Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

PENYERAPAN UNSUR HARA PADA TANAMAN

Disusun oleh :
Nama :1. Rizki Widyaningrum (1700008102)
2. Surya Ayu Melinda (1700008105)
3. Gita Amalia Asri S (1700008100)
4. Dewi Rahayu (1700008116)
5. Diana Pertiwi (1700008094)
Kelompok : 5
Kelas : Pendidikan Biologi kelas C

UNIVERSITAR AHMAD DAHLAN


YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat
keseluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan
zat hara terlarut didalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan
tingkat tinggi proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari
xilem dan floem (Riyanto, 2011)
Salah satu faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh dan berproduksi secara
optimal adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup didalam tanah. Jika
tanah tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, maka pemberian
pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut. Setiap jenis unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman, tentunya memiliki fungsi, kelebihan dan kekurangan
masing-masing (Rivando, 2007).
Air dan zat hara yang diserap akar diangkut akar menuju daun akan dipergunakan
sebagai bahan fotosintesis yang hasilnya berupa zat gula atau amilum atau pati.
Pengangkutan hasil fotosintesis berupa larutan melalui phloem secara vaskuler ke
seluruh bagian tubuh disebut translokasi. Untuk membuktikan adanya pengangkutan
hasil fotosintesis melalui phloem dapat dilihat dari proses pencangkokan. (Rahman,
2009).
Setiap hari tumbuhan membutuhkan berbagai zat pentinguntuk melakukan proses
metabolisme dalam tubuhnya.Adapun zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan antara
lain air,garam mineral, oksigen, dan karbon dioksida yang bisadiperoleh dari luar tubuh
tumbuhan. Melalui daun, tumbuhandapat memperoleh oksigen dan karbon
dioksida.Sedangkan melalui ujung akar dan buluh-buluh akar, air dangaram mineral
dapat diangkut tumbuhan ke dalamtubuhnya. Untuk mengangkut air dan garam
mineral,tumbuhan memerlukan suatu proses pengangkutan.Pengangkutan zat ini
dilakukan oleh jaringan pengangkut yangmelewati berkas pembuluh. Walaupun begitu,
ada juga pengangkutan air dan garam mineral yang tidak diangkut secara langsung
melalui berkas pembuluh, tetapi diluar berkas pembuluh xilem dan floem (Agafta,
2015).
Tanaman merupakan salah satu makhluk hidup, tanaman memperoleh sumber
energi dari dalam tanah yang berupa air dan mineral. Energi tersebut dapat berasal dari
unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg) dan unsur hara mikro (Fe, Mn, Zn, Co, Mo, B, dan
Cl). Unsur-unsur tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung dari unsur
haranya. Selain dari pada itu, yang berperan penting dalam penyerapan hara dari tanah
ke akar tanaman adalah air, tanpa adanya air mustahil bagi tanaman untuk menyerap
hara dan mineral dari dalam tanah (Pasaribu, 2014).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, masalah yang dapat dirumuskan
adalah:
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi penyerapan unsur hara?
2. Melalui apa saja penyerapan unsur hara terjadi?
3. Apa saja jenis pupuk yang diperlukan oleh tanaman?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mekanisme Penyerapan Dan Transport Unsur Hara
a. Mekanisme Penyerapan Unsur Hara
I. Penyerapan Hara Melalui Akar
Menurut Hakim et al.(1986), penyerapan unsur hara dari media tanam
melalui akar terjadi dengan tiga cara:
(1) Intersepsi akar
Mekanisme yang terjadi adalah pergerakan akar tanaman yang
memperpendek jarak dengan keberadaan unsur hara. Peristiwa ini terjadi
karena akar tanaman tumbuh dan memanjang, sehingga memperluas
jangkauan akar tersebut. Perpanjangan akar tersebut menjadikan
permukaan akar lebih mendekati posisi keberadaan unsur hara, baik
unsur hara yang ada dalam larutan tanah, permukaan koloid liat, maupun
permukaan koloid organik.
(2) Aliran massa
Mekanisme aliran massa adalah suatu mekanisme gerakan unsur hara
di dalam tanah menuju ke permukaan akar bersama- sama dengan gerakan
massa air. Selama proses transpirasi tanaman berlangsung, terjadi juga
proses penyerapan air oleh akar tanaman. Terserapnya air karena adanya
perbedaan potensial air yang disebabkan oleh proses transpirasi tersebut.
Nilai potensial air di dalam tanah lebih rendah dibandingkan dengan
permukaan bulu akar sehingga air tanah masuk kedalam jaringan akar.
Pergerakan massa air ke akar tanaman akibat langsung dari serapan massa
air oleh akar tanaman terikut juga unsur hara yang terkandung dalam air
tersebut.
(3) Difusi
Difusi terjadi karena konsentrasi unsur hara pada permukaan akar
tanaman lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi hara dalam larutan
tanah dan konsentrasi unsur hara pada permukaan koloid liat serta pada
permukaan koloid organik. Kondisi ini terjadi karena sebagian besar unsur
hara tersebut telah diserap oleh akar tanaman. Tingginya konsentrasi unsur
hara pada ketiga posisi tersebut menyebabkan terjadinya peristiwa difusi dari
unsur hara berkonsentrasi tinggi ke posisi permukaan akar tanaman.
II. Penyerapan Hara Melalui Daun
Proses penyerapan hara melalui daun terjadi karena adanya proses
difusi dan osmosis melalui stomata sehingga mekanismenya berhubungan
langsung dengan membuka dan menutupnya stomata (Salisbury dan Ross,
1995). Banyak faktor yang menyebabkan membuka dan menutupnya
stomata, selain disebabkan oleh tingkah laku sel penjaga juga disebabkan
oleh pengaruh lingkungan.
Menurut Salisbury dan Ross (1995), penyerapan air oleh sel penjaga
disebabkan oleh perbedaan potensial osmotic antara sel penjaga dan sel- sel
di sekitarnya. Jika potensial osmotik protoplas sel penjaga lebih negatif
daripada sel sekitarnya, maka air akan bergerak masuk ke dalam sel penjaga
secara osmosis yang selanjutnya akan mengakibatkan naiknya tekanan sel,
kemudian sel mengembung. Setelah stomata membuka, unsur hara dalam
bentuk ion- ion yang berada pada permukaan daun akan bergerak masuk
secara difusi dan osmosis ke dalam sel. Masuknya ion- ion tersebut ke dalam
sel tanaman terjadi secara bertahap melalui beberap lapisan bahan- bahan
yang berbeda. Mula- mula molekul dan ion- ion zat terlarut menembus
lapisan yang menyelubungi permukaan dinding sel sebelah luar dengan
proses difusi, laju menuju dinding sel yang dilapisi oleh membran plasma
yang bersifat impermeabl terhadap ion- ion.
Setelah melalui membran plasma, ion- ion masuk ke dalam
sitoplasma. Di dalam sitoplasma, molekul dan ion- ion tersebut mengalami
beberapa kemungkinan: diubah ke dalam bentuk lain, langsung mengalami
pengangkutan ke sel lain, dan diangkut oleh tonoplas menuju vakuola atau
organel- organel lain dalam sitoplasma antara lain mitokondria dimana
terjadi proses respirasi sehingga dapat berperan dalam pertumbuhan
tanaman (Prawiranata et al., 1981).
b. Mekanisme Transportasi Unsur Hara
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat
ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misalnya
ganggang) penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui
saluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi (misalnya spermatophyta)
proses pengankutan dilakukan oleh pembuluh pengangkut terdiri dari xilem dan
floem (Agafta, 2015).
B. Mekanisme Penyerapan dan Transport Unsur Hara Nitrogen
Unsur hara merupakan bagian penting pada tanaman. Informasi kebutuhan
unsur hara sangat penting dimiliki petani, karena kesalahan dalam pemberian pupuk
mengakibatkan kualitas tanaman menurun. Tanaman mengandung 50 unsur yang
dibutuhkan selama pertumbuhan. Terdapat 16 unsur esensial makro dan mikro. Unsur
hara makro terdiri dari Carbon (C), Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N), Fosfor
(F), Kalium (K), Calcium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S), sedangkan unsur hara
mikro terdiri dari Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Molibenum (Mo), Boron (Bo),
Tembaga (Cu), Dan Khlor (Cl) (Irfianti dan Sulistyaningsih, 2012).
Nitrogen (N) adalah komponen utama dari berbagai substansi penting di dalam
tanaman. Sekitar 40- 50% kandungan protoplasma yang merupakan substansi hidup
dari sel tumbuhan terdiri dari senyawa nitrogen. Nitrogen sangat dibutuhkan pada tahap
pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan tunas, perkembangan batang dan daun
(Novizan, 2002)
Bersama unsur fosfor (P) dan kalium (K), nitogen (N) merupakan unsur hara
yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman. Bahan tanaman kering mengandung sekitar 2
sampai 4 % N; jauh lebih rendah dari kandungan C yang berkisar 40 %. Namun hara N
merupakan komponen protein (asam amino) dan khlorofil. Bentuk ion yang diserap
oleh tanaman umumnya dalam bentuk NO3fl dan NH4+ bagi tanaman padi sawah
(Russell, 1973).
Begitu besarnya peranan N bagi tanaman, maka penyediaannya sangat
diperhatikan sekali oleh para petani. Surnber N utama tanah adalah dari bahan organik
melalui proses mineralisasi NH4+ dan NO3fl. Selain itu N dapat juga bersumber dan
atmosfir (78 % NV melalui curah hujan (8 -10 % N tanah), penambatan (fiksasi) oleh
mikroorganisme tanah baik secara sembiosis dengan tanaman maupun hidup bebas.
Walaupun sumber ini cukup banyak secara alami, namun untuk memenuhi kebutuhan
tanaman maka diberikan secara sengaja dalam bentuk pupuk, seperti Urea, ZA, dan
sebagainya maupun dalam bentuk pupuk kandang ataupun pupuk hijau (Sanchez, 1976:
Megel dan Kirkby, 1982).
Nitrogen dapat dikatakan sebagai salah satu unsur hara yang bermuatan. Selain
sangat mutlak di butuhkan , ia dengan mudah dapat hilang atau menjadi tidak tersedia
bagi tanaman. Ketidak tersediaan N dari dalam tanah dapat melalui proses
pencucian/terlindi (leaching) NO3fl , denitrifikasi NO3fl menjadi N2, volatilisasi NH4+
menjadi NH3, terfiksasi oleh mineralliat atau dikonsumsi oleh mikroorganisme tanah.
Bentuk NO3- lah yang selalu terlindi dan mudah larut, maka dikaji pergerakannya ke
permukaan akar agar tidak hilang sehingga merupakan suatu usaha ke arab efisiensi
pemupukan.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengeruhi Penyerapan Unsur Hara


Faktor yang mempengaruhi pengangutan air atau larutan tanah dalam xilem. Faktor
tersebut meliputi faktor internal dan eksternal atau kesatuan sistem antara sistem tanah-
jaringan – udara.
a. Faktor internal meliputi;
1. Daya tekan akar.
Bila batang pisang dipotong, maka air akan keluar melalui permukaan
potongan batangnya. Air terdorong ke luar karena adanya tekanan akar. Karena itu,
tekanan akar menjadi salah satu pendorong masuknya air dari tanah ke dalam akar
2. Daya hisap daun.
Melalui daun akan terjadi pelepasan uap air yang disebut transpirasi. Karena
air dalam tubuh tumbuhan membentuk benang air, maka lepasnya molekul air pada
daun akan diikuti naiknya air pada akar dan batang. Selanjutnya air dari tanah juga
akan terserap masuk ke akar.
3. Daya kapilaritas.
Diameter xilem adalah sangat kecil sehingga menghasilkan daya kapilaritas
air di dalam xilem. Daya kapiler ini berbanding terbalik dengan jari-jarinya. Dengan
demikian, pada buluh yang semakin kecil akan menghasilkan daya kapilaritas
semakin besar. Daya kapilaritas didukung oleh dua kekuatan pada air, yaitu daya
kohesi dan adhesi
4. Tingkat bukaan stomata.
Derajat bukaan stomata akan menentukan daya hantar (konduktivitas) gas-
gas melewatinya (Suyitno, 2006).
b. Faktor eksternal yang mempengaruhi penyerapan unsur hara yaitu:
1. Iklim
Meliputi cahaya, temperatur, air, panjang hari, angin dan gas (CO2,O2, N2,
SO2, nitrogen [N] oksida, Fl, Cl, dan O3). Gas-gas ini seringkali merupakan polutan
atmosfer (kecuali untuk tiga gas pertama) dan konsentrasinya dapat cukup tinggi
untuk penghambat pertumbuhan.
Tanaman merupakan salah satu makhluk hidup, tanaman memperoleh
sumber energi dari dalam tanah yang berupa air dan mineral. Energi tersebut dapat
berasal dari unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg) dan unsur hara mikro (Fe, Mn, Zn,
Co, Mo, B, dan Cl). Unsur-unsur tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda
tergantung dari unsur haranya. Selain dari pada itu, yang berperan penting dalam
penyerapan hara dari tanah ke akar tanaman adalah air, tanpa adanya air mustahil
bagi tanaman untuk menyerap hara dan mineral dari dalam tanah. Secara umum
bahwa organ tanaman yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dari dalam
tanah adalah akar sedangkan air dan hara tersebut baru dapat diserap oleh akar jika
hara tersebut dalam bentuk tersedia dan berada di daerah perakaran tanaman yang
disebut dengan rhizosfer
2. Edafik (tanah)
Meliputi tekstur, struktur, bahan organik, kapasitas pertukaran kation
(KTK), pH, kejenuhan basa, dan ketersediaan nutisi.
3. Biologis
Meliputi gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematoda,
macam-macam tipe herbivora, dan mikroorganisme tanah.
D. Pupuk
Pupuk merupakan bahan alami atau buatan yang ditambahkan ke tanah dan dapat
meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah satu atau lebih hara esensial. Pupuk
dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.
a. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu
bahan – bahan kimia dan memiliki kandungan hara yang tinggi. Pupuk
anorganik memiliki beberapa keuntungan yaitu pemberiannya dapat terukur
dengan tepat, kebutuhan hara tanaman dapat terpenuhi dengan perbandingan
yang tepat, dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Sedangkan kelemahan dari
pupuk anorganik yaitu hanya memiliki unsur hara makro, pemakaian yang
berlebihan dapat merusak tanah bila tidak diimbangi dengan pupuk kandang
atau kompos, dan pemberian yang berlebihan dapat membuat tanaman mati.
b. Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal
dari bahan organik seperti tumbuhan atau kotoran hewan yang telah melalui
proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk
menyediakan kebutuhan hara tanaman dan dapat memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah. pupuk organik mampu menggemburkan lapisan permukaan
tanah, meningkatkan populasi jasat renik, mempertinggi daya serap dan daya
simpan air, serta meningkatkan kesuburan tanah. Berdasarkan bahan
pembuatannya, pupuk organik memiliki beberapa jenis yaitu pupuk kandang,
pupuk hijau, kompos dan pupuk organik lainnya. Pupuk kandang terbuat dari
kotoran hewan yang bercambur dengan urin dan sisa makanan yang ada di
kandang. Pupuk hijau adalah pupuk yang dibuat dari tanaman yang masih muda
yang dibenamkan ke dalam tanah. Kompos merupakan hasil akhir proses
fermentasi tumpukan sampah, serasah tanaman, maupun bangkai binatang.
Sedangkan pupuk organik lainnya dapat berupa nightsoil, pupuk unggas, dan
pupuk bungkil.Dalam pupuk organik terkandung bahan organik yang
dibutuhkan oleh tanaman.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan berdasarkan pembahasan yang telah di paparkan adalah:
1. Faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur hara adalah factor internal yang terdiri atas
daya tekan akar, daya hisap daun, daya kapilaritas, dan tingkat bukaan stomata. Sedangkan
untuk factor eksternalnya terdiri atas iklim, edafik (tanah) dan biologis.
2. Penyerapan unsur hara dapat terjadi melalui akar dengan cara intersepsi akar, aliran massa,
dan difusi serta dapat pula melalui daun.
3. Pupuk yang diperlukan oleh tanaman terdiri atas pupuk organic yaitu pupuk yang sebagian
atau seluruhnya berasal dari bahan organik seperti tumbuhan atau kotoran hewan dan
pupuk anorganik yaitu pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu bahan – bahan
kimia dan memiliki kandungan hara yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Agafta,R .2015. Pengangkutan Air Pada Tumbuhan. Uin Raden Fatah Palembang.
Palembang.

Irfianti, A. D dan E. Sulistyaningsih. 2012. Mobile Information Sistem untuk


Mengidentifikasi Defisiensi Unsur Hara pada Daun. UGM Press. Yogyakarta.

Pasaribu,A.2014. Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Pergerakan Hara Dari Tanah


Ke Akar. Universitas Sumatera Utara.Medan.
Rahman, T. 2009. Nutrisi Dan Energi Tumbuhan. Modul Pembelajaran
Universitas Pendidikan Indonesia. Jakarta.
Rivando, R. 2007. Penyerapan Unsur Hara. UNSRI. Palembang.
Riyanto, A. 2011. Kesuburan Tanah Dan Kesehatan Tanah. Jurnal UGM.
Yogyakarta.
Suyitno.2006. Penyerapan Zat & Transportasi Pada Tumbuhan. Universitas Negeri
Yogyakarta.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai