Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN HUBUNGAN INTERPERSONAL PESERTA

DIDIK

Hubungan interpersonal dapat dijadikan sebagai hubungan aantar


pribadi..Sebagai makhluk individu peserta didik memiliki pribadi yang unik,
sebagai makhluk sosial snantiasa melakukan interaksi sosial dengan orang lain.
Interaksi sosial menjadi factor utama dalam hubungan interpersonal antara dua
orang atau lebih yang saling mempengaruhi.. Interaksi sosial dapat jmenyebabkan
seseorang menjadi dekat dan merasakan kebersamaan , namun sebaliknya, dapat
juga menyebabkan seseorang menjadi jauh dan tersisih dari suatu hubungan
interpersonal.
Hubungan dengan Keluarga.
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memiliki peranan penting dan
menjadi dasar bagi perkembangan psikososial dalam konteks sosial yang lebih
luas. UNtuk itu dalam memahami perkembangan psikososial peserta didik perlu
dipelajai bagaimana hubungan anak dengan keluarga.
KARAKTERISTIK HUBUNGAN ANAK USIA SEKOLAH DENGAN KELUARGA
Masa usia sekolah dipandang sebagai untuk pertama kalinya anak memulai
kehidupan sosial mereka yang sesungguhnya.. Bersamaan dengan masuknya anak
ke sekolah dasar, maka terjadilah perubahan hubungan anak dengan orang tua.
Perubahan tersebut diantaranya disebabkan adanya peningkatan penggunaan
waktu yang dilewati anak anak bersama teman teman sebayanya.Akan tetapi
dalam hal ini orang tua tetap menjadi figure sentra dalam kehidupan anak. Untuk
ituorang tua hendaknya menuntun anak untuk menjadi bagian dari lingkungan
sosial yang lebih luas.Melalui teladan perilaku yang baik dapat membantu
pemahaman anak terhadap tuntutan masyarakat yang dihadapi, sehingga anak
akan semakin memahami kebutuhan dan perasaannya sekaligus kebutuhan dan
perasaan orang lain.
Hubungan orang tua dan anak akan brkembang dengan baik apabila kedua pihak
saling memupuk keterbukaan.Berbicara dan mendengarkan merupakan hal yang
sangat penting . Seiring dengan perkembangan kognitifnya yang semakin matang ,
maka anak usia sekolah secara berangsur angsur akan lebih banyak mempelajari
sikap sikap dan motivasi orangtuanya, serta memahami aturan aturan keluarga,
sehingga mereka menjadi lebih mampu mengendalikan tingkahlakunya. Prubahan
ini memiliki dampak besar terhadap kualitas hubungan antar anakanak usia
sekolah dan orang tua mereka. Pada masa ini pengontrolan orang tua terhadap
anak mulai berkurang dibandingkan pada tahun tahun awal kehidupan mereka.
Dengan demikian meskipun terjadinya pengurangan pengawasan orangtua
terhadap anak usia sekolah dasar , bukan berate orangtua sama sekali
melepaskanmereka , sebaliknya orang tua masih terus memonitor yang dilakukan
anak dalam memelihara dirimereka , sekalipun secara tidak langsung. Perubahan
perubahan itu berperan dalam pembentukan stereotif orang tua memandang
pengasuhan hanya meliputi mengurus masalah makanan, atau penerapan
beberapa aturan saja. Yang seharusnya stereotif pengasuan hendaknya
mempertimbangkan akrivitas orang tua dan anak secara bersama sama seperti:
belanja, nonton televise, rekreasi dll. Disamping juga mempertimbangkan
hubungan emosional yang mendasari aktivitas tersebut

KARAKTERISTIK HUBUNGAN REMAJA DENGAN KELUARGA


Perubahan perubahan fisik, kognitif dan sosial yang terjadi dalam perkembangan
remaja mempunyai pengaruh yang besar terhadap relasi orangtua dan remaja.
Salah satu ciri yang menonjol dari remaja yang mempengaruhi relasinya dengan
orangtua adlah perjuangan untuk memperolehotonomi baik secara fisik dan
psikologis . Karena remaja meluangkan waktu untuk orang tua lebih sedikit dan
lebih banyak menghabiskan waktunya untuk saling berinteraksi dengan dunia
yang lebih luas. Sehingga mereka berhadpan dengan bermacam macamm nilai
dan ide ide. Seiring dengan terjadinya perubahan kognitif , selama masa remaja
perbedaan ide yang dihadapi sering mendorong untuk melakukan penilaian
terhadap nilai nilai dan pelajaran dari orangtua. Akibatnya remaja mulai
mempertanyakan dan memnentang pandangan pandangan orangtua serta
mengembangkan ide ide mereka sendiri. Orangtua tidak lagi dianggap sebagai
otoritas yang serba tahu. Secara optimal,remaja mengembangkaan pandangan
pandangan yang lebih matang dan realistis dari orangtua mereka.
Dengan demikian , keterikatan dengan orangtua selama masa remaja dapat
berfungsi adaptif, yang menyediakan landasan yang kokoh dimana remaja dapat
menjelajah dan menguasai lingkungan lingkungan baru dari suatu dunia sosial
yang luas dengan car acara yang sehat secara psikologis. Keterikatan yang kokoh
dengan orang tua akan meningkatkan relasi dengan teman sebaya yang lebih
kompeten dan hubungan eray yang positif di luar keluarga. Keterikatan yang
kokoh dengan orangtua juga dapat menyangga remaja dari kecemasan dan
perasaan depresi sebagai akibat masa transisi dari masa anak anak ke masa
remaja.

HUBUNGAN DENGAN TEMAN SEBAYA


Bagi anak usia sekolah teman sebaya mempunyai fungsi yang hampir sama
dengan orangtua. Teman bisa memberikan ketenangan ketika mengalami
kekhawatiran . Tidak jarang terjadi seorang anak yang tadinya penakut berubah
menjadi pemberani berkat teman sebaya. Beberapa aspek perkembangan
hubungan peserta didik dengan teman sebayanya:
Karalteristik Hubungan Anak Usia Sekolah dengan Teman Sebaya.
Pada umumnya masa anak anak berinteraksi dengan teman sebaya merupakan
aktivitas yang banyak menyita waktu selama masa pertengahan sampai masa
akhir anak anak. Bahkan perkembangan menghabiskan waktu dengan teman
sebaya mengikuti perkembangan usia individu yang bersangkutan misal: pada
usia 2 tahun, menghabiskan waktu dengan teman 10%, pada usia 4 tahun
mengalami peningkatan ,menjadi 20% , sedangkan usia 7 – 11 tahun waktu
berinteraksi engan teman jg mengalami peningkatan sampai 40 % dan seterusnya.
Pembentukan Kelompok
Interaksi teman sebaya dari kebanyakan anak usia sekolah ini terjadi dalam
group atau kelompok , sehingga usia ini sering disebut “usia kelompok”. Pada
masa ini anak tidak lagi puas bermain sendiriandi rumah, atau bermain dengan
keluarga. Pada masa ini anak memiliki keinginan yang kuat untuk diterima sebagai
anggota kelompok serta marasa tidak puas bila tidak bersama teman temannya.
Dalam menetukan sebuah kelompok teman , anak usia sekolah dasar lebih
menekankan pada pentingnya aktivitas besama sama. Ketika anak berusia 6 -7
tahun kelompok teman sebaya tidak lebih dari kelompok bermain, mereka sedikit
memiliki peraturan dantidak terstruktur untuk menjelaskan peran dan
kemudahan berinteraksi diantara angota angotanya. Kelompok terbentuk secara
spontan. Ketika anak usia 9 tahun kelompok menjadi lebih formal, pada usia ini
anak anak berkumpul menurut minat yang sama dan mulai merencanakan dan
membentuk klub atau perkumpulan dengan aturan aturan tertentu.Biasanya
kelompok usia ini mempunyai keanggotaan inti, masing masing anggota hanya
berpertisipasi dala aktivitas kelompokdan yang bukan anggota dikeluarkan .

POPULARITAS, PENERIMAAN SOSIAL DAN PENOLAKAN.


Para ahli psiklogi perkembangan telah lama mempelajari pembentukan kelompok
teman sebaya dan status dalam kelompok untuk untuk mengetahui anak anak
yang cenderung menjadi popular. Para peneliti juga telah melakukan penelitian
untuk menentukanmana anak anak yang sering sendiri dan mana yang disenangi
temannya. Dalam penelitian ini mereka menggunakan suatu tehnik yang disebut
sosiometri yaitu suatu tehnik penelitian yang digunakan untuk menentukan status
dan penerimaan sosial anak di antara eman sebayanya. Dalam hal ini mereka
menanyakan secara langsung kepada anak anak yang tergabung dalam suatu
organisasi , tentang mana atau siapa yang pantas dikelompokkan sebagai “ teman
Baik” yang “paling disukaioleh anak anak” atau yang “kurang disukai”. Atas dasar
jawaban jawaban dari anak anak tersebut para peneliti menyusun sebuah
sosigramyaitu suatu diagam yang menggambarkan interaksi anggota suatu
kelompokatau bagaimana perasaan anak anak dalam suatu kelompok terhadap
anak anak yang lain. Sosiogram ini menentukan mana anak anak yang diterima
oleh anak anak lain, mana yang diterima oleh sedikit teman sekelas dan mana
anak yang tidak diterima oleh seorangpun.

PERSAHABATAN.
Karakteristik lain dari pada hubungan anak pada usia sekolah dengan teman
sebayanya adalah munculnya keinginan untuk menjalin hubungan pertemanan
yang lebih akrab atau dalam kajian psikologi perkembangan disebut persahabatan
(friendship).
Persahabatan merupakan salah satu fenomena interaksi sosial yang penting bagi
anak usia sekolah. Anak anak usia 8 tahun, terutama anak perempuan biasanya
telah memiliki beberapa teman dari sjumlah kegiatan yang berbeda. Pada
umumnya pertemanan ini masih bersifat sederhana dan saling tak tergantung.
Oleh karena itu tak jarang persahabatan datangdan pergi hanya dalam waktu
sesaat. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya anak usia 10 tahun mulai lebih
memerlukan kualitas hubungan persahabatannya. Mereka sudah lebih terampil
bersosialisasi , sudah dapat menghargai nilai kedekatan serta ketergantungan
satu sama lain. Hal ini terjadi karena pada usia ini emosi anak sudah mulai cukup
matang untuk berempati, sehingga mereka juga mulai mencoba untuk berbagi
rasa dan pikiran dengan teman teman tertentu,. Dibandingkan dengan usia
sebelimnya kualitas persahatan pada usia ini lebih kompleks dan berlangsung
lama.

KARAKTERISTIK HUBUNGAN REMAJA DENGAN TEMAN SEBAYA


Perkembangan krhidupan sosial remaja juga ditandai dengan gejala
meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka.Sebagian
waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman teman
sebaya mereka. Pada prinsipnya hubungan teman sebaya mempunyai sangat
penting bagi kehidupan remaja.Dalam literature psikologi perkembangan
diketahui satu contoh klasik betapa pentingnya teman sebaya dalam
perkembangan sosial remaja. Menurut Jean Peaget bahwa melalui hubungan
teman sebaya anak dan remaja belajar tentang hubungan timbal balik yang
simetris. Anak mempelajari prinsip prinsip kejujuran dan keadilan melalui
peristiwa pertentangan dengan teman sebayanya. Mereka juga mempelajari
secara aktif kepenyingan kepentingan dan perspektif teman sebaya dalam rangka
memuluskan integrase dirinya dalam aktivitas teman sebaya yang berkelanjutan.

HUBUNGAN DENGAN SEKOLAH


Bagi seorang anak memasuki dunia sekolah merupakan pengalaman yang
menyenangkan , namun sekaligus mendebarkan penuh tekanan dan bahkan bisa
menyebabkan timbulnya kecemasan. Bagi banyak anak pengalaman masuk
sekolah merupkan saat saat pertama mereka menyesuaikan diri dengan pola
kelompok yang diaturoleh satu orang dewasa yaitu guru.
Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja dibentuk guna mendidik
dan membina generasi muda kea rah tujuan tertentu, trutama untuk membekali
anak dengan pengetahiuan dan kecakapan hidup yang dibutuhkan di kemudian
hari. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap perkembangan anak anak dan remaja. Menurut salah seorang
tokoh psikologi perkembangan mengatakan bahwa: peristiwa hidup yang dialami
anak atau remaja selama berada di sekolah sangat mungkin memengaruhi
perkembangannya, seperti perkembangan identitas,keyakinan terhadap
kompetensi diri sendiri, ganbaran hidup dan kesempatan berkarir serta hubungan
sosial serta pemahaman mengenai bagaimana system sosial yang ada diluar
lingkup keluarganya.Jadi disamping keluarga dan teman sebaya , sekolah juga
memainkan peranan yang sangat penting bagi perkembangan anak.

Anda mungkin juga menyukai