Skor :
BIOLOGI UMUM
Dosen Pengampu : Dr. Aswarina Nasution, M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review (CJR) ini
tepat pada waktunya. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi
Umum. Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami berbagai hambatan dan
kesulitan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan Critical Journal Review ini masih jauh
dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar berguna untuk kedepannya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada para
pembaca, semoga tugas ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat CJR
1
D. Identitas Jurnal
a. Identitas Jurnal I
b. Identitas Jurnal II
2
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL
A. Ringkasan Jurnal I
Abstrak
Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati di dunia dan dikenal dengan
sebutan negara megabiodiversity. Ini adalah kekayaan alami yang dapat berguna saat ini atau
saat ini fiture tersebut. Masalah penyediaan pangan akan menjadi salah satu tantangan utama
pembangunan, karena jumlah penduduk selalu meningkat. Sebenarnya keanekaragaman hayati
di Indonesia sebagai “Emas Hijau” yang dapat digunakan sebagai alternatif penanggulangan
masalah menyediakan makanan. Meskipun keanekaragaman hayati yang terbaru sebenarnya
adalah: 1) masih melimpah namun kita pengetahuan yang buruk 2) itu potensial tetapi tidak
ditemukan dan tidak berguna 3) ada peluang masa depan, namun kami mengabaikannya.
Pendahuluan
Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan dikenal sebagai Negara
megabiodiversity Keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut merupakan kekayaan alam yang dapat
memberikan manfaat serbaguna dan mempunyai manfaat yang vital dan strategis, sebagai modal dasar
pembangunan nasional serta merupakan paru-paru dunia yang mutlak dibutuhkan baik pada masa kini
maupun pada masa yang akan datang (Suhartini, 2009). Berdasarkan gambaran kawasan biogeografi,
Indonesia memiliki posisi sangat penting dan strategis dari sisi kekayaan dan kenekaragaman jenis
tumbuhan beserta ekosistemnya. Data Bappenas (2003) meperkirakan terdapat 38.000 jenis tumbuhan
(55% endemik) di Indonesia, sedangkan untuk keanekaragaman hewan bertulang belakang diantaranya
515 jenis hewan menyusui (39% endemik), 511 jenis reptilia (30% endemik), 1531 jenis burung (20%
endemik) dan 270 jenis amphibi (40% endemik). Namun demikian Indonesia juga merupakan negara
dengan tingkat keterancaman lingkungan yang tinggi terutama terjadinya kepunahan jenis dan kerusakan
habitat yang menyebabkan menurunkan kenekaragaman hayati.
3
Meskipun Indonesia disebut-sebut sebagai negara agraris, akan tetapi kenyataannya masih banyak
kekurangan pangan. berkurangya lahan pertanian yang dikonversi menjadi pemukiman dan lahan industri,
telah menjadi ancaman dan tantangan tambahan bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang mandiri
dalam bidang pangan.
Kajian Pustaka –
Metode Penelitian –
Hasil dan Diskusi
Kanekaragaman hayati menurut World Wildlife Fund dalam Mochamad Indrawan dkk (2007)
adalah jutaan tumbuhan, hewan dan mikroorganisme termasuk yang mereka miliki serta ekosistem rumit
yang mereka bentuk menjadi lingkungan hidup. Keanekaragaman hayati Indonesia sebagian telah
dimanfaatkan, sebagian baru diketahui potensinya, dan sebagian lagi belum dikenal.
Pemanfaatan keanekaragaman hayati secara langsung bukan tidak mengandung resiko. Dalam hal
ini, kepentingan berbagai sektor dalam pemerintahan, masyarakat dan swasta tidak selalu seiring. Banyak
unsur yang mempengaruhi masa depan keanekaragaman hayati Indonesia, seperti juga tantangan yang
harus dihadapi dalam proses pembangunan nasional secara keseluruhan, khususnya jumlah penduduk yang
besar dan menuntut tersedianya berbagai kebutuhan dasar.Penyusutan keanekaragaman jenis terjadi baik
pada populasi alami, maupun budidaya. Berkurangnya keanekeragaman hayati populasi budidaya tercatat
dengan jelas. Pemakaian bibit unggul secara besar-besaran menyebabkan terdesak dan menghilangnya
bibit tradisional yang secara turun-temurun dikembangkan oleh petani (Swaminathan, 1983 dalam Okid
Parama Astirin. 2000).
Ketahanan Pangan
Dari perpektif sejarah istilah ketahanan pangan (food security) muncul dandibangkitkan karena kejadian
krisis pangan dan kelaparan. Istilah ketahanan pangan dalam kebijakan pangan dunia pertama kali
digunakan pada tahun 1971 oleh PBB untuk membebaskan dunia terutama negara-negara berkembang dari
krisis produksi dan suply makanan pokok. Melalui sistem pertanian, kekayaan dan keanekaragaman hayati
harus dapat dikelola dan dikembangkan sehingga mampu menjamin ketersediaan pangan. Sayangnya
kekayaan untuk mempertahankan kedaulatan pangan ini mulai menyusut karena berbagai perubahan.
Penyebabnya adalah kegiatan dan tindakan manusia dalam membuka hutan untuk lahan pertanian tanaman
pangan maupun industri serta menebang pohon secara berlebihan upaya mewujudkan ketahanan pangan
nasional harus lebih dipahami sebagai pemenuhan kondisi-
4
kondisi: (1) Terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersedian yang cukup,dengan pengertian ketersediaan
pangan dalam arti luas, mencakup pangan yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan dan memenuhi
kebutuhan atas karbohidrat, vitamin dan mineral serta turunan, yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan
kesehatan manusia.(2) Terpenuhinya pangan dengan kondisi aman, diartikan bebas dari pencemaran
biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan
manusia, serta aman untuk kaidah agama.(3) Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, diartikan
bahwa distribusi pangan harus mendukung tersedianya pangan pada setiap saat dan merata di seluruh tanah
air. (4). Terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau, diartikan bahwa pangan mudah diperoleh rumah
tangga dengan harga yang terjangkau.
5
3. Kita mempunyai peluang untuk mengembangkan keaneragaman hayati, tetapi tidak
termanfaatkan
4. Kita mempunyai tantangan untuk mengembangkan keaneragaman hayati, tetapi kita
tidak mampu menjawabnya
5. Kita mengetahui bahwa keaneragaman hayati sangat bernilai guna, tetapi tercampakkan
6. Kita mengetahui bahwa keanekaragaman hayati mempunyai prospek masa depan yang
menjanjikan, namun tidak pernah memenuhinya dan bahkan mengingkarinya melalui
eksploitasi yang tidak bertanggungjawab.
Kesimpulan
Kehilangan keanekaragama hayati sangat erat kaitannya dengan kerusakan lingkungan.
Ketidak seimbangan ekosistem menghasilkan bencana dimana-mana. Konversi hutan dan
tataguna lahan yang tidak dikelola dengan baik akan membuat menurunnya produktivitas
pertanian dan pangan makin merosot. Jika kondisi demikian tetap belum ada solusinya, maka
Indonesia akan tetap menjadi pengimport bahan pokok, terutama beras dan terigu terbesar.
Ironis sekali dengan kekayaan keanekaragaman hayati yang dimilikinya logikanya Indonesia
akan terbebas dari persoalan pangan.
B. Ringkasan Jurnal II
Abstrak
Pembangunan desa bisa dilakukan dengan memberdayakan dan mengelola kekayaan sumber daya
yang ada di desa. Sumber daya adalah sebuah aset yang harus dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya untuk kesejahteraan masyarakat. Pemerintahan desa tentunya mempunyai peran penting dan juga
harus mempunyai strategi sebagai alat untuk mencapai tujuan instansi maupun perusahaan dalam kaitannya
dengan tujuan jangka panjang yang matang, dalam pengelolaan sumber daya atau asset desa. Tulisan ini
bertujuan untuk mengetahui strategi Pemerintah Desa Ponggok dalam pengelolaan sumber daya alam.
Strategi sebagai alat untuk mencapai tujuan instansi maupun perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan
jangka panjang Clausewitz (2013).
6
Pendahuluan
Kekayaan alam yang dimiliki suatu desa adalah poin penting bagi desa dan bisa menjadi tempat
pengumpulan pundi-pundi pemasukan apabila dikelola dengan baik dan benar. Salah satu wadah untuk
pengelolaan sumber daya alam adalah dengan mendirikan badan usaha milik desa sebagai yang dilakukan
oleh pemerintah Desa Ponggok Klaten Jawa tengah. Kemandirian dalam penyeleng-garaan pemerintahan
dan pembangunan desa merupakan suatu hal yang sangat penting. Kemandirian desa berarti
mengedepankan kemampuan diri desa sebagai subyek dari penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan desa. Kemandirian desa sangat penting dilihat dari aspek filosofis, historis, dan strategis.
Salah satu desa yang saat ini berhasil mengelola sumberdaya alam dan mengantarkan desa menjadi desa
yang mandiri serta sejahtera adalah Desa Ponggok Kecamatan Pulanharjo Kabupaten Klaten Jawa Tengah.
Desa ponggok yang dulunya saat jauh tertinggal secara perekonomian dan kemajuan masyarakat kini sudah
berubah menjadi salah satu desa yang maju dan berhasil. Untuk mencapai keberhasilan dan kemajuan
tersebut tentunya bukan sebuah perkara yang mudah harus ada perencanaan dan strategi yang matang
sehingga menghasilkan sebuah produk kebijakan yang bagus dan nilai jual tinggi, serta bisa memberikan
kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Kreatifitas masyarakat dan apparat desa ponggok, Klaten Jawa tengah melalui pengelolaan sumber
daya alam yang dimiliki berupa umbul yang kemudian menjadi obyek wisata umbul ponggok sebuah
tempat permandian yang belakangan ini menarik wisatawan lokal dan mancanegara untuk berkunjung.
Dahulunya tempat tersebut hanyalah tempat permandian biasa, namun sekarang disulap menjadi salah satu
tempat rekreasi ternama di Jawa Tengah dan Indonesia. Keberadaan obyek wisata tersebut bisa
meningkatkan pendapatan asli daerah yang dahulunya hanya 5 juta pertahun menjadi 6,5 miliar pertahun.
Tinjauan Pustaka –
Metode
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini
adalah Kepala Desa Ponggok, selaku penggasan untuk pembangunan desa dan Manajer BUMDES Desa
Ponggok dan masyarakat Desa Ponggok selaku pengelola BUMDES. Prosedur penelitian ini adalah
pertama, pra survey melalui perlu dijabarkan menurut tipe penelitiannya. Penelitian ini adalh penelitian
kualitatif deskriptif. Adapun cara yang dilakukan untuk memperoleh data adalah dengan melakukan pra
survey, kemudian pengamatan situasi/observasi dan studi literature untuk melengkapi data.
Teknik analisis data menggunakan Analisa data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis. Data yang di dapatkan dari hasil observasi, studi literatur, maupun hasil dari observasi,
7
dikelompokan kedalam kategori dan kemudian menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun
kedalam pola dan diolah sedemikian rupa sehingga memperoleh kesimpulan berupa ke-
benaran yang dapat dipakai sebagai jawaban atas permasalahan-permaslahan yang diajukan
dalam penelitian (M.Hum 2010:40). Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan
model Miles dan Heberman dalam Sugiyono (2014:334-335).
Desa Ponggok terletak di Kecamatan Pulanharjo Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Secara geografis
Desa Ponggok terletak diantara dua gunung yang ada di Jawa Tengah yaitu, Gunung Merapi dan Gunung
Merbabu, hal ini kemudian membuat desa ini kaya akan sumber daya mata air bersih yang siap untuk
dikelola dan dikembangkan. Potensi alam yang ada di Desa Ponggok adalah berupa sumber mata air bersih
atau warga disekitar menyebut dengan nama umbul. Adapun nama-nama umbul yang ada di Desa Ponggok
diantaranya adalah Umbul Besuki, Umbul Sigedang, Umbul Ponggok, Umbul Kapilaler, Umbul Cokro.
Secara umum, kata strategi sering didefinisikan sebagi suatu cara untuk mencapai tujuan.
Clausewitz yang dikutip Yunus (2016), mengartikan strategi merupakan rencana jangka panjang untuk
mencapai tujuan. Strategi terdiri dari beberapa aktivitas penting yang perlu untuk mencapai sebuah tujuan.
Strategi Manajemen Aset Menurut Chandler dalam Hayyuna, (2016) mendefinisikan strategi
sebagai alat untuk mencapai tujuan instansi maupun perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka
panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Dengan keuangan. David J Hunger
dan Thomas L. Wheelen yang dikutip oleh Joesron (2005, h. 18) menyatakan bahwa strategi manajemen
memiliki dasar pokok meliputi:
a) Mengamati lingkungan (enviromental scanning) Mengamati lingkungan adalah kegiatan
memonitoring faktor internal organisasi dan eksternal organisasi melalui konsep kekuatan (strength),
kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity) dan ancaman (threaths).
b) Penyusunan strategi (strategy formulation) Penyusunan strategi mem-bahas tentang pengembangan
rencana jangka panjang seperti penentuan visi dan misi, tujuan yang akan dicapai, mengembangkan
strategi yang diwujud-kan dalam suatu program maupun prosedur sebagai pedoman dalam me-lakukan
kegiatanorganisasi.
c) Pelaksanaan strategi (strategy implementation) Pelaksanaan strategi merupakan penerapan kebijakan-
kebijakan yang telah ditentukan melalui pengembangan program, budget, dan prosedur. Pelaksanaan
strategi pada setiap organisasi dapat berbeda-beda atau menyesuaikan dengan keadaan dari lingkungan
organisasi tersebut.
8
d) Evaluasi atau kontrol Untuk mengetahui apakah suatu organisasi berjalan sesuai dengan strategi yang
telah disusun maka, organisasi memerlukan sebuah pengawasan baik dari keanggotaan atau pihak
internal maupun pihak ketiga atau eksternal.
9
4. Strategi One Village One Product
Sejarah konsep one village one product (OVOP) ada gagasan untuk satu desa satu product pertama kali
digagas oleh Gubenrur Oit Jepang yang bernama Morihiko hiramatsu tahun 1980 (Bumdes
mandiritirta,2017). Kemudian seiring perkembangan zaman dan informasi banyak negara-negara di dunia
yang menerapkan konsep OVOP dengan mengembangan beberapa program yang menjadi unggulan
masing-masing negara tersebut. Indonesia saat ini melalui Kementerian Desa PDTT sudah mulai serius
untuk megembangkan konsep OVOP yang merupakan menjadi pilar ke empat dari prioritas Kementerian
Desa PDTT konsep ovop ini dikembangkan beringan dengan dengan dana desa.
10
Kesimpulan
Dari Tahun 2015 Sampai Tahun 2019 Ponggok akan mengembangkan semua obyek wisata yang
dimiliki sehingga potensi dan asset desa bisa dimanfaatkan secara optimal untuk memperoleh pendapatan
bagi masyarakat maupun pada dalam melangsungkan pembangunan secara berkelanjutan. Dengan
mengelola satu obyek wisata saja yaitu Umbul Ponggok terbukti pada tahun 2014 yang diterima dari hasil
usaha bumdes sudah sebesar Rp. 350.000.000,-. Data tersebut bisa membuktikan keberhasilan desa
Ponggok dalam menjalankan usaha dan akan terus berupaya untuk meingkatkan pendapatan yang
dihasilkan.
Keberhasilan pelaksanaan otonomi salah satunya dengan melihat keberhasilan pemerintah desa
memberikan pelayanan kepada masyarakat, berhasil memberdayakan masyarakatnya untuk mampu
membawa masyarakat desa kearah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera dari sebelumnya. Salah satu
desa yang saat ini berhasil mengelola sumber daya alam dan mengantarkan desa menjadi desa yang
mandiri serta sejahtera adalah Desa Ponggok Kecamatan Pulanharjo Kabupaten Klaten Jawa Tengah.
Desa Ponggok yang dulunya saat jauh tertinggal secara perekonomian dan kemajuan masyarakat kini
sudah berubah menjadi salah satu desa yang maju dan berhasil. Untuk mencapai keberhasilan dan
kemajuan tersebut tentunya bukan sebuah perkara yang mudah harus ada perencanaan dan strategi yang
matang sehingga menghasilkan sebuah produk kebijakan yang bagus dan nilai jual tinggi, serta bisa
memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
11
Saran
Indonesia merupakan negeri yang berlimpah akan sumber daya alamnya, baik berupa
benda mati maupun benda hidup yang berada di negeri kita ini yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Terutama minyak bumi, gas alam, beberapa jenis barang
tambang, mineral, hutan tropis dengan berbagai jenis kayu dan hasil hutannya, kekayaan laut,
dan sebagainya. Apalagi dalam pengelolaan sumber daya alam Desa Ponggokbisa menjadi
inspirasi untuk desa-desa lainya yang ada di beberapa provinsi di indonesia, yang mempunyai
badan usaha milik desa dengan pendapatan yang luar biasa untuk menunjang PAD
pemerintahan daerah di kabupaten tersebut dan membuka lapangan kerja untuk masyarakat
sekitar sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar terkhusus di Desa
PonggokKecamatan Pulanharjo Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sehingga tulisan ini bertujuan
untuk memberikan informasi-informasi soal startegi pengelolaan sumber daya alam di desa
yang sudah terbukti kualitas dan kuantitas dalam pengelolaanya untuk menjadi contoh desa-
desa yang masih tertinggal jauh dari desa lainya.
12
BAB III
ANALISIS JURNAL
Topik yang dibahas pada jurnal pertama ini menyangkut tentang (Keanekaragamaan Hayati
dalam Menunjang Ketahanan Pangan) dan jurnal 2 menyangkut tentang (Straregi Pengolahan
Sumber Daya Alam Desa Ponggok) sebagai mahasiswa pada jurusan pendidikan fisika, jurnal
ini merupakan jurnal yang berhubungan dengan kajian Biogeografi dimana pembelajaran ini
tepat untuk seorang calon menjadi guru dimana pada kedua kajian jurnal tidak terlepas dari
kajian Biogeografi serta berbagai kajian yang mempengaruhinya yang dianalisis dengan
berbagai metode yang terdapat pada kedua jurnal ini tentu memiliki relevansi dengan mata
kuliah Biologi Umum. Pada mata kuliah Biologi Umum previewer memilih kedua jurnal ini
untuk di review.
Pada jurnal pertama dan junal kedua tidak terdapat kajian teori yang disertakan penulis.
Biasanya dalam metodologi penelitian sering dibahas kajian teori dimana hal ini berguna untuk
memahami akan pentingnya sebuah penelitian yang didukung dengan teori. Metode penelitian
jurnal yang digunakan dan relevansinya.
Pada jurnal pertama penulis tidak menyertakan Metodologi penelitian dalam jurnal.
Sedangkan pada jurnal kedua Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan model Miles
dan Heberman dalam Sugiyono (2014:334-335). Teknik analisis data menggunakan Analisa data
merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis. Data yang di dapatkan dari hasil
observasi, studi literatur, maupun hasil dari observasi, dikelompokan kedalam kategori dan
kemudian menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun kedalam pola dan diolah sedemikian rupa
sehingga memperoleh kesimpulan berupa ke-benaran yang dapat dipakai sebagai jawaban atas
permasalahan-permaslahan yang diajukan dalam penelitian (M.Hum 2010:40).
13
D. Kerangka berpikir penulis jurnal pada bagian pembahasan
Pada kedua jurnal ini memaparkan kerangka berpikir dengan jelas, baik yang
tergambar dalam bentuk peta konsep maupun yang tertulis pada bagian pembahasan
dalam laporan jurnal penelitian ini.
14
Kesimpulan dan saran yang diajukan penulis kedua jurnal serta implikasi
pada penelitian berikutnya
Pada kedua jurnal ini memiliki kesimpulan yang diajukan oleh penulis. Kesimpulan yang
diajukan oleh penulis dakam kedua jurnal dapat mewakili dari keseluran hasil pembahasan
yang terdapat pada kedua jurnal. Dimana penulis menyimpulkan dengan jelas yang dapat
memudahkan pembaca memahami kesimpulan yang diuraikan oleh penulis. Kesimpulan
dinilai saling berhubungan pada setiap kalimat yang diuraikan pada bagian kesimpulan.
Kesimpulan yang diuraikan penulis sangat membantu penulis lain atau peneliti lain untuk
memahami dan akan berguna pada penelitian selanjutnya.
Pada jurnal pertama tidak terdapat saran oleh penulis, sedangkan pada jurnal kedua saran
dipaparakan oleh penulis. Kesimpulan dan saran yang diajukan oleh penulis tentu saja bisa
mempengaruhi implikasi pada penelitian berikutnya dimana model dan metode penelitian yang
digunakan mampu menggambarkan respon Kepemimpinan.
Pada kedua jurnal ini memiliki abstrak yang jelas sehingga dengan membaca abstrak
pembaca dapat mengetahui hasil dari jurnal. Pada kedua jurnal tidak memiliki kajian teori atau
kajian pustaka. Biasanya di dalam metedologi penelitian sering dibahas kajian teori atau kajian
pustaka dimana hal ini berguna untuk memahami akan pentingnya sebuah penelitian yang
didukung oleh teori. Pada jurnal pertama metode penelitian tidak dipaparkan oleh penulis,
sedangkan pada jurnal kedua metode penelitian dipaparkan oleh penulis.Jurnal pertama
Penelitan ini merupakan hasil dari penelitian yang dijelaskan secara rinci yang mana pada
bagian hasil penelitian, peneliti memaparkan secara jelas aspek – aspek yang diteliti, penulis
jurnal menulis artikel ini dengan cukup sitematis dan logis sehingga alur jalannya penelitian
ini dapat dimengerti oleh pembaca.tetapi pada jurnal kedua hasil dan pembahasan tidak
dikemukakan. Pada kedua Jurnal pertama terdapat saran, sedangkan pada jurnal kedua
memiliki saran yang diajukan penulis, Saran diajukan oleh penulis yaitu dimana saran dapat
berguna bagi masyarakat/pembaca awam serta juga memiliki manfaat bagi para peneliti untuk
penelitian selanjutnya. Kedua jurnal ini sangat berhubungan dengan posisi kami selaku penulis
critical journal review yang mengambil pendidikan geografi menjadi seorang guru dan yang
sedang mempelajari mata kuliah Biogeografi di Universitas Negeri Medan. Sebagai preview
jurnal yang masih banyak belajar dapat dikatakan bahwa preview membutuhkan arahan serta
kritik dan saran dalam penulisan-penulisan critical journal review ini.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pereviewer mengambil kesimpulan dari hasil review kedua jurnal telah dikerjakan dengan jurnal
pertama yang berjudul “Keanekaragamaan Hayati dalam Menunjang Ketahanan Pangan”, jurnal kedua
yang berjudul” Staregi Pengolahan Sumber Daya Alam Desa Ponggok” bahwa kedua jurnal tersebut adalah
jenis jurnal penelitian di Biologi. Kedua jurnal tersebut memiliki beberapa manfaat untuk mahasiswa
maupun umum dalam memberikan pengetahuan tentang materi Biologi. Pada kedua jurnal ini dapat
dikatakan termasuk dalam kategori penelitian yang baik. Berdasarkan atas hasil evaluasi dan dalam kritik
ini dengan detail pada dasarnya artikel ini merupakan artikel yang baik karena sudah memenuhi berbagai
kriteria apa yang disebut sebagai “good research” atau riset yang baik. Namun, pada jurnal ini juga terdapat
berbagai kekurangan, hal diatas yang tidak jelas terutama mengenai tidak dicantumkannya saran dari
peneliti.
B. Saran
Saran kami semoga untuk penelitian berikutnya mampu memanfaatkan dan memperbaiki berbagai
kekurangan yang terdapat dalam artikel. Untuk kedepannya semoga periview lebih baik lagi dalam
meriview jurnal, maka dari pada itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan oleh periview.
16
DAFTAR PUSTAKA
17