Anda di halaman 1dari 12

Fungsi Fisiologis Air pada Tumbuhan (Difusi, Osmosis,

Imbibisi)
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata kuliah : Fisiologi Tumbuhan
Dosen Pengampu: Andi Asyhari, M. Pd.

Disusun oleh :
1. Iin Uswatun Hasanah (1810810057)
2. Siti Nur Sofiyah (1810810061)
3. Khoirun Nisak (1810810070)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Fisiologi tumbuhan adalah cabang ilmu botani yang mempelajari


sistem kehidupan di dalam tubuh tumbuhan dan pengaruh lingkungan sekitar
sehingga tumbuhan dapat hidup. Fisiologi tumbuhan juga dibahas mengenai
proses dalam pengambilan dan pengeluaran zat-zat keseluruhan bagian tubuh
tumbuhan. Proses ini disebut transportasi atau pertukaran zat di dalam tubuh
tumbuhan. Pertukaran zat tersebut sangat penting bagi kelangsungan hidup
tumbuhan. Tumbuhan menyerap bahan untuk kelangsungan hidupnya berupa
oksigen, karbon dioksida, air dan unsur hara. Mekanisme proses penyerapan
dapat berlangsung karena adanya proses difusi, osmosis dan imbibisi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses difusi dalam fungsi fisiologis air pada tumbuhan?
2. Bagaimana proses osmosis dalam fungsi fisiologis air pada tumbuhan?
3. Bagaimana proses imbibisi dalam fungsi fisiologis air pada tumbuhan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana proses difusi dalam fungsi fisiologis air
pada tumbuhan.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses osmosis dalam fungsi fisiologis air
pada tumbuhan.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses imbibisi dalam fungsi fisiologis air
pada tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Difusi
Air memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan tumbuhan.
Tumbuhan tidak akan hidup jika tidak ada air. Tumbuhan membutuhkan air
kurang lebih 500 g untuk setiap bahan organik yang dibentuknya. Air tersebut
diabsorbsi melalui akar dan ditransformasikan kedalam tubuh tumbuhan untuk
selanjutnya diuapkan di atmosfer.1 Air terus menerus diserap oleh tumbuhan.
Selain menyerap air, tumbuhan juga mengalami kehilangan air, yaitu melalui
permukaan daun (transpirasi).2
Difusi merupakan proses fisika yang sangat penting dalam fisiologi
tumbuhan. Agar memahami proses ini, perlu mengetahui terlebih dahulu sifat
umum materinya. Pada dasarnya, semua zat baik unsur maupun senyawa
terdiri atas partikel-partikel kecil. Partikel-partikel tersebut mempunyai dua
sifat umum yang penting, yaitu: mampu untuk bergerak bebas dan
kecenderungan bagi partikel yang sama untuk tarik menarik. Jika partikel
bergerak bebas tanpa adanya gaya tarik, maka dalam jangka waktu tertentu
akan tersebar merata pada ruang yang ada. Partikel yang jumlahnya lebih
banyak (lebih pekat), akan bergerak ke daerah yang partikelnya sedikit
(kurang pekat). Gerakan partikel ke arah tertentu tersebut yang disebut dengan
difusi.3
Semua aktivitas sel tumbuhan sangat tergantung dengan keberadaan
dinding selnya. Selain berfungsi sebagai pelindung isi sel, dinding sel juga
berguna untuk keluar masuknya air, makanan dan garam-garam mineral

1
Linda Advinda, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, (Sleman: Penerbit Deepublish, 2018),
hlm 17
2
Linda Advinda, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, (Sleman: Penerbit Deepublish, 2018),
hlm 18
3
Linda Advinda, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, (Sleman: Penerbit Deepublish, 2018),
hlm 24-25
kedalam sel.4 Melalui proses difusi, air akan masuk melalui akar, kemudian
bergerak dari sel ke sel dan meninggalkan tumbuhan dalam bentuk uap. Gas-
gas (O2 dan CO2), unsur-unsur dan bahan makanan masuk kedalam sel atau
diantara sel-sel dan bergerak dari sel ke sel dengan jalan difusi. Difusi tidak
hanya terjadi karena perbedaan konsentrasi, tetapi juga dikarenakan perbedaan
sifat.5
B. Osmosis
Bahan terlarut dan pelarut dapat berdifusi secara bebas. Namun zat
tersebut juga dapat berpindah melalui sebuah membran. Larutan yang terdapat
di antara membran tersebut memiliki konsentrasi yang berbeda. Membrane
yang membatasi larutan tersebut bersifat semipermeable sehingga hanya dapat
dilalui oleh zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis). Zat tersebut akan
berpindah menuju zat berkonsentrasi tinggi (hiperonis).6 Menurut Loveless
(1991), osmosis adalah berdifusinya zat pelarut dari larutan yang
konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinggi melalui selaput
semipermeable. Sedangkan menurut Syamsuri (1999), osmosis adalah
perpindahan ion atau molekul zat dari kerapatan rendah ke kerapatan tinggi
melalui suatu membrane.7
Jadi, osmosis adalah proses perpindahan zat yang berkonsentrasi
rendah (hipotonis) ke zat yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) dan melalui
membran semipermeable. Sedangkan membrane semipermeable adalah

4
Linda Advinda, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, (Sleman: Penerbit Deepublish, 2018),
hlm 26
5
Linda Advinda, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, (Sleman: Penerbit Deepublish, 2018),
hlm 26
6
Linda Advinda, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, (Sleman: Penerbit Deepublish, 2018),
hlm 27
7
Yahya. “Perbedaan Tingkat Laju Osmosis antara Umbi Solonum tuberosum dan Doucus
carota”. Jurnal Biology Education. Vol 4 no. 1 hlm 160.
http://www.jurnal.serambimekkah.ac.id/jurnal-biologi/article/viewFile/145/139 diakses pada 23
September 2020 pukul 11.30 WIB
selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut
di dalamnya.8
Pada tumbuhan, osmosis berperan dalam proses penyerapan air dari
dalam tanah oleh akar. Cairan yang ada di dalam akar memiliki konsentrasi
yang tinggi (hipertonis) dibandingkan dengan mineral yang ada di dalam
tanah sehingga mengakibatkan air (pelarut) berpindah dari tanah ke jaringan
akar.9
Air yang ada di dalam tanah masuk karena adanya perbedaan
konsentrasi air dan akan masuk melalui akar kemudian akan melewati
epidermis. Setelah melewati epidermis, air akan melewati korteks, kemudian
endodermis perisikel. Setelah melewati endodermis perisikel, air akan berada
di dalam xylem. Fungsi xylem adalah untuk mengangkut air dan
mengedarkannya ke seluruh bagian tubuh tumbuhan hingga ke dalam sel-sel
tumbuhan itu sendiri dan akan dipakai untuk fotosintesis dan lain-lain.
Melalui proses osmosis, air dapat masuk ke dalam sel tumbuhan. Sel
yang semula memiliki ukuran yang normal akan membesar karena isi sel
menyerap air sehingga menyebabkan sel menjadi tegang. Keadaan ini disebut
turgor. Sedangkan tekanan yang ditimbulkan disebut dengan tekanan turgor.
Sel yang turgid berperan dalam menegakkan tumbuhan yang tidak berkayu. 10
Selain itu, osmosis juga berperan dalam proses membuka dan menutupnya
stomata pada tumbuhan. Ketika air masuk dan sel penjaga di stomata dipenuhi
oleh air, maka sel itu akan membengkak dan membuka stomata.11

8
Fauziyah Harahap, Fisiologi Tumbuhan: Suatu Pengantar, (Medan: Unimed Press, 2012),
hlm 20 http://digilib.unimed.ac.id/1641/ diakses pada 23 September 2020 pukul 11.45 WIB
9
Yeni Pita Sari, Abdul Rahman, dkk. “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
berdasarkan Studi Pengaruh Osmosis terhadap Warna Mata”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Biologi. Vol 2 no. 2 hlm 17. http://ejournal.unib.ac.id/index.php/jppb/article/download/6799/3393
diakses pada 23 September 2020 pukul 10.50 WIB
10
Fauziyah Harahap, Fisiologi Tumbuhan: Suatu Pengantar, (Medan: Unimed Press, 2012),
hlm 20 http://digilib.unimed.ac.id/1641/ diakses pada 23 September 2020 pukul 11.45 WIB
11
Biologydictionary.net Editors. “Osmosis”. Biology Dictionary, Biologydictionary.net. 2016
http://biologydisctionary.net.osmosis/ diakses pada 23 September 2020 pukul 15.10 WIB.
Gambar Osmosis pada Sel Tumbuhan
https://www.sridianti.com/adalah/osmosis
Tumbuhan pada gambar pertama terlihat layu atau lemas (flasid)
karena selnya kekurangan air. Hal ini karena konsentrasi larutan di lingkungan
luar dan dalamnya sama (isotonis) sehingga tidak terjadi osmosis atau
perpindahan larutan. Akibatnya tumbuhan tidak terlihat segar atau sedikit
layu.
Tumbuhan kedua terlihat segar karena memiliki cukup air di dalam
selnya. Cairan di luar sel tumbuhan berkonsentrasi rendah (hipotonis)
sedangkan cairan di dalam sel berkonsentrasi tinggi (hipertonis) sehingga
cairan di luar sel menuju cairan di dalam sel. Isi sel membengkak dan
mendorong plasma ke dinding sel. Peristiwa ini disebut turgor. Karena
jaringan sangat tegang maka jaringan menjadi kaku dan membuat tanaman
terlihat segar.
Tumbuhan ketiga terlihat sangat layu karena selnya kehilangan air.
Hal ini karena konsentrasi larutan di lingkungan luarnya tinggi (hipertonik)
sedangkan konsentrasi larutan di dalam selnya rendah (hipotonik). Larutan di
dalam sel akan keluar menuju larutan di luar sel yang berkonsentrasi tinggi.
Sel akan kehilangan plasma (plasmolysis) sehingga jaringan akan mengkerut
dan menyebabkan tumbuhan layu.
C. Imbibisi
Imbibisi merupakan peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat
yang hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatine dan lain-lain,
yang mengakibatkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air. 12
Kemampuan untuk menyerap air misalnya pada biji biasa disebut dengan
potensial imbibisi dan prosesnya disebut dengan imbibisi.
Kemampuan zat hidrofilik untuk mengimbibisi berbeda-beda,
misalnya protein mempunyai kemampuan tertinggi, tepung lebih kecil dan
selulosa paling kecil. Hal ini dapat dibuktikan dengan membandingkan hasil
rendaman biji kacang kapri dengan biji padi. Hasilnya menunjukkan bahwa
biji kacang kapri yang lebih mengandung protein lebih mengembang daripada
biji padi yang banyak mengandung alimikron dan selulosa.13
Imbibisi merupakan proses awal dalam perkecambahan biji. Proses
penyerapan air pada biji akan mengakibatkan biji mengembang dan
memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik
pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan.14
Faktor-faktor yang mempengaruhi imbibisi yaitu :
1. Tekanan, semakin kecil tekanan benih dari pada tekanan larutan, maka
semakin besar proses imbibisi.
2. Kulit biji, semakin tipis kulit biji semakin besar proses imbibisi.

12
Linda Advinda, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, (Sleman: Deepublish, 2018), 32.
13
Sri wahyuni, dkk, Anatomi Fisiologi Tumbuhan, (Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang, 2019), 38.
14
Anggara Ista Putra, “Imbibisi Benih Mati pada Jagung (Zea Mays) dan Kacang Tanah
(Arachis
Hypogaea)”https://www.academia.edu/35468457/IMBIBISI_BENIH_MATI_DAN_HIDUP_PADA_BE
NIH_JAGUNG_Zea_mays_DAN_KACANG_TANAH_Arachis_hypogaea. diakses pada 25 September
2020 pukul 13:00 WIB.
3. Benih dan substratnya, benih yang tidak kering dan mengandung substrat
yang mudah larut dalam air maka semakin besar pula proses imbibisi.
Cara kerja imbibisi yaitu air yang ada pada lingkungan akan masuk ke
dalam benih melalui kulit biji yaitu melalui membran permeabel. Setelah air
masuk ke dalam benih, air tersebut akan mengaktifkan enzim-enzim agar laju
metabolisme dalam benih dapat berjalan lancer. Setelah metabolisme dalam
biji aktif maka proses perkecambahan akan terjadi.15
Konsep dasar proses imbibisi yang terjadi pada biji tumbuhan meliputi
dua proses yang berjalan bersama-sama, yaitu proses difusi dan osmosis.
Dikatakan difusi karena air bergerak dari larutan yang lebih rendah
konsentrasinya di luar biji masuk ke dalam zat di dalam biji yang mempunyai
konsentrasi lebih tinggi. Sedangkan proses osmosis terjadi karena kulit biji
bersifat permeable untuk molekul-molekul air, sehingga air dapat masuk
melalui pori yang ada pada kulit biji.
D.

15
Siska Pramudya Angraeni, “Laju Imbibisi Dua Tipe Benih”
https://www.academia.edu/35472276/LAJU_IMBIBISI_DUA_TIPE_BENIH. diakses pada 25
September 2020 pukul 13:20 WIB.
BAB II
PENUTUP
A. Simpulan
Difusi merupakan proses fisika yang sangat penting dalam fisiologi
tumbuhan. Melalui proses difusi, air akan masuk melalui akar, kemudian
bergerak dari sel ke sel dan meninggalkan tumbuhan dalam bentuk uap. Gas-
gas (O2 dan CO2), unsur-unsur dsn bshsn makanan masuk kedalam sel atau
diaantara sel-sel dan bergerak dari sel ke sel dengan jalan difusi. Difusi tidak
hanya terjadi karena perbedaab konsentrasi, tetapi juga dikarenakan perbedaan
sifat.
Osmosis adalah proses perpindahan zat yang berkonsentrasi rendah
(hipotonis) ke zat yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) dan melalui
membran semipermeable. Melalui proses osmosis, air dapat masuk ke dalam
sel tumbuhan. Sel yang semula memiliki ukuran yang normal akan membesar
karena isi sel menyerap air sehingga menyebabkan sel menjadi tegang.
Keadaan ini disebut turgor. Sedangkan tekanan yang ditimbulkan disebut
dengan tekanan turgor. Sel yang turgid berperan dalam menegakkan
tumbuhan yang tidak berkayu. Selain itu, osmosis juga berperan dalam proses
membuka dan menutupnya stomata pada tumbuhan. Ketika air masuk dan sel
penjaga di stomata dipenuhi oleh air, maka sel itu akan membengkak dan
membuka stomata.
Imbibisi merupakan peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat
yang hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatine dan lain-lain,
yang mengakibatkan zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air.
Cara kerja imbibisi yaitu air yang ada pada lingkungan akan masuk ke dalam
benih melalui kulit biji yaitu melalui membran permeabel. Setelah air masuk
ke dalam benih, air tersebut akan mengaktifkan enzim-enzim agar laju
metabolisme dalam benih dapat berjalan lancer. Setelah metabolisme dalam
biji aktif maka proses perkecambahan akan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Advinda, Linda. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, (Sleman: Penerbit
Deepublish, 2018).
Angraeni, Pramudya. “Laju Imbibisi Dua Tipe Benih” - 25 September 2020 -
https://www.academia.edu/35472276/LAJU_IMBIBISI_DUA_TIPE_BE
NIH.
Biologydictionary.net Editors. “Osmosis”. Biology Dictionary,
Biologydictionary.net. 2016 http://biologydisctionary.net.osmosis/ diakses
pada 23 September 2020 pukul 15.10 WIB.
Harahap, Fauziyah. Fisiologi Tumbuhan: Suatu Pengantar, (Medan: Unimed
Press, 2012) http://digilib.unimed.ac.id/1641/ diakses pada 23 September
2020 pukul 11.45 WIB
Putra, Anggara Ista. “Imbibisi Benih Mati pada Jagung (Zea Mays) dan
Kacang Tanah (Arachis Hypogaea)” - 25 September, 2020 -
https://www.academia.edu/35468457/IMBIBISI_BENIH_MATI_DAN_HI
DUP_PADA_BENIH_JAGUNG_Zea_mays_DAN_KACANG_TANAH_Ar
achis_hypogaea.
Sari, Pita, Yani. Rahman, Abdul. dkk. “Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik berdasarkan Studi Pengaruh Osmosis terhadap Warna Mata”. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Biologi. Vol 2 no. 2
http://ejournal.unib.ac.id/index.php/jppb/article/download/6799/3393
diakses pada 23 September 2020 pukul 10.50 WIB
Wahyuni Sri, Elly Purwanti, Samsun Hadi, Diani Fatmawati. Anatomi
Fisiologi Tumbuhan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2019.
Yahya. “Perbedaan Tingkat Laju Osmosis antara Umbi Solonum tuberosum
dan Doucus carota”. Jurnal Biology Education. Vol 4 no. 1
http://www.jurnal.serambimekkah.ac.id/jurnal-biologi/article/viewFile/
145/139 diakses pada 23 September 2020 pukul 11.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai