DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4:
ASKA KHAIRANI :4211141008
ANNAS NURUL AZMI :4211141002
DAFFA AFDHANNISA :4211141013
SARI RANI PINEM :4213341024
SINDI CLODIA SITEPU :4213341026
STEPHANIE AGUSTIN SIANTURI :4213341018
DOSEN PENGAMPU :
ASWARINA NASUTION, M.Pd
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “CRITICAL JOURNAL REVIEW”. Tugas ini di buat untuk memenuhi
salah satu mata kuliah kami yaitu “BIOLOGI UMUM”.
Tugas Critical Journal Review ini disusun dengan harapan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita semua khusunya dalam memahami bioindustri. Kami
menyadari bahwa tugas critical journal review ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, Kami mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas.
.Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Kami berharap semoga tugas critical journal
review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya. Atas perhatiannya
Kami mengucapkan Terimakasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................
PENGANTAR............................................................................................................................
A. Rasionalisasi pentingnya CJR..........................................................................................
B. Tujuan Penulisan CJR......................................................................................................
C. Manfaat CJR....................................................................................................................
D. Identitas Jurnal yang diriview........................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................
RINGKASAN ISI JURNAL.......................................................................................................
1. Ringkasan Jurnal utama.....................................................................................................
1.1 Pendahuluan..............................................................................................................
1.2 Metode Penelitian.....................................................................................................
1.3 Hasil dan Pembahasan..............................................................................................
2. Ringkasan Jurnal Kedua.....................................................................................................
2.1 Pendahuluan..............................................................................................................
2.2 Metode Penelitian.....................................................................................................
2.3 Hasil Penelitian.........................................................................................................
2.4 Bahasan...................................................................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................14
KEUNGGULAN JURNAL.....................................................................................................14
3.1 Keunggulan dan Kelemahan Artikel 1.....................................................................14
3.2 Keunggulan dan Kelemahan Artikel 2.....................................................................14
BAB IV....................................................................................................................................15
IMPLIKASI ARTIKEL............................................................................................................15
4.1 Teori baru yang diperoleh.........................................................................................15
4.2 Manfaat topik review bagi pembangunan Indonesia................................................15
4.3 Analisis mahasiswa...................................................................................................15
BAB V.......................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................16
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................16
5.2 Saran..........................................................................................................................16
Daftar Pustaka...........................................................................................................................17
iii
BAB I
PENGANTAR
Disaat kita membutuhkan sebuah referensi, yaitu journal sebagai sumber bacaan kita
selain buku dalam mempelajari mata kuliah Biologi Umum, sebaiknya kita terlebih
dahulu mengkritisi journal tersebut agar kita mengetahui journal mana yang lebih relevan
untuk dijadikan sumber bacaan.
B. Tujuan Penulisan CJR
Jurnal Pertama
1
Jurnal Kedua
1. Judul artikel : Gaya Hidup Sebagai Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2
2. Nama journal : Jurnal e-CliniC
3. Edisi terbit : 2021
4. Pengarang artikel : Murtiningsih, M.K, Pandelakai, K Dan Sedli,B.P
5. Penerbit : Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
6. Kota terbit : Manado
7. ISSN : 2337-5949
2
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
3
dilakukan berdasarkan hasil observasi. Stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran
yang
disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi oleh lingkungan
maupun penampilan individu di dalam lingkungan, diukur melalui kuisioner. Data
dianalisis secara univariat dengan menggunakan perhitungan nilai statistik dan tabel
distribusi frekuensi untuk menggambarkan karakteristik responden yang meliputi
kejadian hipertensi pada responden, obesitas pada responden dan stress pada responden.
Analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan variabel bebas dengan
variabel terikat dan memprediksi risiko variabel yang diteliti dengan menggunakan Uji
chi square dan perhitungan prevalensi odd rasio (POR).
1.3 Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil observasi sebagian besar responden (63,8%)
menderita hipertensi. Responden yang mempunyai status Obesitas sebanyak 35 orang
(60,3%) dan responden yang normal sebanyak 23 orang (39,7%). Berdasarkan hasil
wawancara dengan responden diketahui bahwa sebagian besar responden 46 orang
( 79,3%) responden dengan skor stress > 11-30 dengan kategori stress, sedangkan
sebanyak 12 orang (20,7%) dengan skor stress <11 dengan katagori tidak stress.
Sebanyak 42 responden (72,4%) mengalami peristiwa-peristiwa yang membuat stress
dan sebanyak 16 responden (27,6%) tidak mengalami peristiwa yang membuat
stress.Perasaan depresi atau tertekan yang biasanya dirasakan responden sebanyak
(29,3%) responden kehilangan minat atau kemauan, (87,9 %) responden merasakan
sedih, Berkurangnya kesukaan pada hobi dirasakan oleh responden sebanyak (34,5%).
Gejala somatik yang biasanya dirasakan responden sebanyak (87,9%) responden
merasakan nyeri otot, (19,00%) responden merasakan kedutan otot, (65,5%) merasakan
kaku suara tidak stabil. Gejala sensorik yang biasanya dialami sebanyak (65,5%)
responden merasakan tangan berdenyut, (27,6%) responden merasakan muka merah,
(37,9%) responden merasa mudah lemah.Hasil uji statistik di peroleh nilai p = 0,03
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara obesitas dengan kejadian
hipertensi, nilai POR= 3,8 diantaranya responden yang obesitas mempunyai resiko 3,8
kali menderita hipertensi di bandingkan dengan responden yang tidak obesitas. Hasil uji
statistik diperoleh nilai p= 0,01 maka dapat di simpulkan ada hubungan antara stress
dengan kejadian hipertensi, nilai POR= 6,2 artinya responden yang stress mempunyai
risiko 6,2 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan responden yang tidak
stress.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko
4
kejadian hipertensi dengan nilai p = 0,047 dan nilai OR = 4,02 dan 95% CI = 1,72-9,37.
Hal tersebut berarti bahwa obesitas berisiko terkena hipertensi sebesar OR= 4,02 kali
dibandingkan orang yang tidak obesitas.Hampir semua orang yang kelebihan berat
badan sebanyak 20% pada akhirnya akan menderita takanan darah tinggi. Penyelidikan
epidemiologi membuktikan bahwa obesitas merupakan ciri khas pada populasi pasien
hipertensi.Stres pada pekerjaan cenderung menyebabkan hipertensi berat. Sumber stres
dalam pekerjaan meliputi beban kerja, fasilitas kerja yang tidak memadai, peran dalam
pekerjaan yang tidak jelas, tanggung jawab yang tidak jelas, masalah dalam hubungan
dengan orang lain, tuntutan kerja, dan tuntutan keluarga.
6
RS terdapat hubungan
Pancaran Kasih pola aktivitas fisik
Manado dan pola makan
dengan dengan
kadar gula darah,
sehingga
membenarkan
adanya hubungan
pola aktivitas fisik
dan pola makan
dengan kadar gula
darah berpengaruh
terhadap kejadian
DMT2
3. Nuraini HY, Sebanyak 1299 Cross sectional Hasil penelitian
Supriatna, 2016 pasien dapat
yang kontrol pada menunjukkan
poliklinik penyakit bahwa persepsi
dalam di RS Bunda dari tiga variabel
Margonda Depok yaitu pola makan,
aktivitas terhadap
DMT2, dan
riwayat penyakit
keluarga. Hasil
yang mempunyai
hubungan terhadap
kejadian DMT2
ialah variabel pola
makan yang
buruk.
4. Subiyanto I, Populasi kasus Case control Hasil analisis
2018 seluruh menunjukkan
pasien penderita variabel yang
7
DMT2 Didapatkan
dan kontrol ialah berhubungan
seluruh dengan hasil
pasien yang tidak penelitian pada
mende-rita DM di kasus dan kontrol.
poliklinik RS Gatot Terdapat pengaruh
Subroto. aktivitas fisik
terhadap kejadian
DMT2 dan
terdapat pengaruh
pada pola
makan terhadap
kejadian DMT2.
5. Amanina A et Populasi kasus Case control Hasil uji statistik
al, 2014 penderita menunjukan
DMT2 sedangkan hubungan asupan
populasi kontrolnya karbohidrat
bukan penderita dengan kejadian
DMT2 DMT2
di Puskesmas di wilayah kerja
Surakarta Puskesmas
Purwosari dan
adanya hubungan
asupan serat tidak
baik dengan
kejadian DMT2 di
wilayah kerja
Puskesmas
Purwosari.
6. Cahil LE et al, Pada 70.842 wanita Case control Hasil pada
2014 dari kelompok
Nurses 'Health responden
Study mendapat-
8
dan 40.789 pria dari kan adanya
Health hubungan dengan
Professionals risiko terjadi
Follow-Up Study di DMT2 umumnya
Amerika Serikat lebih kuat pada
respoden
yang makan
gorengan di luar
rumah dengan
frekuensi 4
kali/minggu
daripada makan
gorengan di rumah
dengan frekuensi
yang
di dapatkan 1
kali/minggu.
7. Maimunah S et Semua penderita Case control Didapatkan hasil
al, 2020 DM bahwa pada pola
menjadi sampel makan yang tidak
pada baik di dalamnya
kasus dan kontrol, terdapat hubungan
responden 120 (60 dan risiko terkena
kasus DM tipe 2.
dan 60 kontrol) di
RSUD DR.H.Moc
Ansari Sale
8. Yunanto KW, Jumlah populasi Cross sectional Hasil penelitian ini
2017 (22.236) sampel menunjukkan
yang dipilih bahwa
minimal sebanyak terdapat pola
96 makan yang masih
responden remaja di salah pada remaja,
9
Kecamatan Kraton seperti tingginya
konsumsi fast
food, konsumsi
gorengan, dan
minuman
bermanis atau
cemilan. Jadi
tingginya respoden
yang
mengonsumsi
makanan dan
minuman manis
secara berlebihan
dapat berpengaruh
terhadap
peningkatan risiko
terkena DMT2.
9. Leiva AM et al, Sampel yang dipilih Cross sectional Hasil penelitian
2017 sesuai dengan 4.700 dapat
orang (4.162 membandingkan
normal, 538 penderita DM
diabetes) di dengan non-DM.
universitas besar, Dilaporkan
Santiago Chili bahwa aktivitas
fisik total lebih
rendah,
dengan prevalensi
tidak aktif fisik
lebih
tinggi dan waktu
lebih lama
dihabiskan un-
tuk aktivitas santai
10
dan banyak duduk
dapat memiliki
faktor resiko
DMT2 dan
terdapat jauh lebih
tinggi pada
penderita DM.
10. Sami W et al, Data dikumpul dari Cross sectional Hasil uji satu
2020 pasien yang sampel sikap diet
mengun- keseluruhan
jungi Pusat pasien dengan DM
Kesehatan 2 sudah cukup
Primer sebanyak baik, tapi terjadi
350 sikap positif dan
sampel di Kerajaan sikap negatif bila
Arab Saudi dibandingkan
dalam
subkelompok,
yang.
menunjukkan
bahwa pasien DM
juga
memiliki pengaruh
sikap diet tidak
tepat
terhadap pilihan
makanan yang
tidak baik.
11
2.4 Bahasan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh gaya hidup pola makan dan
aktivitas fisik sebagai faktor resiko DMT2. Individu yang memiliki pola makan tidak
teratur memiliki kadar gula darah lebih buruk dibandingkan dengan yang memiliki pola
makan tidak teratur.Selain makanan cepat saji, konsumsi makanan yang digoreng dengan
frekuensi makan 1 kali dalam sehari merupakan persentase tertinggi (39,6%) dan
konsumsi lebih dari 1 kali dalam sehari memiliki persentase yang cukup tinggi (21,9%),
Tingginya persentase konsumsi makanan cepat saji dapat dipengaruhi oleh lingkungan
area perkotaan yang lebih maju dibandingkan area pedesaan sehingga memiliki gaya
hidup modern dengan banyak menu makanan dan cara hidup yang kurang/tidak sehat.Hal
ini disebabkan oleh: pertama, minyak memburuk selama meng-goreng, terutama bila
minyak digunakan kembali yang merupakan praktik yang mungkin lebih umum
dilakukan di luar rumah daripada di rumah; kedua, frekuensi ukuran porsi seringkali
lebih besar dan memiliki kandungan natrium lebih tinggi.
Selain itu respoden yang mengosumsi gorengan di luar rumah atau restoran juga
mengonsumsi minuman yang dimaniskan dengan gula sehingga asupan makanan dan
minuman yang dikonsumsi meliputi tinggi asupan kalori, asupan natrium, dan
gula.Penyerapan gula dapat menyebab-kan peningkatan kadar gula darah dan
meningkatkan sekresi insulin. Individu yang mempunyai pola makan buruk berisiko 3,8
lebih besar terkena DM dibandingkan yang mempunyai pola makan baik.Bila seseorang
menjaga pola makan dengan baik seperti konsumsi rendah gula dan tinggi serat (lebih
banyak makan buah dan sayuran), hal ini dapat memperkecil risiko menyandang DMT2.
Kementerian Kesehatan RI juga menyebutkan bahwa konsumsi makanan yang tidak
seimbang, tinggi gula, dan rendah serat juga merupakan faktor risiko DM. Penelitian oleh
Sami et al di Saudi Arabia menyatakan bahwa peran sikap,budaya dan perilaku terhadap
makanan dalam pengelolaan diabetes tidak dapat diabaikan, karena sikap penyandang
DM terhadap makanan dipengaruhi oleh budaya yang kuat. Mayoritas pasien me-
nyatakan tidak suka makan makanan diet, juga tidak suka menjauhi makanan mengan-
dung gula, serta masih mengonsumsi da-ging merah, nasi, produk susu, dan junk
food.Sehubungan dengan pengaruh pola aktivitas fisik terhadap DMT2, Masi dan
12
Mulyadi5 melaporkan bahwa aktivitas fisik yang kurang menyebabkan resistensi insulin
pada DMT2.
DMT2 sebenarnya dapat dikendalikan atau dicegah melalui gaya hidup sehat, seperti
makanan sehat dan aktivitas fisik teratur.5 Hal ini didukung oleh penelitian Leiva et al
yang menyata-kan bahwa aktivitas fisik dan gaya hidup menetap (waktu duduk yang
lama) berkon-tribusi terhadap risiko DMT2 baik pada individu yang tidak aktif secara
fisik dan mereka dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak (≥ 4 jam sehari).
Menurut Subiyanto,7 aktivitas fisik sangat erat berhubungan dengan penyakit
metabolik karena bila seseorang tidak mela-kukan aktivitas fisik 30 menit perhari atau 3
kali dalam seminggu, maka akan terjadi penumpukan lemak dalam tubuh dan insulin
tidak mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi energi yang berakibat terjadinya
DMT2 dengan peningkatan glukosa darah.Sebagian besar responden mengakui kurang
melakukan aktivitas fisik sehari-hari karena kesibukan pekerjaan yang hanya duduk di
kantor dan hanya menggerakkan otot tangan serta kurang melakukan aktivitas fisik
(“malas bergerak”).Dikatakan bahwa aktivitas fisik ringan antara lain hanya berjalan
santai, bermain golf, berjalan kaki ke pasar (tidak mengunakan mobil), banyak duduk di
depan komputer, dan menonton televisi dengan waktu yang lama.
13
BAB III
KEUNGGULAN JURNAL
14
BAB IV
IMPLIKASI ARTIKEL
4.1 Teori baru yang diperoleh
Teori dari Leiva et al, yang menyatakan bahwa aktivitas fisik dan gaya hidup menetap
(waktu duduk yang lama) akan dapat berkonstribusi terhadap resiko DMT2 baik pada
individu yang tidak aktif secara fisik maupun mereka dengan gaya hidup yang tidak
dapat bergerak (>4jam sehari).
Teori dari Amania A et al, yang menyatakan bahwa hubungan asupan karbohidrat
dengan kejadian DMT2 ialah karbohidrat akan dipecah dan diserap oleh
monosakarioda, yang dimana penyerapan tersebut akan meningkatkan kadar gula darah.
Teori dari Fitri(2005), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara
kebiasaan berolahraga dengan kejadian hipertensi, dimana jarang melakukan kegiatan
olahraga akan memiliki resiko terkena hipertensi dibanfingkan dengan orang yang
memiliki kebiasaan olahraga ideal.
4.2 Manfaat topik review bagi pembangunan Indonesia
Manfaat topik review tentang kesehatan yang dibahas pada jurnal tersebut memiliki
hubungan antara pembangunan Indonesia dengan pembangunan kesehatan, yang
dimana Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan Indonesia yang
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia,
baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. Untuk menjamin tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan, diperlukan dukungan dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN),
SKN berperan besar sebagai acuan dalam penyusunan UU tentang Kesehatan, juga
dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arah pelaksanaan pembangunan
kesehatan.
4.3 Analisi mahasiswa
Hasil analisi menunjukkan bahwa resiko terkena penyakit diabetes dan hipertensi lebih
banyak disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat serta karena obesitas,
15
peradangan, stress oksidatif, dan resistensi insulin. Yang dimana penyakit diabetes dan
hipertensi ini dapat memicu munculnya penyakit lain dalam tubuh seperti penyakit
jantung, gagal ginjal, serta menyebabkan arteri menjadi kaku dengan respon
kardiovaskular yang kurang baik pada penderitanya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan lebih
dari separuh (56.4%) penderita hipertensi melakukan pola diet yang kurang baik.
Sebagianbesar (80,8 %) penderita hipertensi memiliki kebiasaan berolahraga tidak baik.
Sebagian besar (82.1%) penderita hipertensi tekanan darahnya tidak terkontrol.Terdapat
hubungan yang bermakna antara pola diet dengan terkontrolnya tekanan darah pada
penderita hipertensi.Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan berolahraga
dengan terkontrolnya tekanan darah pada penderita hipertensi. Serta gaya hidup
mengonsumsi makanan seperti fast food, junk food, karbohidrat tinggi, dan minuman
manis serta gaya hidup dengan aktivitas fisik kurang dan duduk berjam-jam memiliki
risiko tinggi mengalami DMT2.
5.2 Saran
Perlunya menjaga pola makan sehat dengan membatasi konsumsi makanan dan
minuman tinggi gula, kalori, dan lemak, makanan yang mengandung garam dan
makanan cepat saji.
Menjalani olahraga secara rutin untuk membantu tubuh menggunakan hormon insulin
dengan lebih efektif, sehingga kadar gula dalam darah dapat lebih terkontrol.
Menjaga berat badan ideal dan Mengelola stres dengan baik
16
DAFTAR PUSTAKA
Kiki, K., & Meida, D. (2012). Obesitas dan Stress dengan Kejadian Hipertensi. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, KEMAS, 7, 117-121.
Murtiningsih, M. K., Pandelaki, K., & Sedli, B. P. (2021). Gaya Hidup sebagai Faktor
Risiko Diabetes Melitus Tipe 2. e-CliniC, 9(2).
17