Menurut rochmad, Elfi Yuliani (2011:34-43) Kemampuan peserta didik melakukan sosialisasi, antara
lain dipengaruhi oleh sejumlah faktor sebagai berikut:
a. Kesempatan dan waktu untuk bersosialisasi, hidup dalam masyarakat dengan orang lain.
Semakin bertambahnya usia, anak semakin membutuhkan kesempatan dan waktu lebih
banyak untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarnya
b. Kemampuan berkomunikasi dengan kata-kata yang dapat mengerti peserta didik maupun
orang dewasa yang lain tidak serta menguasai kemampuan berbicara dengan topik yang
dapat dipahami dan menarik bagi orang lain tidak pembicaraan yang bersifat sosial bukan
pembicaraan yang egoisentris.
c. Motivasi peserta didik untuk belajar bersosialisas.i motivasi bersosialisasi ini tergantung juga
pada tingkat kepuasan yang dapat diberikan melalui aktivitas sosial kepadanya. Jika peserta
didik mendapat kesenangan dan kekuasaan ketika bergaul dengan orang lain, maka peserta
didik akan cenderung mengulangi hubungan sosial tersebut. Demikian juga sebaliknya jika
peserta didik kurang puas maka peserta didik cenderung bergaul dengan orang lain.
d. Metode belajar efektif dan bimbingan bersosialisasi. Dengan adanya metode belajar
bersosialisasi melalui kegiatan bermain peran yang menirukan orang yang diidolakan, maka
peserta didik cenderung mengikuti peran sosial tersebut. Akan menjadi lebih efisien dan
belajar lebih cepat apabila ada bimbingan dan arahan dalam aktivitas belajar bergaul dan
memilih teman.
Pada peserta didik usia SD/ MI yang berada pada periode anak lahir mereka mulai membentuk
kelompok bermain yang dapat berkembang menjadi kelompok belajar dan melakukan aktivitas
pada masa anak. Sikap yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain antara lain sikap
sosial, belajar berkomunikasi, belajar mengorganisasikan lebih menghargai orang lain dan
perbedaan-perbedaan, menghargai kompromi dan harmoni.
Perkembangan sosial pada masa puber kadang-kadang sudah dialami oleh peserta didik di SD/
MI kelas 5 atau 6 titik pada masa ini pola perkembangan sosial terganggu karena terjadi
perubahan fisik seksual yang pesat, sehingga anak cenderung menarik diri, kurang dapat
berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Terjadi kemunduran minat untuk bermain dan
melakukan aktivitas kelompok, dan perilaku anak cenderung anti sosial karena, masa ini disebut
sebagai fase negatif dalam hal ini guru dan orang tua orang dewasa lainnya perlu memahami
perilaku tersebut agar anak tidak menjadi pemberontak atau penentang, bahkan anti sosial.
Usia 6 - 8
Proses sosial mulai tumbuh secara nyata anak-anak mulai memahami hubungan antara ketekunan
dengan kesenangan dari sebuah rangkaian pekerjaan anak harus menguasai keterampilan baru dan
bekerja untuk mencapai tujuan-tujuan baru, pada saat yang sama Mereka diperbandingkan dan
mengambil resiko kegagalan. Anak mulai belajar mengenal arti prestasi, pekerjaan dan tugas-tugas
sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan.
Hurlock menyatakan bahwa ketika memasuki usia sekolah, minat anak pada kegiatan keluarga
berkurang mereka lebih senang permainan yang berkelompok. Keinginan untuk bergaul dan diterima
oleh anak-anak di luar bertambah titik selain itu, anak pada usia ini memasuki usia gang, yaitu usia
yang pada saat itu kesadaran sosial berkembang pesat. Pola perilaku usia gang ini akan menghasilkan