PSIKOLOGI REMAJA
Oleh :
Dengan nama Allah yang maha pengasih. Segala puji dan syukur bagi
Allah SWT yang dengan Ridho-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar yang berjudul “PSIKOLOGI REMAJA”
Sholawat serta salam tetap kami haturkan kepada junjungan nabi
besar Muhammad SAW yang dengan Ridho -Nya dan bimbingannya
makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Sebagai mahasiswa kami mengharapkan bimbingan dan bantuan,
saran serta dukungan dari bapak dan ibu dosen serta pihak lain agar
makalah ini bisa berhasil dan berguna bagi kita semua.
Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula makalah ini. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
A. Latar Belakang
Salah satu perkembangan yang dialami oleh remaja adalah
perkembangan psikologi. Memang benar, selain perkembangan fisik dan
bahasa, perkembangan yang mencakup emosi dan sosial termasuk salah
satu kunci tumbuh kembang seorang remaja. Remaja adalah suatu masa
transisi dari masa anak ke dewasa yang ditandai dengan perkembangan
biologis, psikologis, moral, dan agama, kognitif dan sosial (Sarwono,
2012). Menurut Stanley Hall (dalam Gunarsa, 2010) bahwa masa remaja
merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan, yang
tercakup dalam “storm and stress”. Dengan demikian remaja mudah
terkena pengaruh oleh lingkungan. Remaja diombang-ambingkan oleh
munculnya kekecewaan dan penderitaan, meningkatnya konflik,
pertentangan-pertentangan dan krisis penyesuaian, impian dan khayalan,
pacaran dan percintaan, keterasingan dari kehidupan dewasa dan norma
kebudayaan. Menurut Jahja (2011) bahwa pada masa remaja ditandai
dengan adanya minat seksualitas. Menurut Gunarsa (2010) dalam
periode ini adanya perubahan yang terjadi selama masa remaja salah
satunya yaitu menimbulkan perubahan dalam hubungan sosial. Remaja
yang sebelumnya merupakan anggota keluarga dalam buaian kasih
sayang orangtua dan anggota lainnya sekarang mulai memindahkan rasa
keterikatannya pada orang di luar lingkungan keluarga. Remaja mulai
menjalin hubungan persahabatan yang intim dengan teman.
Persahabatan yang intim bisa meliputi jangka waktu yang lebih panjang
dibandingkan dengan persahabatan sebelumnya. Dengan timbulnya
dorongan seks sebagai hasil kematangan seks, persahabatan intim
terjalin antara remaja pria dan puteri. Bila persahabatan intim menjurus ke
pacaran, cinta monyet, maka perlu peningkatan kewaspadaan. Salah satu
kesulitan yang sering dialami kaum remaja yaitu adanya rasa ingin tahu
seksual dan coba-coba serta bangkitnya berahi jelas menimbulkan
bentuk-bentuk perilaku seksual (Jahja, 2011). Fenomena perilaku seksual
pada remaja semakin meningkat dari tahun ke tahun, seperti maraknya
pergaulan bebas (Puspitadesi dkk, 2013). Pada usia remaja, dorongan
seksual terjadi sangat kuat. Perkembangan organ seksual pun mampu
mempengaruhi minat remaja terhadap lawan jenisnya. Perkembangan
organ seksual mampu menimbulkan konflik dalam diri remaja yang labil,
seperti terjadi pertentangan antara dorongan seksual dan norma
masyarakat yang berlaku. Dorongan Hubungan Antara..., Nia,
PSIKOLOGI 2015 atau hasrat seksual muncul jauh lebih awal daripada
kesempatan untuk melakukannya secara bebas (Sarwono, 2010 dalam
Puspitadesi dkk, 2013). Dalam Merdeka.com (14/02/2015) diberitakan
ABG 12 tahun melakukan hubungan intim layaknya suami istri di tengah
kebun kosong. Selain itu Sedikitnya 50 pasangan di luar nikah terjaring
razia gabungan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Polri, dan TNI di
sejumlah hotel kelas melati di wilayah Kabupaten Bekasi. Mereka yang
terjaring, rata-rata sedang asik memadu kasih di dalam kamar hotel
beberapa di antaranya masih berstatus pelajar dan mahasiswa
(15/06/2013).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan psikologi pada remaja ?
2. Bagaimana emosi remaja dari tahun ke tahun ?
BAB II
PEMBAHASAN
Dilihat dari sisi psikologi, ada beberapa tahapan yang setidaknya perlu
dicapai, di antaranya adalah:
1. Perkembangan emosional
Ini terlihat dari perubahan mood yang semakin menjadi-jadi. Satu waktu
merasa bisa menaklukkan segalanya, di waktu lain anak merasa telah
mengacaukan semuanya.
2. Perkembangan social
Di usia ini, anak perempuan akan lebih suka bermain dengan anak
perempuan, begitu pula dengan anak laki-laki yang lebih nyaman bermain
dengan anak laki-laki. Akan tetapi, anak akan mulai menunjukkan
ketertarikan pada lawan jenis, meski belum terlalu kentara. Rasa
ketertarikan itu bisa jadi pertanda dari masa puber. Dengan begitu, anak
juga berpotensi mengalami perubahan suasana hati yang tak menentu.
Hal ini juga didampingi dengan kepekaan terhadap bentuk tubuh dan
penampilannya.Semakin bertambah usia, anak Anda akan lebih suka
menghabiskan waktu bersama dengan teman dibanding dengan keluarga.
Hal ini juga termasuk ke dalam perkembangan psikologi anak usia 11
tahun. Berada di usia 12 hingga 13 tahun, perkembangan sosialnya pun
juga bisa semakin terlihat ketika jiwa kepemimpinan anak mulai terbentuk.
Tidak hanya itu saja, di rentang usia ini remaja juga mulai memperlihatkan
kemandirian agar tidak terus bergantung pada orangtua.
1. Perkembangan emosional
Di usia ini Anda juga perlu mulai memberikan edukasi seks karena anak
mulai memiliki ketertarikan dengan teman lawan jenisnya. Selain itu, di
usia ini pula anak akan mulai melakukan hal-hal yang berisiko, sehingga
Anda wajib mengajaknya berdiskusi mengenai hal-hal baru yang
diketahuinya. Sampaikan apa akibat dari berbagai hal yang sudah atau
hendak dilakukannya. Seiring bertambahnya usia, perkembangan
psikologi atau emosi remaja juga mulai memperlihatkan kepedulian.
Simpati dan empati mulai terpupuk walau ada kalanya ia mempunyai
sudut pandang berbeda.
2. Perkembangan social
Sudah disinggung sedikit di atas kalau pada fase ini anak mempunyai
ikatan tersendiri dengan teman sebaya atau bahkan teman terdekatnya.
Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan terutama ketika ia mempunyai
kesukaan yang sama. Tidak hanya itu saja, bukan hal aneh apabila
remaja lebih nyaman membicarakan masalah pada teman terdekatnya
terlebih dahulu.
Hal ini pun berlanjut sampai di perkembangan anak usia 17 tahun karena
ia tetap menjaga hubungan baik dengan sahabat. Mungkin, hubungan
orangtua dengan anak akan bergeser karena ini. Namun, ada baiknya
Anda tetap menjaga komunikasi agar hubungan tetap terjaga sehingga
anak akan tetap mencari orangtua ketika sangat dibutuhkan.
2. Perkembangan social
Tidak hanya itu saja, Anda juga sudah seharusnya mempersiapkan diri
karena ada kemungkinan remaja mempunyai hubungan yang lebih serius
dengan pacar.
Ini juga hal yang bisa terjadi pada perkembangan psikologi atau emosi
remaja di usia 18 tahun atau bahkan lebih muda.
Ada kalanya ia percaya sudah tak ada lagi pemecahan masalah yang bisa
dicapai selain memberontak atau melakukan kenakalan remaja.
Bila terjadi bullying pada remaja di sekolah tapi tidak ada sosok yang bisa
membantunya, anak mungkin memilih untuk kabur.
Dengan begitu, anak bisa membolos tanpa harus dipaksa ke sekolah oleh
orangtua.
Selain itu, anak bisa merasa tidak dihargai karena orangtua memberikan
hukuman yang sangat berat atas kesalahannya. Dalam kasus lainnya,
anak yang merasa tidak mendapat cukup perhatian dari orangtua juga
mungkin “menguji” kasih sayang orangtua dengan cara memberontak.
Ada juga yang sampai terobsesi dengan hasil selfie sehingga berdampak
buruk bagi kesehatan mental remaja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesabaran setiap orang memang ada batasnya. Namun, sebagai
orangtua Anda merupakan peran penting dalam kehidupan anak
termasuk pada perkembangan psikologi atau emosi remaja.
Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk melakukan hal-hal di bawah ini
untuk membangun hubungan emosional orangtua dengan anak
B. Saran