Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

1.1. ASPEK PSIKOSOSIAL DARI KEMATANGAN SEKSUAL

Memasuki masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan seksual,

maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian untuk

dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya

perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja.

Datangnya menarche dapat menimbulkan reaksi yang positif maupun negatif bagi

remaja perempuan. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapat informasi

tentang akan datangnya menstruasi maka mereka tidak akan mengalamikecemasan dan

reaksi negatif lainnya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi maka akan

merasakan pengalaman yang negatif. Kematangan seksual yang terlalu cepat atau

lambat juga dapat mempengaruhi kehidupan psikososialnya, yaitu status mereka di

dalam kelompok sebayanya. Anak perempuan yang mengalami kematangan seksual

akan merasa bahwa dirinya terlalu besar bila berada di kelompok teman sekelasnya,

sementara teman-teman perempuan yang lainnya masih dapat merasakan kebersamaan

dengan kelompok baik laki-laki ataupun perempuan, karena umumnya laki-laki lebih

lambat mengalami kematangan seksual. Pada anak laki-laki yang mengalami

keterlambatan dalam kematangan seksualnya, bentuk tubuhnya lebih kecil

dibandingkan dengan teman sekelasnya dan hal ini akan sangat tidak menguntungkan

baginya, terutama dalam olah raga. Di dalam pergaulan sosial pun mereka kan

mengalami kerugian karean pada umumnya orang dewasa dan teman-temannya akan

memperlakukannya sebagai anak yang lebih kecil, dan dianggap kurang cakap. Dalam

keadaan seperti ini kadang-kadang mereka akan bereaksi dengan menunjukkan sikap
dan perilaku yang kekanak-kanakkan maupun dengan bermacam-macam kompensasi

sehingga menjadi sangat agresif.

Akibat terjadinya kematangan seksual, akan terjadi percepatan pertumbuhan bdan

di mana pertumbuhan anggota badan lebih cepat daripada badannya sehingga untuk

sementara waktu proporsi tubuh tidak seimbang. Tangan dan kakinya lebih panjang

dalam perbandingan dengan badannya. Sementara itu perhatian remaja sangat besar

terhadap penampilan dirinya, oleh karena itu mereka sering merisaukan bentuk

tubuhnya yang kurang proposional tersebut. Pada pertengahan masa remaja, mereka

mulai memperhatikan apakah tubuhnya terlalu gemuk atau kurus dan menjada

bagaimana bentuk tubuh yang ideal, oleh karena itu sebagian remaja ada yang berusaha

melakukan diet, sebagian melakukan senam dan olah raga secara teratur. Pada

umumnya reamaja perempuan mengkhawatirkan bila dirinya terlalu gemuk ataupun

terlalu tinggi, sedangkan remaja laki-laki mengkhawatirkan bila dirinya terlalu kurus

ataupun pendek. Selain itu, baik remaja laki-laki ataupun remaja perempuan juga

mengkhawatirkan tentang kulitnya, yaitu tumbuhnya jerawat maupun adanya bintik-

bintik hitam.

Kematangan seksual juga mengakibatkan remaja mulai tertarik dengan anatomi

fisiologi tubuhnya, mulai muncul kecemasan-kecemasan dan pertanyaan-pertanyaan

seputar menstruasi, mimpi basah, mastrubasi, ukuran buah dada, penis dan lain

sebagianya. Pada saat itu mereka mulai memperhatikan tubuhnya, penampilan dirinya

dan sering membandingkan dengan orang lain. Selain tertarik kepada dirinya, mereka

juga muncul perasaan tertarik dengan teman sebayanya yang lawan jenis, walaupun

masih disembunyikan, karena mereka menyadari masih terlalu kecil untuk berpacaran.

Pada remaja menengah, remaja banyak menggunakan waktunya utnuk membuat dirinya

lebih menarik, sehingga mulai memperhatikan dandannya.


Pertumbuhan badan remaja yang telah mencapai bentuk yang sempurna seperti

orang dewasa yang menimbulkan tanggapan pada masyarakat yang berbeda. Remaja

diharapkan dapat yang menimbulkan tanggapan pada masyarakat yang berbeda.

Remaja diharapkan dapat memenuhi tanggung jawab orang dewasa, tetapi berhubung

antara pertumbuhan fisik dan pematangan psikisnya masih ada jarak yang cukup lebar,

maka kegagalan yang sering dialami reamaja dalam memenuhi tuntutan sosial tersebut.

Keadaan ini dapat menyebabkan frustasi dan konflik-konflik batin pada remaja

terutama bila tidak ada pengertian dari orang dewasa. Hal ini merupakan salah satu

sebab mengapa para remaja lebih dekat dengan teman sebaya daripada dengan orang

dewasa.

1.2. TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

Setiap tahap perkembangan akan terdapat tantangan dan kesulitan-kesulitan yang

membutuhkan suatu keterampilan untuk mengatasinya. Pada masa remaja mereka di

hadapkan kepada dua tugas utama, yaitu:

a. Mencapai ukuran kebebasan atau kemandirian dari orang tua.

b. Membentuk identitas untuk tercapainya integrasi diri dan kematangan pribadi.

1.2.1. KEBEBASAN DAN KETERGANTUNGAN

Pada masa remaja sering terjadinya kesenjangan dan konflik antara

reamaja dengan orang tuanya. Pada saat ini ikatan emosional menjadi

berkurang dan remaja sangat membutuhkan kebebasan emosional dari orang

tua, misalnya dalam hal memilih teman ataupun melakukan aktifitas. Sifat

remaja yang ingin memperoleh kebebasan emosional dan sementara orang tua

yang masih ingin mengawasi dan melindungi anaknya dapat menimbulkan

konflik di antara mereka. Terdapat pandangan umum yang tidak sepenuhnya


benar, mengatakan bahwa remaja menggunakan konflik dan sikap menentang

sebagai cara untuk mendapat otonomi dan kebebasan dari orang tua.terdapat

suatu pendekatan yang menarik tentang bagaiman remaja mencari kebebasan

dan otonomi. Pengertian otonomi jelas menekankan pada bebas dari pengaruh

orang tua, otonomi adalah pengaturan diri sedangkan kebebasan adalah suatu

kemampuan untuk membuat keputusan dan mengatur perilakunya sendiri.

Dalam perkembangannya menuju kedewasaan, remajaberangsur-angsur

mengalami perubahan yang membutuhkan dua kemampuan, yaitu kebebasan

dan ketergantungan secara bersama-sama. Hubungan-hubungan sosial adalah

merupakan suatu hubungan yang saling tergantung, sebagai contoh dalam

perkawinan yang tradisional, suami tergantung kepada isteri dalam hal

mengurus rumah tangga dan sebaliknya isteri tergantung kepada suami untuk

mencari penghasilan keluarga dan perlindungan dari bahaya. Ketergantungan

melibatkan komitmen-komitmen dan ikatan antar pribadi yang mencirikan

kondisi kehidupan manusia. Remaja secara terus menerus mengembangkan

kemampuan dalam menggabungkan komitmen terhadap orang lalin yang

merupakan dasar dari ketergantungan dan konsep dirinya yang merupakan

dasar dari kebebasan atau kemandiriannya.

Pada awal usia remaja, perjuangan kemandiriannya ditandai dengan

perubahan dari sifat tergantung kepada orang tua menjadi tidak tergantung.

Pada saat ini umumnya remaja sudah tidak tertarik lagi dengan aktifitas

bersama orang tua, tidak mau mendengar nasehat dan kritik dari orang tua.

Ikatan emosional dengan orang tua menjadi berkurang. Bila remaja tidak

mempunyai kelompok yang mendukung maka keadaan ini dapat menimbulkan

kekosongan perasaan yang diakibatkan perasaan terpisah dari orang tua


sehingga memungkinkan timbulnya masalah-masalah perilaku. Remaja akan

mencari figur yang dicintai sebagai pengganti orang tuanya. Pada usia

pertengahan, ikatan dengan orang tua semakin longgar dan mereka lebih

banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebayanya. Pada akhir masa

remaja, mereka akan berusaha mengurangi kegelisahannya dan meningkatkan

integritas pribadinya, identitas diri lebih kuat, mampu menunda pemuasan,

kemampuan untuk menyatakan pendapat menjadi lebih baik, minat lebih stabil

dan mampu membuat keputusan dan mengadakan kompromi. Akhir masa

remaja adalah tahap terakhir perjuangan remaja dalam mencapai identitas diri.

Bila tahap awal dan pertenghan dpat dilalui dengan baik, yaitu adanya

keluarga dan kelompok sebaya yang suportif maka remaja akan mempunyai

kesiapan untu mampu mengatasi tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua.

1.2.2. PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI

Proses pembentukan identitas diri adalah merupakan proses yang

panjang dan kompleks, yang membutuhkan kontinuitas dari masa lalu,

sekarang dan yang akan datang dari kehidupan individu, dan hal ini akan

menbentuk kerangka berpikir untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan

perilaku ke dalam berbagai bidang kehidupan.

Pada masa remaja, reamaja berusaha melepaskan diri dari lingkungan

dan ikatan dengan orang tua karena mereka ingin mencari identitas diri.

Erikson mengatakan bahwa pada saat usia memasuki usia remaja, remaja akan

dihandapkan dengan masalah pada dirinya sendiri tentang “Siapakah Aku?”.

Perubahan-perubahan yang diakbatkan terjadinya kematangan seksual dan

tuntutan-tuntutan psikososial menempatkan remaja

1.2.3.
1.3. REMAJA DAN KELUARGA

1.4. REMAJA DAN KELOMPOK SEBAYA

1.5. INTEGRASI KEPRIBADIAN

Anda mungkin juga menyukai