Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Haryanti Sinaga

NIM : 3191131014

KELAS :B

TUGAS : TUGAS RUTIN 11 PPD

PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA MASA REMAJA USIA


SEKOLAH MENENGAH
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anakmenuju masa dewasa. Dan
merupakan individu yang terentang pada periode perkembangan sejak berakhirnya masa anak
sampai datangnya awal masa dewasa. Masa remaja berlangsung sekitar 11/12 tahun s.d 18/20
tahun. Masa remaja juga disebut masa adolesensi yang berate tumbuh kea rah dewasa. Masa
remaja itu merupakan masa transisi, baik dari sudut biologis, psikologs social, maupun
ekonomis. Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan gejolak dan keguncangan. Pada
masa ini timbul minat kepada lawan jenisnya dan secara biologis alat kelaminnya sudah
produktif ( Djaali, 2011:55).
A.   MASALAH REMAJA YANG BERTALIAN DENGAN PERKEMBANGAN FISIK
DAN PSIKOMOTORIK
Implikasi perkembangan psikomotor dan fisik masa anak dalam pendidikan misalnya
dalam membimbing remaja dalam tugas perkembangan masa remaja , yaitu Mencapai
hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. Mencapai peran sosial sebagai pria atau
wanita. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif. Mencapai kemandirian
emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
Masalah yang Mungkin Timbul Karena Perkembangan Fisik dan Psikomotorik :
       Kecanggungan remaja dalam bergaul bahkan dengan orang dewasa sekalipun
       Gejala emosional seperti ada rasa malu saat menstruasi
       Pemuasan biologis yang tidak tepat
       Perkembangan fisik hormoral dan hormoral yang cepat menimbulkan goncangan :
masa badai dan topan
       Upaya yang dapat mengubah sikap dan perilaku keanak-anakan menjadi sikap dan
perilaku dewasa, tidak semuanya mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki maupun
perempuan. 
       Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubhan
fisiknya. Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya. Hali ini disebakan
pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi.
       Perkembangan fungsi seks pada masa ini pada masa ini dapat menimbulkan
kebingungan remaja untuk memahaminya, sehingga sering terjadi salah tingakah dan
perilaku  yang menentang norma.
       Dalam memasuki kehidupan masyarakat, remaja yang terlalu mendambakan
kemandiriannya, dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi maslah
kehidupan.

B.   MASALAH REMAJA DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA DAN PERILAKU


KOGNITIF

 masa remaja, terutama remaja awal merupakan masa terbaik untuk mengenal dan
mendalami bahasa asing. Dalam psikologi kognitif bahasa menjadi salah satu objek
materialnya, karena bahasa merupakan perwujutan dan fungsi-fungsi kognitif
(Gunarsa,1987:136)
 Namun dikarenakan keterbatasan kesempatan dan sarana dan pra sarana,
menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Namun dengan adanya
hambatan dalam pengembangan ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit-
banyak berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan
kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek
perilaku dan kepribadian lainnya.
Masalah-masalah yang mungkin  timbul berhubungan dengan perkembangan bahasa
dan perilaku kognitif.
1.       Bagi individu-individu tertentu, mempelajari bahasa asing bukanlah hal yang
menyenangkan.  Kelemahan-kelemahan dalam fonetik misalnya, juga dapat merupakan
bahan semacam cemoohan, yang bukan mustahil berakibat sikap negatif terhadap
pelajaran dan guru bahasa asing yang bersangkutan, benci pelajarannya dan juga terhadap
gurunya.
2.       Intelegensi juga merupakan kapasitas dasar belajar, bagi yang dianugerahi IQ yang
tinggi (superior) atau di bawah rata-rata (slow learners), kalau kurang bimbingan yang
memadai akan membawa ekses psikologis (underachiever-prestasinya di bawah
kapasitasnya karena malas atau nakal ; inferiority conflex – rasa rendah diri karena tidak
pernah mastery atau mencapai hasil yang diharapkan dalam belajarnya).
3.       Kadang-kadang terjadi ketidakselarasan, antara keinginan dan minat seseorang
dengan bakat khusus (aptitudes)-nya, sering membawa kesulitan juga dalam memilih
program/jurusan/jenis sekolah yang akan dimasukinya.  Banyak kegagalan studi mungkin
bersumber pada pilihan yang kurang tepat ini.

C.   MASALAH REMAJA DENGAN PERKEMBANGAN PERILAKU SOSIAL,


MORALITAS, DAN KEAGAMAAN
Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang
ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok
sebayanya (peer group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan
menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja
dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa
bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya
terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa
lainnya, termasuk dengan guru di sekolah.
Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya
keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan
dan dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang
tua, terutama secara ekonomis. Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan
sosial yang dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk
menjalin hubungan khusus dengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus
tindakan penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai
dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika
tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya
maupun dengan lingkungannya.
Seseorang dengan perasaan-perasaan yang secara sensitive halus, tetapi tidak
berkembang juga akan mudah larut dalam kesedihan tanpa alas an atau dalam kekuatan-
kekuatan lain yang tak dkenal (Walt,donal.2004:166).

D.   MASALAH PADA REMAJA DENGAN PERKEMBANGAN PERILAKU AFEKTIF,


KONATIF, DAN KEPRIBADIAN
Masalah yang timbul berhubungan dengan perkembangan perilaku afektif, konatif dan
kepribadian.
 Mudah sekali digerakkan untuk melakukan gerakan atau kegiatan dekstruktif yang
spontan untuk melampiaskan ketegangan instutif emosionalnya meskipun ia tidak
mengetahui maksud yang sebenarnya dari tindakan-tindakannya itu.  Mudah terlibat
kegiatan-kegiatan masa remaja.
 Ketidakmampuan menegakkan kata hatinya membawa akibat sukar terintregasikan
dan sintesis fungsi-fungsi psikofisiknya, yang berlanjut akan sukar pula menemukan
identitas pribadinya.  Ia akan hidup dalam suasana adolencentimes (remaja yang
berkepanjangan) meskipun usianya sudah menginjak dewasa.
 Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai sistem kepribadian
yang merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Di luar sistem
kepribadian anak seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, pengaruh
media massa, keluarga, sekolah, teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma
masyarakat tidak dapat diabaikan dalam proses pembentukan kepribadian tersebut.
Pada masa remaja, seringkali berbagai faktor penunjang ini dapat saling mendukung
dan dapat saling berbenturan nilai.

Anda mungkin juga menyukai