Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA

Dosen Pengampu: Nurlela M. Pd

Disusun Oleh:

Nama: Faradiva Lee

NIM: 2023141039

Prodi: 1.B Bimbingan dan Konseling

MK: Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayatNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen yang
bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap mahasisiswa
dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah ini berjudul “PERKEMBANGAN ANAK
DAN REMAJA”

Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan kami
yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak sekali
kekurangan-kekurangan yang ditemukan, oleh karena itu kami mengucapkan mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Kami mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Palembang, 27 Desember 2023

Penulis
BIODATA

Nama : Ade Mahendra Lee

Tempat/ Tanggal/ Lahir : Prabumulih, 09 November 2009

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Anak ke : 2 Dari dua bersaudara

Nama Ayah : Muslim (alm)

Nama Ibu : Lela Yurika

Telepon : 0812-7328-2521

Alamat : Dusun 1 Desa Putak, RT 002, Kec.


Gelumbang, Kab. Muara Enim

Putak, 27 Desember 2023

( )
Nama : Elis Taqiya Azriani

Tempat/ Tanggal/ Lahir : Putak, 08 Desember 2012

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 1 Dari dua bersaudara

Nama Ayah : Ebit Elianto

Nama Ibu : Liza Anggraini

Telepon : 0853-694 9-9354

Alamat : Dusun 1 Desa Putak, RT 002, Kec.


Gelumbang, Kab. Muara Enim

Putak, 27 Desember 2023

( )
A. Perkembangan Anak dan Remaja

Remaja adalah masa di mana seorang anak mulai beralih menjadi orang dewasa. Fase ini
dimulai dari usia 10 tahun hingga 18 tahun, dan menyebabkan banyak perubahan serta
perkembangan pada dirinya yang akan terjadi. Perkembangan dimulai dari segi fisik, di mana
akan tumbuh rambut di bagian tubuh tertentu, perubahan suara, dan perkembangan organ
reproduksi. Remaja juga akan mengalami perkembangan kognitif, perilaku, dan emosi.
Perkembangan anak yang paling penting adalah selama lima tahun pertamanya, atau biasa juga
disebut sebagai tahapan usia balita. Setelah itu, anak akan memasuki tahap pendidikan formal.
Pada setiap tahap perkembangan anak di dalam dunia pendidikan, ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan karena menjadi acuan untuk menilai sejauh mana kemajuan perkembangan
anak tersebut. Faktor-faktor yang penting tersebut adalah aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.

Tahapan Perkembangan Remaja


Memasuki usia remaja, setiap anak akan mengalami banyak perubahan. Hal itu dialami oleh
baik remaja laki-laki maupun remaja perempuan. Perkembangan pada masa remaja dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Masa remaja awal (usia 10-13 tahun)
Selama masa remaja awal, anak-anak akan mengalami perubahan fisik, kognitif, dan
psikologis yang signifikan. Ini adalah masa peralihan di mana mereka mulai
mengembangkan identitas dan berusaha membangun pertemanan dengan kelompok
sebaya mereka. Berikut beberapa perkembangan remaja yang khas di masa awal remaja
ini:
a. Perubahan fisik
Anak-anak akan mengalami perkembangan fisik yang cukup besar dan minat seksual
yang meningkat di masa ini.
Sejumlah perubahan pada tubuh yang akan mereka alami, seperti tumbuhnya rambut di
bawah lengan dan dekat kemaluan, perkembangan payudara pada wanita dan
pembesaran buah zakar pada pria. Perubahan ini bisa dimulai sejak usia 8 tahun untuk
perempuan dan usia sembilan tahun untuk laki-laki. Anak perempuan juga akan
memulai menstruasi mereka sekitar usia 12 tahun.
b. Perkembangan kognitif
Pada tahap perkembangan remaja awal, anak-anak cenderung egois dan merasa
pemikirannya benar. Karena itu, orang tua perlu memberikan alasan atau argumen
setiap kali memberi nasihat. Selain itu, mereka juga mulai sadar dengan penampilan
mereka dan khawatir tentang penilaian dari teman-teman sebayanya. Anak yang baru
mulai beranjak remaja ini juga akan mengembangkan pemikiran moral yang lebih
dalam.
c. Perkembangan emosi dan sosial
Jangan kaget bila anak praremaja ibu marah ketika ibu masuk ke kamarnya tanpa
mengetuk pintu atau dengan sengaja mengintip smartphone-nya. Hal itu karena pada
masa remaja awal ini, anak-anak akan mulai menuntut privasi. Mereka juga ingin
mengeksplorasi bagaimana menjadi mandiri dan tidak bergantung pada keluarga
mereka. Selain itu, mereka juga akan menjalin persahabatan yang dekat dengan teman
sebayanya dan mendapatkan pengaruh dari teman-temannya.
2. Pertengahan masa remaja (usia 14-17 tahun)
Memasuki pertengahan masa remaja, anak-anak akan terus mengalami pertumbuhan
dan penemuan diri. Remaja pada tahap ini akan mengalami peningkatan intensitas
emosional dan menghadapi tantangan baru saat tanggung jawab mereka mulai
bertambah. Berikut perkembangan remaja di masa pertengahan:
a. Perubahan fisik
Remaja laki-laki mungkin akan mengalami pertumbuhan yang pesat pada tahap
ini dan suaranya akan pecah dan bertambah lebih berat. Sedangkan
pertumbuhan remaja perempuan akan melambat pada masa ini dan sebagian
besar dari mereka akan memiliki periode menstruasi yang teratur.
b. Perkembangan kognitif
Otak mereka terus berkembang menjadi lebih dewasa dan berpikir secara
abstrak dalam memecahkan masalah. Meski begitu, emosi masih sering
mendorong anak-anak remaja ini dalam mengambil keputusan, sehingga
mereka bisa bertindak berdasarkan dorongan hati tanpa memikirkan semuanya
secara menyeluruh.
c. Perkembangan emosi dan sosial
Argumen dengan orang tua bisa meningkat saat anak remaja berjuang untuk
lebih mandiri pada masa ini. Mereka juga akan lebih sedikit menghabiskan
waktu bersama keluarga dan lebih banyak waktu bersama teman-teman mereka.
Pada tahap ini juga, tekanan dari teman sebaya bisa mencapai puncaknya dan
penampilan diri menjadi penting.
3. Masa akhir remaja/dewasa muda (usia 18 tahun ke atas)
Masa remaja akhir menandai transisi menuju masa dewasa muda, di mana seorang
anak akan semakin menyempurnakan identitas mereka dan membuat keputusan
penting mengenai masa depan mereka. Tahap ini ditandai dengan peningkatan
kemandirian dan pengembangan identitas pribadi dan sosial.
a. Perkembangan fisik
Pada masa ini, perkembangan fisik remaja biasanya sudah selesai dan sebagian
dari mereka sudah tumbuh setinggi orang dewasa.
b. Perkembangan kognitif
Pada tahap ini, remaja sudah bisa mampu berpikir tentang ide-ide secara
rasional, memiliki kontrol impuls (mengontrol perilaku dan emosinya) dan bisa
mengesampingkan kepuasan diri, serta merencanakan masa depan. Mereka juga
memiliki rasa identitas dan individualitas yang lebih kuat dan bisa
mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri.
c. Perkembangan emosi dan sosial
Anak-anak remaja yang beranjak dewasa juga mengalami peningkatan
kemandirian, stabilitas emosi, stabilitas dalam persahabatan dan hubungan
romantis, dan mungkin juga menjalin “hubungan dewasa” dengan orang tua.
Mereka mungkin memandang orangtua bukan sebagai figur otoritas, melainkan
sebagai sahabat. Itulah tahapan perkembangan remaja yang perlu orangtua
ketahui. Dengan begitu, ayah dan ibu bisa lebih siap dalam menghadapi
perubahan anak remaja dan mencari cara efektif untuk mengatasinya.

B. Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Menurut Bloom-Perkembangan dan Peranan


Perkembangan anak yang paling penting adalah selama lima tahun pertamanya,
atau biasa juga disebut sebagai tahapan usia balita. Setelah itu, anak akan memasuki
tahap pendidikan formal. Pada setiap tahap perkembangan anak di dalam dunia
pendidikan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan karena menjadi acuan untuk
menilai sejauh mana kemajuan perkembangan anak tersebut. Faktor-faktor yang
penting tersebut adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Konsep tentang
kognitif, afektif, dan psikomotorik ini juga dikenal dengan nama Taksonomi Bloom,
yang dicetuskan oleh Benjamin Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956. Benjamin
Bloom adalah seorang psikolog bidang pendidikan yang meneliti dan mengembangkan
mengenai kemampuan berpikir seseorang dalam suatu proses pembelajaran.
a. Kognitif
Aspek kognitif menjadi aspek utama dalam banyak kurikulum pendidikan
dan menjadi tolok ukur penilaian perkembangan anak. Kognitif yang berasal
dari bahasa latin cognitio memiliki arti pengenalan, yang mengacu kepada
proses mengetahui maupun kepada pengetahuan itu sendiri. Dengan kata
lain, aspek kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan nalar atau
proses berpikir, yaitu kemampuan dan aktivitas otak untuk mengembangkan
kemampuan rasional. Dalam aspek kognitif dibagi lagi menjadi beberapa
aspek yang lebih rinci yaitu:
1. Pengetahuan (Knowledge)
Aspek ini adalah aspek yang mendasar yang merupakan bagian dari
aspek kognitif. mengacu kepada kemampuan untuk mengenali dan
mengingat materi-materi yang telah dipelajari mulai dari hal sederhana
hingga mengingat teori-teori yang memerlukan kedalaman berpikir.
Juga kemampuan mengingat konsep, proses, metode, serta struktur.
2. Pemahaman (Comprehension)
Aspek ini lebih tinggi daripada aspek pengetahuan. Mengacu kepada
kemampuan untuk mendemonstrasikan fakta dan gagasan dengan
mengelompokkan, mengorganisir, membandingkan, memberi deskripsi,
memahami dan terutama memahami makna dari hal-hal yang telah
dipelajari. Memahami suatu hal yang telah dipelajari dalam bentuk
translasi (mengubah bentuk), interpretasi (menjelaskan atau
merangkum), dan ekstrapolasi (memperluas arti dari satu materi).
3. Penerapan (Application)
Tujuan dari aspek ini adalah untuk menerapkan materi yang telah
dipelajari dengan menggunakan aturan serta prinsip dari materi tersebut
dalam kondisi yang baru atau dalam kondisi nyata. Juga kemampuan
menerapkan konsep abstrak dan ide atau teori tertentu. Penerapan
merupakan tingkat yang lebih tinggi dari kedua aspek sebelumnya yaitu
pengetahuan dan pemahaman.
4. Analysis (Analisa)
Menganalisa melibatkan pengujian dan pemecahan informasi ke dalam
beberapa bagian, menentukan bagaimana satu bagian berhubungan
dengan bagian lainnya, mengidentifikasi motif atau penyebab dan
membuat kesimpulan serta materi pendukung kesimpulan tersebut. Tiga
karakteristik yang ada dalam aspek analisa yaitu analisa elemen, analisa
hubungan, dan analisa organisasi.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis termasuk menjelaskan struktur atau pola yang tidak terlihat
sebelumnya, dan juga mampu menjelaskan mengenai data atau
informasi yang didapat. Dengan kata lain, aspek sintesis meliputi
kemampuan menyatukan konsep atau komponen sehingga dapat
membentuk suatu struktur yang memiliki pola baru. Pada aspek ini
diperlukan sisi kreatif dari seseorang atau anak didik.
6. Evaluasi (Evaluation)
Adalah kemampuan untuk berpikir dan memberikan penilaian serta
pertimbangan dari nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Atau dengan
kata lain, kemampuan menilai sesuatu untuk tujuan tertentu. Evaluasi ini
dilakukan berdasarkan kriteria internal dan eksternal.
b. Afektif
Ranah afeksi adalah materi yang berdasarkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan emosi seperti penghargaan, nilai, perasaan, semangat, minat, dan
sikap terhadap sesuatu hal. Pada ranah afeksi, Bloom menyusun pembagian
kategorinya dengan David Krathwol yaitu:
1. Penerimaan (Receiving/Attending)
Mengacu kepada kemampuan untuk memperhatikan dan merespon
stimulasi yang tepat, juga kemampuan untuk menunjukkan atensi atau
penghargaan terhadap orang lain. Dalam domain atau ranah afektif,
penerimaan merupakan hasil belajar yang paling rendah. Contohnya,
mendengarkan pendapat orang lain.
2. Responsif (Responsive)
Domain ini berada satu tingkat di atas penerimaan, dan ini akan terlihat
ketika siswa menjadi terlibat dan tertarik terhadap suatu materi. Anak
memiliki kemampuan berpartisipasi aktif dalam suatu pembelajaran dan
selalu memiliki motivasi untuk bereaksi dan mengambil tindakan.
Contoh, ikut berpartisipasi dalam diskusi kelas mengenai suatu
pelajaran.
3. Penilaian (Value)
Domain ini mengacu pada pentingnya nilai atau keterikatan diri
terhadap sesuatu, seperti penerimaan, penolakan atau tidak menyatakan
pendapat. Juga kemampuan untuk menyatakan mana hal yang baik dan
yang kurang baik dari suatu kegiatan atau kejadian dan
mengekspresikannya ke dalam perilaku. Contoh, mengusulkan kegiatan
kelompok untuk suatu materi pelajaran.
4. Organisasi (Organization)
Tujuan dari ranah organisasi adalah penyatuan nilai, sikap yang berbeda
yang membuat anak lebih konsisten dan membentuk sistem nilai
internalnya sendiri, dan menyelesaikan konflik yang timbul diantaranya.
Juga mengharmonisasikan berbagai perbedaan nilai yang ada dan
menyelaraskan berbagai perbedaan.
5. Karakterisasi (Characterization)
Acuan domain ini adalah karakter seseorang dan daya hidupnya.
Kesemua hal ini akan tercermin dalam sebuah tingkah laku yang ada
hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial, dan emosi. Nilai – nilai
telah berkembang sehingga tingkah laku lebih mudah untuk
diperkirakan.

c. Psikomotorik
Psikomotorik adalah domain yang meliputi perilaku gerakan dan koordinasi
jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik seseorang.
Keterampilan yang akan berkembang jika sering dipraktekkan ini dapat
diukur berdasarkan jarak, kecepatan, kecepatan, teknik dan cara
pelaksanaan. Dalam aspek psikomotorik terdapat tujuh kategori mulai dari
yang terendah hingga tertinggi:
1. Peniruan
Kategori ini terjadi ketika anak bisa mengartikan rangsangan atau sensor
menjadi suatu gerakan motorik. Anak dapat mengamati suatu gerakan
kemudian mulai melakukan respons dengan yang diamati berupa
gerakan meniru, bentuk peniruan belum spesifik dan tidak sempurna.
2. Kesiapan
Kesiapan anak untuk bergerak meliputi aspek mental, fisik, dan
emosional. Pada tingkatan ini, anak menampilkan sesuatu hal menurut
petunjuk yang diberikan, dan tidak hanya meniru. Anak juga
menampilkan gerakan pilihan yang dikuasainya melalui proses latihan
dan menentukan responsnya terhadap situasi tertentu.
3. Respon Terpimpin
Merupakan tahap awal dalam proses pembelajaran gerakan kompleks
yang meliputi imitasi, juga proses gerakan percobaan. Keberhasilan
dalam penampilan dicapai melalui latihan yang terus menerus.
4. Mekanisme
Merupakan tahap menengah dalam mempelajari suatu kemampuan yang
kompleks. Pada tahap ini respon yang dipelajari sudah menjadi suatu
kebiasaan dan gerakan bisa dilakukan dengan keyakinan serta ketepatan
tertentu.
5. Respon Tampak Kompleks
Ini tahap gerakan motorik yang terampil yang melibatkan pola gerakan
kompleks. Kecakapan gerakan diindikasikan dari penampilan yang
akurat dan terkoordinasi tinggi, namun dengan tenaga yang minimal.
Penilaian termasuk gerakan yang mantap tanpa keraguan dan otomatis.
6. Adaptasi
Pada tahap ini, penguasaan motorik sudah memasuki bagian dimana
anak dapat memodifikasi dan menyesuaikan keterampilannya hingga
dapat berkembang dalam berbagai situasi berbeda.
7. Penciptaan
Yaitu menciptakan berbagai modifikasi dan pola gerakan baru untuk
menyesuaikan dengan tuntutan suatu situasi. Proses belajar
menghasilkan hal atau gerakan baru dengan menekankan pada
kreativitas berdasarkan kemampuan yang telah berkembang pesat.

C. Peranan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Dalam Pendidikan


Dalam metode pendidikan lama, pengukuran pencapaian materi pengajaran
hanya ditekankan kepada hasil, dan hanya pada aspek kognitif sehingga kerap kali
mengabaikan aspek lainnya. Sehingga kerap kali hasilnya tidak efektif, karena untuk
dapat mencapai tingkat pengetahuan tertentu yang diperlukan justru sebuah proses dan
pengertian tentang konsep yang dapat dicapai dengan juga memperhatikan aspek afektif
dan psikomotorik anak. Ketiga aspek atau domain ini sangat berperan besar dalam
pendidikan anak, karena digunakan untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran
terhadap anak. Ketiga aspek ini diperlukan untuk mengevaluasi sejauh mana materi
pendidikan dapat diserap oleh anak dengan mengacu kepada kategori – kategori di
dalam tiga domain utama tersebut. Ketiganya masing – masing memiliki fungsi berbeda
untuk mengetahui sejauh mana kemajuan proses belajar dan kemampuan anak dalam
menyerap materi pembelajaran tertentu, dan juga sejauh mana efektivitas metode
pengajaran yang digunakan.

D. Hubungan Perkembangan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik


Ketiga aspek atau domain ini memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak
dapat dipisahkan. Sebelum sampai kepada aspek psikomotorik, terlebih dulu anak akan
mengalami tahap kognitif dan afektif. Pada tahap penerimaan, anak terlebih dulu perlu
memiliki suatu perhatian untuk dapat menerima materi yang diberikan. Dengan adanya
perhatian, maka akan mudah bagi anak untuk menerima pengetahuan tersebut dan
seterusnya. Dalam setiap aspek afektif, terbukti memiliki aspek kognitif didalamnya
untuk saling mendukung. Setelah anak melalui tahap kognitif dan afektif, maka ia akan
siap untuk melanjutkan kepada tahap psikomotorik berdasarkan apa yang sudah
dipelajarinya di kedua tahap sebelumnya.

E. Manfaat Mempelajari Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik


Dengan menggunakan ketiga domain ini sebagai dasar untuk memberikan
pengajaran atau pendidikan kepada anak, hasilnya tidak saja akan membuat anak
mengerti tentang konsep pelajaran secara menyeluruh, namun juga akan
mengembangkan kemampuan emosional serta motorik anak pada saat yang bersamaan.
Aspek-aspek ini membantu para pengajar dan pendidik untuk mengenali pada tahap
mana kemampuan masing-masing anak berada. Hal itu akan membantu para pendidik
untuk menciptakan instruksi yang mengarah kepada kemampuan berpikir kritis untuk
masing-masing anak. Pembelajaran tanpa mengenal konsep dasar atau kemampuan
berpikir kritis akan sulit untuk diterapkan dan pada akhirnya hanya akan membiasakan
seorang anak untuk mengenali teori tanpa mengerti dasar-dasar dari pengetahuan yang
dimilikinya, dan pada akhirnya akan membuatnya sulit untuk menerapkan
pengetahuannya tersebut dalam berbagai situasi. Contohnya, memiliki kemampuan
berhitung akan sia-sia tanpa kemampuan untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan apa
cara mengaplikasikan hitungan tersebut dalam dunia nyata. Penerapan aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik akan membantu anak mengembangkan kemampuan dirinya
secara menyeluruh, dan tidak sebagian saja.
DAFTAR PUSTAKA

Devita Retno (2023, 25 Desember ). Kognitif, afektif, dan Psikomotorik menurut Bloom, dari
http://www.dosenpsikologi.com

Dr. Rizal Fadli (2023, 24 November), Tahap Perkembangan Remaja Usia Usia 10 – 18 tahun
yang perlu diketahui, dari http://www.halodoc.com

Anda mungkin juga menyukai