Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

MANUSIA REMAJA

DISUSUN OLEH :
DYAZ B SUKARNO 711333122010
ARLEN MANALIP 711333122023
MATA KULIAH : PENGANTAR PSIKOLOG
DOSEN PENGAJAR : TINNEKE ANEKE
TOLOLIU.NS,M.Kep

SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES MANADO
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………….
PEMBAHASAN…………………………………………
Daftar Pustaka…………………………………………..
PEMBAHASAN

Perkembangan psikologi remaja


Dikutip dari Healthy Children, masa remaja dikategorikan
sebagai masa transisi yang dialami anak-anak untuk
mencapai usia dewasa. Pada fase ini, akan terjadi
beberapa perubahan besar selain perkembangan pada
fisik.
Salah satunya adalah perkembangan remaja yang
mencakup sisi psikologis dan dibagi menjadi dua
kategori.
Kategori tersebut merupakan sisi emosional juga sosial
yang perlu diketahui orang tua sebagai cara mendidik
anak remaja.
Hal ini berhubungan karena adanya perubahan hormon
serta saraf sehingga remaja tidak hanya berkembang
secara kognitif.

Akan tetapi, juga memikirkan identitas diri serta


hubungan sosial di sekitar.

Dilihat dari sisi psikologi, ada beberapa tahapan yang


setidaknya perlu dicapai, di antaranya adalah:
 Terlihat menonjol serta mengembangkan identitas diri.
 Bisa beradaptasi agar diterima di lingkungannya.
 Mengembangkan kompetensi sekaligus mencari jalan
untuk mendapatkannya.
 Berkomitmen pada tujuan yang sudah dibuat.
Berikut adalah perkembangan psikologi yang dialami
remaja seiring dengan pertambahan usia.

Perkembangan psikologi remaja 10 – 13 tahun


Apabila dilihat dari fase perkembangan remaja, usia 10
hingga 13 tahun merupakan fase early karena ia baru
memasuki tahapan masa puber.
Maka dari itu, orangtua juga perlu mempersiapkan diri
karena ia akan mengalami perubahan suasana hati serta
perilaku yang berbeda dari biasanya.

Beberapa perkembangan psikologi pada remaja di usia 10


hingga 13 tahun di antaranya adalah:

 Masih memperlihatkan kedekatan serta ketergantungan


dengan orangtua.
 Membuat kelompok bersama teman-teman terdekat.
 Mulai mencari identitas diri dan memperlihatkan
kemandirian.
Perkembangan emosional
Pada saat anak berusia 10 tahun, perkembangan psikologi
atau emosi remaja masih akan menunjukkan
ketergantungannya pada orangtua. Namun, kedekatannya
dengan teman-teman sebaya akan semakin menguat.
Bahkan, tekanan dari lingkungan pertemanan yang
dirasakannya akan semakin besar. Begitu pula dengan
identitas dirinya dalam sebuah pertemanan.

Meski begitu, pada usia ini anak masih akan menganggap


orang dewasa memiliki kekuatan atau kekuasaan yang
lebih besar.

Hal ini membuatnya masih akan mengikuti aturan dan


prinsip yang ada di dalam rumah.

Namun, Anda mungkin perlu mempersiapkan diri jika


anak mulai mepertanyakan setiap aturan yang
diberlakukan di rumah.

Di saat yang bersamaan, pada perkembangan psikologi


atau emosi remaja usia 11 hingga 13 tahun, ia mulai
peduli dengan penampilan serta tubuhnya.

Hal ini biasanya terjadi karena perubahan alami yang


dialami oleh tubuhnya.
Namun apabila permasalahan ini tidak ditangani dengan
baik, ada kemungkinan ia mengalami masalah tertentu.

Jika ia tidak suka dengan tubuhnya, misalnya ia merasa


tubuhnya terlalu gemuk, ia bisa saja melakukan diet
sembarangan sehingga bisa berujung pada gangguan
makan serta minder.
Pada perkembangan emosi remaja di fase ini, anak juga
semakin menekankan identitas dirinya. Ini bisa dilihat
melalui pakaian yang digunakan, musik yang
didengarkan, film yang ditonton, atau buku yang dibaca.

Apabila dilakukan tanpa pengawasan, anak mungkin


mulai berani mencontoh apa yang dilihatnya berdasarkan
rasa penasaran.

Berada di usia 12 hingga 13 tahun, Anda juga bisa


melihat perkembangan psikologi atau emosi remaja yang
cukup signifikan.

Ini terlihat dari perubahan mood yang semakin menjadi-


jadi. Satu waktu merasa bisa menaklukkan segalanya, di
waktu lain anak merasa telah mengacaukan semuanya.

Perkembangan sosial
Pertemanan yang menguat dibuktikan dengan kesetiaan
terhadap teman satu grup atau geng, sehingga menjadi
lebih solid.
Pada anak usia 10 tahun, perkembangan psikologi juga
ditandai dengan sisi kompetitif yang dimilikinya terhadap
teman yang bukan termasuk di dalam perkumpulannya.

Di usia ini, anak perempuan akan lebih suka bermain


dengan anak perempuan, begitu pula dengan anak laki-
laki yang lebih nyaman bermain dengan anak laki-laki.

Akan tetapi, anak akan mulai menunjukkan ketertarikan


pada lawan jenis, meski belum terlalu kentara.

Rasa ketertarikan itu bisa jadi pertanda dari masa puber.


Dengan begitu, anak juga berpotensi mengalami
perubahan suasana hati yang tak menentu.

Hal ini juga didampingi dengan kepekaan terhadap bentuk


tubuh dan penampilannya.

Semakin bertambah usia, anak Anda akan lebih suka


menghabiskan waktu bersama dengan teman dibanding
dengan keluarga. Hal ini juga termasuk ke dalam
perkembangan psikologi anak usia 11 tahun.
Berada di usia 12 hingga 13 tahun, perkembangan
sosialnya pun juga bisa semakin terlihat ketika jiwa
kepemimpinan anak mulai terbentuk.

Sebagai orangtua, cobalah untuk mendorong anak untuk


lebih fokus dengan cara membantunya membuat suatu
keputusan dan mendukungnya untuk berpartisipasi di
komunitas atau kegiatan di sekolah.

Perkembangan psikologi remaja 14 – 17 tahun


Apabila dibandingkan dengan perkembangan anak usia 10
tahun, Anda bisa melihat ada perbedaan di perkembangan
remaja fase middle ini.
Secara umum, bisa dikatakan bahwa perkembangan
psikologi remaja terlihat karena mereka mulai
membangun identitas diri.

Tidak hanya itu saja, di rentang usia ini remaja juga mulai
memperlihatkan kemandirian agar tidak terus bergantung
pada orangtua.

Berikut beberapa perkembangan psikologi atau emosi


remaja di usia 14 hingga 17 tahun.

 Memperlihatkan kemandirian pada orangtua.


 Menghabiskan waktu yang lebih sedikit dengan orangtua.
 Mulai menunjukkan ketertarikan pada lawan jenis.
 Mempunyai kepedulian serta perhatian pada keluarga,
teman, dan lawan jenis.
 Perubahan susasana hati yang tidak menentu.
Perkembangan emosional
Pada perkembangan anak usia 14 tahun, emosi remaja
pun masih tergolong naik turun. Ia masih mempunyai
suasana hati yang mudah berubah sehingga ada kalanya
orangtua kewalahan dengan hal ini.

Di usia ini Anda juga perlu mulai memberikan edukasi


seks karena anak mulai memiliki ketertarikan dengan
teman lawan jenisnya.

Selain itu, di usia ini pula anak akan mulai melakukan


hal-hal yang berisiko, sehingga Anda wajib mengajaknya
berdiskusi mengenai hal-hal baru yang diketahuinya.

Sampaikan apa akibat dari berbagai hal yang sudah atau


hendak dilakukannya.

Seiring bertambahnya usia, perkembangan psikologi atau


emosi remaja juga mulai memperlihatkan kepedulian.

Simpati dan empati mulai terpupuk walau ada kalanya ia


mempunyai sudut pandang berbeda.

Perhatikan apabila ia memperlihatkan perubahan perilaku


yang tidak sesuai dengan kebiasaan sehari-hari.
Bukan tidak mungkin apabila dalam perkembangan
psikologi atau emosi remaja ia mengalami beberapa
gangguan.

Beberapa masalah ini misalnya gangguan tidur, gangguan


citra tubuh, krisis kepercayaan diri, sehingga berujung
terjadinya depresi pada remaja.
Walaupun waktu Anda dengan anak menjadi lebih sedikit,
tetap bangun komunikasi sehingga ia tidak merasa
kehilangan arah.

Perkembangan sosial
Lanjutkan Membaca
Sudah disinggung sedikit di atas kalau pada fase ini anak
mempunyai ikatan tersendiri dengan teman sebaya atau
bahkan teman terdekatnya.

Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan terutama ketika


ia mempunyai kesukaan yang sama.

Tidak hanya itu saja, bukan hal aneh apabila remaja lebih
nyaman membicarakan masalah pada teman terdekatnya
terlebih dahulu.

Hal ini pun berlanjut sampai di perkembangan anak usia


17 tahun karena ia tetap menjaga hubungan baik dengan
sahabat.
Mungkin, hubungan orangtua dengan anak akan bergeser
karena ini.

Namun, ada baiknya Anda tetap menjaga komunikasi agar


hubungan tetap terjaga sehingga anak akan tetap mencari
orangtua ketika sangat dibutuhkan.

Perkembangan psikologi remaja usia 18 tahun


Pada usia ini, perkembangan remaja sudah mencapai fase
terakhir, yaitu late. Biasanya, sifat impulsif yang mereka
punya menjadi lebih terkendali dibandingkan dengan usia
sebelumnya.
Maka dari itu, bisa dikatakan bahwa perkembangan
psikologi atau emosi remaja di usia ini sudah lebih
memikirkan risiko yang akan terjadi nantinya.

Berikut beberapa perkembangan psikologi remaja usia 18


tahun, di antaranya:

 Semakin membuka diri untuk memperluas pertemanan.


 Sudah memikirkan masa depan dan tujuan hidup.
 Mandiri dan membuat keputusan untuk diri sendiri.
 Mulai tertarik dan serius dalam hubungan lawan jenis.
Perkembangan emosional
Sebagai orangtua, Anda perlu memahami apabila setiap
anak mempunyai tahapan perkembangannya masing-
masing.

Begitu juga dengan perkembangan psikologi atau emosi


remaja di usia 18 tahun ini.

Ada kemungkinan ia mulai sadar dan mengerti apa yang


diinginkan. Apalagi, emosinya sudah berangsur-angsur
menjadi lebih stabil. Maka dari itu ia semakin yakin untuk
mempertahankan kemandirian sekaligus mencoba dunia
baru yang sudah lama diinginkan.

Perkembangan sosial
Kalau di tahapan usia sebelumnya para remaja lebih suka
menghabiskan waktu bersama teman terdekat juga pacar,
kini secara tidak sadar sudah mulai nyaman dengan
orangtua.

Hal ini karena keterbukaan untuk menerima pendapat


serta berkompromi dengan orang disekitar.

Tidak hanya itu saja, Anda juga sudah seharusnya


mempersiapkan diri karena ada kemungkinan remaja
mempunyai hubungan yang lebih serius dengan pacar.
Maka dari itu, penting untuk membangun komunikasi
serta memberikan pendidikan seksual sejak dini.
Penyebab remaja mulai memberontak
Pertengkaran orangtua dengan anak bisa berujung pada
keinginan kabur dari rumah karena ia sedang berada
dalam fase pemberontakan.

Ini juga hal yang bisa terjadi pada perkembangan


psikologi atau emosi remaja di usia 18 tahun atau bahkan
lebih muda.

Ada kalanya ia percaya sudah tak ada lagi pemecahan


masalah yang bisa dicapai selain memberontak atau
melakukan kenakalan remaja.
Beberapa penyebab yang membuat perkembangan emosi
remaja jadi memberontak, seperti:

1. Merasa tidak aman di rumah


Anak bisa saja merasa bahwa situasi di rumah benar-
benar menakutkan sehingga mengakibatkan
perkembangan psikologisnya terganggu.

Hal ini bisa terjadi jika ia menjadi korban kekerasan anak,


baik itu kekerasan verbal, fisik, psikologis, atau seksual.
2. Masalah di sekolah atau lingkungan pergaulan
Bila terjadi bullying pada remaja di sekolah tapi tidak ada
sosok yang bisa membantunya, anak mungkin memilih
untuk kabur.
Dengan begitu, anak bisa membolos tanpa harus dipaksa
ke sekolah oleh orangtua.

Hal lain yang mengakibatkan psikologis remaja terganggu


adalah ketika terlibat masalah tertentu tapi ia tidak berani
menganggung akibat atau hukumannya.

Maka, ia pun memilih untuk memberontak seperti lari


dari rumah daripada harus menerima konsekuensi.

3. Merasa tidak dihargai


Salah satu kasus pemberontakan yang bisa mengganggu
psikologi atau emosi remaja adalah anak merasa cemburu
dengan kakak atau adiknya.

Ia merasa kurang dihargai dan berpikiran bahwa orangtua


lebih menyayangi kakak atau adiknya.

Selain itu, anak bisa merasa tidak dihargai karena


orangtua memberikan hukuman yang sangat berat atas
kesalahannya.
Dalam kasus lainnya, anak yang merasa tidak mendapat
cukup perhatian dari orangtua juga mungkin “menguji”
kasih sayang orangtua dengan cara memberontak.

4. Tidak bijak menggunakan media sosial


Media sosial adalah tempat bagi sebagian besar remaja
untuk mengekspresikan diri mereka, lewat kata-kata
maupun foto.

Di antara semua jenis media sosial, instagram cukup


mendapat banyak perhatian bagi anak remaja.

Melalui instagram, ia bisa mengunggah hasil jepretan foto


terbaiknya dan mendapat feedback, berupa like atau
komentar.
Namun, tidak semua mendapatkan efek positif sehingga
memengaruhi perkembangan psikologi atau emosi remaja.

Ada juga yang sampai terobsesi dengan hasil selfie


sehingga berdampak buruk bagi kesehatan mental remaja.
Tips menghadapi kondisi emosi remaja yang tidak
menentu
Kesabaran setiap orang memang ada batasnya. Namun,
sebagai orangtua Anda merupakan peran penting dalam
kehidupan anak termasuk pada perkembangan psikologi
atau emosi remaja.
Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk melakukan hal-
hal di bawah ini untuk membangun hubungan emosional
orangtua dengan anak, seperti:

1. Menjaga komunikasi dengan anak


Walaupun tidak semua, tetapi ada sebagian remaja yang
cenderung acuh tak acuh terhadap orangtua.

Kadang anak merasa sudah cukup besar sehingga


memperlihatkan sikap seperti tidak membutuhkan peran
Anda.

Namun, tetap jaga komunikasi dengan cara apapun.


Misalnya, menanyakan apa saja yang ia lakukan dan
bagaimana perasaannya di hari itu.

Lalu, Anda juga bisa meluangkan waktu melakukan hal


yang menyenangkan misal menonton film bersama.

Dengan begitu, lama-lama ia tahu dan berpikir bahwa


secuek apa pun ia, orangtuanya tetap peduli padanya.

Menjaga komunikasi dengan anak juga penting dilakukan


untuk mencegah terjadinya depresi pada remaja.

Anak jadi memiliki orang yang selalu bisa diajak berkeluh


kesah soal apa pun yang dialaminya.
2. Saling menghargai pendapat
Di masa remaja, ada kalanya ia memiliki pandangan yang
berbeda dengan Anda.

Jangan langsung menarik urat, pasalnya semakin dewasa


anak Anda, pemikirannya pun akan semakin berkembang

Ketimbang berdebat kusir, coba diskusikan dan cari solusi


yang menguntungkan di kedua belah pihak.

Coba dengarkan pandangan anak, begitu pun anak akan


mendengarkan apa yang Anda pikirkan.

Saling mendengarkan dan menghargai pendapat akan


membuat ikatan anak dan orangtua menjadi semakin erat.

3. Melibatkan anak dalam membuat peraturan


Saat hendak membuat peraturan tertentu di rumah,
libatkan anak dalam diskusi.

Hal ini dimaksudkan agar anak bisa bertanggung jawab


dan menaati kesepakatan yang telah dibuat.

Berikan anak pemahaman bahwa peraturan yang adil


dibuat agar ia juga mempunyai kendali pada diri sendiri
sekaligus belajar bertanggung jawab.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak
menyediakan saran medis, diagnosis, maupun
pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial
kami untuk informasi lebih detail.

DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/parenting/remaja/tumbuh-
kembang-remaja/perkembangan-psikologi-remaja/

https://kulonprogokab.go.id/v31/detil/1373/seputar-
perkembangan-psikologis-remaja

Anda mungkin juga menyukai