BY : ARI APRINANDO
TEDDY NOVARA PUTRA RASDY
ODJII ANJAS PRATAMA
LUCKY YUDA TAMA
BAGUS ADI KUSUMA
ABDUL ARIF MAULANA PASLA
HUKUM WARIS ADAT
1. Sistem Keturunan
Sistem keturunan yang Sistem keturunan yang ditarik Sistem yang ditarik menurut
ditarik menurut garis menurut garis ibu, dimana garis orang tua (ibu dan
bapak, contohnya: Gayo, kedudukan wanita lebih bapak) dimana kedudukan
Alas, Batak, Nias, menonjol pengaruhnya dari pria dan wanita tidak
Lampung, Seram, Nusa kedudukan pria dalam dibedakan dalam pewarisan.
Tenggara. pewarisan. Contohnya, Contohnya: Jawa, Sunda,
Minangkabau dan Enggano Madura, dan Melayu
SISTEM HUKUM WARIS ADAT
4. Sistem individual
a. Anak angkat
Anak tiri yang hidup bersama dengan ibu kandungnya dan bapak tirinya atau
sebaliknya adalah warga serumah tangga pula. Kadang-kadang begitu eratnya
hubungan antara anggota rumah tangga, sehingga anak tiri mendapat hak
hibah dari bapak tirinya, bahkan anak tiri berhak atas penghasilan dari
bagian harta peninggalan bapak tirinya, demikian sebaliknya
PARA AHLI WARIS
Di masyarakat Batak dan Bali, suami berhak atas warisan istrinya yaitu
barang-barang yang dulu di bawa oleh istrinya.
Di Jawa, duda berhak mendapat nafkah dari harta kekayaan rumah tangga
setelah istrinya meninggal dunia.
HARTA WARIS ADAT
Harta asal Harta asal adalah harta yang diperoleh atau dimiliki oleh
pewaris sebelum perkawinan yang dibawa kedalam
perkawinan, baik harta itu berupa harta peninggalan
maupun harta bawaan. Harta peninggalan dapat dibedakan
harta peninggalan yang tetap tak terbagi dan harta
peninggalan yang dapat dibagi, demikian juga harta bawaan
ada harta bawaan di isteri dan harta bawaan suami.
Harta Bawaan
Harta bawaan adalah harta yang dimiliki oleh suami atau
isteri sebelum perkawinan. Oleh sebab itu dibagi antara
harta bawaan suami dan harta bawaan isteri. Harta bawaan
itu ada yang terikat dengan kerabat dan ada yang tidak
terikat dengan kerabat
HARTA WARIS ADAT
Harta
pemberian
Harta pemberian adalah harta yang dimiliki oleh pewaris karena
pemberian, baik pemberian dari suami bagi si isteri, pemberian dari
orang tua, pemberian kerabat, pemberian orang lain, hadiah-hadiah
perkawinan atau karena hibah wasiat
Harta Harta pencaharian adalah harta yang diperoleh oleh suami-isteri, suami
pencaharian saja atau isteri saja dalam perkawinan karena usaha dari suami-isteri
atau salah satu pihak. Secara umum harta yang diperoleh dalam
perkawinan adalah harta bersama suami-isteri, tetapi dalam beberapa
masyarakat ada harta pencaharian suami saja, atau harta pencaharian
si isteri saja disebabkan bentuk perkawinan dan sistim
kekerabatannya.
KEWAJIBAN AHLI WARIS
Pada dasamya, seorang ahli waris dengan harta peninggalan yang ditinggalkan oleh pewaris, wajib:
• Menyelenggarakan upacara mayat dan penguburan, sehingga seorang ahli waris (tanpa setahu ahli
waris lainnya) dapat menjual sesuatu bagian tertentu daripada harta peninggalan untuk keperluan
itu. Tentunya, hal ini dilakukan dengan sewajarnya.
• Membayar biaya-biaya pemakaman yang mana harus didahulukan, sebelum harta peninggalan itu
dibagi-bagi.
• Membayar utang-utang pewaris.
• Menyelenggarakan Upacara atau selamatan dalam memperingati hari meninggalnya pewaris. Di
daerah Batak, Dayak dan Bali, para ahli waris wajib membayar utang pewaris dengan syarat yang
berpiutang (penagih) memberitahukan haknya kepada ahli waris dalam waktu 40 hari sesudah
meninggalnya pewaris atau sebelum selamatan yang akan diselenggarakan untuk si pewaris yang
meninggal (di Bali disebut nyekoh). Di Jawa, harta peninggalan pewaris dapat digunakan untuk
membayar utangnya, sehingga harta itu tidak boleh dibagi-bagi sebelum utang pewaris dibayar dari
harta tersebut. Jikalau hartapeninggalan inu tidak mencukupi maka ahli waris tidak dapat dituntut
untuk membayar kekurangannya.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH