REVIEW MK.
BIOGEOGRAFI PRODI S1
FIS – PEND GEO B
SKOR NILAI :
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review (CJR) ini
tepat pada waktunya. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Biogeografi. Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami berbagai hambatan
dan kesulitan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan Critical Journal Review ini masih
jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar berguna untuk kedepannya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih
kepada para pembaca, semoga tugas ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Medan, 4 April2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................................II
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 RASIONALISASI PENTINGNYA CJR .......................................................................1
1.2. TUJUAN PENULISAN..................................................................................................1
1.3. MANFAAT CJR.............................................................................................................1
1.4.IDENTITAS JURNAL.....................................................................................................2
BAB II RINGKASAAN ISI ARTIKEL.................................................................................3
2.1 RINGKASAN JURNAL 1...............................................................................................3
2.2 RINGKASAN JURNAL 2 ..............................................................................................6
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena
mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat beberapa hal
penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai dengan topik
yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk menuliskan kembali
dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut.
Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian
pendahuluan, mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan.
Hal-hal yang perlu ditampilkan dalam critical journal review, yaitu mengungkapkan
beberapa landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan
tujuan apa yang ingin dicapai; mengungkapkan metode yang digunakan, subjek penelitian,
teknik pengumpulan data, alat pengumpul data, dan analisis data yang digunakan; mengambil
hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas,
dan padat; serta menyimpulkan isi dari jurnal.
1
1.4.IDENTITAS JOURNAL
Identitas Journal 1
Tahun : 2013
ISSN :-
Identitas Journal 2
Tahun : 2017
ISSN : 2528-0724
Halaman : 84-95
2
BAB II
Abstrak
Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati di dunia dan dikenal dengan
sebutan negara megabiodiversity. Ini adalah kekayaan alami yang dapat berguna saat ini atau
saat ini fiture tersebut. Masalah penyediaan pangan akan menjadi salah satu tantangan utama
pembangunan, karena jumlah penduduk selalu meningkat. Sebenarnya keanekaragaman
hayati di Indonesia sebagai “Emas Hijau” yang dapat digunakan sebagai alternatif
penanggulangan masalah menyediakan makanan. Meskipun keanekaragaman hayati yang
terbaru sebenarnya adalah: 1) masih melimpah namun kita pengetahuan yang buruk 2) itu
potensial tetapi tidak ditemukan dan tidak berguna 3) ada peluang masa depan, namun kami
mengabaikannya.
Pendahuluan
Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan dikenal sebagai Negara
megabiodiversity Keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut merupakan kekayaan alam
yang dapat memberikan manfaat serbaguna dan mempunyai manfaat yang vital dan strategis,
sebagai modal dasar pembangunan nasional serta merupakan paru-paru dunia yang mutlak
dibutuhkan baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang (Suhartini, 2009).
Berdasarkan gambaran kawasan biogeografi, Indonesia memiliki posisi sangat penting dan
strategis dari sisi kekayaan dan kenekaragaman jenis tumbuhan beserta ekosistemnya. Data
Bappenas (2003) meperkirakan terdapat 38.000 jenis tumbuhan (55% endemik) di Indonesia,
sedangkan untuk keanekaragaman hewan bertulang belakang diantaranya 515 jenis hewan
menyusui (39% endemik), 511 jenis reptilia (30% endemik), 1531 jenis burung (20%
endemik) dan 270 jenis amphibi (40% endemik). Namun demikian Indonesia juga merupakan
negara dengan tingkat keterancaman lingkungan yang tinggi terutama terjadinya kepunahan
jenis dan kerusakan habitat yang menyebabkan menurunkan kenekaragaman hayati.
3
Meskipun Indonesia disebut-sebut sebagai negara agraris, akan tetapi kenyataannya masih
banyak kekurangan pangan. berkurangya lahan pertanian yang dikonversi menjadi
pemukiman dan lahan industri, telah menjadi ancaman dan tantangan tambahan bagi bangsa
Indonesia untuk menjadi bangsa yang mandiri dalam bidang pangan.
Kajian Pustaka -
METODE PENELITIAN -
Kanekaragaman hayati menurut World Wildlife Fund dalam Mochamad Indrawan dkk (2007)
adalah jutaan tumbuhan, hewan dan mikroorganisme termasuk yang mereka miliki serta
ekosistem rumit yang mereka bentuk menjadi lingkungan hidup. Keanekaragaman hayati
Indonesia sebagian telah dimanfaatkan, sebagian baru diketahui potensinya, dan sebagian lagi
belum dikenal. Pemanfaatan keanekaragaman hayati secara langsung bukan tidak
mengandung resiko. Dalam hal ini, kepentingan berbagai sektor dalam pemerintahan,
masyarakat dan swasta tidak selalu seiring. Banyak unsur yang mempengaruhi masa depan
keanekaragaman hayati Indonesia, seperti juga tantangan yang harus dihadapi dalam proses
pembangunan nasional secara keseluruhan, khususnya jumlah penduduk yang besar dan
menuntut tersedianya berbagai kebutuhan dasar.Penyusutan keanekaragaman jenis terjadi
baik pada populasi alami, maupun budidaya. Berkurangnya keanekeragaman hayati populasi
budidaya tercatat dengan jelas. Pemakaian bibit unggul secara besar-besaran menyebabkan
terdesak dan menghilangnya bibit tradisional yang secara turun-temurun dikembangkan oleh
petani (Swaminathan, 1983 dalam Okid Parama Astirin. 2000 )
Ketahanan Pangan
Dari perpektif sejarah istilah ketahanan pangan (food security) muncul dandibangkitkan
karena kejadian krisis pangan dan kelaparan. Istilah ketahanan pangan dalam kebijakan
pangan dunia pertama kali digunakan pada tahun 1971 oleh PBB untuk membebaskan dunia
terutama negara-negara berkembang dari krisis produksi dan suply makanan pokok. Melalui
sistem pertanian, kekayaan dan keanekaragaman hayati harus dapat dikelola dan
dikembangkan sehingga mampu menjamin ketersediaan pangan. Sayangnya kekayaan untuk
mempertahankan kedaulatan pangan ini mulai menyusut karena berbagai perubahan.
Penyebabnya adalah kegiatan dan tindakan manusia dalam membuka hutan untuk lahan
pertanian tanaman pangan maupun industri serta menebang pohon secara berlebihan upaya
mewujudkan ketahanan pangan nasional harus lebih dipahami sebagai pemenuhan kondisi-
4
ondisi: (1) Terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersedian yang cukup,dengan pengertian
ketersediaan pangan dalam arti luas, mencakup pangan yang berasal dari tanaman, ternak dan
ikan dan memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, vitamin dan mineral serta turunan, yang
bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.(2) Terpenuhinya pangan dengan
kondisi aman, diartikan bebas dari pencemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia, serta aman untuk kaidah
agama.(3) Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, diartikan bahwa distribusi
pangan harus mendukung tersedianya pangan pada setiap saat dan merata di seluruh tanah air.
(4). Terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau, diartikan bahwa pangan mudah
diperoleh rumah tangga dengan harga yang terjangkau.
Sumberdaya Hayati Pangan yang Terabaikan
Sumber daya hayati sering diartikan sebagai modal untuk menghasilkan produk dan jasa saja.
Padahal keanekaragaman hayati mestinya harus merujuk pada aspek keseluruhan dari sistem
penopang kehidupan yaitu mencakup aspek sosial, ekonomi dan lingkungan serta aspek
sistem pengetahuan dan etika dan kaitan diantara berbagai aspek ini (Bappenas, 2003).
Walaupun Indonesia pernah mengalami swa sembada beras, namun kebutuhan pangan
lainnya masih banyak yang perlu di import, semisal kedelai, jagung, gandum, bawang putih.
Tidak luput berbagai komoditas buah dan sayur, Indonesia masih tetap kebanjiran produk-
produk import. Kenyataan bahwa penduduk Indonesia dalam soal pangan masih
mengandalkan pada tumbuh-tumbuhan. Padahal sumber protein nabati ini jika dibandingkan
dengan protein hewani dari segi kualitas sumber protein hewani lebih tinggi. Masalah pangan
akan tetap merupakan salah satu tantangan utama pembangunan mengingat jumlah penduduk
yang belum sepenuhnya terkendali.Penganekaragaman pangan yang diusahakan sejak lama
sampai sekarang belum terwujud, sedangkan sumber pangan yang beranekaragam diperlukan
untuk ketahanan nasional di Indonesia, yang pada kenyataannya berupa kepulauan dan yang
kondisi untuk pertaniannya berbeda-beda. Keanekaragaman hayati yang dimiliki bangsa
Indonesia ini sebenarnya merupakan “emas hijau” yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif
untuk keluar dari kondisi krisis multi dimensi. Namun sayangnya kita terlantarkan dan
bahkan melupakannya (Sukara, 2003). Rifai ( 2002) menyebutkan tentang kenyataan terkini
keaneragaman hayati di Indonesia bahwa :
1. Kita mempunyai kekayaan keaneragaman hayati yang melimpah, namun kita miskin (tidak
hanya miskin harta tetapi juga miskin pengetahuan)
2. Kita mempunyai keaneragaman hayati berpotensi, tetapi tidak tergali
5
3. Kita mempunyai peluang untuk mengembangkan keaneragaman hayati, tetapi tidak
termanfaatkan
4. Kita mempunyai tantangan untuk mengembangkan keaneragaman hayati, tetapi kita tidak
mampu menjawabnya
5. Kita mengetahui bahwa keaneragaman hayati sangat bernilai guna, tetapi tercampakkan
6. Kita mengetahui bahwa keanekaragaman hayati mempunyai prospek masa depan yang
menjanjikan, namun tidak pernah memenuhinya dan bahkan mengingkarinya melalui
eksploitasi yang tidak bertanggung jawab.
KESIMPULAN
Kehilangan keanekaragama hayati sangat erat kaitannya dengan kerusakan lingkungan.
Ketidak seimbangan ekosistem menghasilkan bencana dimana-mana. Konversi hutan dan
tataguna lahan yang tidak dikelola dengan baik akan membuat menurunnya produktivitas
pertanian dan pangan makin merosot. Jika kondisi demikian tetap belum ada solusinya, maka
Indonesia akan tetap menjadi pengimport bahan pokok, terutama beras dan terigu terbesar.
Ironis sekali dengan kekayaan keanekaragaman hayati yang dimilikinya logikanya Indonesia
akan terbebas dari
persoalan pangan.
Saran -
Abstrak
Pembangunan desa bisa dilakukan dengan memberdayakan dan mengelola kekayaan sumber
daya yang ada di desa. Sumber daya adalah sebuah aset yang harus dikelola dan
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat. Pemerintahan desa
tentunya mempunyai peran penting dan juga harus mempunyai strategi sebagai alat untuk
mencapai tujuan instansi maupun perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang
yang matang, dalam pengelolaan sumber daya atau asset desa. Tulisan ini bertujuan untuk
mengetahui strategi Pemerintah Desa Ponggokdalam pengelolaan sumber daya alam. Strategi
sebagai alat untuk mencapai tujuan instansi maupun perusahaan dalam kaitannya dengan
tujuan jangka panjang Clausewitz (2013).
6
Pendahuluan
Kekayaan alam yang dimiliki suatu desa adalah poin penting bagi desa dan bisa menjadi tempat
pengumpulan pundi-pundi pemasukan apabila dikelola dengan baik dan benar. Salah satu wadah
untuk pengelolaan sumber daya alam adalah dengan mendirikan badan usaha milik desa sebagai
yang dilakukan oleh pemerintah Desa Ponggok Klaten Jawa tengah. Kemandirian dalam
penyeleng-garaan pemerintahan dan pembangunan desa merupakan suatu hal yang sangat
penting. Kemandirian desa berarti mengedepankan kemampuan diri desa sebagai subyek dari
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa. Kemandirian desa sangat penting dilihat
dari aspek filosofis, historis, dan strategis. Salah satu desa yang saat ini berhasil mengelola
sumberdaya alam dan mengantarkan desa menjadi desa yang mandiri serta sejahtera adalah Desa
Ponggok Kecamatan Pulanharjo Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Desa ponngok yang dulunya
saat jauh tertinggal secara perekonomian dan kemajuan masyarakat kini sudah berubah menjadi
salah satu desa yang maju dan berhasil. Untuk mencapai keberhasilan dan kemajuan tersebut
tentunya bukan sebuah perkara yang mudah harus ada perencanaan dan strategi yang matang
sehingga menghasilkan sebuah produk kebijakan yang bagus dan nilai jual tinggi, serta bisa
memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Kreatifitas masyarakat dan apparat desa ponggok, Klaten Jawa tengah melalui pengelolaan
sumber daya alam yang dimiliki berupa umbul yang kemudian menjadi obyek wisata umbul
ponggok sebuah tempat permandian yang belakangan ini menarik wisatawan lokal dan
mancanegara untuk berkunjung. Dahulunya tempat tersebut hanyalah tempat permandian biasa,
namun sekarang disulap menjadi salah satu tempat rekreasi ternama di Jawa Tengah dan
Indonesia. Keberadaan obyek wisata tersebut bisa meningkatkan pendapatan asli daerah yang
dahulunya hanya 5 juta pertahun menjadi 6,5 miliar pertahun.
Tinjauan Pustaka -
Metode
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini
adalah Kepala Desa Ponggok, selaku penggasan untuk pembangunan desa dan Manajer BUMDES
Desa Ponggok dan masyarakat Desa Ponggok selaku pengelola BUMDES. Prosedur penelitian ini
adalah pertama, pra survey melalui perlu dijabarkan menurut tipe penelitiannya. Penelitian ini adalh
penelitian kualitatif deskriptif. Adapun cara yang dilakukan untuk memperoleh data adalah dengan
melakukan pra survey, kemudian pengamatan situasi/observasi dan studi literature untuk melengkapi
data.
Teknik analisis data menggunakan Analisa data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis. Data yang di dapatkan dari hasil observasi, studi literatur, maupun hasil dari observasi,
7
dikelompokan kedalam kategori dan kemudian menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun
kedalam pola dan diolah sedemikian rupa sehingga memperoleh kesimpulan berupa ke-benaran
yang dapat dipakai sebagai jawaban atas permasalahan-permaslahan yang diajukan dalam
penelitian (M.Hum 2010:40). Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan model Miles
dan Heberman dalam Sugiyono (2014:334-335).
8
d) Evaluasi atau kontrol Untuk mengetahui apakah suatu organisasi berjalan sesuai dengan
strategi yang telah disusun maka,
organisasi memerlukan sebuah pe-ngawasan baik dari keanggotaan atau pihak internal
maupun pihak ketiga atau eksternal.
1. Pembenahan Umbul Ponggok
Umbul Ponggok adalah sebuah kolam renang yang berasal dari sebuah sumber mata air
bersih yang ada di Desa Ponggok. Umbul ponggok adalah umbul yang terbesar yang ada di
Desa Ponggok. Saat ini Umbul Ponggok dimanfaatkan dan fungsikan sebagai salah satu
destinasi wisata air dan juga sebagi sumber air bersih untuk masyarakat sekitarnya. Umbul ini
hadulunya adalah tempat pemandian biasaya bagi warga desa, baru tahun 2009 umbul ini
mulai renovasi dan mulai dikenal masyarakat luas sekitar tahun 2014 sampai sekarang.
Umbul Ponggok adalah salah satu yang paling besar mendatangkan keuntungan untuk desa
tersebut.
pembenahan dari Umbul Ponggok sudah berhasil untuk mendatangkan wisatawan yang
berkunjung dan juga bisa dimanfaatkan sumber air bersih bagi warga disekitaran Dusun
Ponggok. Awalnya Umbul Ponggok hanyalah tempat pemadian biasa untuk masyarakat dan
hanya mendatangkan PAD 5 Juta Pertahun. Namun setelah adanya perenovasian secara besar
besar oleh pemerintah Desa Ponggokpada tahun 2016 umbul ini mendatang PAD menjadi 6,5
Miliar (Kompas : 2016). Peningkatan secara besar-besaran ini adalah bukti keberhasilan dari
pemerintah Desa Ponggokdalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki.
9
4. Strategi One Village One Product
Sejarah konsep one village one product (OVOP) ada gagasan untuk satu desa satu product
pertama kali digagas oleh Gubenrur Oit Jepang yang bernama Morihiko hiramatsu tahun
1980 (Bumdes mandiritirta,2017). Kemudian seiring perkembangan zaman dan informasi
banyak negara-negara di dunia yang menerapkan konsep OVOP dengan mengembangan
beberapa program yang menjadi unggulan masing-masing negara tersebut. Indonesia saat ini
melalui Kementerian Desa PDTT sudah mulai serius untuk mnegembangkan konsep OVOP
yang merupakan menjadi pilar ke empat dari prioritas Kementerian Desa PDTT konsep ovop
ini dikembangkan beringan dengan dengan dana desa.
Kesimpulan
Dari Tahun 2015 Sampai Tahun 2019 Ponggok akan mengembangkan semua obyek wisata
yang dimiliki sehingga potensi dan asset desa bisa dimanfaatkan secara optimal untuk
10
memperoleh pendapatan bagi masyarakat maupun pada dalam me-langsungkan pembangunan
secara berkelanjutan. Dengan mengelola satu obyek wisata saja yaitu Umbul Ponggok
terbukti pada tahun 2014 pad yang diterima dari hasil usaha bumdes sudah sebesar Rp.
350.000.000,-. Data tersebut bisa membuktikan keberhasilan Desa Ponggok dalam
menjalankan Usaha dan akan terus berupaya untuk meningkatkan pendapatan yang
dihasilkan.
Keberhasilan pelaksanaan otonomi salah satunya dengan melihat keberhasil-an pemerintah
desa memberikan pelayanan kepada masyarakat, berhasil memberdayakan masyarakatnya
untuk mampu membawa masyarakat desa kearah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera
dari sebelumnya. Salah satu desa yang saat ini berhasil mengelola sumberdaya alam dan
mengantarkan desa menjadi desa yang mandiri serta sejahtera adalah Desa Ponggok
Kecamatan Pulanharjo Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Desa Ponggok yang dulunya saat
jauh tertinggal secara perekonomian dan kemajuan masyarakat kini sudah berubah menjadi
salah satu desa yang maju dan berhasil. Untuk mencapai keberhasilan dan kemajuan tersebut
tentunya bukan sebuah perkara yang mudah harus ada perencanaan dan strategi yang matang
sehingga meng-hasilkan sebuah produk kebijakan yang bagus dan nilai jual tinggi, serta bisa
memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Saran
Indonesia merupakan negeri yang berlimpah akan sumber daya alamnya, baik berupa benda
mati maupun benda hidup yang berada di negeri kita ini yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Terutama minyak bumi, gas alam, beberapa jenis
barang tambang, mineral, hutan tropis dengan berbagai jenis kayu dan hasil hutannya,
kekayaan laut, dan sebagainya. Apalagi dalam pengelolaan sumber daya alam Desa
Ponggokbisa menjadi inspirasi untuk desa-desa lainya yang ada di beberapa provinsi di
indonesia, yang mempunyai badan usaha milik desa dengan pendapatan yang luar biasa untuk
menunjang PAD pemerintahan daerah di kabupaten tersebut dan membuka lapangan kerja
untuk masyarakat sekitar sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar
terkhusus di Desa PonggokKecamatan Pulanharjo Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sehingga
tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi-informasi soal startegi pengelolaan sumber
daya alam di desa yang sudah terbukti kualitas dan kuantitas dalam pengelolaanya untuk
menjadi contoh desa-desa yang masih tertinggal jauh dari desa lainya.
11
BAB III
ANALISIS JURNAL
A. Relevansi kedua topik jurnal dengan mata kuliah
Topik yang dibahas pada jurnal pertama ini menyangkut tentang(Keanekaragamaan Hayati
dalam Menunjang Ketahanan Pangan) dan jurnal 2 menyangkut tentang(Staregi Pengolahan
Sumber Daya Alam Desa Ponggok ) sebagai mahasiswa pada jurusan pendidikan geografi,
jurnal ini merupakan jurnal yang berhubungan dengan kajian Biogeografi dimana
pembelajaran ini tepat untuk seorang calon menjadi guru dimana pada kedua kajian jurnal
tidak terlepas dari kajian Biogeografi serta berbagai kajian yang mempengaruhinya yang
dianalisis dengan berbagai metode yang terdapat pada kedua jurnal ini tentu memiliki
relevansi dengan mata kuliah Biogeografi.Pada mata Biogeografi previewer memilih kedua
jurnal ini untuk di review.
12
E. Kesimpulan dan saran yang diajukan penulis kedua jurnal serta implikasi pada
penelitian berikutnya
Pada kedua jurnal ini memiliki kesimpulan yang diajukan oleh penulis. Kesimpulan yang
diajukan oleh penulis dakam kedua jurnal dapat mewakili dari keseluran hasil pembahasan
yang terdapat pada kedua jurnal. Dimana penulis menyimpulkan dengan jelas yang dapat
memudahkan pembaca memahami kesimpulan yang diuraikan oleh penulis. Kesimpulan
dinilai saling berhubungan pada setiap kalimat yang diuraikan pada bagian kesimpulan.
Kesimpulan yang diuraikan penulis sangat membantu penulis lain atau peneliti lain untuk
memahami dan akan berguna pada penelitian selanjutnya.
Pada jurnal pertama tidak terdapat saran oleh penulis, sedangkan pada jurnal kedua saran
dipaparakan oleh penulis.Kesimpulan dan saran yang diajukan oleh penulis tentu saja bisa
mempengaruhi implikasi pada penelitian berikutnya dimana model dan metode penelitian
yang digunakan mampu menggambarkan respon Kepemimpinan.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pereviewer mengambil kesimpulan dari hasil review kedua jurnal telah dikerjakan dengan
jurnal pertama yang berjudul “Keanekaragamaan Hayati dalam Menunjang Ketahanan Pangan ” ,
jurnal kedua yang berjudul” Staregi Pengolahan Sumber Daya Alam Desa Ponggok” bahwa
kedua jurnal tersebut adalah jenis jurnal penelitian di Biogeografi . Kedua jurnal tersebut
memiliki beberapa manfaat untuk mahasiswa maupun umum dalam memberikan
pengetahuan tentang materi Biogeografi. Pada kedua jurnal ini dapat dikatakan termasuk
dalam kategori penelitian yang baik. Berdasarkan atas hasil evaluasi dan dalam kritik ini
dengan detail pada dasarnya artikel ini merupakan artikel yang baik karena sudah memenuhi
berbagai kriteria apa yang disebut sebagai “good research” atau riset yang baik. Namun, pada
junal ini juga terdapat berbagai kekurangan, hal diatas yang tidak jelas terutama mengenai
tidak dicantumkannya saran dari peneliti.
B. Saran
Saran saya semoga untuk penelitian berikutnya mampu memanfaatkan dan
memperbaiki berbagai kekurangan yang terdapat dalam artikel. Untuk kedepannya semoga
periview lebih baik lagi dalam meriview jurnal, maka dari pada itu kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan oleh periview.
14
DAFTAR PUSTAKA
15