Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MEMAHAMI DIFUSI,OSMOSIS,IMBIBISI.TEKANAN TURGOR DAN


PLASMOLISIS

Dosen Pembimbing: Dr. Lestari M.P Alibasyah M.P

KELOMPOK II

Asrul :A22120133

Silvana Jelita :A22120057

Almi Sidae :A22120060

Fajrah :A22120094

Nurlira Mei Widhiyanti :A22120014

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
MEMAHAMI DIFUSI,OSMOSIS,IMBIBISI.TEKANAN TURGOR DAN
PLASMOLISIS ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Ucapan
terimakasih penyusun ucapkan kepada Dosen mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami serta kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya.

Kelompok

Kelompok II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... ......... ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR. ......... ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.. ....................... ................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. latar Belakang Masalah... ........................................................................................... 1


B. Tujuan. ...................... ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Difusi........................................................................................................................3
B. Osmosis...................................................................................................................3
C. Imbibisi...................................................................................................................4
D. Tekanan osmosis.....................................................................................................4
E. Tekanan turgor.......................................................................................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan. .............. ................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mempelajari dunia kehidupan tidak terlepas dari pengetahuan tentang


hierarki biologi. Dalam pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil yang dapat
melakukan aktivitas kehidupan. Selain itu, dalam organisme terdapat alat transpor
yang mampu mengatur organisme lainnya. Sehingga membran sel tersusun atas
senyawa fosfolipid bilayer. Oleh karena itu, sel mampu melakukan transpor zat. Hal
ini sangat dibutuhkan oleh tumbuhan agar mereka dapat mendistribusikan energi
yang mereka dapatkan dari alam.
Metabolisme pada organisme multiselluler mencakup beberapa hal, antara
lain transport zat hara dan transport ion. Sistem transport pada hewan yaitu sistem
sirkulasi. Pada sistem sirkulasi, aliran materi terjadi karena adanya daya dorong dari
organ pemompa. Sedang sistem transport pada tumbuhan yaitu sistem vaskuler, pada
sistem ini aliran senyawa berlangsung mengikuti atau melawan padatan (gradient)
konsentrasi.
Untuk kelangsungan hidupnya tumbuhan memerlukan beberapa zat. Zat yang
diperlukan tumbuhan diambil dari lingkungan sebagian besar berupa: O2 dan
CO2 dari udara diambil melalui daun; air dan mineral dari dalam tanah diambil
melalui ujung akar dan bulu-bulu akar. Bagi tumbuhan tingkat rendah, pengambilan
zat-zat dapat dilakukan oleh permxkaan tubuhnya. Kemampuan tumbuhan
mengambil zat-zat dari lingkungan dilakukan dengan cara difusi, osmosis dan
transpor aktif.

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalaha untuk menjelaskan mengenai


difusi dan osmosis beserta hal-hal yang berhubungan dengan difusi, osmosis dan
imbibisi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Difusi

a) Pengertian

Molekul dalam gas bergerak secara acak. Mereka bergerak dengan bebas,
bertabrakan satu sama lain dan, pada akhirnya, mengisi ruang yang tersedia.
Penyebaran ini disebut difusi. Difusi terjadi bila ada konsentrasi molekul yang
tinggi di satu tempat dan konsentrasi yang lebih rendah di tempat lain. Perbedaan
konsentrasi ini dikenal sebagai gradien konsentrasi. Molekul bergerak dari
daerah yang konsentrasi tinggi ke tempat konsentrasi rendah, yaitu turunan
gradien konsentrasi. Gerak molekul menyebabkan mereka menyebar secara
merata, mencampur sampai konsentrasi di sepanjang ruang yang tersedia sama.
Setelah ini terjadi tidak ada gradien konsentrasi. Difusi terjadi dengan cara yang
sama pada cairan, namun lebih lambat (Fosbery, 1996).

Difusi adalah salah satu cara di mana molekul bergerak masuk dan keluar
dari sel. Molekul memindahkan gradien konsentrasi mereka melintasi membran
sel. Ini tidak mengharuskan sel untuk menggunakan energi ke pergerakan
molekulmelalui membran sel dengan difusi bersifat pasif.
b) Gerakan Difusi

Diagram ini menunjukkan penampang selaput.

Molekul besar berdifusi melalui saluran khusus yang terbuat dari protein.

Semua sel dikelilingi oleh selaput sel. Membran sangat tipis dan
membentuk batas antara sel dan sekitarnya. Sel permukaan membran
mengontrol pergerakan molekul masuk dan keluar sel. Mereka sebagian
permembrabel hanya memungkinkan molekul kecil seperti oksigen, karbon
dioksida dan air melewati molekul yang sangat mudah tetapi tidak lebih besar.
Selaput permukaan sel memiliki saluran atau pori-pori untuk mengambil
molekul besar. Sel tumbuhan memiliki dinding sel selain selaput sel. Dinding
sel sepenuhnya permeabel terhadap air dan semua zat terlarut. Mereka bukan
penghalang bagi molekul besar(Fosbery, 1996).
Banyak zat yang berdifusi dalam tubuh zat-zat terlarut lemak, ion-ion
kecil, dan gas. ifusi terjadi cepat pada jarak pendek tetapi sangaht lambat jika
melalui jarak jauh, hal ini mungkin menjelaskan mengapa sel berukuran sangat
kecil. Difusi berjalan lebih cepat dalam gas daripada cairan (James, 2006).
Difusi adalah proses yang memberikan sebagian besar nutrisi pada akar
tanaman. Ini adalah pergerakan molekul atau ion sepanjang gradien konsentrasi.
Serapan hara dan mineralisasi memberikan kekuatan pendorong untuk difusi ke
permukaan akar dengan mengurangi konsentrat nutrisi pada permukaan
akar(serapan) yang meningkatkan konsentrasi di tempat lain di dalam tanah
(mineralisasi). Mineralisasi dan masukan lainnya ke genangan nutrisi terlarut
adalah kontrol utama atas jumlah nutrisi yang tersedia untuk menyebar ke
permukaan akar (Chapin, 2002).
Setiap akar menyerap menciptakan kulit difusi, atau silinder tanah
yang habis dalam nutrisi yang diserap oleh akar. Kerusakan difusi ini
merupakan zona tanah yang secara langsung dipengaruhi oleh serapan
tanaman. Akar mengakses volume tanah yang relatif besar untuk ion-ion yang
berdifusi dengan cepat (Chapin, 2002).
Difusi ion terhadap akar tanaman terjadi sebagai respons terhadap
gradien konsentrasi yang terbentuk oleh serapan ion ke akar tanaman. Difusi
dapat terjadi baik melalui larutan tanah atau melalui migrasi permukaan ion.
Difusi melalui larutan tanah di pori-pori yang mengandung air, tentu saja,
beberapa perintah lebih cepat. Untuk semua tujuan praktis, ion berdifusi
paling baik hanya beberapa sentimeter selama musim tanam; Namun, untuk
ion yang teradsorbsi, seperti berbagai kation yang teradsorbsi pada permukaan
tanah liat atau senyawa P yang diendapkan, difusi dari permukaan ini ke akar
tanaman adalah proses utama dimana ins tersebut dibuat tersedia secara posisi
untuk tanaman. Akibatnya, kerapatan akar tanaman yang lebih besar
meningkatkan kuantitas ion yang teradsorbsi atau presipitasi yang tersedia
untuk serapan tanaman. Defisit air akan mengurangi tingkat kesulitan dua
mekanisme:
1. mengurangi volume larutan dan mobilitas ion dan
2. mengurangi pertumbuhan akar tanaman dan kontak akar dengan ion-
ion ini.

a) Macam-macam Difusi

Ada 2 macam-macam, yaitu :

1. Difusi Sederhana

Terjadinya gerakan molekul zat dari konsentrasi tinggi


(hipertonis)menuju konsentrasi yang lebih rendah (hipotonis)
Contoh :
a. Transportasi pada membrane plasma, yaitu pengangkutan asam lemak
dan gliserol melalui lapisan lemak/lipida.

b. Penyerapan gas dan ion-ion seperti kation Fe3+, Mg2+ dan anion
-
NO2,
4 PO

2. Difusi Terfasailitasi/Dipermudah

Difusi terfasilitasi yaitu difusi yang dibantu oleh protein transport


yang memiliki berbagai enzim. Juga dapat diartikan sebagai transor air
melalui membrane, yaitu pengangkutan zat terlarut dalam air melalui
membran plasma. Contoh pada hewan, masuknya glukosa dari pembuluh
darah ke sel hati dipermudahkan oleh enzim dan hormone insulin
(Maniam, 2006).

b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Difusi

Ada beberapa factor yang mempengaruhi difusi, diantaranya suhu dan zat
yang berdifusi. Dengan naiknya suhu, energy kinetic yang dimiliki oleh suatu zat
menjadi lebih tinggi sehingga pergerakan molekul zat menjadi lebih cepat
(Ferdinand, 2008).
Zat yang memiliki berat molekul kecil akan lebih cepat berdifusi
dibandingkan dengan berat molekul besar. Oleh karena itu, zat yang paling
berdifusi adalah gas. Cairan relative lebih lambat berdifusi dibandingkan dengan
gas. Tidak seluruh molekul dapat berdifusi masuk ke dalam sel. Pada prinsipnya,
pada difusi membran sel bersifat pasif. Membran sel tidak mengeluarkan energy
untuk memindahkan molekul ke luar maupun ke dalam sel (Ferdinand, 2008).

B. Osmosis

a) Pengertian

Osmosis adalah bergeraknya molekul air melalui membran


semipermiabel (selektif permiabel) dari larutan berkadar rendah menuju larutan
berkadar tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel dan kapiler
permeabel terhadap air, sehingga tekanan osmotik cairan tubuh diseluruh bagian
tubuh sama (Anthara danSuartha, 2011). Sedangkan menurut Sudjadi, (dalam
Arlita, dkk. 2013), osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul
pelarut (air) dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih
rendah melalui membran diferensial parmeabel. Osmosis dikenal juga sebagai
difusi dengan kategori khusus. Adapun yang dimaksud air dalam proses osmosis
tersebut adalah air dalam keadaan bebas yang tidak terikat dengan jenis
molekul–molekul seperti gula, protein, atau larutan yang lain. Oleh karena itu,
konsentrasi terlarut dalam suatu larutan merupakan faktor utama yang
menentukan kelangsungan osmosis.

b) Macam-macam Sifat Membran

Membran sel adalah lapisan pelindung luar dari semua sel hewan. Ini
terdiri dari dua lapisan yang terdiri dari protein dan lipida. Membran sel yang
dikenal sebagai membran semipermeabel karena hanya memungkinkan zat
tertentu bergerak masuk dan keluar dari sel. Setiap sel dikelilingi oleh selaput sel
yang menyediakan struktur dan mengendalikan berlalunya bahan. Membran sel
terdiri dari dua lapisan yang terdiri dari protein dan lipida (Path, 2013). Macam-
macam Membran sel di bagi menjadi tiga antara lain:
 Membran Permeabel, merupakan membran yang dapat di lalui oleh zat
apapun.
 Membran Semipermebel, membran sel dikenal sebagai membran
semipermeabel karena hanya memungkinkan zat tertentu bergerak masuk
dan keluar dari sel (Path, 2013).
 Membran Impermeabel, merupakan membran yang tidak dapat di lalui oleh
zat apapun.
c) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Osmosis

Cepat lambatnya digusi dan osmosis dipengaruhi oleh beberapa faktor


antara lain: Perbedaan konsentrasi, Suhu, Tekanan, dan matrik atau bahan
penyusun (Salisburi dan Ross dalam Yahya, 2015). Jika suhu semakin tinggi
maka tekanan osmosisnya akan naik. Semakin pekat larutan maka tekanan
osmosis akan semakin tinggi.
d) Peranan Osmosis dalam Tumbuhan
Signifikansi osmosis pada tanaman:

1. Osmosis membantu penyerapan air pada tanaman.


2. Turgidity organ tanaman tergantung pada air, yang diserap karena
osmosis.
3. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya disebabkan oleh osmosis.
4. Pembukaan dan penutupan stomata bergantung pada tekanan turgor
padasel penjaga
5. Turgidity sel bibit muda memungkinkan mereka keluar dari tanah
(Kumarand Lazarus, 2010).

C. Imbibisi

a. Pengertian

Imbibisi berasal dari kata latin yaitu “imbibore” yang artinya


menyelundup. Air menyelundup disebut “air imbibisi” dan zat dimaksut dengan
imbibisi adalah peristiwa dimana perpindahan molekul – molekul air didalam
suatu zat lain lewat lubang (poril) yang cukup besar dan molekul air itu menetap
didalam zat tersebut. Imbibisi adalah tahap pertama yang sangat penting karena
menyebabkan peningkatan kandungan air benih yang diperlukan untuk memicu
perubahan biokimiawi dalam benih sehingga benih akan berkecambah
(Widyawanti,2009). Dalam proses perkecambahan endosperma beroperasi
sebagai kunci jaringan yang mengendalikan perkecambahan (Lee,P. 2017).
Benda – benda yang dapat mengadakan imbibisi dibedakan atas dua
golongan, yaitu mengembang dengan terbatas dan mengembang tak terbatas.
Mengembang dengan terbatas artiya setelah mencapai volume tertentu benda
tersebut mengembang lagi bagian – bagian penyusun benda itu tetap mempunyai
ikatan satu sama lainnya. Hal ini dapat terjadi pada dinding sel yang jika
bersentuhan dengan air akan mengadakan imbibisi mengembang secara terbatas.
Mengembang tak terbatas artinya bagian yang menyusun benda terlepas atau
larut sehingga merupakan suatu koloid atau sol.
b. Hubungan antara Imbibisi, Tekanan Osmotik dan Tekanan Turgor

Pada biji kacang kering mempunyai tekanan imbibisi yang besar


sekali. Disini tekanan imbibisi sama dengan tekanan osmosis. Apabila biji
kacang telah menyerap air maka tekanan imbibisi akan berkurang, dan juga
tekanan osmosisnya akan berkurang. Apabila biji kacang tersebut kenyang
air. Setelah keaadaan setimbang tercapai, maka tekanan difusi berkurang.
Jika biji sudah kenyang, disifit tekanan difusi =0. Bila biji itu mengemabang
volume biji kacang itu tidak mengahasilkan tekanan turgor, jadi tekanan
turgol = 0.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Imbibisi

Perkecambahan meliputi beberapa tahapan antara lain imbibisi,


imbibisi berpengaruh pada proses Perkecambahan biji. Pada proses imbibisi
dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam dan faktor-faktor luar. Faktor-
faktor dalam meliputi tingkat kemasakan biji, ukuran biji, donnansi, dan
penghambat perkecambahan. Sedangkan faktor-faktor luar yang dapat
mempengaruhi perkecambahan biji meliputi air, temperatur, oksigen, dan
cahaya, suhu pada umumnya semakin tinggi suhunya, semakin tinggi juga
kecepatan imbibisinya

.tekanan osmosis apabila tekanan difusi air pada medium luar lebih
tinggi dari pada tekanan difusi air ddalam imbibiban maka akan terjadi
imbibisi. Jadi tekanan osmosis akan berpengaruh terhadap kecepatan imbibisi
pada waktu. Sifat kulit biji dan jumlah air yang tersedia pada lingkungan
sekitarnya mempengaruhi penyerapan air oleh biji. pada saat perkecambahan,
respirasi meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan
pelepasan karbondioksida, air dan Biji. pada keadaan kurang cahaya atau
gelap dapat menghasilkan biji yang akan mengalami etiolasi. Temperatur
optimum untuk terjadinya biji tidak jauh berbeda dengan temperatur
lingkungan tempat biji dihasilkan. Tingkat kematangan biji dan faktor-faktor
lual merupakan syarat penting bagi perkecambahan. Selain itu enzim juga
turut berpengaruh dalam proses imbibisi (Wusono, Stela. 2015)

D. Tekanan Osmosis
Tekanan osmotik adalah tekanan hidrostatik yang terbentuk pada larutan
akibat proses osmosis pelarut ke dalam larutan melalui membran
semipermeabel. Selain itu, tekanan osmosis juga dapat didefinisikan sebagai
tekanan luar yang diberikan pada larutan untuk menghentikan proses osmosis
pelarut ke dalam larutan melalui membran semipermeabel. Jadi tekanan
osmosis suatu larutan dapat berupa tekanan hidrostatis yang terbentuk di
dalam larutan itu sendiri atau tekanan luar yang diberikan pada larutan
tersebut untuk menghentikan proses osmosis.

Ada 3 jenis istilah jika kita bandingkan tekanan osmotik suatu larutan dengan
larutan lainnya, yaitu:

 Isotonik, larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama dengan tekanan osmotik
larutan lainnya
 Hipertonik, larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih besar dari tekanan
osmotik larutan lainnya
 Hipotonik, larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih kecil dari tekanan
osmotik yang lain.

E. Tekanan Turgor
a. Apa itu Tekanan Turgor?

Dalam konteks biologis, itu adalah tekanan yang diberikan oleh air ke
dinding sel. Pikirkan balon yang sedang diisi air sebagai contoh tekanan turgor.
Balon membengkak karena lebih banyak air yang masuk. Tekanan yang diberikan
air terhadap dinding balon serupa dengan tekanan turgor yang diberikan pada
dinding.

Istilah turgor berasal dari bahasa Latin turgēre , yang berarti “bengkak”.
Istilah tekanan berasal dari bahasa Latin pressūra , pressus , premere , yang berarti
“menekan”. Tekanan turgor disebut juga tekanan hidrostatik, potensial tekanan,
atau tekanan dinding.

b. Ciri-ciri Tekanan Turgor

 Tekanan turgor mengacu pada tekanan hidrostatik dalam sel yang melebihi
tekanan atmosfer ambien (normal).
 Tekanan turgor paling dikenal dalam sel tanaman tetapi juga terjadi pada
sel berdinding kerajaan organisme lainnya.
 Penumpukan dan pemeliharaan tekanan turgor membutuhkan lima
komponen utama: air, zat terlarut, membran selektif permeabel, dinding
dan energi metabolisme.
 Nilai tekanan turgor mencakup rentang yang luas; mereka bisa sekecil 0,1-
0,4 MPa namun juga melebihi 2–3 MPa.
 Tekanan turgor pada tanaman memainkan peran penting dalam proses
seperti pertumbuhan, perkembangan, dukungan mekanik, pensinyalan,
pembungaan, dan respons stres.
 Tekanan turgor adalah cara ideal dalam sel-sel tanaman di mana
kandungan energi molekul air (potensi air) dapat disesuaikan dengan
cepat, dalam hitungan detik.
 Kemampuan tanaman untuk membentuk tekanan turgor sel yang
signifikan adalah kunci keberhasilan evolusi mereka untuk menjajah tanah
sambil mengejar strategi kehidupan sesil.
c. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Turgor

Umumnya, tekanan turgor disebabkan oleh aliran osmotik air dan terjadi
pada tumbuhan , jamur , dan bakteri . Fenomena ini juga diamati pada protista
yang memiliki dinding sel.sistem ini tidak terlihat pada sel hewan, karena tidak
adanya dinding sel akan menyebabkan sel lisis ketika berada di bawah terlalu
banyak tekanan.tekanan yang diberikan oleh aliran osmotik air disebut turgiditas.
Hal ini disebabkan oleh aliran osmotik air melalui membran selektif permeabel.

Aliran osmotik air melalui membran semipermeabel adalah ketika air


bergerak dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah, ke area dengan
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Pada tumbuhan, ini memerlukan air yang
bergerak dari zat terlarut konsentrasi rendah di luar sel, ke dalam

d. Mekanisme Tekanan Turgor

Bagaimana sel tumbuhan mengontrol tekanan turgor internalnya? Melihat


tingkat sel, tanaman memiliki fitur yang memungkinkan mereka untuk mengatur
tekanan turgor internal.mereka memiliki dinding sel yang melindungi sel mereka
dari lisis sel (meledak) selama masuknya air yang tinggi. Sel mereka memiliki
vakuola yang relatif lebih besar daripada komponen subseluler. vakuola
menghasut masuknya air melalui osmoregulasi.

 Dinding sel

Dinding sel tumbuhan bertanggung jawab atas turgiditas dan


kekakuan pada tumbuhan. Dinding sel melindungi sel tumbuhan agar
tidakpecah karena masuknya air. Alih-alih meledak, sel mampu menahan
tekanan osmotik yang diberikan oleh molekul air. Akibatnya, sel tetap
turgid. Beberapa sel tumbuhan memiliki dinding sel yang terdiri dari satu
lapisan. Sel tumbuhan lain memiliki dua: dinding sel primer dan sekunder.
Lapisan sel kedua tinggi lignin dan karena itu membantu membuat sel
kedap air.
 Osmoregulasi oleh vakuola

Osmoregulasi adalah proses pengaturan potensial air sehingga


tekanan osmotik di dalam sel dijaga dalam kisaran optimal. Melaluinya sel
mempertahankan konsentrasi zat terlarut yang sesuai dan jumlah air di
dalam sel sehubungan dengan cairan di sekitarnya. Seperti disebutkan
sebelumnya, potensi air adalah “kecenderungan” air untuk berpindah dari
satu daerah ke daerah lain. Potensi air pada tanaman dapat didorong
melalui osmoregulasi dan struktur sitoplasma yang merupakan kunci dari
proses biologis ini adalah vakuola. Vakuola tumbuhan adalah vesikel
besar yang terikat membran di dalam sitoplasma. Vakuola berisi air,
molekul anorganik, dan molekul organik. Ini mempertahankan tekanan
turgor dengan mengatur aliran osmotik air. Itu bisa mengambil atau
menyimpan ion, gula, dan zat terlarut lainnya. Hal ini membuat cairan
intraseluler hipertonik terhadap cairan ekstraseluler (yang, dalam hal ini,
relatif hipotonik terhadap sel). Karena ada lebih banyak zat terlarut di
dalam sel daripada cairan ekstraseluler, air masuk. Aliran air yang positif
menghasilkan tekanan osmotik atau tekanan turgor.

 Ketegangan

Sementara sel tumbuhan memiliki dinding sel yang melindungi


mereka dari masuknya air besar-besaran di mana sel-sel hewan rentan,
dinding sel mereka tidak dapat melindungi mereka dari kekeringan atau
kekurangan air. Tanpa air yang cukup dalam cairan ekstraseluler, molekul
air akan cenderung bergerak keluar sel dan dengan demikian
menyebabkan pergerakan air bersih netral atau negatif, sehingga tekanan
turgor relatif rendah. Sebuah sel tumbuhan dalam cairan isotonik bisa
kehilangan tekanan turgor dan menjadi lembek. Bila berkepanjangan,
tanaman akhirnya akan terlihat tidak sehat dan layu. Kondisi tersebut
dapat diperbaiki dengan ketersediaan air yang cukup.

 Plasmolisis
Plasmolisis adalah hilangnya air dari sel, itu terjadi ketika sel berada
dalam larutan hipertonik. Sebaliknya, ketika sebuah sel ditempatkan ke dalam
larutan hipotonik, ada konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah di luar sel
daripada di dalam, dan air mengalir ke dalam sel. Dalam larutan isotonik,
konsentrasi zat terlarut sama di kedua sisi, sehingga tidak ada keuntungan atau
kerugian bersih air.Sel tumbuhan paling baik dalam larutan hipotonik. Ini
karena ketika sel-sel tumbuhan penuh dengan air, mereka saling mendorong
untuk membentuk struktur pendukung dasar bagi tumbuhan dan
membiarkannya berdiri tegak.

Panggilan tanaman yang penuh air dikenal sebagai sel turgid ; mereka
memberikan tekanan turgor satu sama lain. Dinding sel kaku sel mencegah
mereka meledak. Tidak seperti sel tumbuhan, sel hewan tidak memiliki
dinding sel selain membran selnya. Ketika sel-sel hewan ditempatkan dalam
larutan hipotonik dan terlalu banyak air yang masuk, mereka akan lisis, atau
pecah. Mereka paling baik dalam solusi isotonik sebagai gantinya.

 Fase Plasmolisis
Proses lengkap Plasmolisis berlangsung dalam tiga tahap berbeda:
1. Plasmolisis baru jadi: Ini adalah tahap awal plasmolisis, di mana, air
mulai mengalir keluar dari sel; awalnya, sel menyusut dalam volume dan
dinding sel menjadi terdeteksi.
2. Plasmolisis yang jelas: Ini adalah tahap berikutnya dari plasmolisis, di
mana dinding sel telah mencapai batas kontraksi dan sitoplasma terlepas
dari dinding sel yang mencapai bentuk bulat.
3. Plasmolisis akhir: Ini adalah tahap ketiga dan terakhir dari plasmolisis, di
mana sitoplasma akan benar-benar bebas dari dinding sel dan tetap berada
di tengah sel.
Jenis Plasmolisis

Ada dua jenis utama plasmolisis berdasarkan penampakan penyusutan


protoplasma:
Dalam plasmolisis cekung, protoplasma menyusut ke dalam sehubungan
dengan dinding sel. Sementara plasmolisis reversibel pada tipe cekung,
plasmolisis ireversibel pada tipe cembung.

1. Plasmolisis cekung
Plasmolisis cekung adalah proses yang biasanya dapat dibalik. Selama
plasmolisis cekung, protoplasma dan membran plasma menyusut dari
dinding sel di beberapa tempat karena kehilangan air; protoplasma
kemudian disebut protoplas setelah mulai terlepas dari dinding sel.
“Kantung” berbentuk setengah bulan terbentuk di dalam sel saat protoplas
terkelupas dari permukaan dinding sel. Ini dapat dibalik jika sel ditempatkan
dalam larutan hipotonik, yang akan menyebabkan air mengalir kembali ke
dalam sel.

2. Plasmolisis Cembung
Plasmolisis cembung lebih parah daripada plasmolisis cekung. Ketika
sel mengalami plasmolisis kompleks, membran plasma dan protoplas
kehilangan begitu banyak air sehingga mereka benar-benar terlepas dari
dinding sel.
Dinding sel runtuh dalam proses yang disebut ctyorrhysis. Plasmolisis
cembung tidak dapat dibalik, dan mengakibatkan penghancuran sel. Pada
dasarnya, inilah yang terjadi ketika tanaman layu dan mati karena
kekurangan air.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Molekul dalam gas bergerak secara acak. Mereka bergerak dengan bebas,
bertabrakan satu sama lain dan, pada akhirnya, mengisi ruang yang tersedia.
Penyebaran ini disebut difusi

Osmosis adalah bergeraknya molekul air melalui membran semipermiabel


(selektif permiabel) dari larutan berkadar rendah menuju larutan berkadar tinggi
hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel dan kapiler permeabel terhadap air,
sehingga tekanan osmotik cairan tubuh diseluruh bagian tubuh sama

Imbibisi berasal dari kata latin yaitu “imbibore” yang artinya menyelundup. Air
menyelundup disebut “air imbibisi” dan zat dimaksut dengan imbibisi adalah
peristiwa dimana perpindahan molekul – molekul air didalam suatu zat lain lewat
lubang (poril) yang cukup besar dan molekul air itu menetap didalam zat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://haloedukasi.com/plasmolisis-pengertian-karakteristik-serta-fasenya

http://repository.radenintan.ac.id

https://materi.co.id/tekanan-turgor/

https://www.academia.edu/36280694/MAKALAH_DIFUSI_OSMOSIS_DAN_IMBIBIS
I

Anda mungkin juga menyukai