Anda di halaman 1dari 40

KELUARGA YANG MEMILIKI

REMAJA DAN REMAJA


TOT Pelatihan Teknis Pusat Pelayanan Keluarga
Sejahtera Tahun 2023

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Outline
• Pengasuhan pada Keluarga yang
Memiliki Remaja
• Kesehatan Reproduksi dan Gizi Remaja
• Ketrampilan yang perlu dimiliki remaja

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


TUJUAN PEMBELAJARAN
HASIL PEMBELAJARAN
• Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu menjelaskan Keluarga
yang Memiliki Remaja dan Remaja.

INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat :
• Menjelaskan pengasuhan pada keluarga yang memiliki remaja
• Menjelaskan Kesehatan reproduksi dan gizi remaja
• Menjelaskan Keterampilan yang perlu dimiliki remaja

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


A. PENGERTIAN PENGASUHAN PADA REMAJA
• Gaya pengasuhan adalah serangkaian sikap orangtua kepada anaknya.

• Gaya pengasuhan ini seringkali hanya melakukan apa yang mereka pikir perlu

dilakukan berdasarkan pengalaman, termasuk pengalaman ketika diasuh orangtuanya

dulu.

• Remaja memiliki hubungan pertemanan yang lebih kuat dan saling mempengaruhi.

pertemanan menjadi lebih penting dibandingkan orangtua atau keluarganya.

• Orangtua juga butuh belajar, yakni untuk memahami dirinya sendiri. Seperti apa gaya

komunikasi, gaya mendidik, dan pola asuhnya sebagai orangtua. Orangtua harus

dapat mendampingi remaja melewati transisi kehidupannya.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


B. POLA KOMUNIKASI DAN PENGASUHAN
KELUARGA YANG MEMILIKI REMAJA

• Pola Komunikasi antara orangtua dan remaja


merupakan hal yang penting dalam berhasilnya
pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua.

• Komunikasi merupakan dialog dua pihak untuk


bertukar pesan dengan tujuan terjalinnya relasi,
interaksi, dan rasa percaya antar-kedua pihak.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


MACAM-MACAM GAYA
KOMUNIKASI

1. Asertif. pesan disampaikan secara jelas serta mengedepankan


menghargai lawan bicara. Pemilihan kata dengan “saya” membuat
pembicara lebih asertif tanpa terasa menuduh sehingga pendengar tidak
merasa diserang.
2. Agresif. cenderung mengintimidasi lawan bicara. Pola komunikasi agresif
cenderung bertujuan untuk menguasai lawan bicara.
3. Pasif-Agresif. mirip dengan gaya agresif, namun dilakukan secara tidak
langsung Mengambil keuntungan dari pihak lain Menggunakan gaya
kebalikan dari gaya agresif
4. Manipulatif. bertujuan untuk mengambil keuntungan dari pihak lain.
Membuat pihak lain merasa tersudut dan bersalah Pelaku pola komunikasi
manipulatiif dan mahir memainkan peran
5. Submisif. bertujuan untuk menyenangkan orang lain karena menghindari
konflik atau bermain aman. Biasanya merasa rendah diri (inferior) terhadap
lawan bicara.
6. Langsung. bersifat segera, dan memberi informasi dengan cepat,tegas dan
terkesan seperti memberi instruksi.
7. Tidak langsung. kebalikan dari gaya langsung, pesan yang disampaikan
tidak jelas, dan dapat bermakna ganda. Pola komunikasi tidak langsung
dapat menyebabkan banyak permasalahan.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
GAYA PENGASUHAN
Gaya pengasuhan sebenarnya bukan faktor tunggal pembentuk kepribadian seseorang. Hal lain yang berpengaruh
pada terbentuknya kepribadian seseorang adalah faktor lingkungan (nurture) dan internal (nature). Secara garis
besar, menurut Diana Baumrind ada tiga tipe gaya pengasuhan:

• Gaya otoriter (o) Menghasilkan anak yang pasif karena semua keputusan ditentukan orangtua Anak tidak
memiliki kendali terhadap diri sendiri karena semua diatur dan diarahkan orangtua.
• Gaya permisif (P) menghasilkan anak yang menunjukkan perilaku membangkang tanpa aturan karena orangtua
tidak memberi arahan dan aturan yang jelas. Anak sulit mengantisipasi, mudah curiga, dan tidak percaya dengan
lingkungan karena tidak adanya konsistensi aturan dari orangtua.
• Gaya apresiatif (A) menghasilkan anak kooperatif karena orangtua menerapkan aturan yang konsisten. Anak
mampu mengantisipasi konsekuensi dan mengarahkan perilaku nya. Anak tampil percaya diri karena yakin
perilakunya tepat sesuai dengan penerapan aturan yang konsisten

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


C. CARA BICARA ORANGTUA DENGAN REMAJA
Ketika orangtua berkomunikasi dengan remaja, maka orangtua juga harus memahami
topik apa saja yang terkait dengan isu dan permasalahan yang di hadapi oleh remaja.
Adapun tujuh wilayah topik yang merujuk pada International Guideline on Sexual
Education yang diterbitkan oleh UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan) pada tahun
2017 adalah :
1. Rumah dan Keluarga
Rumah dan keluarga merupakan lingkungan fisik dan sosial pertama yang dimiliki
oleh remaja.
2. Pertemanan dan Relasi Sosial
Aspek relasi dan kehidupan sosial mendapat porsi perhatian lebih pada remaja
dibandingkan aspek lainnya. Ini terkait kebutuhan remaja untuk merasa diterima dan
oleh teman sebayanya.
3. Perilaku Berisiko
Pentingnya peran orangtua untuk membimbing remaja dalam mencapai kedewasaan
berpikir dan bertindak. Terutama karena remaja rentan terhadap perilaku berisiko,
Salah satu yang perlu diwaspadai orangtua adalah pertemanan karena perilaku
berisiko identik dengan remaja dan pertemanan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


4. Literasi Digital
Sebelum melepaskan anak ke dunia maya, orangtua perlu membekali
dan melatih anak untuk dapat berperilaku yang tepat

5. Kesehatan Mental
Minimnya keterampilan sosial pada remaja kerap menjadi salah satu
sumber stres atau depresi.

6. Kesehatan Seksual dan Reproduksi


Ketertarikan pada lawan jenis merupakan konsekuensi dari terjadinya
perubahan hormon pada remaja. Orangtua perlu mengajak remaja
berdiskusi mengenai perubahan hormon yang ia alami.

7. Perencanaan Masa Depan


Pembicaraan tentang masa depan, seperti kuliah, karier, hingga
berumah tangga, termasuk salah satu topik yang penting dibicarakan
orangtua dengan remaja.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


KESEHATAN REPRODUKSI DAN GIZI REMAJA
A. Kesehatan Reproduksi Remaja
• 1. Pubertas
• Pubertas adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi
dewasa (masa remaja), ditandai dengan matangnya organ
reproduksi. Pubertas pada perempuan terjadi antara umur
8 – 13 tahun. Sedangkan pada laki-laki antara umur 9 – 14
tahun. Perempuan biasanya mulai pubertas satu atau dua
tahun lebih cepat dari laki-laki.
• Pada masa ini terjadi perubahan fisik dan psikis yang
disebabkan perubahan hormon seksual pada perempuan
dan laki- laki. Beberapa perubahan dapat terlihat jelas,
dan beberapa terjadi di dalam tubuh. Perubahan ini
terjadi kepada semua perempuan dan laki-laki; dan
merupakan hal yang normal.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
PERKEMBANGAN FISIK
Perubahan fisik pada REMAJA PEREMPUAN adalah sebagai berikut :
• Bentuk tubuh menjadi sedikit bulat karena lemak mulai menumpuk
• Pinggul melebar
• Payudara mulai membesar
• Putting mulai menonjol
• Tumbuh rambut-rambut halus di sekitar ketiak dan alat kelamin (pada
beberapa remaja perempuan juga tumbuh rambut sedikit di lengan dan
tungkai)
• Warna alat kelamin menjadi agak gelap dan mulai berotot
• Mulai menstruasi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


PERKEMBANGAN FISIK
Perubahan fisik pada REMAJA LAKI-LAKI adalah sebagai berikut :
• Bahu dan dada bertambah lebar
• Tubuh menjadi lebih berotot bertambah berat dan tinggi
• Tumbuh jakun
• Suara pecah dan menjadi lebih dalam
• Tumbuh rambut-rambut halus di sekitar ketiak dan alat kelamin
(pada sebagian remaja laki-laki juga tumbuh rambut di lengan,
tungkai, dada, punggung, dan wajah: kumis dan janggut)
• Penis dan skrotum menjadi lebih besar dan berwarna gelap
• Dapat terjadi ejakulasi (keluarnya air mani) di antaranya melalui
mimpi basah.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


PERKEMBANGAN POLA PIKIR (KOGNITIF)
• Mampu BERPIKIR SECARA ILMIAH DAN ABSTRAK, misalnya dengan menguji
hipotesis.
• BISA MEMPERKIRAKAN HAL-HAL YANG AKAN TERJADI DI MASA DEPAN
atau bisa membayangkan hal-hal yang tidak secara nyata ada di depan
mata.
• MENDEFINISIKAN DAN MENDISKUSIKAN KATA-KATA SECARA ABSTRAK.
Misalnya memahami kata-kata kiasan dalam lagu atau karya seni.
• Masih mengembangkan kemampuan untuk: memutuskan sesuatu, menahan
respon impulsif (respon yang tanpa pemikiran matang), dan manajemen
memori. Hal ini dikarenakan adanya kondisi perubahan hormonal yang
bergejolak serta perkembangan otak yang belum sempurna.
• Lebih MAMPU MEMAHAMI SUDUT PANDANG ORANG LAIN dan melakukan
aksi yang didasarkan pada kemampuan berempati. Misalnya menolong
orang lain tanpa harapan balasan.
• Cenderung MENGEMBANGKAN BAHASA KHAS YANG DIGUNAKAN DALAM
PERTEMANAN dengan teman sepermainannya. Misalnya, bahasa-bahasa
gaul yang hanya dipahami oleh teman-teman se-geng.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
PERKEMBANGAN EMOSI DAN SOSIAL
(SOSIO-EMOSIONAL)
• PENCARIAN IDENTITAS DIRI, eksplorasi/pencarian minat dan pengembangan diri yang mencakup:
Pilihan pekerjaan , Mengambil nilai-nilai yang ingin dipraktekkan dalam hidupnya dan Perkembangan
identitas seksual
• Sering TERLIBAT BANYAK KEGIATAN YANG BERESIKO karena semangat eksplorasinya atau mencari
pengalaman baru, contohnya: penyalahgunaan obat-obatan terlarang, perilaku seks beresiko, dll.
• MUDAH TERPENGARUH PADA HAL-HAL YANG ‘TREND’ sebagai bagian dari dorongan kuat untuk
diterima dalam ‘kelompok’nya, sehingga merasa lebih yakin mengenai identitas diriny
• Perkembangan hormon masa pubertas mempengaruhi perubahan PERASAAN YANG MUDAH
BERUBAH
• Penghayatan berbeda pada masing-masing remaja mengenai pubertas yang dialaminya. Ada yang
merasa ‘minder’, malu dsb.
• Pada masa ini remaja BERUSAHA MERAIH RASA KONTROL DAN OTONOMI DIRI sebagai salah satu
pengembangan identitas dirinya.
• LEBIH MENGUTAMAKAN PERTEMANAN, meski menurut penelitian, nilai-nilai yang ditanamkan
orangtua menjadi dasar bagi pilihan perilaku remaja.
• TEMAN SEPERMAINAN MEMAINKAN PERANAN PENTING, sebagai sumber kasih sayang (afeksi),
simpati, bimbingan moral, tempat belajar hal baru (bereksplorasi), dan memfasilitasi kemandirian diri
(indenpedensi) serta membangun relasi intim.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


2. Seksualitas
• SEKS ADALAH JENIS KELAMIN, yaitu perbedaan biologis yang dimiliki laki-laki dan
perempuan.

• SEKSUALITAS adalah bagian dari diri manusia mengenai jenis kelaminnya, identitas
gender dan peran, orientasi seksual, erotisme, kenikmatan, kemesraan, dan
reproduksi (WHO, 2006).

• DORONGAN SEKSUAL. Ketika seseorang mulai memasuki masa pubertas, organ-


organ seksualnya sudah mulai matang karena hormon. Laki-laki lebih dipengaruhi
oleh Hormon Testosteron, sementara perempuan lebih dipengaruhi oleh Hormon
Esterogen dan Progesteron.

• Ketertarikan pada lawan jenis pada remaja pada umumnya diwujudkan dengan
pacaran. Remaja harus waspada sampai sejauh mana aktivitas pacarannya untuk
mencegahnya dari perilaku pacaran yang berisiko, yaitu yang mengarah pada
HUBUNGAN SEKS SEBELUM MENIKAH atau SEKS PRA NIKAH (sex before marriage).

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


3. Reproduksi
• PROSES TERJADINYA KEHAMILAN
• KEHAMILAN berkaitan erat dengan organ,
sistem, dan fungsi reproduksi.
• kehamilan terjadi karena beberapa hal,
yaitu: (1) adanya sel sperma; (2) adanya sel
telur (ovum); (3) hormonal normal dan
anatomi; (4) proses pembuahan; dan (5)
nidasi atau implantasi/bersarangnya sel
telur dan sperma yang sudah melalui proses
pembuahan pada dinding rahim.

• KEHAMILAN DAPAT TERJADI BILA


MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
KEHAMILAN BERISIKO EMPAT TERLALU merupakan empat kondisi kehamilan
yang berisiko sehingga harus dihindari. Keempat kondisi tersebut adalah:
(1) terlalu muda; (2) terlalu tua; (3) terlalu dekat atau rapat jarak antar kehamilan;
dan (4) terlalu sering/banyak ;

1. TERLALU MUDA.
• Ibu hamil pertama di usia kurang dari 21 tahun. Hal ini harus
dihindari karena:
• Kondisi rahim dan panggul belum berkembang secara optimal
• Mental belum siap menghadapi kehamilan dan menjalankan
peran ibu
• Bayi yang dilahirkan berpotensi prematur (lahir sebelum
waktunya)
• Berpotensi terjadi perdarahan yang berakibat kematian pada ibu
dan bayinya
• Berpotensi mengalami kanker leher rahim
• Kurang optimalnya ibu untuk memelihara bayinya secara baik

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


2. TERLALU TUA.
• Ibu hamil pertama pada usia ≥ 35 tahun. Hamil dan
melahirkan pada usia ini harus dihindari karena:
• Kesehatan dan fungsi rahim ibu sudah menurun
• Berpotensi mengalami komplikasi medis dan
perdarahan
• Berpotensi pre eklampsi, Ketuban Pecah Dini (KPD),
dan prematur
• Dapat menyebabkan kematian pada ibu dan
bayinya
• Berpotensi mengalami kanker leher rahim

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


3. TERLALU DEKAT JARAK ANTAR-KEHAMILAN.
• Jarak antara kehamilan pertama dengan berikutnya
kurang dari 3 tahun. Hal ini harus dihindari karena:
• Kurangnya waktu ibu untuk merawat dan menyusui
bayinya
• Berpotensi mengalami keguguran, anemia, cacat
bawaan, dan lahir prematur
• Pertumbuhan dan perkembangan bayi kurang
optimal karena jarak kelahiran dengan anak
sebelumnya terlalu dekat
• Perhatian dari orangtua kepada anak terbagi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


4. TERLALU SERING.

• Kehamilan yang terlalu sering atau banyak


sebaiknya juga dihindari karena:
• Tumbuh kembang anak kurang optimal
• Kurangnya waktu ibu untuk merawat dirinya
• Daya tahan tubuh ibu menurun sehingga mudah
terserang penyakit
• Keluarga menjadi kurang harmonis karena beban
ekonomi yang berat sehingga sering terjadi
pertengkaran yang mengakibatkan perceraian.
• Gangguan kondisi kesehatan reproduksi pada ibu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


B. Gizi remaja
• GIZI SEIMBANG Pada masa remaja, kebutuhan zat gizi lebih tinggi
dibandingkan dari tahap kehidupan lainnya. Pada masa remaja terjadi
growth spurt, yaitu periode peningkatan laju pertumbuhan.
• tidak terpenuhinya salah satu komponen zat gizi pada masa remaja
(terutama remaja puteri sebagai calon ibu) juga dapat mengakibatkan
hambatan pertumbuhan tinggi badan (stunting) pada bayi yang
dilahirkan.
• Stunting adalah sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan
pada Balita akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, infeksi
berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada
1.000 Hari Pertama Kehidupan.
SUMBER GIZI YANG BAIK BAGI REMAJA

• SUMBER ENERGI (sumber tenaga): karbohidrat (beras, jagung, umbi-umbian, mie, kentang,
roti, minyak, mentega, dan santan yang mengandung lemak)
• SUMBER PROTEIN (zat pembangun): sumber hewani (daging, ayam, ikan, telur), sumber
nabati (kacang-kacangan, biji-bijian, tahu, tempe). Zat ini diperlukan untuk pertumbuhan,
perkembangan badan, pembentukan jaringan baru dan pemeliharaan tubuh.
• LEMAK : minyak goreng, mentega, susu, daging, ikan. Namun makanan berlemak seperti
gajih, kulit, susu berlemak disarankan untuk tidak dikonsumsi berlebihan, karena dapat
mengganggu kesehatan.
• VITAMIN (zat pengatur): sayuran dan buah-buahan. Vitamin yang diperlukan antara lain
vitamin B6, asam folat, B12, A, C, D dan E.
• MINERAL : diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan selama masa pubertas.
Kalsium: susu/makanan hasil olahan susu (keju), makanan yang difermentasi (tempe,
oncom, tauco). Sumber Zn (seng) : ikan, kerang, sayuran.
GANGGUAN KESEHATAN
YANG TERKAIT DENGAN
GIZI REMAJA
• Anemia
• Anemia merupakan masalah kesehatan akibat
kekurangan hemoglobin (sel darah merah) dalam
tubuh. Hemoglobin memiliki fungsi penting untuk
mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan
hemoglobin dapat mengakibatkan tubuh mudah
letih, lelah, dan lesu sehingga mengganggu aktivitas.
• Anemia juga berdampak sangat serius karena remaja
putri adalah calon ibu yang nantinya akan
mengandung anaknya. Jika tidak segera ditangani
dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi yang
berbahaya bagi ibu dan bayi yang dilahirkannya
seperti persalinan prematur, berat badan lahir rendah,
dan memperbesar risiko bayi mengalami stunting.
PENYEBAB remaja perempuan sering terkena anemia:
• Kandungan zat besi dalam makanan kurang sehingga tidak
mencukupi kebutuhan tubuh.
• Perempuan mengeluarkan haid, sehingga zat besi pun ikut terbuang.
• Diet yang berlebihan.
• Infeksi cacing yang berlangsung lama, sehingga menyebabkan
perdarahan pada dinding usus.
• Selain itu anemia juga dapat disebabkan karena perdarahan, sel darah
mudah rusak, dan gangguan pembentukan sel darah.
GEJALA anemia:
• Mudah lelah
• Sulit tidur
• Kurang/hilang nafsu makan
• Sulit berkonsentrasi
• Lemah/lesu q Pusing dan mata berkunang-kunang terutama ketika
bangkit dari duduk
CARA AGAR TERHINDAR DARI ANEMIA

Agar tidak mengalami anemia, pemenuhi asupan zat besi yang bersumber dari:
• HEWANI: daging, unggas, ikan, hati, dan organ bagian dalam.
• NABATI: sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, sereal/gandum.
• Makanan kaya VITAMIN C: jambu biji, jeruk, apel, nanas, mangga.
Hindari/kurangi minum teh, kopi, susu coklat karena dapat menghambat
penyerapan zat besi kedalam tubuh.
• PIL/TABLET ZAT BESI. Remaja perempuan yang sedang haid atau wanita hamil
sangat dianjurkan minum tablet zat besi 1 butir/hari (selama haid/usia
kehamilan 6-9 bulan). Wanita hamil yang kekurangan darah/anemia dapat
menyebabkan infeksi, perdarahan saat melahirkan bahkan kelahiran prematur
serta kematian pada ibu atau bayi. Pada ibu yang menyusui dapat
menyebabkan kekurangan gizi pada bayi.
Kelainan Pola Makan atau eating disorders.
Biasanya pada usia ini, remaja mengalami perubahan gaya
hidup dan kebiasaan makan salah yang dapat mempengaruhi
jumlah konsumsi makanan dan zat gizi.
• ANOREXIA NERVOSA. Mereka MENGANGGAP TUBUHNYA
TERLALU GEMUK/AKAN MENJADI GEMUK sehingga
membuat mereka MENGURANGI PORSI MAKAN, semakin
hari semakin sedikit.

• BULIMIA. Serupa dengan anorexia nervosa, namun


penderita bulimia SANGAT TAKUT MENJADI GEMUK.
Mereka tidak mengurangi porsi makan, malah MAKAN
DENGAN JUMLAH YANG SANGAT BANYAK, kemudian
MENGELUARKAN KEMBALI MAKANAN ITU dengan cara
memuntahkannya/minum obat pencuci perut.
C. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi dan gizi pada
remaja
• PERUNDUNGAN ATAU BULLYING BULLYING merupakan salah
satu tindakan agresi/serangan yang dilakukan satu orang
dengan tujuan untuk menyakiti atau mengganggu orang lain
atau korban yang lebih lemah darinya.
• KEKERASAN SEKSUAL adalah setiap tindakan, baik berupa
ucapan ataupun perbuatan, yang dilakukan seseorang untuk
menguasai atau memanipulasi orang lain serta membuatnya
terlibat dalam aktivitas seksual yang tidak dikehendaki.
• HUBUNGAN SEKSUAL SEBELUM MENIKAH atau SEKS PRA
NIKAH (sex before marriage) adalah hubungan seksual yang
dilakukan sebelum menjadi pasangan yang sah atau sebelum
menikah.
• HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN LEBIH DARI SATU PASANGAN.
Hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan atau
pasangan yang tidak tetap meningkatkan risiko terjadinya
penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV-AIDS.
• HUBUNGAN SEKSUAL DI USIA YANG TERLALU
MUDA. Memulai hubungan seksual sebelum
usia 16 tahun meningkatkan risiko kanker
serviks sebesar dua kali lipat dibandingkan
mereka yang memulai hubungan seksual di
usia 21 tahun ke atas. P
• HUBUNGAN SEKSUAL TRANSAKSIONAL.
Aktivitas seksual transaksional, yaitu yang
dilakukan untuk mendapat imbalan, misalnya
uang atau barang,
• HUBUNGAN SEKSUAL LEWAT ANUS (SEKS
ANAL). Masalah kesehatan yang lebih rentan
muncul pada seks anal, misalnya penularan
penyakit menular seksual termasuk HIV serta
kanker anus.
• KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) KEHAMILAN TIDAK
DIINGINKAN (KTD) adalah suatu kehamilan yang karena
suatu sebab maka keberadaanya tidak diinginkan atau
diharapkan oleh orangtua bayi tersebut.
• INFEKSI MENULAR SEKSUAL Infeksi Menular Seksual (IMS)
adalah infeksi yang ditularkan dari orang ke orang melalui
hubungan seksual atau kontak alat kelamin.
• Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS – Sindrom
Kekurangan Sistem Kekebalan Tubuh) disebabkan oleh
Human Immunodeficiency Virus (HIV – Virus Imunodefisiensi
Manusia).
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT
ADIKTIF LAINNYA (NAPZA)
Secara umum NAPZA dikelompokkan kedalam tiga jenis, yaitu
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, dan ZAT/BAHAN ADIKTIF lainnya.
NARKOTIKA adalah suatu zat atau obat yang berasal dari
tanaman maupun bukan tanaman baik sintesis maupun semi
sintesis yang menyebabkan penurunan dan perubahan
kesadaran, mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri serta
dapat menimbulkan ketergantungan secara fisik maupun
psikologik.
PSIKOTROPIKA adalah setiap bahan baik alami ataupun buatan
bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif mempunyai
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
ZAT ADIKTIF merupakan penghantar untuk memasuki dunia
penyalahgunaan Narkoba. Pada mulanya seseorang menyicip zat
adiktif ini sebelum menjadi pecandu aktif. Zat adiktif yang akrab
di telinga masyarakat adalah nikotin dalam rokok dan etanol
dalam minuman beralkohol dan pelarut lain yang mudah
menguap seperti aseton, thiner dan lain-lain.
KETERAMPILAN YANG PERLU DIMILIKI REMAJA
Life skill, yaitu; kemampuan, keberanian manusia untuk menghadapi berbagai
masalah dalam hidup. Perilaku manusia dalam menghadapi tantangan hidup
itulah skill yang perlu kita kembangkan. Selanjutnya berikut ini 10 life skill inti
yang disebutkan oleh WHO yaitu :
1. Mengenal diri sendiri
2. Mengelola Emosi
Mengelola emosi Emotional Intelligence atau kecerdasan emosional dibagi
dalam 5 dimensi perasaan (emosi) yang meliputi: 1. Kesadaran diri 2.
Motivasi 3. Pengakuan diri 4. Empati 5. kecakapan membina hubungan
dengan orang lain.
3. Berpikir kritis
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional,
memahami hubungan logis antara ide-ide.
4. Berpikir kreatif
• “Kemampuan berpikir kreatif mengajarkan kita untuk
mempunyai banyak pilihan dalam menjalani
kehidupan, bukan hanya apa yang secara umum /
“mainstream” orang-orang yakini.
• Keterampilan pertama yang perlu kita miliki dalam
berpikir kreatifadalah berupaya untuk memahami
suatu hal sebelum kita mengambil keputusan
apapun.
• Keterampilan kedua yang kita perlukan untuk
meningkatkan creative thinking adalah berusaha
untuk berpikir terbuka atau memiliki pola pikir yang
open-minded.
• Keterampilan ketiga yang tidak kalah penting adalah
keterampilan dalam menyelesaikan permasalahan
dengan baik atau yang biasa kita sebut sebagai
keterampilan menyelesaikan masalah.
5. Membuat keputusan
• Kemampuan membuat keputusan, secara sederhana, dimaknai
sebagai kemampuan untuk memilih diantara dua atau lebih
alternatif.

Ada beberapa tipe pengambilan keputusan, diantaranya:


• Penyelesaian Masalah - Menemukan solusi terbaik ketika
menghadapi masalah adalah yang paling penting, dan
mengambil pendekatan terukur akan membantu kamu
mencapainya.
• Kolaboratif – Pengambilan keputusan yang melibatkan
beberapa orang, atau tim, untuk memeperoleh keputusan
terbaik.
• Kecerdasan emosional – Menyadari dan mengendalikan emosi
kamu sehingga dapat mengekspresikannya dengan cara yang
sehat dan terukur.
• Logika – Melakukan penalaran dengan mempertimbangkan
semua fakta yang ada di hadapanmu. Hal ini juga berarti
mengesampingkan perasaan emosional untuk menghindari
bias dalam pengambilan keputusan yang rasional.
6. Hubungan interpersonal
Kenapa hubungan interpersonal itu penting?
• Membantu mengenali diri kita sendiri. Dengan menceritakan
tentang pikiran, perasaan, pengalaman yang kita alami akan
sangat membantu mengenali diri kita sebenarnya
• Memenuhi kebutuhan fisik dan emosional dengan menemukan
dunia di luar diri kita
• Membuat seseorang merasa seimbang dan sehat secara mental
karena mendapatkan ragam pengalaman dari berbagai
kejadian
• Menemukan dan membangun jaringan untuk mendapatkan
berbagai macam dukungan dari orang lain, baik dalam
melewati masa-masa sulit maupun dalam situasi apapun
• Sebagai wadah saling bertukar pikiran, pendapat dan menggali
berbagai masukan antarindividu
• Dapat menjadi rujukan, panutan, atau refleksi diri sehingga
membantu melihat lebih jelas saat melakukan sesuatu dan saat
berusaha membuat pilihan terbaik
• Membantu bertahan dalam menjalani kehidupan.
7. Empati
• Empati adalah kemampuan untuk
mengenali, memahami, dan berbagi
pikiran dan perasaan orang lain, hewan,
atau karakter fiksi.
Manfaat empati yang positif :
• Membangun relasi dengan orang lain
• Meningkatkan perilaku tolong-menolong
• Membentuk moral yang baik Memiliki
empati berarti memiliki rasa kasih
terhadap orang lain.
• Membantu mengatur ego diri Memiliki
kemampuan berempati berarti mampu
berpikir di luar dari kepentingan diri
sendiri.
8 Komunikasi efektif
• Komunikasi adalah cara orang berhubungan
dengan orang lain untuk bertukar ide atau
pesan. Untuk bisa berkomunikasi dengan efektif,
kita perlu untuk mengekspresikan pesan yang
mau disampaikan dengan jelas agar bisa
diterima dan dipahami.
• Prinsip Komunikasi Efektif Agar komunikasi
dapat berjalan secara efektif, ada lima prinsip
dasar dalam komunikasi yang harus diterapkan.
Prinsip dasar ini dikenal sebagai lima hukum
komunikasi efektif, atau sering disingkat menjadi
REACH yang merupakan kepanjangan dari
Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
9. Mengatasi stress
• Remaja atau Pelajar adalah salah satu korban stres yang paling
umum. Faktor-faktor seperti persoalan sekolah, relasi pertemanan,
harapan keluarga, pengaturan waktu, dan terkait identitas diri
semuanya menyebabkan stres pada remaja. Sementara stres
ringan sangat berguna dan bertindak sebagai motivasi bagi siswa,

Ada tiga jenis pemicu stres yang umum dialami remaja atau pelajar:
• Sosial. Stres sosial membuat tekanan teman sebaya yang serius
pada remaja. Menghadapi hubungan baru, menyeimbangkan
sekolah dengan kehidupan sosial, menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru, semuanya memicu stres pada remaja.
• Pendidikan. Jadwal sekolah yang padat, nilai rendah atau tidak
sesuai ekspektasi diri atau orangtua, ujian, tanggung jawab, dan
manajemen waktu yang buruk semuanya mengarah pada
menumpuknya stres akademik. Stres ini tidak terkait dengan
kehidupan akademik atau sosial.
• Kehidupan sehari-hari. Ini dapat mencakup perjalanan sehari-hari
khususnya di kota besar yang sering macet, kerja paruh waktu,
persoalan keuangan, dan sebagainya.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


10. Memecahkan masalah
• Keterampilan pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan adalah
kemampuan seseorang dimana ia
mampu mengidentifikasi masalah,
mengklarifikasi masalah,
mengetahui sebab-akibat masalah,
mengambil keputusan,
menyampaikan pilihan, siap
mengambil resiko, dan siap
menerima konsekuensi atas apa
yang telah diputuskan.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Kesimpulan
• Pengetahuan pengasuhan anak sebaiknya dimiliki oleh orang tua agar dapat mengasuh anak
lebih baik dan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengasuhan oleh orang
tua dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lingkungan sosial dan fisik tempat dimana
keluarga itu tinggal, status ekonomi orang tua, dan model pengasuhan yang didapatkan
orang tua sebelumnya.
• Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dan psikis yang disebabkan perubahan hormon
seksual pada perempuan dan laki- laki. Beberapa perubahan dapat terlihat jelas, dan
beberapa terjadi di dalam tubuh. Perubahan ini terjadi kepada semua perempuan dan laki-
laki; dan merupakan hal yang normal.
• Pada masa remaja, kebutuhan zat gizi lebih tinggi dibandingkan dari tahap kehidupan
lainnya. Pada masa remaja terjadi growth spurt, yaitu periode peningkatan laju pertumbuhan.
Oleh karena itu, pada masa ini zat gizi yang lebih tinggi harus diberikan untuk memenuhi
pencapaian potensi pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Apabila salah satu
komponen zat gizi tak terpenuhi pada periode ini.
• Selain kesehatan reproduksi dan gizi, pengetahuan mengenai keterampilan hidup (Life skill)
juga tak kalah penting bagi remaja. keterampilan hidup yaitu kemampuan, keberanian
manusia untuk menghadapi berbagai masalah dalam hidup. Perilaku manusia dalam
menghadapi tantangan hidup itulah skill yang perlu kita kembangkan.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BERENCANA ITU KEREN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta
PUSDIKLAT KEREN

Anda mungkin juga menyukai