I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia dan dimulainya pertanian. Tetapi fistum sendiri mulai berkembang pada
abad ke 17 dan 18 karena adanya kemauan dalam ilmu fisika dan kimia. Pada
Fisiologi atau ilmu faal adalah salah satu dari cabang- cabang biologi yang
bahasa Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kataYunani Kuno: physis,
berarti "asal-usul" atau "hakikat" dan logia, yang berarti "kajian". Istilah "faal"
merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan berbagai gejala
yang ada pada sistem hidup serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem
tersebut. Dimana fisiologi dibagi menjadi 2 yakni : fisiologi hewan dan fisiologi
itu, menentukan di mana tempat terjadinya setiap fungsi dan keadaannya, juga
hewan. Tetapi prinsip dari fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis
organisme yang dipelajari. Seperti, apa yang dipelajari pada fisiologi sel ragi
pesat, yang ditopang juga oleh perkembangan ilmu kimia dan fisika, maka
atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya
akan mengembang. Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya imbibisi
adalah adanya gradient, potensial air antara permukaan adsorban dengan senyawa
3
yang diimbibisi dan adanya affinier (daya gabung) antara komponen adsorban
dengan senyawa yang diimbibisi. Luas permukaan biji yang kontak dengan air,
kecepatan penyerapan air. Saat biji kacang hijau yang kering direndam dalam air,
air akan masuk ke ruang antar sel penyusun endosperm secara osmosis (Gardner,
1991).
gula pada cairan teh tawar, lambat laun cairan teh menjadi manis. Peristiwa difusi
dioksida (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan dari udara melalui
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel
harus dapat ditembus oleh pelarut tapi tidak oleh zat terlarut yang mengakibatkan
yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah
dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan
osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada
konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri (Yusuf, 2008).
4
(CO2 dan H2O) pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi cahaya
matahari. Fotosintesis terdiri atas 2 fase, yaitu fase I yang berlangsung pada grana
dan menghasilkan ATP dan NADPH2 serta fase II yang berlangsung pada stroma
Matahari memiliki cahaya warna yang lengkap terdiri dari warna merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, ungu tetapi tidak semua gelombang cahaya panjang
diserap dan diabsorpsi oleh pigmen fotosintesis. Atom O pada karbohidrat berasal
dari CO2 dan H berasal dari H2O itu menuru Gelombang yang panjang ialah
gelombang biru dan ungu, jingga dan merah (lembayung) ialah gelombang yang
bakteri, jamur, tumbuh-tumbuhan yang bertingkat rendah atau yang sedikit lebih
Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-
(Pracaya, 2003: 320). Suatu tanaman dapat dikatakan sehat atau normal jika
dapatmenimbulkan penyakit.
dipengaruhi oleh lama penyinaran yang diterima oleh tumbuhan tesebut. Beberapa
generatifnya,misalnya pembungaan.
Perkecambahan biji dimulai dari proses penyerapan air oleh biji diikuti
dengan melunaknya kulit biji serta terjadinya hidrasi sitoplasma dan peningkatan
perkecambahan dapat terjadi jika kulit biji permeabel terhadap air dan tersedia
belum terbentuk. Contoh tumbuhan ini adalah kacang hijau, kedelai, bunga
matahari dan kacang tanah. Organ pertama yang muncul ketika biji berkecambah
tanah. Untuk tanaman dikotil yang dirangsang dengan cahaya, ruas batang
rontok ketika cadangan makanan di dalamnya telah habis digunakan oleh embrio
permukaan tanah menembus kulit biji. Kotiledon tetap berada di dalam tanah.
B. Tujuan Praktikum
biji.
manusia dan dimulainya pertanian. Tetapi fistum sendiri mulai berkembang pada
abad ke 17 dan 18 karena adanya kemauan dalam ilmu fisika dan kimia. Pada
proses, difusi, osmosis, transport aktif, dan imbibisi. Imbibisi merupakan salah
satu proses difusi yang terjadi pada tanaman. Imbibisi merupakan masuknya air
peristiwa perendaman inilah terjadi proses imbibisi oleh kulit biji tanaman
atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya
akan mengembang. Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya imbibisi
adalah adanya gradient, potensial air antara permukaan adsorban dengan senyawa
yang diimbibisi dan adanya affinier (daya gabung) antara komponen adsorban
dengan senyawa yang diimbibisi. Luas permukaan biji yang kontak dengan air,
kecepatan penyerapan air. Saat biji kacang hijau yang kering direndam dalam air,
air akan masuk ke ruang antar sel penyusun endosperm secara osmosis (Gardner,
1991).
Penambahan volume dalam peristiwa imbibisi adalah lebih kecil dari pada
penjumlahan volume zat mula-mula, dengan zat yang diimbibisikan apabila dalam
keadaan bebas. Perbedaan ini diduga karena zat atau molekul yang diimbibisikan
sehingga volume zat yang diimbibisikan tertakan lebih kecil dari pada bila dalam
zatzat terlarut diluar benih dapat memperlambat kecepatan imbibisi benih. Benih
dapat mengalami kekeringan fisiologis, bahkan jika konsentrasi larutan luar sel
benih lebih tinggi, maka dapat terjadi pergerakan air dalam benih mengalami
imbibisi; tingkat II proses yang berjalan lambat; dan tingkat III perpanjangan dan
kelembaban dan kadar oksigen yang rendah disekitar benih dapat menghambat
proses perkecambahan atau benih dapat membusuk (Bewley dan Black, 1992).
gula pada cairan teh tawar, lambat laun cairan teh menjadi manis. Peristiwa difusi
dioksida (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan dari udara melalui
proses difusi. Pengambilan air dan garam mineral oleh tumbuhan dari dalam
tanah, salah satunya melalui proses difusi. Difusi zat dari dalam tanah ke dalam
daripada di dalam sel. Demikian juga gas CO2 di udara masuk ke dalam tubuh
tumbuhan karena konsentrasi CO2 di udara lebih tinggi daripada di dalam sel
O2 dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi akibat adanya fotosintesis dalam sel
(Loveless, 1991).
yangsederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan
menjadimanis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam
konsentrasi. Difusi akan terusterjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara
terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Difusi yang paling sering
terjadi adalah difusi molekuler. Difusiini terjadi jika terbentuk perpindahan dari
sebuah lapisan molekul yang diam dari solidatau fluida (Uwie 2010: 1).
yangtidak diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya
adalahdifusi. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi
khusus. Difusibiasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang
hydrophobic atautidak berpolar / berkutub. Difusi khusus terjadi ketika sel ingin
mengambil nutrisi ataumolekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel
harus dapat ditembus oleh pelarut tapi tidak oleh zat terlarut yang mengakibatkan
yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah
dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan
osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada
konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri (Yusuf, 2008).
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena
ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar
sel (Kustiyah, 2007).
osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup dimana molekul
“solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah
“semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang
memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari
Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi
melalui filter yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan
Peristiwa osmosis juga terjadi pada penyerapan air tanah ke dalam sel
akar. Berkaitan dengan pengertian konsentrasi maka dikenal larutan yang isotonis
(konsentrasi zat pada larutan sama dengan cairan sel). Bila dimasukan ke dalam
larutan itu bentuk sel tetap karena keadaan seimbang. Akan tetapi jika sel
tumbuhan berada dalam larutan hipertonis (konsentrasi larutan lebih tinggi dari
pada cairan sil), maka air dalam plasma sel akan beerosmosis keluar sehingga sel
membrane sel terlepas berada dalam larutan hipotonis, maka air dari luar akan
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic
H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan
cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil,
yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball,
2002).
gradient panas di dalam fotosistem I dari sebuah agen dengan tenaga reduksi kuat,
yang secara termodinamis mampu mereduksi CO2 di dalam fotosistem II dari air
dengan pelepasan O2, jika sebuah molekul pigmen menyerap sebuah foton masuk
ke dalam sebuah keadaan tereksitasi, karena satu elektronnya pada keadaan dasar
kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya
bakteri, jamur, tumbuh-tumbuhan yang bertingkat rendah atau yang sedikit lebih
Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-
(Pracaya, 2003: 320). Suatu tanaman dapat dikatakan sehat atau normal jika
dapatmenimbulkan penyakit.
Hama belalang yang menyerang tanaman jagung ada dua jenis, yaitu Oxya
chinensis dan Locusta sp.. Belalang menyerang dengan cara memakan tanaman
jagung yang masih muda. Serangan belalang bisa menghabiskan seluruh bagian
daun, bahkan tulang daun. Hama belalang banyak dijumpai pada dataran rendah,
persawahan dan lahan yang berdekatan dengan padang rumput yang luas. Hama
belalang dapat diatasi dengan musuh alami, yakni burung, laba-laba dan
menyebabkan tanaman mati. Ulat tanah aktif dan menyerang pada malam hari,
sedangkan pada siang hari bersembunyi didalam tanah. Hama ini biasanya
dilakukan dengan cara pengolahan lahan yang tepat, pergiliran tanaman, dan
pemecahan senyawa organik kompleks seperti gula, asam organik, asam amino
dan asam lemak yang menghasilkan molekul dengan berat rendah yang diikuti
oleh produksi energi dan ATP, yang berhubungan dengan pelepasan panas.
oksidaif dari bahan-bahan organik menjadi molekul sederhana seperti CO2 dan
H2O dengan produksi energi sebagai bagian dari prosesnya (Fonsesca et al., 2002
NADH (Nikotinamida Adenin dinukleotida) dan ion Hidrogen H+. Elektron yang
flavoprotein sistem cytochrom (Jumin, 2014). Laju respirasi juga tergantung pada
(Saltveit, 2003 dalam Barbosa, 2011). Jika karbohidrat seperti sukrosa, fruktan,
atau pati yang digunakan sebagai substrat pada proses respirasi dan jika senyawa
15
tersebut teroksidasi secara sempurna, maka jumlah O2 yang digunakan akan sama
Respirasi dari proses terjadinya dibedakan menjadi 2, yakni respirasi aerobik yang
dapat terjadi dengan adanya oksigen dan respirasi anaerobik yang terjadi tanpa
pada hasil produksi tanaman dalam penyimpanan. Semakin besar laju respirasi,
karbohidrat dan menghasilkan CO2, energi dan air yang akan menguap ke udara,
Maryland Mammoth adalah tumbuhan hari Pendek (short day plant), karena
tumbuhan ini nyatanya memerlukan suatu periode terang yang lebih pendek di
banding dengan panjang siang hari yang kritis untuk pemrbungaan. Krisan,
poinsettia, dan beberapa varietas kacang kedelai merupakan contoh tumbuhan hari
pendek yang pada umumnya berbunga pada akhir musim panas, musim gugur,
atau musim dingin. Kelompok lain yang bergantung pada fotoperiode hanya akan
berbunga ketika periode terang lebih lama beberapa jam. (Garner dan Alard
(1920).
16
terhadap fotoperiode sebagai berikut: (1) Tanaman hari pendek (short-day plants,
SDP). Pembungaan terjadi bila fotoperiode yang diterima lebih pendek daripada
lingkungan lainnya 10 seperti suhu; (2) Tanaman hari panjang (long-day plants,
LDP). Pembungaan terjadi bila fotoperiode yang diterima lebih panjang daripada
kemudian diberi hari panjang, selain itu diperlukan periode vernalisasi di antara
waktu tersebut; (4) Tanaman hari panjang pendek (long-short-day plants, LSDP).
serangkaian hari pendek; serta (5) Tanaman netral (day-neutral plants, DNP).
usia yaitu bunga muncul setelah dicapai umur atau ukuran minimum. Bawang
Perkecambahan biji dimulai dari proses penyerapan air oleh biji diikuti
dengan melunaknya kulit biji serta terjadinya hidrasi sitoplasma dan peningkatan
perkecambahan dapat terjadi jika kulit biji permeabel terhadap air dan tersedia
belum terbentuk. Contoh tumbuhan ini adalah kacang hijau, kedelai, bunga
matahari dan kacang tanah. Organ pertama yang muncul ketika biji berkecambah
tanah. Untuk tanaman dikotil yang dirangsang dengan cahaya, ruas batang
rontok ketika cadangan makanan di dalamnya telah habis digunakan oleh embrio
permukaan tanah menembus kulit biji. Kotiledon tetap berada di dalam tanah.
tersebut benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan juga
Dimana bahan-bahan ini diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio
pada saat perkecambahan. Diduga bahwa benih yang berukuran besar dan berat
kecil, mungkin pula embrionya lebih besar. 3. Dormansi Dormansi atau disebut
juga masa istirahat biji, dimana biji tidak akan berkecambah meskipun dalam
18
tinggi seperti larutan mannitol dan larutan NaCL; bahan-bahan yang mengganggu
lain: air, suhu, oksigen, cahaya, dan media tumbuh. Dua faktor penting yang
Universitas Sumatera Utara mempengaruhi penyerapan air oleh benih adalah sifat
dari benih itu sendiri terutama pada kulit dan jumlah air yang tersedia pada
medium sekitarnya. Banyaknya air yang diperlukan tergantung dari jenis benih,
tapi umumnya tidak melampaui dua atau tiga kali berat keringnya. Pada saat
pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida, air, dan energi. Terbatasnya
(Sutopo, 2002).
19
Universitas Islam Riau, Jalan kaharuddin Nasution KM 11, No. 113, Perhentian
Provinsi Riau. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan mulai dari bulan
bijian dikotil dan monokotil, daun-daunan, benih jagung, benih kacang hijau.
Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol aqua gelas,
kotak makan, garam, penggaris, timbanagan analitik, kamera dan alat tulis.
C. Rancangan Percobaan
perlakuan :
A1 = 50 g garam/L air
W1 = 20 Menit
20
W2 = 30 Menit
W3 = 40 Menit
W4 = 50 Menit
W5 = 60 menit
D. Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum pertama : sediakan alat dan bahan, timbang garam sesuai
perlakuan, timbang berat biji mangga, kelengkeng dan durian sediakan aqua gelas
tambahkan garam ke dalam aqua perlakuan, aduk hingga larut, serta tambah kan
kembali dengan air, rendam biji sesuai perlakuan, timbang kembali biji setelah
perendaman, amati apa yang terjadi pada benih serta dicatat hasil pengamatan
tersebut
pada pagi hari dan sore hari dengan cara mencari daun yang ingin dilakukan
pengamatan disekitar kompos lalu memotong daun sebagai untuk sampel. Daun
yang kami amati yaitu daun jarak, matoa, jambu, kelengkeng dan rambutan.
Pemotongan daun dilakukan dengan cara memotong bagian daun sebelah kiri
pada pagi hari dan bagian daun sebelah kanan pada sore hari dengan ukuran 10 x
5 cm, selanjutnya timbang daun yang dipotong pada pagi hari sebagai berat basah
(BB), lalu daun yang telah di potong pada pagi hari di keringkan, timbang
kembali daun tersebut pada sore hari catat sebagai berat kering (BK), hitung besar
nya fotosintesis pagi hari dengan rumus (BB dikurang BK), dan ulangi kegiatan
21
diatas pada sore hari, hitung besar fotosintesis dalam satu hari dengan rumus
garam dan lama perendaman dilakukan pengamatan pada umur 3-5-7 hst. Benih
terhadap laju pertumbuhan tanaman jagung dan kangkung. hasil pengamatan laju
pertumbuhan terhadap konsentrasi garam dan air terhadap lama perendaman dapat
dilakukan pada daun jagung yang terkena hama dan membandingkannya dengan
jagung yang tidak terkena hama/penyakit. Praktikum ini dilakukan dengan cara
mengukur panjang daun, lebar daun, dan tinggi tanaman, pada tanaman yang
dengan cara membuat lubang pada kotak makan dengan ukuaran 30º, 60º, 90º,
setelah itu rendam biji kacang hijau, dan selanjutnya tanam biji kacang hijau
tersebut kedalam media botol aqua gelas yang berisi tanah, kemudian masukkan
tanaman ke dalam kotak makanan yang telah dipotong tadi, kemudian tempatkan
22
pada tempat yang tidak ternaungi, selanjutnya amati arah tumbuh dan tinggi
tanaman sampai melebihi 16 cm. Pengamatan dilakukan selama dua hari satu
kali.
mencari batang tanaman lalu memotongnya dengan syarat batang tersebut tidak
terluka, lalu mengambil alat fotometer, dan batang dimasukkan ke dalam selang ¾
dengan syarat batang tersebut tidak ada cela agar air tidak keluar, lalu isi tabung
kaca dengan air. Pengamatan ini dilakukan dalam interval waktu 1 jam sekali,
lama perendaman yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 1.
dalam praktikum ini adalah Mangga dengan perlakuan A0W5. A0 adalah air biasa
dan W5 adalah waktu lama perendaman dengan waktu 60 menit yaitu berat
sebelum perendamanan dengan data 45.0 g menjadi 51.9 g pada saat sesudah
sebaliknya yaitu perlakuan dengan A1W5 yaitu A1 adalah air garam dan W5
adalah waktu lama perendaman dengan waktu 60 menit dan berakibat berat
kentang berkurang. Pengaruh garam dan lama perendaman dan Penyerapan air
24
melalui proses imbibisi dan osmosis merupakan proses yang pertama terjadi pada
akan membengkak sehingga mendesak kulit biji yang sudah lunak sampai pecah.
Makanan cadangan yang disimpan dalam biji adalah berupa selulosa, pati, lemak
dan protein.
dengan lama perendaman larutan garam dapat dilihat pada table 2 dibawah ini :
bentuk dari biji yang direndam karna terdapat proses difisi, osmosis dan imbibisi.
25
Gambar 1. Perbedaan bentuk biji dan dan berat akibat lama perendaman
Dari tabel morfologi benih didapatkan indicator dari tekstur dan warna
yang pertama dari tanaman mangga sebelum perendaman bertekstur keras dan
sedikit lembut dan berwarna pucat, pada biji kelengkeng didapatkan tekstur
sebelum perendaman bertekstur keras dan bewarna hitam dan setelah dilakukan
perendaman biji sedikit berkerut, Dan pada biji durian didapatkan tekstur sebelum
air cukup efektif untuk mengurangi kekerasan kulit biji. Perendaman dalam air
akan melunakkan kulit biji dan mengencerkan zat penghambat yang ada sehingga
Imbibisi diawali dengan masuknya air ke dalam biji yang meresap melalui
kulit biji, kemudian air akan berdifusi masuk ke dalam jaringan yang ada di dalam
biji. masuknya air ke dalam mengakibatkan sel menjadi membesar dan kulit biji
bersifat permeabel bagi oksigen dan karbon dioksida sehingga memudahkan bagi
kedua gas itu untuk berdifusi masuk ke dalam biji untuk proses respirasi yang
akan menghasilkan energi untuk perkecambahan (Copeland & Mc. Donald, 1996).
26
fotosintesis yang dilakukan pada pagi hari dan sore hari dengan cara memotong
daun sebagai sampel. Hasil pengamatan Pengaruh cahaya terhadap besarnya hasil
fotosintesis setelah dilakukan uji beda nyata dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh cahaya terhadap besarnya hasil fotosintesis pada pagi hari
Pagi
adalah yang tertinggi yaitu 0.9 dan berat basah yang paling kecil adalah daun
jarak dan jambu karena memiliki berat basah yang sama yaitu 0.3
Tabel 4. Pengaruh cahaya terhadap besarnya hasil fotosintesis pada sore hari
No BB BK Hasil
1 Matoa 1 0.6 0.0 0.6
daun kelengkeng, jambu dan rambutan sangat berbeda nyata. Pada daun matoa
berat basah pada sore hari menjadi lebih ringan yaitu menjadi 0.6g, pada daun
rambutan berat basahnya menjadi 0.0. Hal ini dikarenakan daun menjadi rapuh
dan tidak memiliki kadar air lagi sehingga sehingga daun tidak memiliki kadar air
lagi.
3. Suhu, Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja
meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. 4.Kadar air, yaitu Kekurangan
bahwa kadar air dari berbagai macam tanaman berbeda dimana tanaman herbacius
tingkat transpirasi dan respirasi biar persediaan air dalam tanah berkurang maka
transpirasi jelas akan berkurang sebagai penutupan stomata. Hal ini juga
sangat memerlukan air dalm kehidupannya dan proses yang ada didalam tubuhnya
dan salah satu pokok penting makhluk hidup. Ketika daun masih mengandung air
dan klorofil, daun berwarna hijau dan hijau tua. Tetapi, ketika daun kering
terhadap lama perendaman tanaman pada umur 3-5-7 hst setelah dilakukan
konsentrasi air garam tertinggi terdapat pada perlakuan perendaman air garam
radikula 19 cm. Tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya, selanjutnya laju
menit dimana pertumbuhan relatif terendah yaitu 4cm plumula dan 3 cm radikula.
Salinitas adalah sebuah proses dimana garam yang terlarut dalam air
terakumulasi dalam tanah. Salinisasi menjadi hal yang sangat diperhatikan karena
tanaman yang sensitif terhadap salinitas. Semakin tinggi salinitas, luas daun, berat
kering batang, berat kering daun, dan berat kering tanaman total pada jagung
Ayers dan Westcot (1976) mengatakan bahwa tanaman jagung tidak tahan
terhadap tanah atau air yang memiliki derajat konduktivitas elektrik yang tinggi
Tabel 6. laju pertumbuhan terhadap konsentrasi Air biasa dan lama perendaman.
HST Nama Perlakua Persentasi Panjang Jumlah Panjang
sampel n tumbuh plumula daun radikal
benih (%) (cm) (cm)
laju pertumbuhan relatif pada perlakuan konsentrasi Air biasa dan lama
perendaman tertinggi terdapat pada perlakuan perendaman air biasa dengan lama
terendah terdapat pada perlakuan perendaman air biasa selama 20 menit dimana
3,69 mm dibandingkan biji yang tidak direndam. Menurut Marthen dkk (2013),
perendaman biji dengan air panas yang dilanjutkan oleh perendaman dengan air
falcataria L.) sampai 95,68%. Perendaman dengan air akan mempercepat proses
imbibisi pada biji. Setelah biji menyerap air dan mencapai imbibisi yang optimum
maka kulit biji akan menjadi lunak dan mempermudah masuknya oksigen ke
dalam biji. Air sendiri diperlukan dalam proses pelunakan kulit biji,
pengatur tumbuh. Sedangkan oksigen diperlukan oleh benih untuk proses respirasi
D.tumbuhan tanaman jagung yang terkena hama dan yang tidak terkena
hama
dilakukan pada daun jagung yang terkena hama dan membandingkannya dengan
32
penyakit dengan tanaman yang yidak terkena penyakit sangat berpengaruh nyata
tanaman jagung yang terkena hama dan yang tidak terkena hama dapat dilihat
Sampel
Tanggal pengamatan
15 november 2019
1 2 3 4
Tidak
Terserang 66 25 42 38
Tinggi hama
Tanaman
Terserang
Hama 46 23 32 26
Penyakit
Tidak
Terserang 10 3 6 5
hama
Lebar daun
Terserang
Hama 5 3 6 4
Penyakit
Tidak
Terserang 11 4 10 8
Jumlah hama
daun Terserang
Hama 11 4 8 5
Penyakit
Tidak
Terserang 57 29 47 51
Panjang hama
daun Terserang
Hama 55 26 55 47
Penyakit
33
tinggi tanaman jagung yang tidak terserang hama yaitu 66 cm dan jagung yang
terserang hama yaitu 46 cm, lebar daun jagung yang tidak terserang hama 10 cm
dan jagung yang terserang hama 5 cm, dan jagung yang tudak terserang hama
memiliki jumlah daun 11 dan sama dengan jagung yang terena hama penyakit.
Panjang daun yang terserang hama 55cm dan daun yang tidak terserang hama 57
cm. Itu menunjukan bahwa hama sangat menggangu pada pertumbuhan jagung.
Sampel
Tanggal pengamatan
20 november 2019
1 2 3 4
Tidak
Terserang 72 62 59 29
Tinggi
hama
Tanaman
(cm) Terserang
Hama 62 21 46 25
Penyakit
Tidak
Terserang 10 3 6 5
Lebar daun hama
(cm) Terserang
Hama 7 3 6 4
Penyakit
Tidak
Terserang 11 4 10 8
Jumlah hama
daun Terserang
Hama 11 4 8 5
Penyakit
Panjang Tidak 78 26 68 50
daun(cm) Terserang
hama
34
Terserang
Hama 67 24 59 36
Penyakit
pada tanaman yang tidak terkena hama, yaitu memiliki ketinggian 72 cm dan
memiliki panjang daun 24 cm. Tetapi berbeda nyata terhadap tanaman yang
kurang perlakuan, pada tanaman terendah yaitu 21 dan panjang daun terpendek 24
cm.
22 november 2019 1 2 3 4
Tidak
Terserang 84 60 38 13
Tinggi hama
Tanaman
Terserang
Hama 62 47 37 2
Penyakit
Tidak
Terserang 11 7 6 3
hama
Lebar daun
Terserang
Hama 9 6 4.5 2
Penyakit
Jumlah Tidak 11 12 8 9
daun Terserang
hama
35
Terserang
Hama 10 10 7 2
Penyakit
Tidak
Terserang 73 70 50 25
Panjang hama
daun Terserang
Hama 64 42 34 24
Penyakit
pada tanaman yang tidak terkena hama, yaitu memiliki ketinggian 84 cm dan
memiliki panjang daun 73 cm. Tetapi berbeda nyata terhadap tanaman yang
kurang perlakuan, pada tanaman terendah yaitu 3 dan panjang daun terpendek 26
cm.
vegetatif maupun generatif. Hama yang biasa ditemukan pada tanaman jagung
kutu daun (Aphis sp) dan belalang (Locusta sp.). Hama - hama ini memberikan
penanganan hama ini telah banyak dilakukan baik oleh Balai Penelitian Tanaman
pemanfaatan agen hayati, pola tanam, kultur tehnis, varietas resisten, mekanis, dan
4 600 10 13 11 2 2 2 cahaya
900 8 5 - 2 2 -
matahari
Berdasarkan dari tabel 10. Dilakukan dengan cara membuat lubang pada
kotak makanan dengan ukuaran 30º, 60º, 90º, pertumbuhan relatif tanaman kacang
hijau dilakukan pada 2 hari dalam 1 minggu, sampai tinggi tanaman melebihi 15
yang tertinggi terdapat pada tanaman yang terkena cahaya matahari pada sampel 3
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau yang tertinggi terdapat pada
tanaman yang terkena cahaya matahari pada sampel 3 dengan perlakuan 300, yaitu
tanaman yang terkena cahaya, tanaman terendah yaitu 8 cm dan 2 helai daun.
7 600 10 13 11 2 2 2 cahaya
900 14 11 - 2 2 -
matahari
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau yang tertinggi terdapat pada
helai daun. Tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya, selanjutnya laju
9 600 10 13 11 2 2 3 cahaya
900 15 11,5 - 2 2 -
matahari
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau yang tertinggi terdapat pada
helai daun. Tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya, selanjutnya laju
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau yang tertinggi terdapat pada
helai daun. Tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya, selanjutnya laju
13 600 12 14 13 2 2 4 cahaya
900 17 12,5 - 2 2 -
matahari
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau yang tertinggi terdapat pada
perlakuan 300 pada sampel 3, yaitu memiliki ketinggian 21,5 cm dan memiliki 4
helai daun. Tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya, selanjutnya laju
gelap. Untuk reaksi terang calon daun dan batang tumbuh dengan subur, hanya
saja pertumbuhan batang kurang tinggi namun daun dan batang tumbuh dengan
subur.
41
· Untuk reaksi gelap calon daun dan batang tumbuh tidak sempurna, tetapi
pertumbuhan batang menjulang tinggi, daun kuning dan batang pucat. (Tini 2015)
diantaranya yaitu : 1. Batang tanaman terlihat lebih panjang akibat kandungan air
yang melimpah dalam tanaman tersebut, akan tetapi batang tersebut tidak kokoh
Memiliki daun yang kecil-kecil, tipis dan berwarna pucat, kondisi ini dikarenakan
kandungan klorofil yang terlalu sedikit. 4. Memiliki akar yang kurang lebat.
(setiawan, 2019).
gelap, perkecambahan yang tumbuh di reaksi gelap ini tidak subur, daunnya
sehingga nutrisi hanya berasal dari kotiledon. Maka tak heran jika pada reaksi
gelap ini banyak sekali atau ada yang membusuk dan pertumbuhannya tidak baik
karena kehabisan nutrisi yang terkandung di kotiledon. Namun dalam reaksi gelap
ini batang menjulang tinggi karena aktifitas hormone auksin ekaligus giberelain
yang terkandung dalam kotiledon. Biji dapat tumbuh menjadi keecambah karena
( Zhamal.2008)
nutrisi, enzim giberelin memacu aleuron untuk mensintesis dan melepaskan enzim
yang serupa dengan maltase, amylase dan pemecah protein. Dengan enzin itu
dilakukan dengan cara memotong batang tanaman beserta daunnya dengan syarat
batang tersebut tidak terluka, lalu mengambil alat klem statik, dan selang
uji laju transpirasi pada tanaman rambutan sangat berpengaruh nyata. Laju
tanaman nangka, laju transpirasi yang tertinggi terdapat pada jam 14:00-15:00
yaitu berkurang sebanyak 5 ml yang mendapat sinar matahari yang berlebih karna
sebagai pertukan karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman yang sedaang tumbuh menentukan banyak air jauh lebih
banyak daripada jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan hilangnya air
besar adalah lewat daun hal ini disebabkan luasnya permukaan daun dan karena
daun-daun itu lebih terkena udara dari pada bagian lain dari suatu
tanaman (Lakitan, 2007).
Kelembaban udara sekitar, Suhu udara, Suhu daun tanaman (Guritno, 1995).
45
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
menggunakan energi sel.. Hasil dari difusi adalah konsentrasi yang sama antara
partikel mengalami perubahan tekstur dan warna, sedangkan untuk berat biji
B. Saran
bermanfaat.
46
DAFTAR PUSTAKA
Adnan,2009.http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57033/Chapte
r%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
Ayers, R.S. & Westcot, D.W. 1976. Water Quality for Agriculture. Rome: Food
and Agriculture of Organization of The United Nation.
Katerji et. al. 2003. “Effect of Salinity on emergence and on Water Stress and
Early Seedling Growth of Sunflower and Maize”. [serial on
line]. http://dx.doi.org/10.1016/0378-3774(94)90026-4
Luqman,2012http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2012/10/ruang-lingkup-
fisiologi-tumbuhan.html
Materechera S.A. 2011. “Soil Salinity in Irrigated fields used for urban agriculture
under a semi-arid environment of South Africa”. African Journal of Agricultural
Research Vol. 6(16), pp. 3747-3754, 18 August, 2011
Pranata. W. ddk. 2001. Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan Jilit I,II Dep. Botani
Fak. Pertanian IPB.
Bulan / Tahun
N
Jadwal Kegiatan Agustus September Oktober November Desember
Januari
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Imbibisi
2. Fotosintesis
Imbibisi, Difusi
3.
dan Osmosis
a. Pengamatan
hari ketiga
b. Pengamatan
hari kelima
c. Pengamatan
hari ketujuh
Fotosintesis
4. Terserang / Tidak
Terserang Hama
a. Pengamatan
hari ketiga
b. Pengamatan
hari kelima
c. Pengamatan
hari ketujuh
5. Fotoperiodisme
a. Pengamatan
hari ketiga
b. Pengamatan
hari kelima
c. Pengamatan
hari ketujuh
6. Transpirasi
49
Gambar 1. Pengaruh cahaya terhadap besarnya hasil fotosintesis pada pagi hari
dan sore hari
Gambar 5. Foto respon biji terhadap konsentrasi garam dan lama perendaman
Gambar 7. Fotoperiodisme
002 Inti Raya di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Rokan Hilir pada tahun
pada tahun 2012. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan Pendidikan di SMP
dan tamat pada tahun 2015. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di
SMA Negeri 1 Simpang Kanan pada tahun 2016 dan seslesai pada tahun 2018.
tepatnya di Universitas Islam Riau (UIR) Fakultas Pertanian pada Program Studi
Agroteknologi (S1).