Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BIOGEOGRAFI

KONSEP DAN PROSES SUKSES PADA BERBAGAI BIOMA

Dosen Pengampu :

Dra. Nurmala Berutu


M. Farouq Ghazali M. S.Pd., M.Sc
OLEH :
Kelompok II

Siti Nur Jalila 3193131018


Wulandira Tania 3191131001
Supriant
Muhammad Iswar Habibi 3193331019

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
dilimpahakannya segala nikmat dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Biogeografi ini yang berjudul
‘Konsep dan Proses Sukses Pada Berbagai Bioma’. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Nina Novira, P.hD. selaku dosen pengampu mata kuliah
tersebut yang telah membimbing penulis dalam proses penyusunan makalah.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan penulis sendiri tentunya.

Medan, April 2021


Penulis

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN. ........................................................................... 1

A. Latar Belakang. ................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 2
D. Manfaat ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN. ............................................................................ 3

A. Konsep Dasar Suksesi ....................................................................... 3


B. Proses Suksesi ................................................................................... 4
C. Contoh Proses Suksesi ...................................................................... 8
D. Dampak Proses Suksesi .................................................................... 9
E. Proses Suksesi Pada Bioma ............................................................... 9

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 17

A. Kesimpulan ......................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA. ................................................................................. 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kajian perubahan ekosistem dan stabilitasnya memerlukan perhatian yang tidak


sedehana, ini meliputi aspek-aspek yang sangat luas seperti siklus materi atau nutrisi,
produktivtas, konsep energi, kaitannya dengan pertanian dan juga dengan masalah
konservasi. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang
disebut dengan klimaks. Dalam kondisi ini sering dikatakan bahwa sebuah ekosistem
dalam kondisi meostasis, sebuah kondisi dimana ekosistem dapat mempertahankan
kestabilan internalnya sebagai respon yang koordinasi dari komponen penyusun sub-sub
sistem terhadap tiap rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi normal komunitas.

Suksesi merupakan proses perubahan yang berlangsung secara beruntun dari


komunitas tumbuhan pelopor dengan biomassa kecil. Tetapi lahan hidup di kawasan yang
gersang dan kerdil menjadi komunitas belukar dan kemudian menjadi hutan dengan
biomassa lebih berat, setelah kawasan itu cukup subur untuk mendukung kehidupan yang
beranekaragam. Pohon di dalam hutan jauh lebih besar dengan komunitas asalnya yang
hanya terdiri atas jenis tumbuhan herba seperti lumut kerak, lumut daun, paku-pakuan,
dan sebagainya (Suharno, 1999). Suksesi terdiri dari dua jenis, yaitu suksesi primer dan
suksesi sekunder. Suksesi primer terjadi di mulai di atas bongkahan batu, pulau baru yang
timbul, delta yang baru terbuka, danau baru, dan sebagainya. Suksesi sekunder, yaitu
proses suksesi pada suatu komunitas tumbuhan yang telah ada sebelumnya, namun
mengalami berbagai hal seperti, kebakaran, banjir, atau kegiatan lain yang menyebabkan
vegetasi awal menghilang (Soerianegara dan Indrawan, 1998). Untuk memahami lebih
dalam terkait suksesi, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai konsep dasar dan
proses suksesi diberbagai bioma.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan suksesi?
2. Bagaimana terjadinya proses suksesi?
3. Apa saja contoh proses suksesi?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Konsep dasar suksesi.
2. Proses terjadinya suksesi.
3. Contoh proses suksesi.

D. Manfaat
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Sebagai salah satu pemenuhan tugas wajib pada mata kuliah Penjaminan Mutu
Pendidikan.
2. Sebagai sumber referensi baru dan alternatif bagi para pembaca, khususnya
mahasiswa jurusan Pendidikan Geografi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Suksesi

Seorang ahli biologi menyatakan bahwa suksesi adalah perubahan yang terjadi
pada suatu ekosistem yang berlangsung bertahap-tahap dalam waktu yang lama. Namun
yang dianut oleh ahli-ahli ekologi sekarang adalah pandangan yang mengatakan bahwa
suatu komunitas adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme. Organisme
dalam suatu komunitas saling berhubungan, karena melalui proses- proses kehidupan
yang saling berinteraksi. Lingkungan disekitarnya sangat penting karena mempengaruhi
kehidupan organisme. Jika organisme tidak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, maka akan berakibat fatal bagi organisme itu. Misalnya, tanah penting
untuk tumbuhan hidup karena mengandung mineral juga merupakan media bagi air
dan sebagai tempat tumbuhnya akar. Sebaliknya tanah juga dapat dipengaruhi oleh
tumbuhan, dapat mengurangi jumlah mineral dalam tanah dengan akar- akar tanaman
yang menembus tanah yang hanya mengandung beberapa zat organik (Resosoedarmo,
1989).
Menurut Tansley (1920) mendefenisikan suksesi sebagai perubahan yang perlahan
lahan dari komunitas tumbuhan dalam suatu daerah tertentu di mana terjadi pengalihan
dari satu jenis tumbuhan oleh jenis tumbuhan lainnya pada tingkat populasi. Dalam hal
yang sama Arianto Sam (2008) mendefenisikan bahwa suksesi adalah suatu proses
perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam
jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas
semula. Dengan perkataan lain. suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem
tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi
lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Faktor penyebab terjadinya suksesi
antara lain sebagai berikut:
1. Iklim

Tumbuhan tidak akan dapat tumbuh teratur dengan adanya variasi yang lebar
dalam waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat
rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang
baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan

3
mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa
keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi.

2. Topografi

Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain:

a) Erosi

Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi, tanah
menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi),lalu proses
suksesi dimulai.

b) Pengendapan

Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan


sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi
menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat tersebut.

3. Biotik

Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan


pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang
penggembalaan, hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali
dari awal atau bila rusak berat berganti vegetasi.

B. Proses Suksesi

Clements (1974) dalam Muller (1974) menambahkan ada 6 sub komponen dalam
proses suksesi yaitu :

1. Nudasi : terbukanya lahan yang baru


2. Migrasi : tersebarnya biji-biji tumbuhan, spora dan lain-lainnya.
3. Eksesis : proses perkecambahan
4. Kompetisi : menyatakan adanya pergantian spesies
5. Reaksi : menyatakan perubahan habitat karena aktifitas spesies (proses
persaingan atau kompetisi antara jenis tumbuhan yang telah ada/hidup, dan
pengaruhnya terhadap habitat setempat)

4
6. Klimaks : tingkat komunitas yang paling stabil dan mantap (proses manakala
populasi jenis tumbuhan mencapai titik akhir kondisi yang seimbang
„equilibrium‟, di dalam keseimbangan dengan kondisi habitat lokal maupun
regional)
Proses pergantian antar tingkat dalam suksesi primer untuk mencapai klimaks,
dapat membutuhkan waktu puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun. Sedangkan waktu
yang dibutuhkan suksesi sekunder lebih cepat dibandingkan dengan suksesi primer.
Tingkat perubahan komunitas berlangsung dalam periode pendek dengan perkem-
bangan yang cepat, hal ini disebabkan habitat (tanah dan air) sudah terbentuk untuk
menyokong pertumbuhan vegetasi. Proses yang terjadi selama proses suksesi dapat
diringkaskan sebagai berikut :
a) Perkembangan sifat substrat atau tanah yang progresif, misalnya terjadinya
pertam-bahan kandungan bahan organik sejalan dengan perkembangan
komunitas yang semakin kompleks dengan komposisi jenis yang lebih
beraneka ragam daripada sebelumnya.
b) Semakin kompleksnya struktur komunitas, peningkatan kepadatan, dan
tingginya tumbuhan, sehingga dalam komunitas terbentuk stratifikasi.
c) Peningkatan produktifitas sejalan dengan perkembangan komunitas dan
perkembangan tanah.
d) Peningkatan jumlah jenis sampai pada tahap tertentu dari suksesi.
e) Peningkatan pemanfaatan sumber daya lingkungan sesuai dengan peningkatan
jumlah jenis.
f) Perubahan iklim mikro sesuai dengan perubahan komposisi jenis bentuk hidup
(life form) tumbuhan dan struktur komunitas.
g) Komunitas berkembang menjadi lebih kompleks.
Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara
alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme
sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya :
gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan
gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan
sengaja.

5
C. Macam-Macam Proses Suksesi
Para ahli ekologi menentukan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi
sekunder.

1) Suksesi Primer
Suksesi primer adalah perkembangan vegetasi, mulai dari habitat yang tidak
bervegetasi serta mampu melewati tahapannya tanpa gangguan dari luar, sampai pada
masyarakat yang stabil atau klimaks. Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas asal
terganggu secara total sehingga kemudian membentuk komunitas baru. Komunitas
tersebut terdiri atas jenis makhluk hidup yang berbeda dengan jenis makhluk hidup
komunitas asal. Gangguan yang dialami komunitas tersebut dapat terjadi secara alami
maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah
longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh
campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan
minyak bumi).
Proses suksesi primer dapat dimulai pada permukaan lapisan batuan, pasir, dan
perairan tergenang. Permukaan batuan yang telanjang bukanlah tempat yang nyaman
untuk dijadikan tempat tinggal suatu makhluk hidup. Tempat tersebut dapat mengalami
perubahan suhu yang sangat cepat, kurang lembap, mengandung sedikit nutrient, dan
sangat terbuka sehingga suatu makhluk hidup berpotensi mengalami kerusakan oleh
terpaan angin. Meskipun tempat tersebut sangat tidak nyaman, tetapi ada kelompok
makhluk hidup tertentu yang mampu bertahan hidup. Kelompok makhluk hidup
tersebut disebut komunitas pionir dan makhluk hidupnya disebut makhluk hidup pionir.
Disebut demikian karena mereka yang pertama kali menghuni suatu tempat. Adapun
yang termasuk makhluk hidup pionir antara lain adalah liken, ganggang, bakteri, dan
jamur. Liken merupakan tumbuhan hasil simbiosis antara ganggang dan jamur.
Pertumbuhan liken sangat lambat, mungkin membutuhkan waktu seratus tahun
untuk mempunyai ukuran seluas piring. Dalam ekosistem sederhana itu, liken berperan
sebagai produser sehingga mengundang makhluk hidup kecil lainnya untuk hidup di
tempat tersebut. Tumbuhnya liken juga mengakibatkan fragmentasi batuan menjadi
bahan-bahan pembentuk tanah yang merupakan kunci menuju suksesi berikutnya.
Selanjutnya bahan-bahan pembentuk tanah menyatu membentuk lapisan tipis tanah
sehingga dapat mendukung keberadaan jamur, beberapa jenis cacing, insekta, protozoa
dan beberapa jenis tumbuhan kecil (misalnya rumput). Tiap jenis dalam komunitas mini

6
tersebut akan melangsungkan proses reproduksi, metabolisme, pertumbuhan, dan
beberapa diantaranya mengalami kematian yang akan menambah materi organik untuk
proses pembentukan tanah. Pada tahap demikian komunitas liken akan hilang
digantikan oleh komunitas tumbuhan kecil yang hidup musiman (perenial).
Komunitas rumput perenial tidak akan lama bertahan. Komunitas tersebut
akan digantikan oleh semak dan secara bergiliran akan digantikan lagi oleh pohon yang
lebih banyak membutuhkan sinar matahari. Pada saat komunitas didominasi oleh pohon
yang suka ditempat terbuka, biasanya dilapisan bawah akan tumbuh bibit / anak pohon
yang tahan naungan. Pada akhirnya, pohon yang tahan naungan tersebut tumbuh
melebihi tinggi pohon yang suka sinar dengan pertambahan jumlah anakan pohon yang
juga lebih banyak. Akibatnya, komunitas pohon yang suka sinar matahari akan
tergantikan oleh komunitas pohon tahan naungan. Komunitas terakhir ini biasanya
relative stabil, tahan lama, jenis makhluk hidupnya lebih banyak dan lebih kompleks,
dan didalamnya berlangsung berbagai interaksi antar anggota komunitas. Komunitas
demikian disebut komunitas klimaks.
Komunitas klimaks merupakan akhir dari serangkaian proses suksesi. Artinya,
komunitas demikian dapat dicapai setelah melalui beberapa tahap suksesi. Tiap-tiap
tahap suksesi tersebut disebut tahap suksesional, sedangkan seluruh rangkaian tahapan
suksesi dikenal dengan istilah sere. Beberapa ciri komunitas klimaks antara lain adalah
sebagai berikut:
a) Mampu menyokong kehidupan seluruh spesies yang hidup didalamnya.
b) Mengandung lebih banyak makhluk hidup dan macam bentuk interaksi
dibandingkan komonitas suksesional.

2) Suksesi Sekunder

Suksesi sekunder terjadi apabila suatu suksesi normal atau ekosistem alami
terganggu/dirusak. Kebakaran, perladangan, penebangan secara selektif,
penggembalaan dan banjir adalah contoh kegiatan manusia yang menimbulkan
gangguan tersebut. Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu
komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih
terdapat kehidupan/substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi
dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir. Gangguan yang menyebabkan
terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan

7
manusia. Gangguan ini tidak sampai merusak total tempat tumbuh, sehingga dalam
ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Gangguan alami misalnya
angin topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik,
dan kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia. Contoh:
kondisi hutan yang terlantar atau tanah garapan yang ditinggalkan. Hal ini
menyebabkan perbedaan suksesi sekunder dansuksesi primer terletak pada kondisi
habitat awalnya. Pada suksesi primer, habitat awal terdiri atas substrat yang sama sekali
baru sehingga tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tahap awal berasal dari biji dan
benih yang datang dari luar. Sedangkan pada suksesi sekunder, biji dan benih tidak saja
berasal dari luar tetapi juga dari dalam habitat itu sendiri.

D. Contoh Proses Suksesi

Contoh untuk menggambarkan peristiwa suksesi primer adalah kejadian di


Gunung Krakatau, Banten. Pada tahun 1883 Gunung Krakatau meletus, semua kehidupan
di gunung tersebut musnah. Seratus tahun kemudian ternyata di Gunung Krakatau
tersebut sudah terbentuk hutan kembali. Mula-mula yang berkoloni adalah sejenis lumut
kerak (lichen) dan beberapa jenis lumut tertentu. Asam-asam yang dieksresi oleh Lichen
itu menghancurkan substrat batuan dan menyediakan sedikit tanah. Partikel tanah
tambahan terbentuk karena penghancuran oleh iklim dan terbawa angin. Penghancuran
dan pembusukan terhadap lichen dapat menambahkan sedikit humus sehingga lumut lain
menetap. Setiap musim terdapat pertumbuhan baru, yang lama membusuk (menyediakan
humus). Tidak lama kemudian tersedia cukup tanah untuk paku-pakuan dan kemudian
tumbuh rerumputan, kemudian semak (perdu). Keadaan ini menyediakan kondisi
pertumbuhan yang amat baik untuk biji-biji tumbuhan tinggi (pohon). Contoh proses
suksesi antara lain :
1. Pembaruan hutan setelah kebakaran: Api itu sendiri menghancurkan sebagian
besar jenis pohon dan tumbuhan. Karena biji dan akar dan tanaman dan pohon
bagian lain tetap didalam dan di tanah, secara bertahap tanaman dan pohon
mulai tumbuh lagi dan akhirnya kembali ke keadaan ekosistem aslinya.
2. Pembaruan tanaman setelah panen: tanaman selesai dipanen ketika menjadi
matang. Tanpa bibit baru ditanam, tanaman dapat meregenerasi tahun
berikutnya karena tanaman dan benih yang tersisa setelah panen.

8
3. Memperbaharui hutan setelah penebangan: Sejumlah besar pohon ditebang
oleh para penebang dalam rangka menciptakan bahan bangunan. Seiring
waktu, pohon tumbuh di daerah dan kembali ke keadaan sebelumnya.
4. Letusan gunung berapi: Di daerah di mana gunung berapi meletus, lava dapat
menyebabkan beberapa kerusakan pada tanaman dan pohon kehidupan.
Selama rentang tahun, jika ada tanah yang telah terkena dampak letusan tetapi
tidak harus tercakup dalam batu vulkanik baru, benih dan bagian tanaman dan
akar dalam tanah bisa memperbaharui. Di pulau Lawahii, beberapa abad yang
lalu, api meletus yang menyebabkan penghancuran semua tanaman dan
vegetasi. Bertahun-tahun kemudian, tanaman dan vegetasi tumbuh kembali,
sebagai nutrisi, biji dan tanah tetap.
5. Pembaharuan setelah penyakit: populasi tanaman dapat sangat negatif
dipengaruhi oleh berbagai penyakit tanaman menular. Jika seluruh populasi
mati, tetapi tanah dan akar tetap ada, adalah mungkin untuk suksesi sekunder
terjadi dan untuk populasi tumbuhan untuk kembali.
6. Banjir dapat merusak lahan pertanian. Namun, karena tanah akan tersisa
setelah air surut, selama bertahun-tahun pertumbuhan alami dapat terjadi dan
vegetasi yang sebelumnya tumbuh di sana bisa tumbuh lagi.
7. Tanaman dapat sangat rentan terhadap serangan hama, terutama jika ada
kelebihan populasi hama. Ketika ini terjadi, populasi tanaman dalam satu area
dapat benar-benar hancur. Namun, ketika kelebihan populasi hama teratasi,
tanaman dapat hidup lagi dan berkembang di tanah di mana mereka
sebelumnya tinggal. Kentang keropeng adalah penyakit umbi yang tumbuh
pada kentang. Jika penyakit ini mempengaruhi sejumlah besar kentang,
kentang tidak tumbuh atau dapat dipanen dan dibuang. Seiring waktu, setelah
penyakit telah dibasmi, kentang yang sehat dapat tumbuh lagi.

E. Dampak Suksesi

Adapun dampak positif dari proses suksesi yaitu:

1. Terjadinya suksesi proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu


menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil, komunitas menjadi lebih
kompleks.

9
2. Bagi tumbuhan pioner, tumbuhan ini akan menciptakan kondisi lingkungan
tertentu yang memberikan kemungkinan untuk hidup tumbuhan lainnya. Koloni
tumbuhan pionir ini akan menghasilkan proses pembentukan lapisan tanah
memecah batuan dengan akarnya dan membebaskan materi organik ketika terjadi
pelapukan dari tumbuhan yang mati.

Sedangkan dampak negatif dari proses suksesi yaitu:

1) Berbagai tumbuhan liar akan hidup atau tumbuh dan mengubah semua karakteristik
dari vegetasi asalnya.
2) Penurunan kadar zat hara dari tanah, misalnya akibat degradasi habitat.
3) Suatu komunitas tumbuhan akibat adanya longsor, banjir, letusan gunung berapi
atau pengaruh kegiatan manusia akan mengalami gangguan atau kerusakan yang
parah. Mengakibatkan tanah gersang, kehilangan nutrisi organik,permukaan sangat
terbuka dan kondisinya belum menunjang kehidupan di atasnya.

F. Proses Suksesi Pada Bioma

Suatu ekosistem tidak diam dan statis, melainkan selalu berubah (dinamis).
Ekosistem tumbuh dari komunitas yang sederhana menuju ke komunitas yang kompleks.
Selama pertumbuhan itu terjadi pergantian jenis-jenis organisme yang dominan atau
menguasai. Pergantian dominansi itu dikenal sebagai suksesi. Suksesi terus berlangsung
hingga tercapai suatu klimaks atau bioma. Suatu klimaks adalah kondisi kondisi yang
seimbang, tidak terjadi pergantian dominasi lagi. Sebagai contoh, sawah yang dibiarkan
akan ditumbuhi rumput. Jika dibiarkan terus, beberapa tahun kemudian akan ditimbuhi
semak belukar. Jika terus dibiarkan, misalnya hingga 75-150 tahun, mungkin akan
menjadi hutan yang lebat. Suksesi ekologi akan terus berlangsung hingga mencapai suatu
keadaan seimbang yang disebut dengan istilah komunitas klimaks (atau disebut klimaks
saja). Jika terjadi klimaks, suksesi ekologi terhenti. Ini bukan berarti proses ppemanfaatan
energi juga berhenti. Proses pemanfaatan energi terus berlanjut. Hanya saja, terjadi
keseimbangan antara energi yang disimpan dan energi yang digunakan oleh berbagai
komponen penyusun ekosistem itu. Ini dikenal sebagai keseimbangan ekosistem. Jadi,
dalam klimaks terjadi keseimbangan ekosistem (keseimbangan lingkungan).

Klimaks dan keseimbangan ekosistem tidak diam atau statis, melainkan berproses
atau dinamis. Jika hutan klimaks mendapat gangguan, misalnya satu pohon tumbang

10
karena penyakit, maka dengan cepat akan diganti dengan pohon baru yang tumbuh
menggantikan pohon yang tumbang. Ekosistem dikatakan memiliki daya pulih kembali
yang dikenal sebagai daya lenting lingkungan. Kerusakan yang melebihi batas
kepentingan, misalnya akibat penebangan hutan yang dilakukan terus-menerus,
mengakibatkan ekosistem tersebut sulit untuk kembali ke kondisi semula dalam waktu
yang singkat. Dikatakan bahwa keseimbangan ekosistem terganggu dan daya lenting
ekosistem juga terganggu.

Macam-macam bioma diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bioma Gurun

Merupakan salah satu bioma di bumi yang menerima curah hujan kurang
dari 250 mm setiap tahunnya. Bioma gurun dan setengah gurun banyak
ditemukan di Amerika (Gurun Atacama, Gurun Great Basin, Gurun Mojave, dan
Gurun Sonoran), Afrika (Gurun Kalahari, Gurun Sahara, dan Gurun Namib), Asia
(Gurun Gobi, Gurun Arabia, dan Gurun Thor), Australia (Gurun Simpson, Gurun
Victoria Besar, dan Gurun Sandy Besar). Ciri – ciri bioma gurun dan setengah
gurun adalah :

a. Curah hujan sangat rendah + 25 cm/tahun.


b. Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi.
c. Kelembapan udara sangat rendah.
d. Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siang
dapat mencapai 450C, malam dapat turun sampai 00C).
e. Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air.
f. Contoh Flora di bioma gurun: Pohon Kaktus Saguaro raksasa,
tumbuhan serofit.
g. Contoh Fauna di bioma gurun : Hewan besar yang hidup di gurun
umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk
hewan-hewan kecil misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya
hanya aktif hidup pada pagi hari, pada siang hari yang terik mereka
hidup pada lubang-lubang.

11
2. Bioma Stepa / Padang Rumput

Merupakan salah satu bioma di bumi, yang menerima curah hujan 250-
500 mm setiap tahunnya. Sabana pada umumnya terletak didaerah perbatasan
antara tropis dan subtropis. Bioma stepa / padang rumput membentang mulai dari
daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia
Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia. Ciri – ciri bioma stepa /
padang rumput adalah :

a. Curah hujan antara 25 – 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang


rumput curah hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
b. Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas
dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar
mengambil air.
c. Suhu udara di siang 450C dan di malam hari sekitar 00C.
d. Evaporasi (penguapan) tinggi yang lebih cepat dari prepitiasi (hujan).
5. Memiliki kelembaban udara yang sangat rendah.
e. Contoh Flora di bioma padang rumput : Tumbuhan yang mampu
beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang baik
adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain
rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka
disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam
seperti stepa di Rusia Selatan, puzta di Hongaria, prairi di Amerika
Utara dan pampa di Argentina.
f. Contoh Fauna di bioma padang rumput : Bison dan kuda liar
(mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan
kanguru di Australia. Karnivora: singa, serigala, anjing liar, cheetah.

3. Bioma Sabana

Padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuh tersebar


dan sangat jarang. Pohon yang baling banyak tumbbuh di Sabana adalah Akasia
dan palem. Sabana dibagi menjadi dua atas tumbuhan penyusunnya, yakni sabana
murni yaitu sabana yang penyusunnya terdiri dari satu jenis tumbuhan saja. Dan

12
sabana campuran yaitu sabanya yang pohon-pohon penyusunya terdiri dari
berbagai campuran jenis pohon. Ciri – ciri bioma sabana adalah :

a. Curah hujan 250-700 mm/tahun, jika curah hujan rendah (250-500


mm) sabana akan berubah menjadi semak belukar, tetapi jika curah
hujan tinggi (500-700 mm) sabana akan berubah menjadi hutan hujan.
b. Hujan turun tidak teratur.
c. Peresapan / porositas tinggi. 4. Aliran air / drainase cepat.
d. Suhu panas setiap tahun. Bulan kering terjadi pada saat bulan
Desember sampai Febuari dan bulan basah terjadi pada bulan Mei.
e. Contoh flora di bioma sabana : Rumput, Palem, Akasia.

4. Bioma Hutan Tropis

Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman


jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai
Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan
Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika. Ciri – ciri bioma hutan tropis adalah:

a. Curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 – 225
cm/tahun.
b. Matahari bersinar sepanjang tahun.
c. Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
d. Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga
tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
e. Suhu (25 – 31)0C dengan tanah yang subur.
f. Contoh flora di bioma hutan tropis : Tumbuhan khas yang dijumpai
adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di
permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang
menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon
tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.
g. Contoh fauna di bioma hutan tropis : Di daerah tudung yang cukup
sinar matahari, pada siang hari hidup hewan-hewan yang bersifat
diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah
kanopi dan daerah dasar hidup hewan - hewan yang bersifat nokfurnal

13
yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya: burung hantu, babi
hutan,kucing hutan, macan tutul.

5. Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)

Merupakan salah satu bioma yang terdapat di bumi, dan terletak di daerah
yang memngalami empat musim. Ciri khas bioma hutan gugur adalah
tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat
dijumpai di daerah Asia Tengah, China, Korea, Jepang, Pantai Barat dan Timur
Amerika. Ciri – ciri bioma hutan gugur adalah :

a. Curah hujan sepanjang tahun adalah 750 mm - 1.000 mm / tahun.


b. Mempunyai empat musim ( Semi, Panas, Gugur, Dingin).
c. Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih sedikit daripada hutan hujan
basah (hutan tropis).
d. Pohonnya tinggi tetapi daunnya tidak terlalu lebar. Musim panas pada
bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup
tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan
kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh
dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena
dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya.
e. Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan
racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang. Pada saat menjelang
musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, suhu mulai
turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi
merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim
gugur.
f. Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan
kegiatan fotosentesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi
(tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju
mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut
musim semi.

14
6. Bioma Taiga / Hutan Homogen

Merupakan salah satu bioma yang terdapat di bumi yang hutannya


mayoritas berdaun jarum. Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara
subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia,
Alaska, Kanada. Ciri – ciri bioma taiga adalah :

a. Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi,
pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat
rendah.
b. Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung
antara 3 sampai 6 bulan.
c. Curah hujan 250 mm/ tahun.
d. Musim panas berlangsung selama tiga sampai empat bulan, dan
sisanya adalah musim dingin.
e. Contoh flora di bioma taiga : Pohon berdaun jarum/pohon konifer,
contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus), albus, cemara,
juniper, elder, spruce. Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga
rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer
karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen.
f. Contoh fauna di bioma taiga : Beruang hitam, ajak, srigala dan
burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin
tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya
maupun berhibernasi pada saat musim dingin.

7. Bioma Tundra

Merupakan salah satu bioma yang terdapat di muka bumi, yang tanahnya
tak berpohon, oleh karena itu tundra merupakan suatu kawasa, khususnya kutub
yang tidak ditumbuhi berbagai jenis pohon. Istilah tundra berarti dataran tanpa
pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya
adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil. Daerah
pesebaran wilayah Bioma Tundra pada umumnya terletak didaerah 80-90 derajat
LU/LS, seperti Kawasan Artik dan Antartika. Ciri – ciri bioma Tundra :

15
a. Musim dingin berlangsung selama 9 bulan dan musim panas
berlangsung selama 3 bulan.
b. Curah hujannya rendah ( 100 - 250 mm/tahun).
c. Usia tumbuhannya tiga bulan ( selama musim panas ). 4. Tanahnya
sebagian besar adalah batuan induk yang telah mengalami sedikit
pelapukan.
d. Rata-rata suhu tertinggi adalah 10 derajat celcius dan terlendah adalah
-350C.
e. Contoh flora di bioma tundra : Lumut, Semak Kerdil, Rumput.
f. Contoh fauna di bioma tundra : Fauna khas bioma tundra adalah
“Muskoxem” (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).

8. Bioma Hutan Bakau / Mangrove

Hutan bakau / mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang


landai di daerah tropik dan subtropik. Hutan bakau di Indonesia terdapat di
sepanjang pantai timur Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan dan
sepanjang pantai Irian, di Pulau Jawa hutan bakau yang agak luas masih tersisa di
sekitar Segara Anakan dekat Cilacap yang merupakan muara sungai Citanduy.
Ciri – ciri bioma hutan bakau adalah :

a. Kadar garam air dan tanahnya tinggi.


b. Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
c. Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya
becek dan herlumpur.
d. Contoh flora di bioma hutan bakau : pohon bakau (Rhizophora sp),
pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).
e. Contoh fauna di bioma hutan bakau : Jenis-jenis hewan yang dapat
ditemukan dalam lingkungan hutan bakau terutama adalah ikan dan
hewan-hewan melata (buaya, biawak) dan burung-burung yang
bersarang di atas pohon-pohon bakau.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga
terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan
perkataan lain. suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak
seimbang menuju ekosistem seimbang.
 Clements (1974) dalam Muller (1974) menambahkan ada 6 sub komponen
dalam proses suksesi yaitu nudasi, migrasi, eksesis, kompetesi, reaksi, dan
klimaks.
 Suksesi dapat dibedakan menjadi suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi
primer adalah perkembangan vegetasi, mulai dari habitat yang tidak
bervegetasi serta mampu melewati tahapannya tanpa gangguan dari luar,
sampai pada masyarakat yang stabil atau klimaks. Sedangkan suksesi sekunder
terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak
total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan/substrat
seperti sebelumnya.
 Suatu ekosistem tidak diam dan statis, melainkan selalu berubah (dinamis).
Ekosistem tumbuh dari komunitas yang sederhana menuju ke komunitas yang
kompleks. Selama pertumbuhan itu terjadi pergantian jenis-jenis organisme
yang dominan atau menguasai. Pergantian dominansi itu dikenal
sebagai suksesi. Suksesi terus berlangsung hingga tercapai
suatu klimaks atau bioma.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hutasuhut, M. A. (2020). Ekologi Tumbuhan. (Diktat Jurusan Biologi Universitas Islam


Negeri Sumatera Utara (UINSU))
http://staff.unila.ac.id/janter/files/2016/04/Suksesi.pdf
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/pengertian-suksesi-ekologi-dan-jenisnya-6102/
https://foresteract.com/suksesi-vegetasi/
file:///C:/Users/user/Downloads/MACAM_MACAM_BIOMA.pdf
https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-CIV-301-CIV-301-02-Ekosistem-Indonesia.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai