada unsur hara K yang dinyatakan dalam laboratorium memiliki sufat
kandungan 0,70% bila dicocokan pada sifat kandungan hara buku pintar unsur hara K
memiliki sifat kandungan hara transisi, sehingga masih perlu ditambahkan unusr hara
lagi. Jadi tanaman jagung perlu ditambahkan kembali dengan pupuk P dan K, karena P
mengalami defisiensi dan K mengalami transisi.
P: 0,12% Diferensiasi
Bila diberi hara melalui pemupukan berakibat meningkatkan produksi berat kering atau
hasil panen, tetapi konsentrasi hara dalam jaringan tanaman tetap.
K: 0,70% Transisi
Bila diberi hara melalui pemupukan berakibat meningkatkan produksi berat kering atau
hasil panen, dan juga meningkatkan konsentrasi hara dalam jaringan tanaman.
8
Bab III
Penutup
3.1 Simpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan,dapat disimpulkan bahwa tahapan atau proses
analisis kandungan hara dalam tanaman dengan analisis tanaman adalah dengan
menentukan nilai kritis defisiensi ("tingkat defisiensi kritis / CDL") dan nilai kritis
keracunan ("tingkat toksisitas kritis / CTL") masing- masing hara mineral pada jaringan
tanaman. Tanaman jagung tidak perlu diberi pupuk N karena pupuk N sudah berada di
zona cukup laluapabila diberi hara melalui pemupukan berakibat meningkatkan
kandungan hara pada jaringan tanaman, tetapi tidak meningkatkan berat kering atau hasil
panen. Tumbuhan jagung hanya diperlukan penambahan pupuk P dan K karena berada di
zona deferensiasi dan zona peralihan/transisi. Tumbuhan jagung bila diberi unsur hara P
melalui pemupukan berakibat meningkatkan produksi berat kering atau hasil panen, tetapi
konsentrasi hara dalam jaringan tanaman tetap sedangkan Bila diberi hara melalui
pemupukan berakibat meningkatkan produksi berat kering atau hasil panen, dan juga
meningkatkan konsentrasi hara dalam jaringan tanaman.
9
Daftar Pustaka
10