Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

“DIFUSI”

Laporan Dibuat Sebagai Tugas Individu


Dibuat Oleh:
Erika Dwi Ananda
1920207056
Dosen Pegampuh:
Weni Lestari, S.Pd., M. Si

Program Studi Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Yang melatar belakangi perbuatan laporan ini adalah berdasarkan ketidaktahuan
mengenai difusi, yang tidak dipelajari secara mendetail pada masa SMA. Dan diharapkan
melalui laporan ini dapat membuat teman-teman termasuk saya dapat memahami
praktikum mengenai difusi.

Difusi adalah penyebaran molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh suatu gaya
yang identik dengan energi kinetik(Dwijoseputro, 1994 : 67). Kontrasi larutan itu sendiri
merupakan banyaknya jumlah zat terlarut dalampelarut. Cepat lambatnya difusi dan
osmosis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain perbedaan konsentrasi, suhu, tekanan,
dan matrik atau bahan penyusun (Salisburi dan Ross, 1996 : 235).

Tujuan Praktikum

1. Mengetahui proses difusi pada tumbuhan.

2. Menyimpulkan hasil praktikum berdasarkan data yang diperoleh. dan

3. Membuat laporan praktikum dengan jelas.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar teori
Difusi zat terlarut dari daerah dengan konsentrasi tinggi pada konsentrasi rendah
lebih besar kemungkinan perpindahan secara langsung. Dapat terjadi secara spontan dan
difusi ion yang tidak bermuatan dapat melewati membran. Membran sel adalah bersifat
selektif permeable, dia dapat melewatkan air dan molekul kecil lainnya serta partikel tidak
bermuatan untuk berpindah dengan mudah, namun tidak demikian dengan molekul besar
dan molekul bermuatan (Taiz, 2002). Difusi adalah pergerakan molekul suatu zat secara
random yang menghasilkan pergerakan molekul efektif dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Waktu : Rabu
Tempat : Rumah masing-masing

B. Alat dan Bahan


Alat:
1. Alat tulis
2. Gelas bekas air mineral
3. Sendok plastik

Bahan :
1. Pewarna makanan (warna merah)
2. Tumbuhan pacar air/Eceng gondok (lengkap organnya-akar, batang, dan daun)
3. Air biasa/aquades

C. Prosedur kegiatan
1. Buatlah larutan bewarna yang terdiri dari 250 mL air dan pewarna makanan (secukupnya).
Aduklah hingga pewarna larut.

2. Masukkan larutan bewarna ke dalam gelas bekas air mineral dan letakkan tumbuhan pacar
air/eceng gondok di dalamnya.

3. Biarkan selama ± 5 jam, amati 5 kali setiap 10 menit berikutnya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Jenis Gambar dan peningkatan cairan di dalam tumbuhan
Tumbuhan 10 menit 10 menit 10 menit 10 menit 10 menit Rata-ra
Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima
Eceng
gondok 3,1 cm

2,5 cm 2,8 cm 3 cm 3,4 cm 3,8 cm

B. Pembahasan
Difusi adalah gerakan molekul dari konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi
yang lebih rendah, yaitu penurunan gradien konsentrasi sampai mencapai keseimbangan
dan penyebaran (Baur et al, 1997). Jika suatu zat dapat bergerak bebas tanpa hambat oleh
gaya tarik, maka jaka waktu tertentu partikel-partikel itu akan tersebar merata dalam
ruang yang ada. Drew et al (1969), berpendapat bahwa difusi merupakan proses fisik
yang dapat diamati dengan beberapa tipe molekul, tiap molekul bergerak secara lurus
sampai bertabrakan dengan molekul lainnya. Pada setiap tabrakan molekul terpental dan
menuju kearah yang lain, hal inilah yang menyebabkan gerakan acak dari molekul suatu
zat yang ditimbulkan oleh suatu gaya yang identik dengan energi kinetik. Sebagai contoh,
ketika cat warna ditempatkan dalam air molekul zat warna dan molekuler bergerak dalam
berbagai arah, yang arahnya beerasal dari daerah dengan konsentrasi lebih rendah,
akhirnya zat warna larut dalam air dan menghasikan larutan berwarna.
Pada praktikum kali ini saya melakukan percobaan mengamati peristiwa difusi,
difusi adalah peristiwa pergerakan acak partikel-partikel cairan dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah. Berdasarkan percobaan peristiwa difusi, yaitu pengamatan
pada tanaman eceng gondok dengan larutan berwarna merah yang dibuat dari air
aquades/ air biasa sebanyak 250 ml yang ditetesi perwarna merah secukupnya, kemudian
pengamatan dilakukan dengan cara memasukkan eceng gondok ke dalam wadah yang
berisi larutan merah sebanyak 250 ml, lalu didiamkan selama 5 jam, setelah itu diamati
selama 10 menit dalam 5 kali pengamatan.
Berdasarkan hasil pengamatan, air larutan mengalami peningkatan yang
signifikan dan akar serta batang eceng gondok pun berwarna merah. Eceng gondok
termasuk famili pontederiaceae, tanaman ini hidup pada iklim tropis maupun sub tropis,
eceng gondok digolongkan sebagai gulma perairan yang mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan dan berkembang biak secara cepat. Tanaman eceng
gondok mampu menyerap berbagai zat yang terkandung di dalam air, baik terlarut
maupun tersuspensi (Wilson et al, 2005). Eceng gondok mampu mengisap air dan
menguapkannya ke udara melalui proses evaporasi. Tempat tumbuh yang ideal bagi
eceng gondok adalah perairan yang dangkal dan berair keruh, dengan suhu berkisar
antara 28-30 C dan kondisi PH berkisar 4-12 (Timmer, 1967)
Menurut Sarkar et al (2010), eceng gondok sering dituding sebagai penyebab
menurunnya kualitas sistem ekosistem perairan karena akan mengurangi difusi dan
jumlah jumlah oksigen terlarut dalam air , perairan menjadi dangkal dan mengurangi
volume dalam air. Peristiwa difusi ini dapat dipercepat dengan meningkatkan suhu,
tekanan dan konsentrasi zat terlarut (Penfound & Earle, 1948)
Dengan demikian percobaan yang dilakukan dalam praktikum ini sangat berkaitan
dengan pernyataan diatas bahwa tanaman eceng gondok dapat menyerap berbagai zat
yang terlarut dalam air dan menyebabkan berkurangnya volume larutan dalam wadah
dengan melalui proses difusi. Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa air
naik kedalam tumbuhan melalui jaringan pengangkut xilem yang ada di akar dan batang.
Mekanisme pengangkutan air melalui xilem tersebut disebut dengan pengangkutan
intravaskuler, pengangkutan air dan mineral dimulai dari xilem akar ke xilem batang
menuju xilem tangkai daun dan ke xylem tulang daun (Sperry, 2003).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa larutan merah
dapat terserap dan naik keatas tumbuhan karena adanya transportasi zat yang dilakukan oleh
jaringan pengangkut xilem, selain itu juga disebabkan oleh adanya daya hisap dan tekan akar,
faktor yang mempengaruhinya adalah perbedaan potensial pada air pada tumbuhan dan air pada
larutan.

Tanaman eceng gondok dapat menyerap berbagai zat yang terlarut dalam air dan
menyebabkan berkurangnya volume larutan dalam wadah dengan melalui proses difusi. Dari
percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa air naik kedalam tumbuhan melalui jaringan
pengangkut xilem yang ada di akar dan batang. Mekanisme pengangkutan air melalui xilem
tersebut disebut dengan pengangkutan intravaskuler, pengangkutan air dan mineral dimulai dari
xilem akar ke xilem batang menuju xilem tangkai daun dan ke xilem tulang daun.

B. Saran
Dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan seperti kurangnya
referensi dokumentasi yang kurang dan masih banyak lagi. Saya berharap pembaca dapat
memberikan saran dan masukan agar dapat memperbaiki dan mengembangkan tulisan yang
saya buat.
DAFTAR PUSTAKA

Baur, P., Buchholz.A., & Schonherr,J. (1997). Diffusion in Plant Curicles as Affected by
Temperature and Size of Organic Solutes : Similarity and Diversity Among Species. Plant, Cell
& Enviroment, 20 (8), 982-994

Drew, M.C., Nye, P.H., & Vaidyanathan, L.V. (1969). The Supply of Nutrient Ions by Diffusion
to Plant Roots in Soil. Plant and Soil, 30 (2), 252-270

Dwijoseputro, D. 1986. Pengantar bFisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia.


Penfound, W. T., & Earle,T.T. (1948). The Biology of The Water hyacinth. Ecological
Monograps, 18 (4) , 447-472.

Salisburi dan Ross. 1966. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB.


Sarkar, D., Dar, S.K, Mukherjee.P., & Bandyopadhyay, A. (2010). Proposed Adsorption.
Diffusion model for Characterizing Chromium (VI) Removal Using Dried Water hyacinth Roots.
Clean. Soil, Air, Water, 38 (8), 764 -770.

Sperry, J.S. (2003). Evolution of Water Transport and Xylem Structure. International Journal of
Plant Science, 164 (3), 115-127

Timmer, C.E., & Weldon, L.W. (1967). Evapotranspiration and Pollution of Water by Water
hyacinth. Hyacinth Control Journal, 6. 34-37

Wilson, J.R., Holst,N. & Rees,M. (2005). Determinats and Patterns of Population Growth in
Water hyacinth. Aquatic Botany, 81 (1), 51-67
LAMPIRAN

Alat dan bahan :


A. Alat

B. Bahan
C. Proses Praktikum

Anda mungkin juga menyukai