Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM I

PENGENALAN BIOLOGI SEBAGAI ILMU

Oleh :
Dwi Putri Utami (1532220067)

Dosen Pembimbing :
Syarifah, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2015
BAB I
PENDABHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pertumbuhan
sendiri diartikan sebagai proses pertambahan biomassa atau ukuran
(berat,volume, dan jumlah) yang sifatnya tetap dan irreversible. Artinya
bahwa makhluk hidup tidak dapat balik pada keadaan atau kondisi
sebelumnya. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan suatu
tumbuhan adalah cahaya. Tumbuhan memerlukan cahaya karena tidak semua
nutrisi yang diserap oleh tumbuhan dapat digunakan secara langsung oleh
tumbuhan untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, cahaya diperlukan agar
dapat terjadi proses fotosintesis. Tanpa adanya cahaya, fotosintesis tidak akan
terjadi sehingga tidak tersedia sumber energi bagi tumbuhan untuk
melangsungkan pertumbuhannya.
Cahaya juga mempengaruhi pertumbuhan suatu tumbuhan. Cahaya dapat
menghambat tumbuhan untuk meninggi karena cahaya dapatmenguraikan
hormon auksin. Meskipun begitu, intensitas cahaya yang diterima tidak boleh
berlebihan maupun kekurangan. Jika cahaya yang diterima berlebihan, maka
akan merusak auksin dan klorofil sehingga menghambat pertumbuhan
tanaman, sebaliknya, jika tanaman kekurangan cahaya, maka akan mengalami
etiolasi, dimana tumbuhan menglami pertumbuhan yang cepat karena berada
pada kondisi gelap. Oleh karena itulah dilakukan penelitian ini untuk
mengetahui apakah benar cahaya matahari dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan pada suatu tanaman, khususnya pada tanaman jagung dan
kacang hijau yang menjadi bagian penelitian ini.

1.1 Tujuan Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan demi terwujudnya tujuan berikut ini :
1. Mahasiswa berlatih melakukan pemecahan masalah biologi melalui
prosedur ilmiah
2. Mahasiswa dapat menunjukkan sikap ilmiah dalam melakukan proses-
proses ilmiah
3. Mahasiswa dapat menemukun data dan konsep ilmiah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Biologi


Biologi (di sebut juga ilmu kehidupan) adalah ilmu tentang makhluk
hidup. Hamir sepanjang sejarah, biologi telah di pengaruhi oleh praktik dan
ajaran agama atau kepercayaan spiritual. Misalnya adalah gagasan yang
menyatakan bahwa benda menjadi hidup karena pengaruh beragam kekuatan
hidup. Pendekatan lebih ilmiah pada biologi menghasilkan pemahaman
modern dan lebih kompleks tentang proses kehidupan.
Biologi sebagai ilmu, kaum terpeljar arab menerjemahkan karya
Aristoteles dan lainnya, serta menambah gagasan mereka sendiri. Kumpulan
pengetahuan mencapai Eropa sekitar abad ke-13. Periode ini menunjukkan
perkembangan sejumlah ilmu seprti zoologi dan botani. Perbandingan
anatomi di kembangkan oleh sejumlah seniman Renaisans. Mereka
mempelajari otot, tulang, dan organ dalam binatang dan manusia. Selama
akhir era renaisans, bidang pemikiran akademis disebut iatrokimia,
mengandalkan reaksi kimia untuk menerangkan cara kerja tumbuhan dan
binatang. Ini adalah awal dari bidang biokimia (A Dorling Kindersley Book).
Biologi meliputi semua bentuk kehidupandari tumbuhan dan hewan
terbesar hingga bentuk kehidupan yang terlalu kecil untuk di lihat serta asal
mula bentuk kehidupan itu, cara mereka berubah seiring waktu, dan cara
mereka hidup berdampingan di seluruh permukaan bumi saat ini (hazel
maskell).
2.3 Tanah Sebagai Media
Tanah merupakan suatu sistem koloid yang terdiri atas beberapa partikel-
partikel yang sangat halus yang disebut dengan misel,besarnya hanya antara
0,001 sampai 0,1 (Prof.Dr.D.Dwidjoseputro : 1980)
Bahan-bahan organik maupun anorganik yang telah mengalami
perubahan-perubahan karena pengaruh udara. Terdapat di lapisan bagian atas
yang tebaknya kira-kira 25 cm. Kita dapati 5 bagian penyususn (komponen)
tanah, yaitu :
1) Bagian-bagian mineral
2) Bagian-bagian zat organik
3) Bagian air dan larutan tanah
4) Bagian udara yang ada di dalam tanah
5) Organisme yang ada di dalam tanah

2.2 Spermatophyta (Tumbuhan Biji)


Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat
perkembangan flogenetik tertinggi, (dalam bahasa Yunani berarti sperma).
Biji berasal dari bakal biji, yang dapat disamakan dengan makrosporangium.
Di dalamnya dihasilkan makrospora yang tidak perna meninggalkan
tempatnya, dan di tempat itu selanjutnya berkembang menjadi
makroportalium dengan arkegonium serta sel telurnya. Setelah terjadi
pembuahan, zigot yang terbentuk berkembang menjadi embrio yang
sementara tetap di tempat itu pula. Sementara itu bakal biji yang kemudian
mengandung embrio itu berkembang menjadi alat reproduksi yang di sebut
biji. Jadi dari segi ontogeninya, biji adalah suatu alat reproduksi generatif atau
seksual, karena terjadinya didahului oleh suatu peristiwa seksual, yaitu
peleburan sel telur dengan sel kelamin jantan. Namun demikian, dalam
lingkungan tumbuhan biji dapat kita jumpai perkecualian-perkecualian dalam
hubungan dengan pembentukan embrio dalam biji, dalam arti, bahwa embrio
tidak selalu merupakan hasil peristiwa seksual. Pembentukan embrio melalui
peleburan sel-sel kelamin kita kenal di bawah istilah amfimiksis, sedang
terjadinya embrio tanpa melalui peristiwa perkawinan disebut apomiksis.
Bersama-sama dengan tumbuhan paku, tumbuhan biji telah merupakan
tumbuhan katmus sejati. Tubuh jelas dapat dibedakan dalam tiga bagian
pokok yaitu akar, batang, dan daun. Selain itu tubuh tumbuhan biji
mempunyai pula bagian-bagian lain yang merupakan metamorphosis bagian-
bagian pokok tadi ditambah lagi dengan berbagai macam organ-organ
tambahan. Dari bagian-bagian tubuh tumbuhan biji sporofillah yang telah
mengalami perkembangan sedemikian rupa. Sehingga sifatnya sebagai daun
hamper hilang sama sekali. Lagi pula sporofil-sporofil itu telah terangkat
dalam berbagai bentuk kumpulan sporofil yang mencapai puncaknya dalam
bentuk organ yang kita sebut bunga. Itulah sebabnya golongan tumbuhan biji
ini disebut pula Anthophyta atau tumbuhan bunga (dari bahasa Yunani, anthos
= bunga; phyton = tumbuhan). Pada organ inilah pertama orang mengenal
adanya seksualitas pada tumbuhan. Juga peristiwa seksual pada tumbuhan,
pertama-tama dikenal pada golongan tumbuhan ini, sehingga melahirkan
anggapan bahwa pada golongan ini, peristiwa-peristiwanya tampak jelas,
walaupun sesungguhnya tampak dari luar pada tumbuhan ini bukan
perkawinan dalam arti peleburan sel-sel kelaminnya (yang kita sebut
pembuahan atau fertilisasi), melainkan jatuhnya mikrospora (serbuk sari) pada
bakal biji atau kepala putik yang lebih kita kenal dengan istilah penyerbukan,
persarian, atau polinasi. Atas dasar peristiwa itulah Eichier memberikan nama
Phaneragamae (dari bahasa Yunani phaneros=tampak, jelas, gamein= kawin)
kepada golongan tumbuhan biji. Pada peristiwa seksual, mikrospora (serbuk
sari) selalu tumbuh menjadi badan yang berbentuk buluh untuk dapat
mengantar gamet-gamet ke tempat tujuannya, yaitu untuk menemukan sel
telur. Peristiwa ini yang menyebabkan golongan tumbuhan biji juga di sebut
Embryophyta siphonogama, yang berarti tumbuhan yang mempunyai embrio
dan dan perkawinan terjadi melalui pembentukan suatu buluh, dalam hal ini
ialah buluh serbuk sari (mikroprotalium) (dari bahasa Yunani embryon =
embrio, lembaga, phyton = tumbuhan, siphon = pipa, buluh gamein = kawin).
Tumbuhan biji yang sekarang ada di bumi ini meliputi kurang lebih 170.000
jenis tumbuhan, jadi lebih dari separuh jumlah kekayaan flora dunia yang di taksir
seluruhnya meliputi lebih kurang 300.000 jenis tumbuhan. Juga pada waktu ini
golongan tumbuhan bijilah yang bersifat dominan di bumu kita, sehingga zaman
kita sekarang ini boleh disebut juga zaman tumbuhan biji. Divisi tumbuhan biji
secara klasik dibedakan dalam dua anak divisi, yaitu; tumbuhan biji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). (Gembong
Tjitrosoepomo, 2010)
2.3 Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses pembuatan makanan oleh tumbuhan dengan
menggunakan cahaya matahari, air, dan karbon dioksida. Fotosintesis terjadi di
struktur khusus pada sel daun yang di sebut kloroplas. Kloroplas mengandung
klorofil, yaitu pigmen hijau yang menyerap energi dari cahaya matahari. Selama
fotosintesis, energi yang di serap ini digunakan untuk menyatukan karbon
dioksida dengan air sehingga membentuk glukosa sebagai sumber energi bagi
seluruh tumbuhan. Produk sisanya, yaitu oksigen, dilepaskan ke udara. Daun
merupakan lokasi utama terjadinya fotosintesis dan memiliki beragam adaptasi
untuk tujuan tersebut. Lamina (bilah daun) yang berbentuk datar menyediakan
permukaan lebar untuk menyerap cahaya matahari; stomata (pori-pori) di
permukaan bawah lamina memungkin gas (karbon dioksida dan oksigen) keluar
masuk daun; dan jaringan pembuluh yang ekstensif membawa air ke daun dan
mengangkut glukosa hasil fotosintesis ke bagian lain tumbuhan.
2.4 Tumbuhan Lahan Kering dan Basah
Tumbuhan tanah kering (Serofit) mampu bertahan hidup di habitat yang
kurang kondusif, yaitu di tempat yang hanya tersedia sedikit air atau bersuhu
tinggi yang memicu hilangnya banyak air dari daun. Serofit menunjukan sejumlah
adaptasi terhadap kondisi kering. Adaptasi ini meliputi pengurangan area daun,
daun tergulung, penenggelaman stomata, rambut, duri, dan kutikula yang tebal.
Satu kelompok, yaitu tumbuhan berair banyak (succulent), menyimpan air dalam
jaringan spons sangat lebar pada daun, akar, dan batang. Tumbuhan tanah basah
tumbuh terendam di dalam air, baik sebagian ataupun sepenuhnya dan
menunjukan berbagai adaptasi terhadap habitat ini. Umumnya terdapat banyak
ruang udara di dalam batang, akar dan daun.
2.5 Perkecambahan
Perkecambahan adalah tumbuhnya biji menjadi semaian. Ini dimulai
ketika biji menjadi aktif di bawah tanah, dan berakhir saat dau foliage pertama
muncul di atas tanah. Biji terdiri dari sebuah embrio atau lembaga dan cadangan
makanannya, yang dikelilingi oleh testa (kulit biji). Embrio ini terdiri atas satu
atau dua kotiledon (daun biji) yang melekat pada sumbu sentral. Bagian atas
sumbu ini terdiri atas epikotil, yang memiliki tunas plumula (tunas lembaga) di
ujungnya. Bagian bawah sumbuh tersusun atas hipokotil dan radikel (akar
lembaga). Setelah tercerai dari tumbuhan induknya, biji akan mengalami dehidrasi
dan memasuki periode tidak aktif (dormansi). Setelah periode istirahat ini,
perkecambahan dimulai jika biji memiliki cukup air, oksigen, panas, dan dalam
beberapa kasus, cahaya. Di tahap pertama pertama perkecambahan, biji
menyeraap air, embrio mulai mengkonsumsi makanan cadangannya, dan radikel
membengkak, menerobos testa, dan tumbuh kebawah. Kemudian perkecambahan
berlanjut tergantung peda jenis bijinya. Dalam perkecambahan epigeal, hipokotil
memanjang, menarik plumula dan kotiledon pelindungnya keluar dari dalam
tanah. Di perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah dan
epikotil memanjang mendorong plumulanya ke atas (Lentera abadi : 2007)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 02 November
2015 pukul 13:00-15:00 WIB di laboratorium biologi fakultas tarbiyah dan
keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
3.2 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat :
Polibag Sekop
Lebel Lidi
3.3.2 Bahan :
Tanah humus Biji jagung
Tanah rawa Air limbah
Biji lamtoro Air biasa
Biji kacang hijau

3.3 Cara Kerja


Siapkan 12 buah polibag, sekop, tanah humus, tanah rawa, biji kacang
hujau, biji jagung, biji lamtoro, dan air limbah.
Rendam biji jagung, kacang hijau, dan lamtoro tersebut di dalam wadah
berisi air biasa.
Isi ke-12 polibag yang sudah di siapkan tadi masing-masing 6 untuk tanah
rawa dan 6 untuk tanah humus
Ke-12 Polibag yang sudah di isi tanah humus dan tanah rawa tadi
kemudian di basahi dengan air got yang sudah di sediakan. Pastikan air
gotnya tersiram secara merata.
Kemudian pisahkan polibag yang di isi dengan tanah humus dan tanah
rawa
Setelah itu tanam masing-masing 5 butir dari ke-3 jenis biji-bijian tadi di
setiap polibag, dan di beri label dari 1-5 yang sudah di lekatkan pada lidi
kemudian di tancapkan di sisi biji yang sudah di tanam tadi.
Lalu letakkan 3 polibag yang berisi tanah rawa dan 3 polibag yang berisi
tanah humus di tempat yang gelap, setelah itu sisany lagi di letakkan di
tempat yang terang
Setelah selesai, ukur pertumbuhan dari ketiga biji-bijian yang di tanam
tersebut selama selama 7 hari pada waktu yang teratur.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Tabel 1 hasil pengamata biji biji jagung di tempat terang (tanah humus)
Biji Tinggi (cm) Rata Keterangan
ke Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari rata
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7
1 - - - - - - - - Belum tumbuh
2 - - - - - - - - Belum tumbuh
3 - - - - - - - - Belum tumbuh
4 - - - - - - - - Belum tumbuh
5 - - - - - - - - Belum tumbuh

Tabel 2 pengamatan biji lamtoro di tempat terang (tanah humus)


Biji Tinggi (cm) Rata Keterangan
ke Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari rata
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7
1 - - - - - - - - Belum tumbuh
2 - - - - - - - - Belum tumbuh
3 - - - - - - - - Belum tumbuh
4 - - - - - - - - Belum tumbuh
5 - - - - - - - - Belum tumbuh
6 - - - - - - - - Belum tumbuh

Tabel 3 pengamatan biji kacang hijau di tempat terang (tanah humus)


Biji Tinggi (cm) Rata Keterangan
ke Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari rata
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7
1 - - - - - - - - Belum tumbuh
2 - - - - - - - - Belum tumbuh
3 - - - - - - - - Belum tumbuh
4 - - - - - - - - Belum tumbuh
5 - - - - - - - - Belum tumbuh

Tabel 4 pengamatan biji jagung di tempat terang (tanah rawa)


Biji Tinggi (cm) Rata Keterangan
ke Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari rata
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7
1 - - - - - - - - Belum tumbuh
2 - - - - - - - - Belum tumbuh
3 - - - - - - - - Belum tumbuh
4 - - - - - - - - Belum tumbuh
5 - - - - - - - - Belum tumbuh

Tabel 5 pengamatan biji lamtoro di tempat terang (tanah rawa)


Biji Tinggi (cm) Rata Keterangan
ke Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari rata
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7
1 - - - - - - - - Belum tumbuh
2 - - - - - - - - Belum tumbuh
3 - - - - - - - - Belum tumbuh
4 - - - - - - - - Belum tumbuh
5 - - - - - - - - Belum tumbuh
Tabel 6 pengamatan biji kacang hijau di tempat terang (tanah rawa)
Biji Tinggi (cm) Rata Keterangan
ke Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari rata
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7
1 1,1 3,3 6,9 8,7 10,2 15,5 23,4 9,8 sudah memiliki
2 0,8 4,7 7,2 9 11,5 13 21,8 9,7 helai daun, dan
3 - - - - - - - - tumbuh kearah
4 - 0,6 2,7 5 6,3 10,9 22,4 6,8 sinar matahari
5 - - - 1,9 5,8 12 23,7 6,2
Jumlah 32,5

Tabel 7 pengamatan biji jagung di tempat gelap (tanah humus)


Biji Tinggi (cm) Rata Keterangan
ke Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari rata
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7
1 - - - - - - - - sudah memiliki
2 - 0,6 1 5,5 7,6 16 21,8 7,5 helai daun, dan
3 - 0,8 3 9,8 10,5 20,4 23,2 9,6 tumbuh kearah
4 - - - - 3 5,5 8,3 2,4 sinar matahari
5 - - - - - - - -
Jumlah 17,1

Tabel 8 pengamatan biji lamtoro di tempat gelap (tanah humus)


Biji Tinggi (cm) Rata Keterangan
ke Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari rata
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7
1 - 1 2,2 2,5 3 3,7 4,1 16,5
2 - - - - - - - -
3 - - - - - - - -
4 - - - - - - - -
5 - - - - - - - -
Jumlah 16,5

Tabel 9 pengamatan biji kacang hijau di tempat gelap (tanah humus)

Biji Tinggi (cm) Rata Keterangan


ke Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari rata
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7
1 - 0,1 0,3 0,5 0,7 1 1,4 0,5
2 - 1 1,5 3,7 7 9,8 14 5,2
3 - 0,5 0,8 1,4 2,8 3,2 4 1,8
4 - 0,2 0,9 0,11 1,5 2,9 4,5 10,5
5 - - - - - - - -
Jumlah 18

Tabel 10 pengamatan biji jagung di tempat gelap (tanah rawa)


Biji Tinggi (cm) Rata Keterangan
ke Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari rata
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7
1 - - - - - - - -
2 - - - - - - - -
3 - - - - - - - -
4 - - - - - - - -
5 - - - - - - - -

Tabel 11 pengamatan biji lamtoro di tempat gelap (tanah rawa)


Biji Tinggi (cm) Rata Keterangan
ke Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari rata
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7
1 - - - - - - - -
2 - - - - - - - -
3 - - - - - - - -
4 - - - - - - - -
5 - - - - - - - -

Tabel 12 pengamatan biji kacang hijau di tempat gelap (tanah rawa)


Biji Tinggi (cm) Rata Keterangan
ke Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari rata
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7
1 - 1,6 5,6 16 21,2 23,4 26 13,4
2 - 1 3,5 12,6 18,2 21,8 24,7 11,7
3 - 1,8 4,5 14,1 19,5 20,2 22,88 11,8
4 - 2 7,7 19,1 25 27,3 29,2 15,7
5 - 2 5 13,9 20,2 23,7 25,6 12,9
Jumlah 65,5

4.2 Pembahasan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang bersifat irreversible
(tidak dapat berbalik ke bentuk semula), karena adanya penambahan substansi dan
pertambahan jumlah sel. Sedangkan perkembangan adalah suatu proses menuju
kedewasaan yang bersifat kualitatif dan tidak dapat di ukur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan prkembangan :
Faktor dari dalam tubuh, yaitu fakto hereditas/ genetik/ penurunansifat
dan hormon
Faktor lingkungan yaitu, kelembapan udara, tanah, air, mineral, suhu,
cahaya dan lain-lain.
Pertumbuhan biji jagung, lamtoro, dan kacang hijau pada media tanah rawa :
Warna daun (filokalin) kecambah yang berada ditempat terang berwarna
hijau dan mengandung klorofil, dan pada batang di tempat terang lebih pendek
dari tempat gelap hal inidi sebabkan kurang adanya hormon Auksin.
Pembengkokan batang (kaukoalin), warna batang di tempat terang hijau dan kuat.
Tumbuhan yang di letakkan di tempat terang mendaapatkan penyinaran cahaya
matahari yang cukup untuk di gunakan berfotosintesis dan arah cahaya matahari
sehingga batangnya tidak lurus atau bengkok. Dan untuk helai daunnya pada hari
ke 4, 5, 6, dan 7 sudah mempunyai helai daun dengan warna hijau, ukuran tinggi
batang semakin bertambah, dan tumbuh kearah sinar matahari. Untuk kacang
hijau sudah mengalami pertimbuhan dan perkembangan, untuk biji jagung dan
lamtoro belum mengalami pertumbuhan dan perkembangan (perkecambahan)
sama sekali dari hari pertama sampai hari ke-7 berdasarkan hasil pengamatan
yang kami lakukan.
Pertumbuhan biji jagung, lamtoro, dan kacang hijau pada media tanah humus :
Dari ke-3 biji tumbuhan yang kami amati untuk di tanah humus belum
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan (perkecambahan). Mulai dari
tinggi batang, helai daunnya belum ada warn. Pada pada hari terakhir bji jagung
yang di tanam di tanah rawa mengalami pertimbuhan yaitu tumbuhnya akar, dan
biji kacang hijau yang di tanam di tanah rawa mengalami pertumbuhan yang
sangat cepat, warna daaun kehijauan, dan tumbuh kearah sinar matahari. Sedang
biji lamtoro tidak mengalami pertumbuhan dari hari pertama sampai hari ke-7
pengamatan yang yang kami lakukan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan mengenai pertumbuhan dan perkembangan
(perkecambahan) pada biji jagung, biji lamtoro, dan biji kacang hijau yang di
tanam di tempat terang memiliki :
1. Batang yang pendek
2. Batangnya kokoh
3. Daunnya lebar, dan berwarna hijau segar (berklorofil)
Biji yang di tanam di tanah rawa lebih cepat mengalami perkecambahan
dibandingkan tanah humus karena tanah rawa lebih lembap dan lebih banyak
mengandung air jika di bandikan dengan tanah humus.
Perkecambahan lebih banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan kelembapan
walaupun faktor lain juga ikut mempengaruhi. Di tinjau dari faktoor cahaya, di
buktikan bahwa pertumbuhan tanaman yang di tempatkan di daerah berintensitas
cahaya kurang atau gelap akan memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat.

5.2 Saran
Dalam melakukan pengamatan praktikum biologi sebagai ilmu ini harus di
lakukan secara teliti terutama pada saat melakukan pengukuran harus dilakukan
pada waktu yang sama pada setiap harinya agar memperoleh hasil yang tepat dan
akurat, serta sesuai dengan yang yang di harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Indriati, etty dan yasman, remnat. 2009. Ensiklopedia Sains Dan Teknologi edisi
ke-2. Jakarta. Lentera Abadi
Suwarso, wahyudi priyono dan Roosheroe, Indrawati Gandjar. 2009. Ensiklopedia
IPA jilid 2 biologi dan ekologi anatomi manusia. Jakarta. Lentera Abadi
Dwidjoseputro, d. 1980. Fisiologi Tumbuhan edisi ke-5. Bandung. Penerbit
Bandung
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010.) Taksonomi Tumbuhan (SPERMATOPHYTA).
Yogyakarta. Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai